KRI Imam Bonjol (383)
KRI Imam Bonjol (383)
| |
Sejarah | |
---|---|
Angkatan Laut IndonesiaIndonesia | |
Nama | KRI Imam Bonjol (383) |
Biaya | US$ 252,40 Juta (Rp3,99 Triliun) |
Mulai berlayar | 1994 |
Pelabuhan daftar | Armada Barat TNI-AL |
Identifikasi | 383 |
Status | Masih bertugas |
Sejarah | |
VolksmarineJerman Timur | |
Nama | GDR Teterow (234) |
Pembangun | Peene-Werft[1] |
Pasang lunas | 1 Juli 1981[1] |
Diluncurkan | 27 Maret 1982[1] |
Mulai berlayar | 27 Januari 1984[1] |
Dipensiunkan | 1994 |
Identifikasi | 234 |
Nasib | Dibeli oleh Indonesia |
Ciri-ciri umum | |
Jenis | Korvet kelas Parchim |
Berat benaman |
793 ton standar 854 ton beban penuh |
Panjang | 752 m (2.467 ft) |
Lebar | 978 m (3.209 ft) |
Sarat air | 265 m (869 ft) |
Pendorong | |
Kecepatan | 247 knot (457 km/h) |
Jangkauan | 2.100 mil laut (4.000 km) pada 14 knot (26 km/h) |
Awak kapal | 62 orang |
Sensor dan sistem pemroses |
Radar MR-302/Strut Curve Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob |
Peralatan perang elektronik dan tipuan |
Sonar MG-322T Decoy PK-16 decol RL |
Senjata |
2 x SA-N-5 SAM 2 x 57 mm gun (1x2) 2x30mm gun (1x2) atau 1 x AK-630 2 x RBU-6000-peluncur roket anti kapal selam 4 x 400 mm tabung torpedo 60 x ranjau |
KRI Imam Bonjol adalah korvet Kelas Parchim dibuat untuk Volksmarine / AL Jerman Timur pada tahun 1981. Penamaan menurut Pakta Warsawa adalah Project 133. Kapal ini didesain untuk peperangan anti kapal selam di perairan dangkal/pantai. Enam belas kapal dibuat untuk Volksmarine (1997-1981) dan 12 kapal (versi modifikasi) dibuat untuk AL Soviet pada 1985-1990 oleh Peenewerft, Wolgast.
Sebelumnya kapal ini bernama GDR Teterow dengan nomor lambung 234 yang dipasang lunas pada tanggal 1 Juli 1981, dan mulai bertugas di Volksmarine pada tanggal 27 Januari 1984. Setelah bubarnya Jerman Timur, maka kapal ini menjadi bagian dari 16 kapal yang dijual ke Indonesia pada tahun 1994. Setelah mengalami perubahan besar-besaran, maka kapal tersebut diterima oleh TNI Angkatan Laut pada tahun yang sama.[1]
Peristiwa
[sunting | sunting sumber]2016
[sunting | sunting sumber]17 Juni 2016
[sunting | sunting sumber]KRI Imam Bonjol sebelumya menerima laporan dari intai udara maritim mengenai adanya 12 kapal ikan asing yang melakukan aksi pencurian ikan. Setelah dilakukan pengejaran, maka kapal-kapal tersebut melakukan manuver untuk melarikan diri, tetapi berhasil ditangkap satu kapal ikan yang diduga milik Tiongkok. Saat itulah terjadi insiden dengan kapal Pasukan Penjaga Laut dan Pantai milik Tiongkok.[3]
23 Juni 2016
[sunting | sunting sumber]Presiden Joko Widodo melaksanakan rapat terbatas kabinet di atas kapal KRI Imam Bonjol (383).[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Conway's all the World's Fighting Ships 1947-1995
- Page from FAS