Hibrida (biologi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 April 2014 14.45 oleh BP68Rizqi (bicara | kontrib) (menambah artikel utama)
Seseorang sedang melakukan persilangan buatan pada tanaman cabe

Persilangan (bahasa inggris: hybridization atau crossing) dalam biologi adalah perkawinan antar individu ataupun populasi yang berbeda secara genetik untuk menghasilkan rekombinasi gen-gen pada keturunannya. [1] Dalam ilmu biologi molekuler persilangan diartikan sebagai teknik berikatannya suatu untaian tunggal DNA atau RNA dengan untaian komplemen yang berasal dari RNA atau DNA yang berbeda. [2] Persilangan dapat terjadi di antara individu yang berbeda spesies (persilangan interspesifik) maupun antar individu dalam satu spesies (persilangan intraspesifik) yang umumnya dikenal sebagai persilangan antar galur (untuk tanaman) atau antar aksesi. [3] Perkembangbiakan manusia melalui perkawinan adalah contoh persilangan dalam satu spesies. [3] Dalam ilmu peternakan istilah persilangan lebih sering disebut dengan perkawinan. [4] Individu keturunan hasil proses persilangan dapat bersifat subur, mandul, maupun mandul sebagian. [3]

Generasi keturunan hasil suatu persilangan disebut filial disimbolkan dengan huruf F besar dan angka yang menandakan urutan generasi. [3] Contoh penulisan generasi keturunan yaitu: F1 untuk generasi pertama hasil persilangan dan F2 untuk generasi kedua hasil persilangan. [3] Awalnya tujuan utama dari persilangan ialah menggabungkan dua sifat baik atau unggul dari dua tetua dalam satu individu atau populasi. [5] Lebih lanjut dalam kegiatan pemuliaan, persilangan digunakan untuk membuat keragaman genetik pada suatu populasi misalnya jagung dengan harapan akan muncul fenotipe-fenotipe baru yang sifatnya berbeda dari kedua tetuanya. [6]

Persilangan dan pewarisan sifat

contoh bagan persilangan mendel antara kacang kapri berbiji hijau dengan yang berbiji kuning

Persilangan terjadi secara alami pada tanaman menyerbuk terbuka dan untuk sebagian kecil tanaman menyerbuk sendiri. [7] Pada tanaman menyerbuk sendiri, persilangan buatan telah dipraktikkan sejak lama sebelum dilakukan percobaan oleh Gregor Johann Mendel. [7]

Percobaan persilangan mendel sebagai dasar pewarisan sifat

Gregor Johann Mendel dikenal sebagai bapak genetika karena berhasil menemukan pola pewarisan sifat yang menjadi dasar ilmu genetika pada kacang kapri. [8] [9] Dalam percobaannya mendel melakukan persilangan diantara kacang kapri yang telah diketahui perbedaan untuk masing-masing sifat yang diamati. [8] Tanaman yang mendel tanam merupakan galur murni yang apabila ditanam akan menghasilkan tanaman yang sama dengan induknya (true-breeding). [7] [10] Dari percobaan tersebut ia menyimpulkan bahwa sifat suatu tanaman dikendalikan oleh gen dalam bentuk pasangan alel yang berasal dari sel kelamin (gamet) masing-masing tetuanya pada proses perkawinan. [11] Alel-alel pada suatu sifat atau karakter tanaman ada yang bersifat dominan dan resesif. [10] Kenampakan fenotipe pada keturunan-keturunan hasil persilangan menunjukkan adanya pola-pola pewarisan khusus yang dikenal sebagai hukum pewarisan mendel dan akhirnya menjadi dasar untuk memahami pewarisan suatu sifat dan kemungkinan modifikasinya dalam pembentukan suatu kultivar. [12] [7]

Jenis-jenis persilangan dalam percobaan mendel

  • Persilangan satu sifat beda

Persilangan satu sifat beda atau disebut juga persilangan monohibrid adalah persilangan yang dilakukan antara dua individu atau tanaman yang mempunyai perbedaan pada satu sifat. [9] Dalam percobaannya mendel melakukan persilangan diantara kacang kapri yang berbiji halus dengan kacang kapri yang bijinya berkerut. [13] Persilangan tersebut melibatkan kacang kapri dengan satu sifat beda yaitu tekstur biji. [13]

  • Persilangan dua sifat beda

Persilangan dua sifat atau disebut juga persilangan dihibrid adalah persilangan diantara dua individu dengan melibatkan dua sifat atau karakter yang diminati perbedaannya. [13] Persilangan antara kacang kapri berbiji halus dan berwarna hijau dengan kacang kapri tekstur bijinya berkerut dan berwarna kuning adalah contoh persilangan dengan dua sifat beda. [13] Sifat pertama adalah tekstur biji dan sifat kedua adalah warna biji. [13]

  • Silang uji

Silang uji (bahasa inggris: test cross) adalah persilangan antara F1 dengan tetua homozigot resesif. [14] Dalam genetika, silang uji berfungsi untuk mengetahui genotipe suatu tanaman apakah homozigot atau heterozigot dengan keadaan fenotipe yang menampakkan sifat dominan. [14]

  • Silang balik

Silang balik (bahasa inggris: back cross) adalah persilangan antara suatu keturunan hasil persilangan dengan salah satu tetuanya. [7] Berbeda dengan silang uji, pada silang balik tetua untuk pasangan persilangan tidak harus homozigot resesif. [7] Tujuan dari silang balik adalah memulihkan penampilan dari individu hasil persilangan yang kurang baik dan mengakumulasi gen-gen yang menjadi target dari persilangan agar stabil pada individu keturunan. [7] Dalam suatu program pemuliaan, silang balik biasanya dilakukan berulang-ulang untuk memindahkan gen atau sifat ketahanan yang kebanyakan bersifat resesif dari donor agar stabil dan terakumulasi dengan cukup. [7] Individu donor adalah individu atau kultivar yang digunakan sebagai sumber gen atau sifat yang akan dipindahkan. [7]

  • Silang kebalikan

Silang kebalikan (bahasa inggris: reciprocal cross) adalah suatu persilangan antara satu individu sebagai jantan dan satu sebagai betina beserta kebalikannya, disebut juga dengan persilangan tukar kelamin. [15] [16] Silang kebalikan digunakan untuk mengetahui gen yang mengendalikan suatu sifat berada di sitoplasma dan pengaruh induk betina atau tidak. [17] Gen yang berada di sitoplasma akan berbeda pewarisannya pada keturunan yang dihasilkan pada masing-masing silang kebalikan. [17]

Persilangan Hewan dan Persilangan Manusia

Hewan dan manusia umumnya melakukan persilangan dalam berkembangbiak secara seksual. [18] Persilangan ditandai dengan proses bertemunya sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (sel telur) dan dikenal sebagai pembuahan. [18] Induk betina akan mengandung anak atau telur sebagai akibat terjadinya proses pembuahan. [18] Beberapa contoh hewan hasil persilangan interspesifik ialah liger,beefalo dan zebroid. [19]

Persilangan Tanaman

Hasil persilangan diantara bunga berwarna merah dan putih

Persilangan pada tanaman dapat diartikan sebagai proses penyerbukan yang terjadi antara tanaman atau populasi yang berbeda secara genetik. [20] Pengetahuan tentang sistem reproduksi dan alat kelamin pada tumbuhan membuat persilangan menjadi suatu metode yang efektif untuk memperbaiki penampilan tanaman. [7] Berdasarkan kejadiannya, persilangan pada tanaman dapat terjadi dengan dua cara yaitu persialangan alami dan persilangan buatan. [7] Pada tanaman menyerbuk terbuka, persilangan tanaman terjadi secara alami baik dengan bantuan angin maupun serangga, dan bantuan manusia untuk tujuan tertentu. Pada tanaman menyerbuk sendiri persilangan tanaman umumnya dilakukan oleh manusia (persilangan buatan) untuk menggabungkan sifat atau karakter yang berbeda dari dua atau kultivar tanaman. [7] Persilangan buatan pada tanaman dilakukan dengan mengumpulkan serbuk sari dengan cara memotong benang sari beserta kepala sari (kastrasi) dari tetua jantan dan menyerbukkannya ke putik bunga yang belum diserbukki yang digunakan sebagai tetua betina. [7]

Persilangan dalam pemuliaan tanaman

Persilangan tanaman umum digunakan dalam pembentukan kultivar-kultivar baru baik hibrida, bersari bebas maupun menyerbuk sendiri sebagai bagian dalam program pemuliaan tanaman. [5] Pada tiap program pemuliaan, macam persilangan yang digunakan berbeda-beda tergantung tujuan dan metode yang digunakan. [7] [21]

Persilangan dalam pembentukan kultivar hibrida

  • Silang puncak

Silang puncak (bahasa inggris: top cross) dalam program pembuatan kultivar hibrida adalah persilangan antara galur inbred dengan kultivar bersari bebas. [22] Silang puncak umumnya dilakukan pada saat pengujian keturunan dalam melakukan seleksi untuk memilih galur-galur inbred calon tetua hibrida. [22] Pada beberapa rujukan istilah silang puncak disamakan dengan silang tiga jalur dalam pembuatan hibrida. [23]

  • Silang tunggal

Silang tunggal (bahasa inggris: single-cross) adalah persilangan antara dua galur inbred yang digunakan untuk membuat kultivar hibrida. [7] Hibrida hasil persilangan ini disebut hibrida silang tunggal serta bersifat homogen dan heterozigot. [7] Hibrida silang tunggal merupakan metode pertama perakitan kultivar hibrida yang ditemukan oleh George Harrison Shull pada tahun 1908. [24]

  • Silang ganda

Silang ganda (bahasa inggris: double crosses) adalah persilangan antara dua hibrida F1 silang tunggal yang berbeda. [7] Keturunan hasil dari persilangan ini disebut hibrida silang ganda dan bersifat homogen heterozigot. [7] Awalnya hibrida silang ganda digunakan untuk mengganti hibrida silang tunggal pada jagung yang pada masa itu produksi dan penampilan tanamannya kurang baik. [21]

  • Silang tiga jalur

Silang tiga jalur (bahasa inggris: three-way crosses) adalah persilangan antara hibrida F1 hasil silang tunggal dengan satu galur inbred. [7] Keragaman genetik hibrida silang tiga jalur lebih besar daripada hibrida silang tunggal karena menggunakan tiga macam galur inbred yang berbeda. <[7] Saat ini dalam praktik pembuatan kultivar hibrida jagung, silang tiga jalur mulai ditinggalkan dan digantikan oleh hibrida silang tunggal. [24]

Rancangan persilangan

Rancangan persilangan dalam pemuliaan tanaman adalah suatu skema persilangan diantara kelompok atau galur tanaman yang dibuat dalam suatu program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan informasi dan memahami pengendalian genetik pada suatu sifat dan menduga parameter-parameter genetiknya.


  • Persilangan dua tetua

Rancangan persilangan dua tetua (bahasa inggris: biparental mating) adalah rancangan yang paling sederhana dalam menduga varians genetik dari suatu populasi. [21] Rancangan ini pertama kali ditunjukkan oleh Mather pada tahun 1948 dengan melakukan persilangan pada sejumlah “n” tanaman yang diambil secara acak dari suatu populasi. [25]

  • Rancangan I

Rancangan I (bahasa inggris: design I) disebut juga Rancangan North Carolina I atau rancangan A/B dan pertama kali digunakan oleh Comstock dan Robinson pada tahun 1948. [26] Setelah persilangan dialel, rancangan I merupakan rancangan persilangan yang paling sering digunakan dalam pemuliaan jagung karena mudah dalam menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar. [21] Rancangan ini juga dapat digunakan untuk populasi tanaman menyerbuk sendiri yang memiliki banyak bunga dalam satu tanaman. [21]

  • Rancangan II

Rancangan II (bahasa inggris: design II) disebut juga rancangan persilangan faktorial atau rancangan AB, dikemukakan pertama kali oleh Comstock dan Robinson pada tahun 1948. [26]Asumsi-asumsi yang digunakan sama dengan pada rancangan I tetapi lebih teliti karena hasil persilangan yang digunakan sebagai penguji adalah tanaman yang tak terpilih untuk dibuat persilangan dari populasi terpilih. [21]

  • Persilangan dialel

Persilangan dialel (bahasa inggris: diallel crosses) adalah persilangan yang dilakukan untuk semua pasangan yang mungkin terjadi pada sejumlah n galur inbred.[21] Persilangan dialel merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menduga parameter genetik dari suatu populasi. [21] Pendugaan parameter genetik ini penting dalam evaluasi pasangan galur inbred sebagai calon tetua hibrida dengan menentukan daya gabung umum dan daya gabung khusus diantara galur-galur inbred. [21]

  • Dialel sebagian

Rancangan persilangan dialel sebagian (bahasa inggris: partial diallel)dikembangkan pada tahun 1961 oleh Kempthorne dan Curnow. [27] Rancangan ini merupakan modifikasi dari rancangan dialel dengan tujuan untuk menambah jumlah tetua yang dapat digunakan dalam persilangan. [21] Perbedaan utama antara rancangan persilangan dialel sebagian dengan dialel penuh adalah pada dialel sebagian banyak persilangan yang mungkin terjadi atau dilakukan jumlahnya lebih sedikit dari pada rancangan dialel penuh.[21]

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Albert G.J Tacon (1997). "The use of inter-species hybrids in aquaculture and their reporting to FAO" (PDF). Rome, Italy: The FAO Aquaculture Newsletter. Diakses tanggal 1 April 2014. 
  2. ^ Mary Beckman. "hybridization". Advameg, Inc. Diakses tanggal 3 April 2014. 
  3. ^ a b c d e George H. Wittler. "hybridization". Advameg, Inc. Diakses tanggal 3 April 2014.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "bio" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  4. ^ "animal breeding". Net Industries and its Licensors. Diakses tanggal 3 April 2014. 
  5. ^ a b Poehlman JM & Borthakur D (1969). Breeding Asian Field Crops. New Delhi: Oxford & IBH Publishing. hlm. 63, 73. 
  6. ^ McCouch S. "Diversifying Selection in Plant Breeding". Diakses tanggal 3 April 2014. 
  7. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Poehlman JM (1987). Breeding Field Crops. New York: Springer Science+Business Media, LCC. hlm. 4, 8, 47 193, 204, 245, 246, 247, 469, 472. ISBN 9789401572736. 
  8. ^ a b Noel Kingsbury (2009). Hybrid: The History and Science of Plant Breeding. Chicago: The University of Chicago Press. hlm. 9, 39, 57. ISBN 9780226437040. 
  9. ^ a b Vanessa Sandra Windhausen. "heredity and variation, Mendel's Experiments". AP and SAT College Board. Diakses tanggal 25 April 2014. 
  10. ^ a b Phillip McClean. "Mendelian Genetics". Diakses tanggal 5 April 2014. 
  11. ^ "Principle of segregation". Diakses tanggal 5 April 2014. 
  12. ^ Charmalia Reswari. "Genetika dan Hukum Mendel". Diakses tanggal 3 April 2014. 
  13. ^ a b c d e Daniel L. Hartl (1996). Essential Genetics. London: Jones and Bartlett. hlm. 33. ISBN 0-86720-883-X. 
  14. ^ a b "Test Cross". Diakses tanggal 3 April 2014. 
  15. ^ "reciprocal cross". Oxford University Press. Diakses tanggal 5 April 2014. 
  16. ^ Dyah Aryulina dkk (2006). Biologi 3. esis. hlm. 134. Diakses tanggal 5 April 2014. 
  17. ^ a b Cove DJ (1971). Genetics. Cambridge University Press. hlm. 111. ISBN 0521082552. Diakses tanggal 5 April 2014. 
  18. ^ a b c "Sexual Reproduction in Humans". Diakses tanggal 3 April 2014. 
  19. ^ "10 Bizarre Hybrid Animals". Twisted Sifter. 2012. Diakses tanggal 25 April 2014. 
  20. ^ Mulford Foster. "Pollination and Hybridization". Diakses tanggal 3 April 2014. 
  21. ^ a b c d e f g h i j k Hallauer et. al (2010). Quantitative Genetics in Maize Breeding. New York: Springer Science+Business Media, LCC. hlm. 5, 64, 119, 123. ISBN 9781441907660. 
  22. ^ a b "Plant Breeding Lecture 13". Michigan State University. Diakses tanggal 5 April 2014. 
  23. ^ Supartopo (2006). "Teknik Persilangan Padi Untuk Perakitan Varietas Unggul Baru" (PDF). 11. Buletin Teknik Pertanian. Diakses tanggal 5 April 2014. 
  24. ^ a b Crow JF. "90 Years ago: The Beginning of Hybrid Maize" (PDF). 148. genetics. Diakses tanggal 5 April 2014. 
  25. ^ Mather, K. and J. L. Jinks (1971). Biometrical Genetics. Ithaca,NY.: Cornell Univ. Press. 
  26. ^ a b Comstock, R. E. and H. F. Robinson (1948). "The components of genetic variance in populations of biparental progenies and their use in estimating the average degree of dominance". 4:254–66. Biometrics. 
  27. ^ Kempthorne, O. and R. N. Curnow (1961). "The partial diallel cross". 17:229–50. Biometrics. 

Pranala luar