High Explosive Research: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
HaEr48 (bicara | kontrib)
Baris 55: Baris 55:


Pertemuan Komite Kebijakan Gabungan selanjutnya pada 15 April 1946 tidak menghasilkan kesepakatan mengenai kerjasama, dan dilanjutkan dengan pertukaran pesan antara Truman dan Attlee. Pada 20 April, Truman mengirim [[kabel diplomatis]] berisi bahwa ia tidak menganggap memorandum sebelumnya mewajibkan AS membantu Britania dalam merancang, membangun dan mengoperasikan pembangkit tenaga nuklir.{{sfn|Paul|2000|p=88}} Pada Agustus 1946, Amerika mengesahkan [[Undang-Undang Energi Atom 1946]] ("McMahon Act"), yang berlaku efektif pada 1 Januari 1947 dan mengakhiri kerja sama teknis di bidang nuklir.{{sfn|Jones|1985|pp=576–578}}
Pertemuan Komite Kebijakan Gabungan selanjutnya pada 15 April 1946 tidak menghasilkan kesepakatan mengenai kerjasama, dan dilanjutkan dengan pertukaran pesan antara Truman dan Attlee. Pada 20 April, Truman mengirim [[kabel diplomatis]] berisi bahwa ia tidak menganggap memorandum sebelumnya mewajibkan AS membantu Britania dalam merancang, membangun dan mengoperasikan pembangkit tenaga nuklir.{{sfn|Paul|2000|p=88}} Pada Agustus 1946, Amerika mengesahkan [[Undang-Undang Energi Atom 1946]] ("McMahon Act"), yang berlaku efektif pada 1 Januari 1947 dan mengakhiri kerja sama teknis di bidang nuklir.{{sfn|Jones|1985|pp=576–578}}

== Proyek mandiri Britania Raya ==
=== Organisasi ===
Pada 10 Agustus 1945, Attlee membentuk sebuah subkomite dalam [[Kabinet Britania]], yang bernama [[Komite Gen 75]] (dijuluki "Komite Bom Atom" oleh Attlee),{{sfn|Gowing|Arnold|1974a|p=21}} yang bertujuan menyelidiki kelayakan program senjata nuklir.{{sfn|Baylis|Stoddart|2015|p=32}} Attlee juga membentuk Komite Penasihat Mengenai Energi Atom di bawah pimpinan Sir John Anderson, untuk memberikan masukan teknis. Anderson adalah seorang [[anggota parlemen]] [[Independen (politikus)|independen]] yang duduk di [[kabinet bayangan]] pihak oposisi. Sebagai ketua Komite Penasehat, Anderson diberi kantor sendiri di ''Cabinet Office''. Ia menemani Attlee dalam kunjungan ke AS pada November 1945.{{sfn|Gowing|Arnold|1974a|pp=24–25}} Sebuah dokumen yang ditulis [[Kantor Angkatan Laut]] pada 2 September 1945 berjudul ''The Influence of the Atomic Bomb on War'' memprediksi bahwa sebuah negara musuh dapat membuat 500 bom selama sepuluh tahun masa damai, dan memperingatkan bahwa jika 10% saja digunakan terhadap Britania Raya, "dalam waktu semalaman pangkalan utama Imperium Britania akan dilumpuhkan",{{sfn|Baylis|1995|p=391}} dan senjata yang tersisa akan cukup untuk menghadapi sisa kekuatan Britania di seluruh dunia.{{sfn|Baylis|1995|p=391}}

Pada oktober 1945, Komite Gen 75 mempertimbangkan masalah tanggung jawab kementrian terhadap energi atom. Sekretaris Kabinet Sir [[Edward Bridges]] dan Komite Penasehat Tentang Energi Atom menyarankan bahwa upaya ini berada di bawah lingkup Kementrian Pemasok. Mengembangkan energi nuklir membutuhkan proyek pembangunan yang sangat besar sehingga amat cocok dilakukan oleh Kementrian Pemasok.{{sfn|Gowing|Arnold|1974a|pp=26–27}} Sejak 1 November 1945 Direktorat Tube Alloys dipindahkan ke dalam kementrian tersebut.{{sfn|Goldberg|1964|p=417}} Untuk mengoordinasikan proyek ini, dibuatlah sebuah jabatan ''Controller of Production, Atomic Energy'' (CPAE, "Pengendali Produksi Energi Atom"). Mentri Pemasok [[John Wilmot, 1st Baron Wilmot of Selmeston|John Wilmot]] menyarankan Marsekal Besar Charles Portal, yang telah menjabat Kepala Staf Angkatan Udara sejak Perang Dunia II. Portal awalnya enggan karena merasa ia tidak memiliki pengalaman pemerintahan di luar Angkatan Udara, tetapi akhirnya menerima jabatan ini dengan masa dua tahun dimulai Maret 1946. Dengan jabatan ini ia dapat langsung berhubungan dengan Perdana Menteri.{{sfn|Gowing|Arnold|1974a|pp=40–41} Portal mengepalai proyek ini hingga digantikan Sir [[Frederick E. Morgan|Frederick Morgan]] pada 1951.{{sfn|Gowing|Arnold|1974a|p=46}} Portal bermarkas di [[Shell Mex House]], [[Strand]], London. Tempat ini kemudian dikenal dengan julukan ''the Cage'' ("Kandang") karena adanya pagar pembatas demi keamanan.{{sfn|Cathcart|1995|p=16}}{{sfn|Gowing|Arnold|1974a|pp=42–43}}


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 8 April 2019 06.05

High Explosive Research
Uji coba nuklir pertama oleh Britania, Operasi Hurricane, di Australia, 3 Oktober 1952
Jenis proyekPengembangan senjata nuklir
NegaraBritania Raya
Perdana MenteriClement Attlee, Winston Churchill
Tokoh pentingCharles Portal, William Penney, Christopher Hinton
Dimulai1945
Selesai1953

High Explosive Research ("Penelitian Peledak Besar") adalah proyek Britania Raya untuk mengembangkan senjata nuklir setelah Perang Dunia II. Proyek ini dimulai dari keputusan sebuah subkomite dari Kabinet Britania Raya pada 8 Januari 1947, dan diumumkan di Dewan Rakyat. Keputusan ini diambil setelah Amerika Serikat membatalkan kerjasama teknologi kedua negara sejak Perjanjian Quebec (1943) dan didorong kekhawatiran bahwa Britania akan kehilangan status sebagai kekuatan besar dunia.

Proyek ini dikelola oleh pihak sipil dan bukan militer. Para pagawai direkrut melalui dan digaji oleh Dinas Sipil. Proyek ini dikepalai oleh Charles Portal, Pengendali Produksi Energi Atom di Kementrian Pemasok Britania. Atomic Energy Research Establishment didirikan di sebuah bekas lapangan udara di Harwell, Berkshire dibawah kepemimpinan John Cockroft. Reaktor nuklir pertama milik Britania, sebuah reaktor penelitian kecil dengan nama GLEEP mencapai massa kritis pada 15 Agustus 1947. Tim Britania di Laboratorium Montreal, Kanada merancang sebuah reaktor yang lebih besar, dengan nama BEPO, yang mencapai massa kritis pada 5 Juli 1948. Dengan kedua reaktor penelitian ini, Britania mendapat ilmu dan pengalaman yang kelak akan berguna dalam reaktor-reaktor nuklir produksi sungguhan.

Reaktor dan fasilitas-fasilitas produksi dibangun di bawah kepemimpinan Christopher Hinton, yang bermarkas di bekas pabrik amunisi kerajaan di Risley, Lancashire. Ini termasuk pembangunan pabrik logam uranium di Springfields, dua reaktor nulir dan sebuah pabrik pengolahan plutonium di Windscale, dan fasilitas pengayaan uranium melalui difusi gas di Capenhurst, dekat Chester. Dua reaktor yang dibangun di Chester mulai beroperasi pada masing-masing Oktober 1950 dan Juni 1951. Fasilitas pengayaan uranium di Capenhurst mulai menghasikan uranium berkekayaan tinggi pada 1954.

William Penney memimpin perancangan bom nuklir di Fort Halstead. Pada 1951, timnya pindah ke lokasi baru di Aldermaston, Berkshire. Britania berhasil menguji coba bom atom pertamanya pada 3 Oktober 1952 dalam Operasi Hurricane. Dalam uji coba ini, sebuah bom atom diledakkan di atas kapal fregat HMS Plym di lepas pantai Kepulauan Montebelllo, Australia. Proyek ini ditutup dengan pengiriman bom atom Blue Danube kepada Angkatan Udara Britania Raya pada November 1953. Tak lama setelah Operasi Hurricane, Amerika Serikat mengembangkan teknologi bom hidrogen pada November 1952, yang jauh lebih kuat dibanding bom atom fisi biasa. Setelah itu, Britania pun mulai mengembangkan bom hidrogennya sendiri, dan berhasil melakukan uji coba bom hidrogen pertama pada 1957. Setelah itu, AS dan Britania melanjutkan kerja sama nuklir mereka dengan disetujuinya Perjanjian Pertahanan Bersama kedua negara.

Latar belakang

Tube Alloys

Potret lelaki duduk berpakaian resmi.
Sir John Anderson, menteri yang bertanggung jawab atas proyek Tube Alloys

Partikel neutron ditemukan oleh James Chadwick di Universitas Cambridge, Britania Raya pada Februari 1932.[1] Pada April 1932, rekan laboratoriumnya John Cockroft dan Ernest Walton berhasil membelah atom litium dengan menggunakan proton berkecepatan tinggi.[2] Kelompok yang dipimpin Enrico Fermi di Roma bereksperimen dengan menembakkan neutron pelan terhadap berbagai unsur, dan menghasilkan unsur-unsur dan isotop-isotop berbeda yang lebih berat.[3] Lalu, pada Desember 1938, Otto Hahn dan Fritz Strassman menembak uranium dengan neutron pelan,[4] dan menemukan hasil reaksi berupa barium, menunjukkan bahwa inti uranium telah mengalami pembelahan.[3] Hahn memberitahu rekannya Lise Meitner, dan Meitner bersama keponakannya Otto Frisch mengembangkan penjelasan teoretis terhadap hasil eksperimen ini yang kemudian diterbitkan di jurnal Nature pada 1939.[5] Dengan analogi terhadap fisi atau pembelahan sel dalam biologi, mereka menamakan proses ini "fisi nuklir" atau pembelahan inti atom.[6]

Penemuan fisi nuklir memunculkan kemungkinan dibuatnya bom atom berkekuatan tinggi.[7] Masyarakat Britania telah mengenal istilah "bom atom" akibat novel fiksi ilmiah The World Set Free (1913) karya H. G. Wells.[8] Penelitian terhadap uranium selanjutnya dilakukan oleh George Paget Thomson dari Imperial College London dan Mark Oliphant dari University of Birmingham. Pada Februari 1940, kelompok yang dipimpin Thomson telah gagal melakukan reaksi berantai pada uranium alamiah, dan menyimpulkan bahwa penelitian ini tidak layak dilanjutkan.[9] Namun, kelompok Oliphant di Birmingham mencapai kesimpulan sebaliknya. Dua ilmuwan yang ditugaskan meneliti hal ini, Rudolf Peierls dan Otto Frisch (keduanya mengungsi ke Britania akibat berkuasanya Adolf Hitler), menghitung massa kritis bola metal uranium-235 murni. Perhitungan ini menunjukkan bahwa massa kritisnya berada dalam kisaran 1–10 kilogram, bukan ribuan kilogram yang banyak diyakini sebelumnya, dan jumlah sekecil ini dapat menghasilkan ledakan berkekuatan jutaan kilogram dinamit.[10][11][12]

Oliphant menunjukkan laporan kedua ilmuwan ini, disebut Memorandum Frisch–Peierls, kepada ketua Komite Survei Ilmiah Pertahanan Udara Sir Henry Tizard.[13] Pemerintah Britania mendirikan Komite MAUD untuk melakukan penelitian lebih lanjut.[14] Komite ini melakukan penelitian intensif dan menulis laporan pada Juli 1941 dengan kesimpulan bahwa bom atom bukan hanya layak secara teknis, tetapi juga dapat dibuat selama masa perang melawan Jerman, mungkin dalam dua tahun. Komite ini sepakat menyarankan dilanjutkannya pengembangan bom atom yang dianggap sebagai hal mendesak, walaupun mengakui bahwa sumber daya yang dibutuhkan mungkin tidak semuanya dimiliki Britania..[15][16] Britania mendirikan sebuah badan baru, dinamakan Tube Alloys ("Paduan-Paduan Tabung", sengaja dinamakan demikian untuk mengecoh), untuk mengarahkan upaya ini. Sir John Anderson, ketua Dewan Penasehat Britania menjadi menteri yang bertanggung jawab atas proyek ini, dan Wallace Akers dari perusahaan [[Imperial Chemical Industries] ditunjuk sebagai direktur.[17]

Proyek Manhattan

Pada Juli 1940, Britania menawarkan akses terhadap penelitiannya kepada Amerika Serikat (AS),[18] dan dalam Misi Tizard, Cockroft menjelaskan perkembangan di Britania kepada para ilmuwan AS.[19] Cockroft melihat bahwa AS memiliki proyek serupa yang jauh lebih kecil dan lebih tertinggal dibanding Britania.[15] Britania dan AS kemudian bertukar informasi tentang proyek masing-masing, namun awalnya tidak menggabungkan upaya mereka. Amerika menawarkan penggabungan pada Agustus 1941, namun tidak dijawab Britania.[20] Pada November 1941, Frederick L. Hovde, kepala perwakilan Kantor Pengembangan dan Penelitian Ilmiah AS di London, menyebutkan isu kerjasama dan pertukaran informasi kepada Anderson dan Frederick Lindemann. Kedua pejabat Britania ini menyatakan keberatan dan keraguan atas keamanan proyek AS. Ironisnya, pada saat ini justru proyek Britania-lah yang telah disusupi mata-mata Uni Soviet.[21]

AS memiliki sumber daya yang lebih besar dibanding Britania Raya, dan tak lama kemudian kemajuan proyek bom atom AS jauh melebihi Britania.[22] Pada 30 Juli 1942, Anderson memberi tahu PM Britania Winston Churchill bahwa "Kita harus menghadapi fakta bahwa ... karya rintisan kita ... adalah aset yang semakin mengecil, dan bahwa, jika kita tidak menggunakannya secapatnya, kita akan disalip. Saat ini, kita masih memiliki sumbangsih sungguhan jika terjadi 'penggabungan'. Tak lama lagi, kita akan cuma punya sedikit atau tidak punya apa-apa."[23]

Britania mempertimbangkan mengembangkan bom atom sendiri tanpa melibatkan AS, tetapi untuk mencapai ini dibutuhkan prioritas tinggi dan biaya yang sangat besar yang dapat mengacaukan upaya-upaya lain terkait perang yang sedang berlangsung. Selain itu, hasilnya mungkin akan terlambat dan tidak sempat mempengaruhi jalannya Perang Dunia II. Para pejabat Britania sepakat bahwa sebelum mengambil jalan ini, mereka perlu mencoba jalan lain yaitu melalui kerja sama dengan AS.[24] Pada Konferensi Quebec I pada Agustus 1943, Churchill dan Presiden AS Franklin Roosevelt menandatangani Perjanjian Quebec yang menggabungkan proyek nuklir kedua negara.[25] Ketentuan perjanjian ini menempatkan Britania di posisi yang lebih rendah di antara kedua sekutu ini. Britania menerima perjanjian ini dengan anggapan bahwa inilah perjanjian terbaik yang bisa mereka dapatkan dalam kondisi saat itu, dan batasan-batasan dalam perjanjian tersebut adalah harga yang harus dibayar demi informasi teknis yang akan dibutuhkan dalam proyek nuklir setelah perang selesai.[26]

Perjanjian Quebec mengatur didirikannya "Komite Kebijakan Gabungan" dan "Perwalian Pengembangan Gabungan" untuk mengkoordinasi upaya masing-masing negara.[27] Pada 19 September 1944 sebuah aide-mémoire yang disetujui Roosevelt dan Churchill memperluas kerjasama militer dan komersial kedua negara hingga masa setelah perang berakhir.[28] Para ilmuwan Britania memiliki berbagai kontribusi untuk Proyek Manhattan yang kelak menghasilkan bom atom pertama dunia untuk AS. Tim Britania yang dipimpin Akers membantu pengembangan teknologi difusi gas di New York.[29] Tim lain, dipimpin Oliphant yang ditunjuk sebagai deputi direktur Laboratorium Radiasi Berkeley, membantu proses pemisahan isotop secara elektromagnetis.[30] Cockroft menjadi direktur Laboratorium Montreal.[31] Tim Britania juga dikirim ke Los Alamos, yang awalnya dipimpin James Chadwick dan kemudian dipimpin Peierls, dan beranggotakan ilmuwan terkemuka seperti Geoffrey Taylor, James Tuck, Niels Bohr, William Penney, Frisch, Ernest Titterton and Klaus Fuchs (Klaus kelak diketahui sebagai mata-mata Soviet).[32][33] Sebagai pemimpin utama seluruh tim Britania, Chadwick mengarahkan anggotanya agar berkontribusi secara penuh,[34] dan membangun hubungan akrab dengan Direktur Proyek Manhattan Brigjen Leslie R. Groves.[35]

Berakhirnya kerja sama dengan AS

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, hubungat erat Britania dan AS, yang dijuluki Special Relationship ("Hubungan Istimewa"), mulai merenggang.[36] Pemerintah Britania awalnya menganggap bahwa teknologi nuklir hasil Proyek Manhattan adalah penemuan bersama, dan AS akan berbagi teknologi dengan Britania. Pada 8 Agustus 1945, Perdana Menteri Clement Attlee menyebut dirinya dan Presiden AS Harry Truman sebagai "kepala-kepala pemerintahan yang mengendalikan kekuatan hebat ini".[37] Padahal setelah meninggalnya Roosevelt pada 12 April 1945, pemerintah AS selanjutnya tidak terikat pada aide-mémoire September 1944.[38] Bahkan pada Juni 1945 saat Jenderal Besar Britania Henry Maitland Wilson menyebut isu ini dalam pertemuan Komite Kebijakan Gabungan, pihak AS tidak menemukan salinan milik mereka.[39] Bahkan ketika Britania mengirim sebuah fotokopi,[38] Groves mempertanyakan keabsahan dokumen tersebut, dan baru beberapa tahun berikutnya AS menemukan salinan milik mereka dalam arsip milik Laksamana Madya Wilson Brown, Jr., anggota staf militer Roosevelt dari pihak angkatan laut. Agaknya, sesorang salah menyimpannya karena terkecoh dengan istilah Tube Alloys dan mengiranya terkait urusan angkatan laut.[39][40][41]

Pada 9 November 1945, Attlee dan Perdana Menteri Kanada Mackenzie King mengunjungi Washington, D.C. untuk membicarakan rencana kerja sama senjata dan energi nuklir.[42][43] Mereka lalu menandatangani sebuah memorandum yang menggantikan Perjanjian Quebec. Dengan ini, Komite Kebijakan Gabungan dan Perwalian Pengembangan Gabungan dilanjutkan, Kanada menjadi mitra penuh, dan kewajiban untuk saling meminta izin dalam penggunaan senjata nuklir diganti menjadi hanya kewajiban berkonsultasi.[44] Ketiga kepala pemerintahan menyetujui bahwa akan ada kerja sama penuh dan efektif mengenai energi nuklir, namun yang terjadi tidak sesuai dengan harapan pihak Britania.[45] Pihak AS menganggap bahwa kerja sama ini hanya terbatas untuk penelitian sains dasar.[46]

Pertemuan Komite Kebijakan Gabungan selanjutnya pada 15 April 1946 tidak menghasilkan kesepakatan mengenai kerjasama, dan dilanjutkan dengan pertukaran pesan antara Truman dan Attlee. Pada 20 April, Truman mengirim kabel diplomatis berisi bahwa ia tidak menganggap memorandum sebelumnya mewajibkan AS membantu Britania dalam merancang, membangun dan mengoperasikan pembangkit tenaga nuklir.[47] Pada Agustus 1946, Amerika mengesahkan Undang-Undang Energi Atom 1946 ("McMahon Act"), yang berlaku efektif pada 1 Januari 1947 dan mengakhiri kerja sama teknis di bidang nuklir.[48]

Proyek mandiri Britania Raya

Organisasi

Pada 10 Agustus 1945, Attlee membentuk sebuah subkomite dalam Kabinet Britania, yang bernama Komite Gen 75 (dijuluki "Komite Bom Atom" oleh Attlee),[49] yang bertujuan menyelidiki kelayakan program senjata nuklir.[50] Attlee juga membentuk Komite Penasihat Mengenai Energi Atom di bawah pimpinan Sir John Anderson, untuk memberikan masukan teknis. Anderson adalah seorang anggota parlemen independen yang duduk di kabinet bayangan pihak oposisi. Sebagai ketua Komite Penasehat, Anderson diberi kantor sendiri di Cabinet Office. Ia menemani Attlee dalam kunjungan ke AS pada November 1945.[51] Sebuah dokumen yang ditulis Kantor Angkatan Laut pada 2 September 1945 berjudul The Influence of the Atomic Bomb on War memprediksi bahwa sebuah negara musuh dapat membuat 500 bom selama sepuluh tahun masa damai, dan memperingatkan bahwa jika 10% saja digunakan terhadap Britania Raya, "dalam waktu semalaman pangkalan utama Imperium Britania akan dilumpuhkan",[52] dan senjata yang tersisa akan cukup untuk menghadapi sisa kekuatan Britania di seluruh dunia.[52]

Pada oktober 1945, Komite Gen 75 mempertimbangkan masalah tanggung jawab kementrian terhadap energi atom. Sekretaris Kabinet Sir Edward Bridges dan Komite Penasehat Tentang Energi Atom menyarankan bahwa upaya ini berada di bawah lingkup Kementrian Pemasok. Mengembangkan energi nuklir membutuhkan proyek pembangunan yang sangat besar sehingga amat cocok dilakukan oleh Kementrian Pemasok.[53] Sejak 1 November 1945 Direktorat Tube Alloys dipindahkan ke dalam kementrian tersebut.[54] Untuk mengoordinasikan proyek ini, dibuatlah sebuah jabatan Controller of Production, Atomic Energy (CPAE, "Pengendali Produksi Energi Atom"). Mentri Pemasok John Wilmot menyarankan Marsekal Besar Charles Portal, yang telah menjabat Kepala Staf Angkatan Udara sejak Perang Dunia II. Portal awalnya enggan karena merasa ia tidak memiliki pengalaman pemerintahan di luar Angkatan Udara, tetapi akhirnya menerima jabatan ini dengan masa dua tahun dimulai Maret 1946. Dengan jabatan ini ia dapat langsung berhubungan dengan Perdana Menteri.{{sfn|Gowing|Arnold|1974a|pp=40–41} Portal mengepalai proyek ini hingga digantikan Sir Frederick Morgan pada 1951.[55] Portal bermarkas di Shell Mex House, Strand, London. Tempat ini kemudian dikenal dengan julukan the Cage ("Kandang") karena adanya pagar pembatas demi keamanan.[56][57]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Clark 1961, hlm. 9.
  2. ^ Gowing 1964, hlm. 17–18.
  3. ^ a b Clark 1961, hlm. 11.
  4. ^ Clark 1961, hlm. 5.
  5. ^ Bernstein 2011, hlm. 240.
  6. ^ Zimmerman 1995, hlm. 262.
  7. ^ Gowing 1964, hlm. 23–29.
  8. ^ Farmelo 2013, hlm. 15–24.
  9. ^ Gowing 1964, hlm. 37–39.
  10. ^ Gowing 1964, hlm. 39–41.
  11. ^ Peierls, Rudolf; Frisch, Otto (March 1940). Frisch-Peierls Memorandum, March 1940. atomicarchive.com (Laporan). Diakses tanggal 2 January 2015. 
  12. ^ Bernstein 2011, hlm. 440–446.
  13. ^ Clark 1961, hlm. 54–56.
  14. ^ Hewlett & Anderson 1962, hlm. 39–40.
  15. ^ a b Phelps 2010, hlm. 282–283.
  16. ^ Hewlett & Anderson 1962, hlm. 42.
  17. ^ Gowing 1964, hlm. 108–111.
  18. ^ Phelps 2010, hlm. 126–128.
  19. ^ Zimmerman 1995, hlm. 266–267.
  20. ^ Bernstein 1976, hlm. 206–207.
  21. ^ Paul 2000, hlm. 26.
  22. ^ Bernstein 1976, hlm. 206–208.
  23. ^ Bernstein 1976, hlm. 208.
  24. ^ Gowing 1964, hlm. 162–165.
  25. ^ Hewlett & Anderson 1962, hlm. 277.
  26. ^ Farmelo 2013, hlm. 240-241.
  27. ^ Hewlett & Anderson 1962, hlm. 285–286.
  28. ^ Gowing 1964, hlm. 340–342.
  29. ^ Gowing 1964, hlm. 250–256.
  30. ^ Gowing 1964, hlm. 226–227, 256–258.
  31. ^ Jones 1985, hlm. 246–247.
  32. ^ Szasz 1992, hlm. 148–151.
  33. ^ Gowing 1964, hlm. 260–268.
  34. ^ Gowing 1964, hlm. 242.
  35. ^ Gowing 1964, hlm. 236–239.
  36. ^ Gowing & Arnold 1974a, hlm. 93.
  37. ^ Goldberg 1964, hlm. 410.
  38. ^ a b Paul 2000, hlm. 72–73.
  39. ^ a b Hewlett & Anderson 1962, hlm. 457–458.
  40. ^ Nichols 1987, hlm. 177.
  41. ^ Groves 1962, hlm. 401–402.
  42. ^ Gott 1963, hlm. 240.
  43. ^ Gowing & Arnold 1974a, hlm. 73–77.
  44. ^ Hewlett & Anderson 1962, hlm. 468.
  45. ^ Gowing & Arnold 1974a, hlm. 92.
  46. ^ Paul 2000, hlm. 80–83.
  47. ^ Paul 2000, hlm. 88.
  48. ^ Jones 1985, hlm. 576–578.
  49. ^ Gowing & Arnold 1974a, hlm. 21.
  50. ^ Baylis & Stoddart 2015, hlm. 32.
  51. ^ Gowing & Arnold 1974a, hlm. 24–25.
  52. ^ a b Baylis 1995, hlm. 391.
  53. ^ Gowing & Arnold 1974a, hlm. 26–27.
  54. ^ Goldberg 1964, hlm. 417.
  55. ^ Gowing & Arnold 1974a, hlm. 46.
  56. ^ Cathcart 1995, hlm. 16.
  57. ^ Gowing & Arnold 1974a, hlm. 42–43.

Daftar pustaka