Kitab Kebijaksanaan Salomo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Templat:Perjanjan Baru

Kitab Kebijaksanaan Salomo (sering disingkat Kitab Kebijaksanaan) adalah salah satu kitab dalam Alkitab. Kitab ini dipandang sebagai kitab suci, dikategorikan sebagai deuterokanonika (yang berarti "kanon kedua") oleh Gereja Katolik Roma dan anagignoskomenon (Yunani: ἀναγιγνωσκόμενον, artinya "yang harus dibaca") oleh Gereja Ortodoks Timur.[1] Gereja-gereja Protestan umumnya menganggap kitab ini kanonik (apokrif), dan dengan demikian bukan "kitab suci" biblika. Kitab Kebijaksanaan termasuk salah satu dari Kitab-kitab Hikmat yang terdapat dalam Septuaginta, bersama dengan Kitab Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Ayub, <Kebijaksanaan Salomo ditempatkan di sini>, dan Sirakh.

Eusebius dari Kaisarea menuliskan dalam Sejarah Gereja karyanya bahwa Uskup Melito dari Sardis pada abad ke-2 M menganggap Kitab Kebijaksanaan Salomo sebagai bagian dari Perjanjian Lama (tanpa perlu menggunakan istilah "kanonik"), dan kitab ini dianggap kanonik oleh kalangan Yahudi dan Kekristenan.[2] Di sisi lain terdapat klaim berbeda: "Dalam katalog Melito, disajikan oleh Eusebius, setelah Amsal, muncul kata Kebijaksanaan; hampir semua komentator beranggapan bahwa itu hanyalah nama lain kitab yang sama, dan bukan nama kitab yang sekarang disebut 'Kebijaksanaan Salomo'."[3] Terjemahan Kebijaksanaan Salomo dalam bahasa Aram disebutkan oleh Nahmanides dalam kata pengantar komentari karyanya tentang Pentateukh (Taurat).

Kitab Kebijaksanaan berbeda dengan Kebijaksanaan Sirakh, suatu karya dari abad ke-2 SM, yang aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.

Tarikh dan kepenulisan

Kitab Kebijaksanaan diyakini ditulis dalam bahasa Yunani, tetapi dengan suatu gaya yang polanya seperti yang terdapat dalam bait syair Ibrani.[4]

Kitab ini diduga berasal dari Aleksandria sekitar tahun 100 SM.[1] Penulis kitab ini tidak diketahui namun beberapa tokoh gereja seperti Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Origenes, Hippolitus, Siprianus, dan Lactansius meyakini bahwa Salomo yang menuliskannya.[1] Dapat dipastikan bahwa penulisnya adalah seorang Yahudi yang menggunakan bahasa Yunani.[5]

Pengaruh filosofis

Kitab Kebijaksanaan belum dapat diterima dalam kanon Ibrani. Salah satu alasannya adalah karena kitab ini banyak menggunakan bahasa filsafat Yunani.[6][butuh klarifikasi]

Isi

Kitab ini khusus berbicara tentang pembalasan sebagai hukuman bagi penyembahan berhala.[5] Berbeda dengan kitab hikmat/kebijaksanaan lainnya, kitab ini memberikan perhatiannya pada sejarah keselamatan orang bijak dan kepedulian Allah terhadap orang benar.[6] Kitab ini juga ingin memberikan keyakinan kepada jemaat Yahudi di Mesir bahwa memelihara iman nilainya sangat besar sekalipun ada banyak kesukaran yang ditemukan.[6]

Referensi

  1. ^ a b c (Inggris) Daniel Patte (ed). 2002. The Cambridge Dictionary of Christianity. New York: Cambridge University Press. Hlm. 1308.
  2. ^ (Inggris) "CHURCH FATHERS: Church History, Book IV (Eusebius)". Newadvent.org. Diakses tanggal 2010-07-10. 
  3. ^ (Inggris) "Canon of the Old and New Testaments Ascertained, or The Bible Complete without the Apocrypha and Unwritten Traditions. – Christian Classics Ethereal Library". Ccel.org. 2006-11-15. Diakses tanggal 2014-03-11. 
  4. ^ (Inggris) "NAB – Wisdom – Introduction". USCCB. 2002-12-09. Diakses tanggal 2010-07-10. 
  5. ^ a b (Indonesia) . 1976. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2:Ayub-Maleakhi. Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Hlm. 47.
  6. ^ a b c Dianne Bergant, Robert J.Karris(ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta:Kanisius. Hlm. 400.

Pranala luar

Deuterokanonika Perjanjian Lama
Didahului oleh:
Kidung Agung
Kitab dalam Alkitab
Katolik Roma
Diteruskan oleh:
Sirakh
Kitab dalam Alkitab
Ortodoks Timur