Ibrahim Adjie: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmad.baddawi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(21 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{unreferenced|date=Oktober 2018}}
{{more citations needed|date=November 2022}}
{{Infobox officeholder
{{Infobox_President
|honorific-prefix = <small>[[Mayor Jenderal]] [[TNI]]</small>
|honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/haji) -->
|name = Ibrahim Adjie
|name = Ibrahim Adjie
|nationality = [[Indonesia]]
|nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|image = IAdjie.jpg
|image = IAdjie.jpg
|order = [[Kodam III/Siliwangi|Panglima Kodam VI/Siliwangi]]
|order = [[Kodam III/Siliwangi|Panglima Kodam VI/Siliwangi]]
Baris 11: Baris 11:
|successor = [[H.R Dharsono]]
|successor = [[H.R Dharsono]]
|birth_date = {{birth date|1924|2|24}}
|birth_date = {{birth date|1924|2|24}}
|birth_place = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|tepi|link=Hindia Belanda|22px]][[Bogor]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Bogor]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1999|7|25|1924|2|0}}
|death_date = {{death date and age|1999|7|25|1924|2|24}}
|death_place = {{flagicon|Singapura}} [[Singapura]]
|death_place = [[Singapura]]
|nationality = [[Indonesia]]
|nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|party =
|party =
|spouse =
|spouse =
|children =
|children =
|profession = [[Tentara]]
|profession = [[Tentara]]
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|religion = [[Islam]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|allegiance = [[Indonesia]]
|serviceyears =
|serviceyears =
|rank = [[Berkas:Pdu letjendtni staf.png|25px]] [[Letnan Jenderal TNI]]
|rank = [[Berkas:Pdu letjendtni staf.png|25px]] [[Letnan Jenderal TNI]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|unit = [[Infanteri]]
|servicenumber = 12284
|signature =
|signature =
}}
}}
'''[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] Ibrahim Adjie''' ({{lahirmati|[[Bogor]], [[Jawa Barat]]|24|2|1924|[[Singapura]]|25|7|1999}}). adalah seorang sosok Perwira Tinggi Indonesia, Ia adalah pemimpin [[Kodam III/Siliwangi|pasukan Siliwangi]] yang menangkap Gembong [[DI/TII]], [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]]. Ia dikenal sebagai seorang Soekarnois sejati.
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] '''Ibrahim Adjie''' ({{lahirmati|[[Bogor]], [[Jawa Barat]]|24|2|1924|[[Singapura]]|25|7|1999}}). adalah seorang sosok Perwira Tinggi Indonesia, Ia adalah pemimpin [[Kodam III/Siliwangi|pasukan Siliwangi]] yang menangkap Gembong [[DI/TII]], [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]]. Ia dikenal sebagai seorang Soekarnois sejati.<ref>[https://tirto.id/ibrahim-adjie-panglima-siliwangi-kesayangan-bung-karno-ctmY "Ibrahim Adjie, Panglima Siliwangi Kesayangan Bung Karno"]</ref>


==Karier==
Pada Masa [[Revolusi Nasional Indonesia|Revolusi Fisik]], Ia menjadi anggota [[Kodam III/Siliwangi|pasukan Siliwangi]] yang melakukan long march karena [[Perjanjian Renville]] yang mengecilkan wilayah Indonesia tahun [[1948]]. Pasukan Siliwangi kembali ke [[Jawa Barat]] pada tahun [[1949]], tetapi tak seindah yang diharapkan pada masa itu terjadi Pemberontakan [[Angkatan Perang Ratu Adil]], [[Darul Islam/Tentara Islam Indonesia]], dan lainnya.
Pada Masa [[Revolusi Nasional Indonesia|Revolusi Fisik]], Ia menjadi anggota [[Kodam III/Siliwangi|pasukan Siliwangi]] yang melakukan long march karena [[Perjanjian Renville]] yang mengecilkan wilayah Indonesia tahun [[1948]]. Pasukan Siliwangi kembali ke [[Jawa Barat]] pada tahun [[1949]], tetapi tak seindah yang diharapkan pada masa itu terjadi Pemberontakan [[Angkatan Perang Ratu Adil]], [[Darul Islam/Tentara Islam Indonesia]], dan lainnya.<ref>[https://historia.id/histeria/articles/sang-jenderal-jadi-tukang-nasi-DAdJN/page/1 "Sang Jenderal Tukang Nasi"]</ref>


Pada saat DI/TII masih mengacau, pada tahun [[1960]] Ibrahim Adjie menjadi Panglima [[Kodam III/Siliwangi|Kodam VI/Siliwangi]] dan banyak Prestasi yang dihasilkannya, Ia menangkap Gembong DI/TII, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada [[1962]].
Pada saat DI/TII masih mengacau, pada tahun [[1960]] Ibrahim Adjie menjadi Panglima [[Kodam III/Siliwangi|Kodam VI/Siliwangi]] dan banyak Prestasi yang dihasilkannya, Ia menangkap Gembong DI/TII, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada [[1962]].
Baris 36: Baris 39:
Pada tahun 1965 – 1966 tepatnya karena pergolakan politik yang disebabkan oleh [[Gerakan 30 September]]/[[PKI]] yang gagal. Maka, oleh Bung Karno ia diperintahkan untuk menjaga anak – anak Bung Karno dari ancaman [[teror]] saat pergolakan politik tersebut. Karena loyal kepada Soekarno, maka tahun 1966, Soeharto menggantinya dengan [[Mayor Jenderal]] [[H.R Dharsono]] atau Pak Ton.
Pada tahun 1965 – 1966 tepatnya karena pergolakan politik yang disebabkan oleh [[Gerakan 30 September]]/[[PKI]] yang gagal. Maka, oleh Bung Karno ia diperintahkan untuk menjaga anak – anak Bung Karno dari ancaman [[teror]] saat pergolakan politik tersebut. Karena loyal kepada Soekarno, maka tahun 1966, Soeharto menggantinya dengan [[Mayor Jenderal]] [[H.R Dharsono]] atau Pak Ton.


Saat Bung Karno lengser, maka, Soeharto menjinakannya dengan menjadikan Ia sebagai [[Duta Besar Indonesia untuk Inggris]] pada [[1966]] – [[1970]]. Setelah melepaskan jabatan Duta Besar untuk Inggris [[Marsekal Madya]] [[Roesmin Noerjadin]], bekas [[Kepala Staf Angkatan Udara|Menteri/Panglima Angkatan Udara]], ia aktif di bidang industri. Ia mendirikan PT. KDA dan telah membuat beberapa jalan dan jalan paling terkenal diantaranya jalan Trans Barelang sepanjang 54 km yang di dalamnya terdapat enam jembatan antarpulau yang dikerjakan pihak Otoritas [[Batam]] sehingga ia sangat terkenal oleh Masyarakat Batam.
Saat Bung Karno lengser, maka, Soeharto menjinakannya dengan menjadikan Ia sebagai [[Duta Besar Indonesia untuk Inggris]] pada [[1966]] – [[1970]]. Setelah melepaskan jabatan Duta Besar untuk Inggris [[Marsekal Madya]] [[Roesmin Noerjadin]], bekas [[Kepala Staf Angkatan Udara|Menteri/Panglima Angkatan Udara]], ia aktif di bidang industri. Ia mendirikan PT. KDA dan telah membuat beberapa jalan dan jalan paling terkenal diantaranya jalan Trans Barelang sepanjang 54&nbsp;km yang di dalamnya terdapat enam jembatan antarpulau yang dikerjakan pihak Otoritas [[Batam]] sehingga ia sangat terkenal oleh Masyarakat Batam.


==Meninggal Dunia==
Ia wafat di [[Rumah Sakit Mount Elizabeth]] di [[Singapura]] pada [[1999]]. Ia mengidap [[stroke]] hingga akhir hayatnya.
Ia wafat di [[Rumah Sakit Mount Elizabeth]] di [[Singapura]] pada [[1999]]. Ia mengidap [[stroke]] hingga akhir hayatnya.


== Pendidikan ==
{{kotak mulai}}

* Army Staff College, Fort Benning, Amerika Serikat<ref name=":02">{{Cite book|last=Bachtiar|first=Harsya W.|date=1988|url=https://books.google.com/books?id=IyQgAAAAMAAJ|title=Siapa Dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD)|location=Jakarta|isbn=9789794281000|pages=63|language=id|url-status=live}}</ref>
* Kursus Singkat Khusus, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1966)<ref name=":02" />

== Riwayat Jabatan==

* Komandan Batalyon 1/Depok, Resimen Bogor, Divis II, TKR (1945)<ref name=":02" />
* Kepala Staf Resimen 2/Bogor (1947)<ref name=":02" />
* Wakil Panglima Sub-Territorium VII/Sumatera (1948)<ref name=":02" />
* Gubernur Militer Tapanuli Selatan dan Sumatera Selatan (1949)<ref name=":02" />
* Komandan Brigade Tapanuli (1950 – 1951)<ref name=":02" />
* Komandan Resimen 2/Bukit Barisan (1952 – 1954)<ref name=":02" />
* Kepala Staf Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan (28 Agustus 1954 – Agustus 1956)<ref name=":02" />
* Atase Militer Indonesia untuk Yugoslavia (Agustus 1956 – 1959)<ref name=":02" />
* Kepala Staf Tentara dan Territorium III/Siliwangi (1959 – 1960)<ref name=":02" />
* Panglima Komando Daerah Militer VI/Siliwangi (16 Agustus 1960 – 20 Juli 1966)<ref name=":02" />
* Duta Besar Indonesia untuk Inggris (Juli 1966 – 1970)<ref name=":02" />

== Referensi ==
{{Reflist}}

{{S-start}}
{{S-mil}}
{{succession box|title=[[Kodam III/Siliwangi|Pangdam VI/Siliwangi]]|before=Mayjen TNI [[R.A. Kosasih (militer)|R.A. Kosasih]]|after=Mayjen TNI [[Hartono Rekso Dharsono|H.R. Dharsono]]|years=1960-1966}}
{{s-dip}}
{{s-dip}}
{{kotak suksesi
{{kotak suksesi
Baris 46: Baris 74:
| tahun = 1966–1970
| tahun = 1966–1970
| pendahulu = Soerjodipoero
| pendahulu = Soerjodipoero
| pengganti = [[Rusmin Nuryadin]]
| pengganti = [[Roesmin Noerjadin]]
}}
}}
{{kotak selesai}}
{{End}}

{{Indo-bio-stub}}


{{lifetime|1924|1999||}}
{{lifetime|1924|1999||}}


{{DEFAULTSORT:Adjie, Ibrahim}}
{{DEFAULTSORT:Adjie, Ibrahim}}
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Jenderal Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi]]
[[Kategori:Soekarnois]]
[[Kategori:Jenderal Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Bogor]]
[[Kategori:Tokoh militer Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]
[[Kategori:Tokoh militer Sunda]]
[[Kategori:Tokoh dari Bogor]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]]
[[Kategori:Soekarnois]]


{{Indo-politikus-stub}}

Revisi terkini sejak 27 Januari 2024 11.29

Ibrahim Adjie
Panglima Kodam VI/Siliwangi
Masa jabatan
1960 – 1966
Sebelum
Pendahulu
R.A Kosasih
Pengganti
H.R Dharsono
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1924-02-24)24 Februari 1924
Bogor, Hindia Belanda
Meninggal25 Juli 1999(1999-07-25) (umur 75)
Singapura
ProfesiTentara
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Pangkat Letnan Jenderal TNI
NRP12284
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Jenderal TNI Ibrahim Adjie (24 Februari 1924 – 25 Juli 1999). adalah seorang sosok Perwira Tinggi Indonesia, Ia adalah pemimpin pasukan Siliwangi yang menangkap Gembong DI/TII, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Ia dikenal sebagai seorang Soekarnois sejati.[1]

Karier[sunting | sunting sumber]

Pada Masa Revolusi Fisik, Ia menjadi anggota pasukan Siliwangi yang melakukan long march karena Perjanjian Renville yang mengecilkan wilayah Indonesia tahun 1948. Pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat pada tahun 1949, tetapi tak seindah yang diharapkan pada masa itu terjadi Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil, Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, dan lainnya.[2]

Pada saat DI/TII masih mengacau, pada tahun 1960 Ibrahim Adjie menjadi Panglima Kodam VI/Siliwangi dan banyak Prestasi yang dihasilkannya, Ia menangkap Gembong DI/TII, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada 1962.

Namanya tercantum sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat menggantikan Letnan Jenderal Ahmad Yani yang menjadi Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri menurut isu Dewan Jenderal tersebut.

Pada tahun 1965 – 1966 tepatnya karena pergolakan politik yang disebabkan oleh Gerakan 30 September/PKI yang gagal. Maka, oleh Bung Karno ia diperintahkan untuk menjaga anak – anak Bung Karno dari ancaman teror saat pergolakan politik tersebut. Karena loyal kepada Soekarno, maka tahun 1966, Soeharto menggantinya dengan Mayor Jenderal H.R Dharsono atau Pak Ton.

Saat Bung Karno lengser, maka, Soeharto menjinakannya dengan menjadikan Ia sebagai Duta Besar Indonesia untuk Inggris pada 19661970. Setelah melepaskan jabatan Duta Besar untuk Inggris Marsekal Madya Roesmin Noerjadin, bekas Menteri/Panglima Angkatan Udara, ia aktif di bidang industri. Ia mendirikan PT. KDA dan telah membuat beberapa jalan dan jalan paling terkenal diantaranya jalan Trans Barelang sepanjang 54 km yang di dalamnya terdapat enam jembatan antarpulau yang dikerjakan pihak Otoritas Batam sehingga ia sangat terkenal oleh Masyarakat Batam.

Meninggal Dunia[sunting | sunting sumber]

Ia wafat di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura pada 1999. Ia mengidap stroke hingga akhir hayatnya.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

  • Army Staff College, Fort Benning, Amerika Serikat[3]
  • Kursus Singkat Khusus, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1966)[3]

Riwayat Jabatan[sunting | sunting sumber]

  • Komandan Batalyon 1/Depok, Resimen Bogor, Divis II, TKR (1945)[3]
  • Kepala Staf Resimen 2/Bogor (1947)[3]
  • Wakil Panglima Sub-Territorium VII/Sumatera (1948)[3]
  • Gubernur Militer Tapanuli Selatan dan Sumatera Selatan (1949)[3]
  • Komandan Brigade Tapanuli (1950 – 1951)[3]
  • Komandan Resimen 2/Bukit Barisan (1952 – 1954)[3]
  • Kepala Staf Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan (28 Agustus 1954 – Agustus 1956)[3]
  • Atase Militer Indonesia untuk Yugoslavia (Agustus 1956 – 1959)[3]
  • Kepala Staf Tentara dan Territorium III/Siliwangi (1959 – 1960)[3]
  • Panglima Komando Daerah Militer VI/Siliwangi (16 Agustus 1960 – 20 Juli 1966)[3]
  • Duta Besar Indonesia untuk Inggris (Juli 1966 – 1970)[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Ibrahim Adjie, Panglima Siliwangi Kesayangan Bung Karno"
  2. ^ "Sang Jenderal Tukang Nasi"
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m Bachtiar, Harsya W. (1988). Siapa Dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Jakarta. hlm. 63. ISBN 9789794281000. 
Jabatan militer
Didahului oleh:
Mayjen TNI R.A. Kosasih
Pangdam VI/Siliwangi
1960-1966
Diteruskan oleh:
Mayjen TNI H.R. Dharsono
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Soerjodipoero
Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya
1966–1970
Diteruskan oleh:
Roesmin Noerjadin