Kalimantan Utara: Perbedaan antara revisi
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
||
Baris 38: | Baris 38: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Dalam sejarahnya negeri-negeri di bagian utara pulau Kalimantan, yang meliputi [[Sabah]], [[Sarawak]], [[Brunei]] dan sebagian besar Sabah adalah wilayah pengaruh [[Kesultanan Brunei]]. Sejak masa Hindu hingga terbentuknya Kesultanan Bulungan, wilayah Kalimantan Utara hingga di [[Sungai Kinabatangan|Kinabatangan]] di Sabah merupakan wilayah mandala negara Berau yang dinamakan Nagri Marancang, yang berbatasan dengan mandala negara Brunei.<ref>[http://bumibatiwakkal.blogspot.com/2009/01/historis-asal-usul-berau.html TINJAUAN HISTORIS TENTANG KERAJAAN BERAU (KURAN)]</ref> Namun belakangan negeri Merancang menjadi wilayah pengaruh Kesultanan Sulu. Kemudian kolonial Inggris menguasai sebelah utara dan Belanda menguasai sebelah selatan (sekarang provinsi Kaltara). |
Dalam sejarahnya negeri-negeri di bagian utara pulau Kalimantan, yang meliputi [[Sabah]], [[Sarawak]], [[Brunei]] dan sebagian besar Sabah adalah wilayah pengaruh [[Kesultanan Brunei]]. Sejak masa Hindu hingga terbentuknya Kesultanan Bulungan, wilayah Kalimantan Utara hingga di [[Sungai Kinabatangan|Kinabatangan]] di Sabah merupakan wilayah mandala negara Berau yang dinamakan Nagri Marancang, yang berbatasan dengan mandala negara Brunei.<ref>[http://bumibatiwakkal.blogspot.com/2009/01/historis-asal-usul-berau.html TINJAUAN HISTORIS TENTANG KERAJAAN BERAU (KURAN)]</ref> Namun belakangan negeri Merancang menjadi wilayah pengaruh Kesultanan Sulu. Kemudian kolonial Inggris menguasai sebelah utara negeri Merancang dan Belanda menguasai sebelah selatan negeri Merancang (sekarang provinsi Kaltara). |
||
Wilayah Kalimantan Utara merupakan bekas wilayah [[Kesultanan Bulungan]] yang berdiri pada tahun [[1731]]. [[Raja]] [[pertama]] [[Kesultanan Bulungan]] berasal dari [[Brunei]]. Daerah Kesultanan Bulungan merupakan bekas daerah milik negara Berau yang melepaskan diri.<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneoc15-16.html Borneo in the 15th and 16th centuries ]</ref> Sementara itu [[Kerajaan Berau]] menurut [[Hikayat Banjar]] termasuk dalam pengaruh mandala [[Kesultanan Banjar]] sejak zaman dahulu kala, ketika Kesultanan Banjar masih bernama Kerajaan Negara Dipa (masa Hindu).<ref name="hikayat banjar">{{ms}} [[Johannes Jacobus Ras]], [[Hikayat Banjar]] diterjemahkan oleh [[Siti Hawa Salleh]], Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - [[Selangor]] Darul Ehsan, [[Malaysia]] [[1990]].</ref> Sampai tahun 1850, [[Bulungan]] (Kaltara) masih berada di bawah pengaruh [[Kesultanan Sulu]] (bekas negara bawahan Brunei).<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1850.html Borneo in 1850]</ref> Namun dalam tahun 1853, Bulungan (Kaltara) sudah dimasukkan dalam wilayah pengaruh Belanda.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&dq=adji%20mandoera&pg=RA1-PA357#v=onepage&q&f=true {{nl}} Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Volume 13, 1853]</ref> Berdasarkan perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC Belanda yang dibuat pada tanggal [[13 Agustus]] [[1787]], maka secara hukum Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat VOC Belanda dan daerah-daerah yang diklaim sebagai vazal Banjar diserahkan sebagai properti VOC Belanda, maka Kompeni membuat batas-batas wilayahnya di Borneo (Kalimantan) berdasarkan batas-batas klaim Kesultanan Banjar yaitu wilayah paling barat adalah negara bagian [[Kerajaan Sintang|Sintang]] dan wilayah paling timur adalah negara bagian Berau (meliputi [[kesultanan Gunung Tabur]], [[kesultanan Sambaliung|kesultanan Tanjung/Sambaliung]], [[kesultanan Bulungan]] & distrik Tidung).<ref>{{en}} (1848){{cite journal|pages=438 |url=http://books.google.co.id/books?id=sJAaAQAAIAAJ&dq=Fran%C3%A7ois%20Wittert.&pg=PA438#v=onepage&q&f=false|title=The Journal of the Indian archipelago and eastern Asia|volume=2}}</ref> Berdasarkan peta Hindia Belanda tahun [[1878]] saat itu menunjukkan posisi perbatasan jauh lebih ke utara dari perbatasan Kaltara-Sabah hari ini, karena mencakupi semua perkampungan [[suku Tidung]] yang ada di wilayah [[Tawau]].<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1879.html Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879]</ref> |
Wilayah Kalimantan Utara merupakan bekas wilayah [[Kesultanan Bulungan]] yang berdiri pada tahun [[1731]]. [[Raja]] [[pertama]] [[Kesultanan Bulungan]] berasal dari [[Brunei]]. Daerah Kesultanan Bulungan merupakan bekas daerah milik negara Berau yang melepaskan diri.<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneoc15-16.html Borneo in the 15th and 16th centuries ]</ref> Sementara itu [[Kerajaan Berau]] menurut [[Hikayat Banjar]] termasuk dalam pengaruh mandala [[Kesultanan Banjar]] sejak zaman dahulu kala, ketika Kesultanan Banjar masih bernama Kerajaan Negara Dipa (masa Hindu).<ref name="hikayat banjar">{{ms}} [[Johannes Jacobus Ras]], [[Hikayat Banjar]] diterjemahkan oleh [[Siti Hawa Salleh]], Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - [[Selangor]] Darul Ehsan, [[Malaysia]] [[1990]].</ref> Sampai tahun 1850, [[Bulungan]] (Kaltara) masih berada di bawah pengaruh [[Kesultanan Sulu]] (bekas negara bawahan Brunei).<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1850.html Borneo in 1850]</ref> Namun dalam tahun 1853, Bulungan (Kaltara) sudah dimasukkan dalam wilayah pengaruh Belanda.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&dq=adji%20mandoera&pg=RA1-PA357#v=onepage&q&f=true {{nl}} Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Volume 13, 1853]</ref> Berdasarkan perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC Belanda yang dibuat pada tanggal [[13 Agustus]] [[1787]], maka secara hukum Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat VOC Belanda dan daerah-daerah yang diklaim sebagai vazal Banjar diserahkan sebagai properti VOC Belanda, maka Kompeni membuat batas-batas wilayahnya di Borneo (Kalimantan) berdasarkan batas-batas klaim Kesultanan Banjar yaitu wilayah paling barat adalah negara bagian [[Kerajaan Sintang|Sintang]] dan wilayah paling timur adalah negara bagian Berau (meliputi [[kesultanan Gunung Tabur]], [[kesultanan Sambaliung|kesultanan Tanjung/Sambaliung]], [[kesultanan Bulungan]] & distrik Tidung).<ref>{{en}} (1848){{cite journal|pages=438 |url=http://books.google.co.id/books?id=sJAaAQAAIAAJ&dq=Fran%C3%A7ois%20Wittert.&pg=PA438#v=onepage&q&f=false|title=The Journal of the Indian archipelago and eastern Asia|volume=2}}</ref> Berdasarkan peta Hindia Belanda tahun [[1878]] saat itu menunjukkan posisi perbatasan jauh lebih ke utara dari perbatasan Kaltara-Sabah hari ini, karena mencakupi semua perkampungan [[suku Tidung]] yang ada di wilayah [[Tawau]].<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1879.html Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879]</ref> |
Revisi per 2 November 2012 16.10
Kalimantan Utara | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Ibu kota | Tanjung Selor |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Luas | |
• Total | 71.176,72 km2 (27,481,49 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 622.350 |
• Kepadatan | 8,7/km2 (23/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam, Katolik, Protestan, Budha, Hindu, dan Kong Hu Cu |
• Bahasa | Bahasa Indonesia, Bahasa Tidung, Bahasa Dayak |
Kode Kemendagri | 65 |
Kode BPS | 65 |
Rumah adat | Rumah Baloy |
Senjata tradisional | Mandau |
Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Kalimantan. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.
Saat ini, Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda Indonesia, resmi disahkan menjadi provinsi dalam rapat paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober 2012. Infrastruktur pemerintahan Kalimantan Utara masih dalam proses persiapan yang direncanakan akan berlangsung paling lama dalam 1 tahun.
Sejarah
Dalam sejarahnya negeri-negeri di bagian utara pulau Kalimantan, yang meliputi Sabah, Sarawak, Brunei dan sebagian besar Sabah adalah wilayah pengaruh Kesultanan Brunei. Sejak masa Hindu hingga terbentuknya Kesultanan Bulungan, wilayah Kalimantan Utara hingga di Kinabatangan di Sabah merupakan wilayah mandala negara Berau yang dinamakan Nagri Marancang, yang berbatasan dengan mandala negara Brunei.[1] Namun belakangan negeri Merancang menjadi wilayah pengaruh Kesultanan Sulu. Kemudian kolonial Inggris menguasai sebelah utara negeri Merancang dan Belanda menguasai sebelah selatan negeri Merancang (sekarang provinsi Kaltara).
Wilayah Kalimantan Utara merupakan bekas wilayah Kesultanan Bulungan yang berdiri pada tahun 1731. Raja pertama Kesultanan Bulungan berasal dari Brunei. Daerah Kesultanan Bulungan merupakan bekas daerah milik negara Berau yang melepaskan diri.[2] Sementara itu Kerajaan Berau menurut Hikayat Banjar termasuk dalam pengaruh mandala Kesultanan Banjar sejak zaman dahulu kala, ketika Kesultanan Banjar masih bernama Kerajaan Negara Dipa (masa Hindu).[3] Sampai tahun 1850, Bulungan (Kaltara) masih berada di bawah pengaruh Kesultanan Sulu (bekas negara bawahan Brunei).[4] Namun dalam tahun 1853, Bulungan (Kaltara) sudah dimasukkan dalam wilayah pengaruh Belanda.[5] Berdasarkan perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC Belanda yang dibuat pada tanggal 13 Agustus 1787, maka secara hukum Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat VOC Belanda dan daerah-daerah yang diklaim sebagai vazal Banjar diserahkan sebagai properti VOC Belanda, maka Kompeni membuat batas-batas wilayahnya di Borneo (Kalimantan) berdasarkan batas-batas klaim Kesultanan Banjar yaitu wilayah paling barat adalah negara bagian Sintang dan wilayah paling timur adalah negara bagian Berau (meliputi kesultanan Gunung Tabur, kesultanan Tanjung/Sambaliung, kesultanan Bulungan & distrik Tidung).[6] Berdasarkan peta Hindia Belanda tahun 1878 saat itu menunjukkan posisi perbatasan jauh lebih ke utara dari perbatasan Kaltara-Sabah hari ini, karena mencakupi semua perkampungan suku Tidung yang ada di wilayah Tawau.[7]
Proses pemekaran Kalimantan Utara menjadi suatu provinsi terpisah dari Kalimantan Timur telah dimulai pada tahun 2000-an.[8][9] Setelah melalui proses panjang, pembentukan provinsi Kalimantan Utara akhirnya disetujui dalam rapat paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober 2012.[10][11]
Pemerintahan
Pada saat dibentuknya, wilayah Kalimantan Utara dibagi menjadi 5 wilayah administrasi, yang terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten sebagai berikut:
Seluruh wilayah ini sebelumnya merupakan wilayah Kalimantan Timur.
Lihat pula
Referensi
- ^ TINJAUAN HISTORIS TENTANG KERAJAAN BERAU (KURAN)
- ^ Borneo in the 15th and 16th centuries
- ^ (Melayu) Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
- ^ Borneo in 1850
- ^ (Belanda) Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Volume 13, 1853
- ^ (Inggris) (1848)"The Journal of the Indian archipelago and eastern Asia". 2: 438.
- ^ Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879
- ^ Provinsi Kalimantan Utara Perlu Dibentuk
- ^ Segera Lahir Provinsi Kalimantan Utara
- ^ DPR Sahkan Kalimantan Utara sebagai Provinsi Baru
- ^ DPR Sahkan Provinsi Kalimantan Utara Sebagai Provinsi ke 34 Indonesia
Sarawak, Malaysia | Sabah, Malaysia | Laut Sulawesi | ||
Serawak | Laut Sulawesi | |||
| ||||
Kalimantan Timur | Kalimantan Timur | Kepulauan Derawan |