Konfusianisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mulyadi (bicara | kontrib)
Wisnuest (bicara | kontrib)
→‎Masa prasejarah (sebelum 2205 SM): Penambahan mengenai gunung suci di Tiongkok dan tidak adanya istilah Nabi Purba
 
(37 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{tak netral}}
{{rapikan}}
{{rapikan}}
{{Infobox Chinese
Ajaran '''Konfusianisme''' atau '''Kong Hu Cu''' (juga: ''Kong Fu Tze'' atau ''Konfusius'') dalam [[bahasa Tionghoa]], bukanlah suatu [[agama]] tetapi lebih merupakan suatu pengajaran [[filsafat]] untuk meningkatkan [[moral]] dan menjaga [[etika]] manusia.
| c = 儒家<br />儒<br />儒教
| l = "''ru'' sekolah pemikiran"
| p = Rújiā
| w = Ju<sup>2</sup>-chia<sup>1</sup>
| gr = Rujia
| mi = {{IPAc-cmn|r|u|2|.|j|ia|1}}
| suz = Zyú-ka
| j = Jyu<sup>4</sup>-gaa<sup>1</sup>
| y = Yùh-gāa
| ci = {{IPAc-yue|j|yu|4|-|g|aa|1}}
| tl = Jû-ka, Lû-ka
| mc = Nyu-kæ
| oc-bs = *{{IPA|no kˤra}}
| qn =
| chuhan =
| hangul =
| hanja =
| rr =
| kanji =
| kana =
| romaji =
}}
[[File:Jiangyin wenmiao dachengdian.jpg|thumb|upright=1.15|[[Kuil Konfusius]] di [[Jiangyin]], [[Wuxi]], [[Jiangsu]]. Ini adalah wénmiào (文庙), artinya kuil tempat Konfusius disembah sebagai Wéndì, "Dewa Kebudayaan" (文帝).<ref>{{cite journal | vauthors = Fornerod M, Ohno M, Yoshida M, Mattaj IW | title = CRM1 is an export receptor for leucine-rich nuclear export signals | journal = Cell | volume = 90 | issue = 6 | pages = 1051–60 | date = September 1997 | pmid = 9323133 | doi = 10.1016/s0092-8674(00)80371-2 | s2cid = 15119502 | doi-access = free }}</ref>]]
'''Konfusianisme''' adalah sebuah [[kepercayaan]] yang resmi dan diakui di [[Indonesia]] bersama dengan 5 kepercayaan lain. Konfusianisme dianggap sebagai agama yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di [[Indonesia]] pada era [[Orde Baru]]. Konfusianisme lazim dikaburkan makna dan hakikatnya sebagai [[filsafat]] atau [[pandangan hidup]]. <!-- Mengapa yang dibahas selalu yang di Indonesia ? Dimana ringkasan ajarannya? -->


Konfusius menganggap dirinya sebagai pemancar nilai-nilai budaya yang diwarisi dari [[dinasti Xia|Xia]] (c. 2070–1600 SM), [[dinasti Shang|Shang]] (c. 1600–1046 SM) dan [[dinasti Zhou Barat]] (c. 1046–771 SM).{{sfnb|Fung|2008|p=163}} Konfusianisme ditekan selama [[Dinasti Qin]] yang Legalis dan otokratis (221–206 SM), tetapi bertahan. Selama [[dinasti Han]] (206 SM–220 M), pendekatan Konfusianisme mengesampingkan "proto-Taois" Huang–Lao sebagai ideologi resmi, sementara para kaisar mencampurkan keduanya dengan teknik Legalisme realis.<ref name="Lin">{{cite book|last=Lin|first=Justin Yifu|title=Demystifying the Chinese Economy|url=https://books.google.com/books?id=rxzJoskK_rwC|year=2012|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-19180-7|page=107}}</ref>
Ajaran falsafah ini diasaskan oleh [[Kong Hu Cu (filsuf)|Kong Hu Cu]] yang dilahirkan pada tahun [[551 SM]] Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Beliau meninggal dunia pada tahun [[479 SM]].


==Ajaran Konfusianisme==
== Sejarah ==
<!--
Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.
==Prasejarah==
Pada akhir jaman prasejarah terdapat sejenis peradaban Proto Melayu di Indonesia (+ 300 th s.M.) mereka berkebudayaan Neolithicum yang mereka terima dari kebudayaan tetangganya yakni Tiongkok. Kebudayaan inilah yang berkembang menjadi kebudayaan tersendiri yang oleh ahli prasejarah dinamai kebudayaan Dong Son (Tang Shan / Teng Swa). Tang Shan adalah wilayah kediaman raja suci Yao maka disebut juga Yao Shan yang hidup pada 23 abad s.M. Sebuah benda sejenis benda prasejarah, kapak sepatu misalnya yang terdapat di Indochina dan Indonesia tidak terdapat di India atau Asia Kecil, melainkan banyak terdapat di Tiongkok, Siberia dan Eropa Timur. Hal ini menunjukkan telah terjadi hubungan budaya Ru Jiao di Tiongkok dengan Indonesia langsung atau lewat Indochina / semenanjung Malaka telah terjadi sejak jaman prasejarah. Sejak masuk agama Hindu di Indonesia telah terjadi akulturasi antara budaya Dong Son dan budaya asli yang menjadi tuan rumah di Indonesia disamping menerima sistem budaya Hindu dan Buddha. Ru Jiao atau kita sebut Agama Khonghucu sudah dikenal sejak jaman Yao dan Shun dan menjadi agama resmi di Tiongkok sejak jaman dinasti Han (136 s.M.), dengan demikian orang-orang Tionghoa yang datang ke Indonesia juga membawa sistem budaya dan nilai-nilai agama Ru Jiao.
-->
=== Konfusianisme sebagai agama dan filsafat ===


Konfusianisme umumnya memang tidak muncul dalam bentuk agama di dunia, bahkan di berbagai negara asia seperti [[Korea]], [[Jepang]], [[Taiwan]], Hongkong dan [[Tiongkok]] sekalipun. Namun di Indonesia Konghucu diakui sebagai salah satu dari 6 agama yang dianut masyarakat. Konghucu sebagai agama digagas Kang Youwei menjelang keruntuhan Dinasti Qing tahun 1900. Namun gagasan Kang Youwei tampaknya tidak diterima oleh komunitas Tionghoa perantauan di berbagai negara, apalagi di Tiongkok sendiri pemerintah merekognisi 5 agama yaitu Buddha, Tao, Kristen, Katolik, dan [[Islam]].<ref>{{Cite web|title=2019 Report on International Religious Freedom: China (Includes Tibet, Xinjiang, Hong Kong, and Macau.|url=https://www.state.gov/reports/2019-report-on-international-religious-freedom/china/#:~:text=The%20government%20recognizes%20five%20official,Islam%2C%20Protestantism%2C%20and%20Catholicism.|website=State Government|access-date=2023-04-11}}</ref> Dalam [[bahasa Tionghoa]], ajaran Konghucu dikenal dengan istilah ''Kongjiao'' (孔教) atau ''Rujiao'' (儒教). Alih-alih merekognisi sebagai agama, Tiongkok mendirikan Confusius Institutes di 146 negara untuk memperkenalkan bahasa mandarin dan kultur Tiongkok serta memfasilitasi pertukaran budaya. Hal yang dicurigai barat sebagai kuda troya pemerintah Cina dalam memperluas pengaruhnya secara global.
Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.


Konghucu sebagai institusi agama di Indonesia menerapkan hal-hal berikut.
Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya [[Mensius]] ke seluruh [[Tiongkok]] dengan beberapa perubahan. [[Kong Hu Cu]] disembah sebagai seorang [[dewa]] dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah [[manusia]] biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang [[Kong Hu Cu]]


* Mengangkat [[Konfusius]] sebagai salah satu [[nabi]] (先知)
{{Apakah [[Agama Khong Hu Cu (Ru Jiao)]] itu ?}}
* Menetapkan ''Litang'' (Gerbang Kebajikan) dan [[klenteng]] sebagai [[tempat ibadah]] resmi bagi umat Khonghucu. Penggunaan istilah kelenteng ini melahirkan kerancuan, karena klenteng sesungguhnya adalah istilah umum yang digunakan masyarakat awam untuk menyebut semua tempat ibadah berarsitektur Tiongkok. Di Indonesia, kelenteng-kelenteng tertua justru adalah tempat ibadah umat Buddha, dan Tao. Sedangkan untuk Konghucu baru hadir pada 1906 di Surabaya dan satu-satunya di Asia Tenggara. Sebelum 1906 tidak ada tempat ibadah Agama Konghucu di Indonesia.
[[Agama Khong Hu Cu (Ru Jiao)]] adalah agama yang diturunkan Tuhan bagi umat manusia, yang datang beriringan dengan sejarah manusia itu sendiri. Tentu saja kehadirannya pada mulanya berhubungan langsung dengan suatu tempat, suatu waktu, suatu kaum tertentu dan dalam hal ini adalah daratan, sejarah, orang yang sekarang kita kenal sebagai negara China, sejarah Zhong Guo, orang Zhong Hua.
* Menetapkan [[Sishu]] [[Wujing]] (四書五經) sebagai [[kitab suci]] resmi
Namun adalah keliru bila ini kemudian dibatasi secara sempit bahwa agama ini adalah "hanya" untuk kaum tertentu saja atau orang Zhong Hua (Tionghoa).
* Menetapkan [[tahun baru Imlek]], sebagai hari raya keagamaan resmi, meskipun menyebabkan kontroversi karena di berbagai belahan dunia Imlek bukanlah hari raya agama tertentu.
Mungkin terabaikan fakta bahwa para Nabi atau utusanNya yang merangkai agama ini adalah [[Shun]], orang I TImur (seperti orang Korea, Jepang), [[Wen Wang]] adalah orang I Barat (seperti orang Asia Tengah), [[Yu]] adalah orang Yunan (seperti orang Asia Tenggara), disamping itu tentunya orang Han sendiri.
* Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.<ref>{{Cite web|title=Konghucu Indonesia:Hari Besar|url=http://www.khonghucuindonesia.com/agama-khonghucu/hari-besar-keagamaan|archive-url=https://web.archive.org/web/20101107024731/http://www.khonghucuindonesia.com/agama-khonghucu/hari-besar-keagamaan|archive-date=2010-11-07|dead-url=yes|access-date=2018-03-29}}</ref>
Dalam perjalanan sejarahnya pada kenyataannya agama ini juga dianut oleh orang-orang Korea, Jepang, Vietnam, termasuk Indonesia. Jadi agama ini sejatinya adalah universal bagi semua umat manusia yang meyakininya tanpa batasan negara, sejarah atau bangsa tertentu saja.
* Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
* Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Kongzi (Konfusius). Nabi Kongzi mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah ditata kembali oleh Nabi Khongcu.{{citation needed}}


Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 Februari pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi Imlek bukan perayaan musim semi.
Bila ditilik dari sebutan aslinya :[["Ru Jiao"]] ; Ru yang dibangun dari radikal Ren/Jen = manusia dan Xu = perlu bisa bermakna yang diperlukan manusia, kebutuhan manusia, juga bisa berarti manusia perlu dalam persyaratan/kualifikasi termaktub. Jadi agama ini diperlukan manusia untuk memenuhi hakekat kemanusiannya dalam hidupnya sesuai dengan yang Tuhan tentukan.
Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Februari tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.{{Explain}}
Bimbingan agama ini diturunkan Tuhan melalui Nabi utusanNya agar manusia beroleh tuntunan dan pembinaan diri dalam Jalan Suci (Dao), jalan yang datang dari dan kembali kepadaNya Khalik Semesta alam, sebagai prima-causa dan causa finalis segalanya. Zhong Shi, yang menjadi ajaran agama (Jiao); yang bersendikan seruan ibadah agar selalu taat kepada Firman Tuhan (Tian Ming), selalu selaras menuruti Watak Sejati (Xing) yang merupakan hakekat kemanusiaan dimana di dalamnya ada karunia dan kehendakNya yang menjadi tanggung jawab dunia dan akhirat dan hubungan antara manusia dengan Tuhan.


=== Agama Konghucu pada zaman [[Orde Baru]] ===
Riwayat singkat [[Khong Hu Cu/Kongzi]] [[(Confucius)]]


Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaan dan tradisi [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa di Indonesia]]. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai [[Ateisme|ateis]] dan [[komunis]]), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk [[agama Buddha]], [[Islam]], [[Katolik]], atau [[Protestanisme|Protestan]]. [[Klenteng]] yang merupakan tempat ibadah umat Buddha Tionghoa terpaksa mengubah nama dari Mandarin ke terjemahan Sansekertanya. Hal ini dilakukan karena penguasa Orba melarang segala hal yang terkait Tiongkok, termasuk aksara dan bahasa melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Maka Kwan Im Teng di berbagai wilayah berganti nama menjadi Wihara Avalokitesvara atau pun menggunakan bahasa Indonesia menjadi Wihara Dewi Welas Asih. Ho Tek Ceng Sin menjadi Wihara Amurwabumi dan sebagainya. Namun sebagian lainnya tetap menggunakan nama Mandarin tapi mengganti aksara Tiongkok menjadi huruf latin.
1. Keluarga [[Khonghucu/Kongzi]]:
Khonghucu adalah putra bungsu Shu Liang He. Beliau mempunyai 9 kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki yang cacat kaki bernama Meng-pi. Ibunya bernama Yan Zheng Zai. Beliau lahir pada tanggal 27 Ba Yue (bulan 8) 551 Sebelum Masehi di negeri Lu, Kota Zou Yi, Desa Chang Ping di lembah Kong Song (kini jazirah Shandong kota Qu Fu). Nama kecilnya adalah Qiu yang berarti bukit alian Zong Ni artinya Putera kedua dari bukit Ni, beliau menikah dengan puteri Negeri Song yang bermarga Jian Guan. Dari pernikahan ini mendapat seorang putera yang diberi nama Li yang berarti ikan gurami alias Bo Yu. Diberi nama demikian karena pada kelahiran puteranya beliau telah diantari ikan gurami oleh Raja Muda Negeri Lu yang panggilannnya Lu Zhao Gong. Selain Li, Khonghucu masih mempunyai dua orang puteri yang seorang menjadi isteri Gong Ye Chang, murid beliau.


Sejak berdirinya Boen Bio di Surabaya pada 1906, lalu diikuti berdirinya organisasi Kong Kau Hwe di Surakarta 1923, Kong Tju Bio di Cirebon 1932, dan lain-lain, jumlah penganut Konghucu memang tidak berkembang sebagaimana diharapkan. Hal ini diakibatkan sejak semula, gagasan dari Kang Youwei ini di Hindia Belanda ditentang mayoritas masyarakat Tionghoa. Perdebatan di media massa pada jaman tersebut menunjukkan bahwa gagasan ini tidak menjadi arusutama. Apalagi setelah masa orde baru, kondisi sosial politik sangat tidak kondusif bagi perkembangan Agama Konghucu.
2. Peristiwa-peristiwa dalam hidup [[Khong Hu Cu/Kongzi]]:
- Usia 3 tahun ayah beliah Shu Liang He wafat
- Usia 6 tahun telah menunjukkan sifat-sifat kenabiannya; dalam bermain senang mengajak dan memimpin kawan-kawannya menirukan orang melakukan ibadah dan sembahyang.
- Usia 15 tahun beliau telah memiliki semangat belajar yang luar biasa.
- Usia 19 tahun menikah dengan seorang gadis dari marga Jian Guan dari Negeri Song.
- Usia 20 tahun diangkat menjadi Menteri lumbung oleh Keluarga Besar Ji.
- Usia 21 tahun dikaruniai seorang putera yang diberi nama Li alias Bo Yu.
- Usia 24 tahun, ibu beliau wafat. Beliau berkabung selama 3 tahun. Jenazah kedau orang tuanya dimakamkan di gunung Fang Shan. Setelah selesai masa berkabung beliau sudah banyak menerima murid.
- Usia 29 tahun beliau belajar musik kepada Shi Xiang, seorang guru musik termasyur.
- Usia 30 tahun disertai dua orang muridnya; Nan-Gong Jing-Shu dan Meng Yi Zi (keduanya putera bangsawan besar keluarga Meng, yakni Meng-xi Zi. Beliau berkunjung ke ibukota Negeri Zhou, disana beliau bertemu dengan penjaga perpustakaan kerajaan bernama Lao Dan dan guru musik bernama Chang Hong.
- Usia 35 tahun beliau pergi ke negeri Qi karena negeri Lu terjadi kekalutan dan Raja mudanya Lu Zhao Gong lari ke negeri Qi. Waktu itu negeri Qi diperintah oleh Raja Muda Qi Jing Gong dengan Perdana Menterinya Yang Ying atau Yan ping Zhong yang terkenal pandai.
- Usia 36 tahun beliau kembali ke negeri Lu dan meneruskan mendidik murid-muridnya.
- Usia 51 tahun sampai 55 tahun beliau aktif dalam pemerintahan yang waktu itu Raja Mudanya ialah Lu Ding Gong. Beliau pernah menjabat sebagai Walikota Zhong Dou dan Menteri Pekerjaan Umum. Jabatan yang tertinggi dan terakhir adalah sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Kehakiman (Da Si Kou).
- Usia 56 tahun pada hari Dong Zhi meninggalkan negeri Lu dan mulai pengembaraannya ke berbagai negeri sebagai Mu Duo (Genta Rohani Tuhan). Tian (Tuhan Yang Maha Esa) telah mengutusNya sebagai Nabi Segala Masa, Yang Lengkap, Besar dan Sempurna (Ji Da Cheng). Beliau mengembara lebih kurang 13 tahun.
- Tahun 483 SM Li atau Bo Yu, putera beliau meninggal dunia
- Tahun 482 SM Yan Hui, murid yang termaju dan diharapkan menjadi penerus beliau meninggal dunia.
- Tahun 481 SM salah seorang pegawai Keluarga Besar Ji Kang Zi telah membunuh Qi Lin dalam perburuan Raja Muda Lu Ai Gong.
- Akhir tahun 480 SM Zi Lu atau Zhong Yu (murid beliau yang gagah berani penuh kejujuran) gugur di Negeri Wei karena di sana terjadi pemberontakan.
- Tanggal 18 Erl Yue (bulan dua) Khonghucu wafat.
- Para Raja Muda Lu yang memerintah selama masa hidup Khonghucu ialah: Lu Xiang Gong, Lu Zhao Gong, Lu Ding Gong dan terakhir Lu Ai Gong.


=== Agama Konghucu pada zaman [[Orde Reformasi]] ===
3. Gelar Anumerta yang pernah disandangkan kepada Khonghucu/Kongzi ialah:
- Oleh Raja Lu Ai Gong diberi sebutan Ni Fu yang berarti Bapak Yang Mulia Ni.
- Oleh Kaisar dinasti Han: Han Ping Di diberi gelar Cheng Xuan Ni Gong yanb bermakna Pangeran Ni Yang Sempurna dan Cerah Bathin.
- Pada tahun 492 gelar itu diubah menjadi Wen Sheng Ni Fu yang bermakna Yang Mulia Bapak Ni Nabi Yang Menyeluruh Sempurna.
- Oleh Kaisar Shun Zhi, Kaisar pertama Dinasti Man-Chu pada tahun 1645 gelar itu dirubah menjadi Da Cheng Zhi Sheng, Wen Xuan Xian Shi Kong Zi yang bermakna Kongzi Guru Purba Yang Cerah Menyeluruh, Nabi Agung Yang Besar Sempurna. Tetapi 12 tahun kemudian gelar itu disingkat menjadi Zhi Sheng Xian Shi Kong Zi yang bermakna [[Kongzi]] Guru Purba Nabi Agung.
- Gelar untuk Khonghucu/Kongzi yang tersurat di dalam Kitab Shi Shu (Kitab Yang Empat) antara lain adalah Tian Zhi Mu Duo yang bermakna Genta Rohani Tuhan; Zhi Cheng yang bermakna Yang Sempurna Iman; Zhi Sheng yang bermakna Nabi Agung dan Ji Da Cheng yang bermakna Nabi Yang Lengkap Besar dan Sempurna.
- Di dalam Kitab Mengzi 5B:1/5 disuratkan:"Bo Yi, ialah Nabi Kesucian; Yi Yin ialah Nabi Kewajiban; Liu Xia Hui ialah Nabi Keharmonisan; dan Kongzi ialah Nabi Segala Masa. Maka Nabi Kongzi dinamai yang lengkap, besar dan sempurana. Yang dimaksud dengan lengkap, besar dan sempurna ialah seperti suara musik yang lengkap dengan lonceng dari logam dan lonceng dari batu kumala (Jin Sheng Yu Zhen yang menjadi lambang kita Genta Harmoni). Suara lonceng dari logam sebagai pembuka lagu yang memadukan keharmonisan menunjukkan kebijaksanaanNya dan sebagai penutup lagu menunjukkan paripurnanya karya kenabianNya.


Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.
Kitab Suci [[Agama Khong Hu Cu (Ru Jiao)]]:
Sejak jaman Neo [[Konfusianisme]] yang dipelopori oleh Zhu Xi (1130 - 1200), Kitab Suci [[Agama Khong Hu Cu (Ru Jiao)]] telah dibakukan menjadi [[Wu Jing]] (Kitab Yang Lima) dan [[Shi Shu]] (Kitab Yang Empat). Masing-masing Kitab tersebut terdiri dari:
A. [[Wu Jing]] (Kitab Yang Lima) sebagai Kitab yang mendasari Ru Jiao, yakni terdiri dari:
1. Shi Jing (Kitab Sanjak); disebut juga Pa Jing (Kitab Kuncup Bunga).Terdiri dari 39.222 huruf merupakan kumpulan 311 sanjak dari seleksi 3000 an sanjak yang dilakukan oleh Khonghucu yang melanjutkan rintisan Zhou Gong, kini tinggal 305 yang ada (6 hilang waktu pembakaran Kitab pada jaman Qin Shi Huang Di, yakni sanjak no.171,172, 173, 174, 206, 209).
Sanjak tertua berasal dari Dinasti Shang (1766-1122 SM) dan termuda dari jaman Zhou Ding Wang (605-586 SM).


== Ajaran Konfusianisme ==
2. Shu Jing (Kitab Hikayat); disebut juga Shang Shu (Kitab Pandita/Mulia) dan Zai Jing (Kitab Tarikh/Buku Jaman)serta Bi Jing (Kitab Tembok) karena ditemukan dalam tembok rumah Khonghucu, sehingga selamat dan lolos dari jaman pembakaran kitab. Terdiri dari 25.700 huruf dengan 58 bab (4 buku 6 jilid).
{{essay-like}}
Ajaran '''Konfusianisme''' dalam [[bahasa Tionghoa]], istilah aslinya adalah '''Rujiao''' (儒教), yang berarti kepercayaan dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Konfusius memang bukanlah pencipta kepercayaan ini melainkan dia hanya menyempurnakan kepercayaan yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut." Meskipun orang-orang kadang mengira bahwa Konfusianisme adalah merupakan suatu pengajaran [[filsafat]] untuk meningkatkan [[moral]] dan menjaga [[etika]] manusia, sebenarnya jika seseorang ingin memahami secara benar dan utuh tentang Konfusianisme, maka ia akan mengetahui bahwa dalam Konfusianisme juga terdapat ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Konfusianisme juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".


Ajaran falsafah ini diasaskan oleh [[Konfusius]] yang lahir pada tahun 551 SM dengan nama Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Ia dikenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Konfusius banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia wafat pada tahun 479 SM.
3. Yi Jing (Kitab Perubahan); Nama lainnya adalah Yi Jing (Kitab Tanda-tanda/Simbol Suci) merupakan Kitab Langit (Tian Shu) yang mengandung nilai sakral ke Tuhanan, karenanya bersifat Universal. Terdiri dari 24.707 huruf.


Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tetapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.
4. Li Jing (Kitab Kesusilaan); dinamai juga Dai Jing (karena jasa marga Dai dalam mengumpulkan kembali setelah pembakaran kitab). Terdiri dari 99.020 huruf.


Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya [[Mengzi]] ke seluruh [[Tiongkok]] dengan beberapa penyempurnaan.
5. Chun Qiu Jing (Kitab Chun Qiu); disebut juga Kitab LIn Jing (Kitab Qi Lin). Qi Lin adalah Hewan Suci yang muncul ketika menjelang kelahiran Khonghucu dan peristiwa terbunuhnya Qi Lin menjelang wafatnya Khonghucu telah mengakhiri kalam kitab ini.Terdiri dari 18.000 huruf hasil karya Khonghucu sendiri, merupakan risalah dan kronik, sekaligus "pengadilan" jaman Chun Qiu, sekaligus cermin untuk mengenal Khonghucu.


== Intisari ajaran Konghucu ==
B. [[Shi Shu]] (Kitab Yang Empat)sebagai Kitab Yang Pokok, terdiri dari :
=== Falsafah Dasar ===
1. Da Xue (Kitab Ajaran Besar); ditulis oleh Zeng Zi alias Zi Xing murid Khonghucu dari angkatan muda, walaupun lambat namun sangat tekun dan sungguh-sungguh, yang mampu memahami azas Yi Yi Guan Zhi yang menerima sabda langsung tentang Pembinaan diri. Terdiri dari Bab Utama dan 10 bab uraian, terdiri dari 1.753 huruf+134 (bab V subtitusi Zhu Xi). Merupakan bimbingan Pembinaan diri umat Ru dengan bab utama sebagai sabda langsung dari Khonghucu yang menjadikan Kitab ini tak lekang oleh jaman selalu menjadi pedoman baku umat Ru.
1. '''Tian'''
: [[Tian]] adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:<ref name="Matrisia">Bidang Litbang PTITD/ Matrisia Jawa Tengah. 2007. "Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma", Edisi pertama. Semarang: Benih Bersemi.</ref>
:: ''Yuan'': yang selalu hadir.
:: ''Heng'': yang selalu berhasil.
:: ''Li'': yang selalu membawa berkah.
:: ''Zhen'': yang selalu adil, tidak membeda-bedakan.


2. '''Xing'''
2. Zhong Yong (Kitab Tengah Sempurna); ditulis oleh Zi Si atau cucu Khonghucu dan murid dari Zheng Zi, yang mempunyai kemampuan luar biasa, yang menerima sabda langsung dari Khonghucu tentang Keimanan (ada pada bab utama) dan memberi uraiannya dalam bab-bab berikutnya. Terdiri dari Bab Utama dengan 32 bab uraian dan 3.568 huruf. Merupakan tuntunan Keimanan bagi penganut agama [[Khong Hu Cu]](Ru Jiao) dengan bab utama yang merupakan sabda langsung dari Khonghucu tentang iman hidup beragama dalam hubungan manusia-Tuhan menjadikannya sebagai sumber keyakinan imani dan pedoman agamis umat Ru yang baku dan utama.
: Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman [[Tian]] (''Tian Ming'') dalam diri manusia. Xing menghubungkan [[Tian]] dengan segala ciptaannya. Manusia sulit mengenali ''xing''nya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka manusia harus dibimbing dengan pedoman etika. Meskipun ''xing'' setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu persamaan yaitu ''Ren'' (perikemanusiaan).<ref name="Matrisia"/>


3. '''Ren'''
3. Lun Yu (Kitab Sabda Suci); berisi kumpulan tulisan ajaran, diskusi, percakapan, komentar dari [[Khong Hu Cu]] dengan para muridnya, antar murid dan wacana ajaran [[Khong Hu Cu]]. Dikenal juga dengan nama Analect. Terdiri dari 2 jilid, masing-masing 10 bab (=20 bab)dan 15.917 huruf.
: Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ''Zhong'' (setia) dan ''Shu'' (solidaritas).<ref name="Matrisia"/>
:: Zhong merupakan kependekan dari istilah '''zhong yi Tian''' (<small>lit.</small> ''setia kepada Tuhan''), yaitu berserah diri,lahir dan batin kepada Tuhan.
:: Shu merupakan kependekan dari istilah '''shu yi ren''' (<small>lit.</small> ''solider kepada sesama manusia'' atau "cinta kasih sejati".


: Terdapat dua istilah yang menerangkan arti ''Shu'' lebih lanjut.<ref name="Matrisia"/>
4. Meng Zi (Kitab Meng Zi); merupakan Kitab karya Meng Zi seorang penerus ajaran Kongzi dan para muridnya seperti Wan Zhang dan Gong Sun Chou. Terdiri dari 7 bab (masing-masing 2 bagian) dan 35,377 huruf. Merupakan penegasan Meng Zi dalam menjabarkan , menegakkan, meluruskan kemurnian ajaran Kongzi.
:: ''Ji suo bu yu, wu shi yu ren'', yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain". (Lunyu)
:: ''Ji yu li er li ren, ji yu da er da ren'', yaitu "kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga tegak; jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju".


=== Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) ===
==Lihat pula==
Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
# Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
# Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
# Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
# Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
# Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
# Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
# Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
# Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)

=== Lima Sifat Mulia (Wu Chang) ===
Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):<ref name="Matrisia"/>

1. Ren - Cinta Kasih
: yaitu sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran, tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat manusia yang paling mulia dan luhur.
2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban
: yaitu sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Bila ''Ren'' sudah ditegakkan, maka ''Yi'' harus menyertai.
3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan
: yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan budi pekerti. Semula ''Li'' hanya dikaitkan dengan perilaku yang benar dalam upacara keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam masyarakat.
4. Zhi - Bijaksana
: yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh pengertian. [[Kong Hu Cu (filsuf)|Kong Hu Cu]] merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam mengambil tindakan, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
5. Xin - Dapat dipercaya
: yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menepati janji.

=== Lima Etika (Wu Lun) ===
Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang akan menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan masyarakat.<ref name="Matrisia"/>
* Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
* Hubungan antara Suami dan Isteri
* Hubungan antara Orang tua dan anak
* Hubungan antara Kakak dan Adik
* Hubungan antara Kawan dan Sahabat

=== Delapan Kebajikan (Ba De) ===
Delapan Kebajikan (Ba De):<ref name="Matrisia"/>
# Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orang tua, leluhur, dan guru.
# Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
# Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
# Xin - Dapat Dipercaya
# Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
# Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
# Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
# Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi pekerti.

== Kitab suci ==
Kitab suci agama Konghucu dibagi menjadi dua kelompok:
* [[Wu Jing]] (五 經) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:
*# Kitab Sanjak Suci [[詩經]] [[Shi Jing]]
*# Kitab Dokumen Sejarah [[書經]] [[Shu Jing]]
*# Kitab Wahyu Perubahan [[易經]] [[I-Ching|Yi Jing]]
*# Kitab Suci Kesusilaan [[禮經]] [[Li Jing (kitab|Li Jing]]
*# Kitab Chun-qiu [[春秋經]] [[Chunqiu Jing]]
* [[Si Shu]] (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:
*# Kitab Ajaran Besar - [[大學]] [[Da Xue]]
*# Kitab Tengah Sempurna - [[中庸]] [[Zhong Yong]]
*# Kitab Sabda Suci - [[論語]] [http://www.confucius.org/main01.htm/ Lun Yu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180517103843/http://www.confucius.org/main01.htm |date=2018-05-17 }}
*# Kitab Mengzi - [[孟子]] [[Meng Zi]]

Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bakti).

== Definisi agama menurut agama Konghucu ==
Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.

== Nabi == <!-- Nabi? awokawok😂 -->
{{lihat pula|Sheng Ren}}
Para nabi (儒教聖人) dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti yang tercantum di bawah ini.

=== Masa prasejarah (sebelum 2205 SM) ===
{{lihat pula|Tiga Maharaja dan Lima Kaisar}}
*Dalam ajaran Konghucu tidak dikenal istilah Nabi Purba, demikian pula mantra dan ritual untuk dewa. Konghucu tidak menambahkan apapun pada kosmologi dewata Tiongkok kuno yang telah diisi oleh dua agama yaitu Tao dan Buddha. Hal ini sejalan dengan penetapan gunung suci di Tiongkok dari masa klasik, untuk agama Buddha ditetapkan gunung Wutai, Putuo, Emei, dan Jiuhua.<ref>{{Cite book|last=Litian|first=Fang|date=2022|title=Chinese Buddhism and Traditional Culture|location=London|publisher=Routledge|isbn=9780367663919|pages=47-58|url-status=live}}</ref> Sedangkan untuk Agama Tao ditetapkan gunung Heng Shan, Tai Shan, Hua Shan, Song Shan, dan Heng Shan.<ref>{{Cite book|last=Brockman|first=Norbert C|date=1999|title=Encylopedia of Sacred Places|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0195127393|pages=542-544|url-status=live}}</ref> Sedangkan untuk Konghucu tidak ada satupun gunung yang ditetapkan sebagai gunung sucinya, karena di Tiongkok sejak masa klasik hingga saat ini Konghucu tidak ditetapkan sebagai agama.
*Fu Xi, Shennong, Huang Di dan lain-lain yang disebutkan di bagian bawah sebagai nabi adalah bagian dari mitologi Tiongkok kuno, jauh sebelum perkembangan agama. Apalagi gagasan menjadikan ajaran Konghucu sebagai agama sebagaimana pendekatan barat (religion) baru digagas pada awal abad keduapuluh oleh Kang Youwei menjelang keruntuhan dinasti Qing.
* Nabi Purba [[Fu Xi]] ([[Hanzi]]: 伏羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.
:Dia menerima wahyu ''He tu'' (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor hewan gaib [[Long ma]], yang keluar dari dalam [[Sungai Kuning|Sungai Huang Ho]]. Lambang wahyu tersebut kini dikenal sebagai lambang [[Bagua]]. Nabi [[Nüwa|Nu Wa]] ([[Hokkien]]:Lie Kwa), istri Fuxi, menciptakan Hukum Pernikahan.<ref name="Matrisia"/>

* Nabi Purba [[Shen Nong]] ([[Hanzi]]:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.
* Nabi Purba [[Huang Di]] ([[Hanzi]]:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.
: Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat sutra, dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).

* Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM.
:Pada zamannya dilakukan penyempurnaan perhitungan kalender dengan menambah bulan kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat ketika bulan sedang bulat penuh.

* Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM.

=== Zaman [[Dinasti Xia]] ===
* Nabi Purba (大 禹) Da Yu 2205 – 2197 SM.
:Sewaktu berada di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air. Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi yang kemudian dinamakan ''Luo Shu'' (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal bakal ''houtian bagua''. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari [[I-Ching|falsafah perubahan]] yang disebut ''Lian Shan Yi'' (Rangkaian Gunung) dan ''Hong Fan'' ditulis.<ref name="Matrisia"/>

=== Zaman [[Dinasti Shang]] ===
* Nabi Purba [[Tang dari Shang|Shang Tang]] ([[Hanzi]]=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646 SM.
* Nabi Wen Wang ([[Hanzi]]=文王).
:Menerima wahyu ilahi ''Dan Shu'' (Kitab Dan) sehingga ia menemukan lambang ''houtian bagua'' dan mengembangkan lebih jauh falsafah perubahan.<ref name="Matrisia"/>

* Nabi Jiang Ziya.

=== Zaman [[Dinasti Zhou]] ===
* Nabi [[Raja Wu dari Zhou|Wu Wang]] ([[Hanzi]]=武王).
:Ia merupakan raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu Wang menerima persembahan kitab ''Hong Fan'' dari [[Jizi]], bekas menteri Dinasti Shang, yang menyatakan bahwa kitab kuno tersebut merupakan warisan dari zaman Kaisar Yu yang disimpan olehnya.<ref name="Matrisia"/>

* Nabi [[Raja Gong dari Zhou|Zhou Gong]] ([[Hanzi]]=周公).
:Putera keempat Wen Wang. Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah perubahan dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti ''komentar Xiang''), sehingga versi ketiga ini dikenal sebagai ''Zhou Yi'' (falsafah perubahan [[Dinasti Zhou]]). Ia juga meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan dalam ajaran Ru.<ref name="Matrisia"/>

* Nabi Besar (孔 子) [[Konfusius|Kong Zi]] 551 – 479 SM.

== Lihat pula ==
* [[Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia]]
* [[Klenteng]]
* [[Agama]]
* [[Agama]]
* [[Daftar Agama]]
* [[Daftar agama]]
* [[Tempat ibadah agama Khonghucu|Tempat ibadah]]
== Referensi ==
{{reflist}}
== Sumber ==
{{Refbegin|40em}}
* {{citation|last=Adler|first=Joseph A.|title=Confucianism as a Religious Tradition: Linguistic and Methodological Problems|location=Gambier, OH|publisher=Kenyon College|year=2014|url=http://www2.kenyon.edu/Depts/Religion/Fac/Adler/Writings/Still%20Hazy%20-%20Minzu.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://www2.kenyon.edu/Depts/Religion/Fac/Adler/Writings/Still%20Hazy%20-%20Minzu.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}.
* {{cite book|author=William Theodore De Bary|title=Neo-Confucian Education: The Formative Stage|url=https://books.google.com/books?id=Gb0RcMQ-sOkC|year=1989|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-06393-8|pages=455–}}
* {{cite book|last1=Billioud|first1=Sébastien|last2=Thoraval|first2=Joël|year=2015|title=The Sage and the People: The Confucian Revival in China|publisher=Oxford University Press|url=https://books.google.com/books?id=jZLxCQAAQBAJ|isbn=978-0-19-025814-6}}
* {{cite journal|last=Billioud|first=Sébastien|title=Carrying the Confucian Torch to the Masses: The Challenge of Structuring the Confucian Revival in the People's Republic of China|journal=OE|volume=49|year=2010|url=http://www.oriens-extremus.de/inhalt/pdf/49/OE49-09.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://www.oriens-extremus.de/inhalt/pdf/49/OE49-09.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}
* {{cite journal|last=Clart|first=Philip|title=Confucius and the Mediums: Is There a "Popular Confucianism"?|journal=T'oung Pao|volume=LXXXIX|year=2003|url=http://home.uni-leipzig.de/clartp/Clart%202003.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://home.uni-leipzig.de/clartp/Clart%202003.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}
* {{cite book|last=Chan|first=Joseph|year=2013|title=Confucian Perfectionism: A Political Philosophy for Modern Times|publisher=Princeton University Press|url=https://books.google.com/books?id=VW2YDwAAQBAJ&q=%22Confucian+Perfectionism%22|isbn=9780691168166}}
* {{cite book|last=Chen|first=Yong|year=2012|title=Confucianism as Religion: Controversies and Consequences|publisher=Brill|url=https://books.google.com/books?id=I-JpRmACSdYC|isbn=978-90-04-24373-6}}
* {{cite book|last=Creel|first=Herrlee|author-link=Herrlee Creel|title=Confucius and the Chinese Way|publisher=Harper Torchbooks|location=New York|year=1949}}
* {{cite book|author=John W. Dardess|title=Confucianism and Autocracy: Professional Elites in the Founding of the Ming Dynasty|url=https://books.google.com/books?id=OvdqvKxbCc4C|year=1983|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-04733-4}}
* {{cite journal|last=Didier|first=John C.|title=In and Outside the Square: The Sky and the Power of Belief in Ancient China and the World, c. 4500 BC – AD 200|journal=[[Sino-Platonic Papers]]|issue=192|year=2009}} ''[http://sino-platonic.org/complete/spp192_vol1.pdf Volume I: The Ancient Eurasian World and the Celestial Pivot]'', ''[http://sino-platonic.org/complete/spp192_vol2.pdf Volume II: Representations and Identities of High Powers in Neolithic and Bronze China]'', ''[http://sino-platonic.org/complete/spp192_vol3.pdf Volume III: Terrestrial and Celestial Transformations in Zhou and Early-Imperial China]''.
* {{citation|last=Elman|first=Benjamin A.|title=On Their Own Terms: Science in China, 1550–1900|year=2005|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-01685-9}}.
* {{cite journal|last1=Fan|first1=Lizhu|first2=Na|last2=Chen|title=The Religiousness of "Confucianism" and the Revival of Confucian Religion in China Today|journal=Cultural Diversity in China|volume=1|issue=1|pages=27–43|year=2015|issn=2353-7795|doi=10.1515/cdc-2015-0005|doi-access=free}}
* {{citation|last1=Fan|first1=Lizhu|last2=Chen|first2=Na|contribution=Revival of Confucianism and Reconstruction of Chinese Identity|title=The Presence and Future of Humanity in the Cosmos|publisher=ICU|location=Tokyo, 18–23 March|year=2015a}}.
* {{citation|author-last=Feuchtwang|author-first=Stephan|author-link=Stephan Feuchtwang|chapter=Chinese religions|pages=143–172|editor-last1=Woodhead|editor-first1=Linda|editor-last2=Kawanami|editor-first2=Hiroko|editor-last3=Partridge|editor-first3=Christopher H.|title=Religions in the Modern World: Traditions and Transformations|edition=3nd|year=2016|publisher=Routledge|location=London|isbn=978-1-317-43960-8}}.
* {{cite book|last=Fingarette|first=Herbert|author-link=Herbert Fingarette|year=1972|title=Confucius: The Secular as Sacred|publisher=Harper|location=New York|url=https://books.google.com/books?id=lawUAAAAQBAJ|isbn=978-1-4786-0866-0}}
* {{citation|author-last=Fung|author-first=Yiu-ming|article=Problematizing Contemporary Confucianism in East Asia|editor-first=Jeffrey|editor-last=Richey|title=Teaching Confucianism|url=https://books.google.com/books?id=w8vSE2lN0H4C|isbn=978-0-19-804256-3|year=2008|publisher=Oxford University Press}}.
* {{citation|last=Gunn|first=Geoffrey C.|title=First Globalization: The Eurasian Exchange, 1500 to 1800|year=2003|publisher=Rowman & Littlefield|isbn=978-0-7425-2662-4}}.
* {{citation|last=Haynes|first=Jeffrey|title=Routledge Handbook of Religion and Politics|year=2008|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-0-415-41455-5}}.
* {{cite book|last=Ivanhoe|first=Philip J.|author-link=Philip J. Ivanhoe|title=Confucian Moral Self Cultivation|url=https://archive.org/details/confucianmoralse0000ivan_2ed|edition=2nd rev.|year=2000|location=Indianapolis|publisher=Hackett Publishing|isbn=978-0-87220-508-6}}
* {{cite book|last=Li-Hsiang|first=Lisa Rosenlee|title=Confucianism and Women: A Philosophical Interpretation|url=https://books.google.com/books?id=yTvLQbaH81wC|year=2012|publisher=SUNY Press|isbn=978-0-7914-8179-0|pages=164–}}
* {{cite book|last=Libbrecht|first=Ulrich|author-link=Ulrich Libbrecht|url=https://books.google.com/books?id=rmT3ZHGxJPgC|year=2007|title=Within the Four Seas...: Introduction to Comparative Philosophy|publisher=Peeters Publishers|isbn=978-90-429-1812-2}}
* {{citation|last=Littlejohn|first=Ronnie|title=Confucianism: An Introduction|url=https://books.google.com/books?id=_RZe8Hr57NEC|year=2010|publisher=I.B. Tauris|isbn=978-1-84885-174-0}}.
* {{cite book|last=Nivison|first=David S.|title=The Ways of Confucianism: Investigations in Chinese Philosophy|location=Chicago|publisher=Open Court Press|year=1996|isbn=978-0-8126-9340-9}}
* {{citation|last=Payette|first=Alex|contribution=Shenzhen's Kongshengtang: Religious Confucianism and Local Moral Governance|title=Panel RC43: Role of Religion in Political Life|location=23rd World Congress of Political Science, 19–24 July|year=2014|url=http://paperroom.ipsa.org/papers/paper_30036.pdf|access-date=9 May 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20171023011728/http://paperroom.ipsa.org/papers/paper_30036.pdf|archive-date=23 October 2017|url-status=dead}}.
* {{cite book|last1=Pankenier|first1=David W.|year=2013|title=Astrology and Cosmology in Early China|publisher=Cambridge University Press|url=https://books.google.com/books?id=wUuyAAAAQBAJ|isbn=978-1-107-00672-0}}
* {{citation|last1=Shen|first1=Qingsong|last2=Shun|first2=Kwong-loi|title=Confucian Ethics in Retrospect and Prospect|publisher=Council for Research in Values and Philosophy|year=2007|isbn=978-1-56518-245-5}}.
* {{citation|last=Sinaiko|first=Herman L.|title=Reclaiming the Canon: Essays on Philosophy, Poetry, and History|year=1998|publisher=Yale University Press|isbn=978-0-300-06529-9|url=https://archive.org/details/reclaimingcanone00sina}}.
* {{cite journal|last=Tay|first=Wei Leong|title=Kang Youwei: The Martin Luther of Confucianism and His Vision of Confucian Modernity and Nation|journal=Secularization, Religion and the State|year=2010|url=http://utcp.c.u-tokyo.ac.jp/publications/pdf/UTCPBooklet17_08_Tay.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://utcp.c.u-tokyo.ac.jp/publications/pdf/UTCPBooklet17_08_Tay.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}
* {{cite book|last=Yang|first=C.K.|author-link=C. K. Yang (sociologist)|year=1961|title=Religion in Chinese Society; a Study of Contemporary Social Functions of Religion and Some of Their Historical Factors|publisher=University of California Press|location=Berkeley|url=https://books.google.com/books?id=N2d09EhGBgkC|isbn=978-0-520-01371-1}}
* {{cite book|last=Yao|first=Xinzhong|author-link=Xinzhong Yao|year=2000|title=An Introduction to Confucianism|url=https://books.google.com/books?id=tAE2OJ9bPG0C|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-64312-2}}
* {{cite journal|last=Zhou|first=Youguang|author-link=Zhou Youguang|title=To Inherit the Ancient Teachings of Confucius and Mencius and Establish Modern Confucianism|journal=[[Sino-Platonic Papers]]|issue=226|year=2012|url=http://www.sino-platonic.org/complete/spp226_zhou_youguang_modern_confucianism.pdf |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221010/http://www.sino-platonic.org/complete/spp226_zhou_youguang_modern_confucianism.pdf |archive-date=2022-10-10 |url-status=live}}
;Articles
* {{cite journal|last=Hsu|first=Promise|title=The Civil Theology of Confucius' "Tian" Symbol|journal=Voegelin View|date=16 November 2014|url=https://voegelinview.com/civil-theology-confucius-tian-symbol/|access-date=25 February 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20191224202106/https://voegelinview.com/civil-theology-confucius-tian-symbol/|archive-date=24 December 2019|url-status=dead}}
{{Refend}}


== Terjemahan teks yang dikaitkan dengan Konfusius ==
[[Kategori:Filsafat]]
=== Analek (Lun Yu) ===
* [http://www.sacred-texts.com/cfu/conf1.htm Confucian Analects] (1893) Diterjemahkan oleh [[James Legge]].
* ''The Analects of Confucius'' (1915; rpr. NY: Paragon, 1968). Diterjemahkan oleh [[William Edward Soothill]].
* ''The Analects of Confucius: A Philosophical Translation'' (New York: Ballantine, 1998). Diterjemahkan oleh Roger T. Ames, Henry Rosemont.
* ''Konfusius: The Analects (Lun yü)'' (London: Penguin, 1979; rp. Hong Kong: Chinese University Press, 1992). Diterjemahkan oleh DC Lau
* ''The Analects of Confucius'' ( Oxford: Oxford University Press, 1997). Diterjemahkan oleh Chichung Huang.
* ''The Analects of Confucius'' (New York: WW Norton, 1997). Diterjemahkan oleh [[Simon Leys]].
* ''Analects: Dengan Pilihan dari Komentar Tradisional'' (Indianapolis: Hackett Publishing, 2003). Diterjemahkan oleh Edward Slingerland.

== Pranala luar ==
{{Sister project links|commonscat=Confucianism}}
* [http://plato.stanford.edu/entries/confucius/#ConPol/ Ensiklopedia Filsafat Stanford: Konfusius]
* [https://web.archive.org/web/20150619113741/http://www.interfaith.org/confucianism/ Antaragama Online: Konfusianisme]
* [http://www.sacred-texts.com/cfu/index.htm Dokumen Konfusianisme] di Internet Sacred Texts Archive..
* [http://philosophy.lander.edu/oriental/confucism.html Filsafat Oriental, "Topik: Konfusianisme"]

;Kelembagaan
* [http://www.rujiazg.com/ Filsafat Konfusianisme Tiongkok]
* [https://web.archive.org/web/20150814223204/http://www.rjzg.net/ Agama Konfusian Tiongkok]
* [http://www.chinakongzi.org/ Jaringan Kongzi Tiongkok]
{{Agama di Indonesia}}

{{Authority control}}

[[Kategori:Agama]]
[[Kategori:Budaya Tionghoa]]
[[Kategori:Budaya Tionghoa]]
[[Kategori:Filsafat]]
[[Kategori:Kepercayaan]]
[[Kategori:Kepercayaan]]
[[Kategori:Konfusianisme]]

[[ar:كونفشيوسية]]
[[ca:Confucianisme]]
[[de:Konfuzianismus]]
[[en:Confucianism]]
[[eo:Konfuceismo]]
[[es:Confucianismo]]
[[et:Konfutsianism]]
[[fi:Kungfutselaisuus]]
[[fr:Confucianisme]]
[[gl:Confucionismo]]
[[he:קונפוציאניזם]]
[[hu:Konfucianizmus]]
[[it:Confucianesimo]]
[[ja:儒教]]
[[ko:유교]]
[[lt:Konfucianizmas]]
[[lv:Konfūcisms]]
[[nds:Konfuzianismus]]
[[nl:Confucianisme]]
[[no:Konfusianisme]]
[[pl:Konfucjanizm]]
[[pt:Confucionismo]]
[[ru:Конфуцианство]]
[[sk:Konfucianizmus]]
[[sl:Konfucionizem]]
[[sr:Конфучијанизам]]
[[vi:Nho giáo]]
[[zh:儒家]]

Revisi terkini sejak 13 Maret 2024 03.45

Konfusianisme
Hanzi: 儒家

儒教
Makna harfiah: "ru sekolah pemikiran"
Kuil Konfusius di Jiangyin, Wuxi, Jiangsu. Ini adalah wénmiào (文庙), artinya kuil tempat Konfusius disembah sebagai Wéndì, "Dewa Kebudayaan" (文帝).[1]

Konfusianisme adalah sebuah kepercayaan yang resmi dan diakui di Indonesia bersama dengan 5 kepercayaan lain. Konfusianisme dianggap sebagai agama yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia pada era Orde Baru. Konfusianisme lazim dikaburkan makna dan hakikatnya sebagai filsafat atau pandangan hidup.

Konfusius menganggap dirinya sebagai pemancar nilai-nilai budaya yang diwarisi dari Xia (c. 2070–1600 SM), Shang (c. 1600–1046 SM) dan dinasti Zhou Barat (c. 1046–771 SM).[2] Konfusianisme ditekan selama Dinasti Qin yang Legalis dan otokratis (221–206 SM), tetapi bertahan. Selama dinasti Han (206 SM–220 M), pendekatan Konfusianisme mengesampingkan "proto-Taois" Huang–Lao sebagai ideologi resmi, sementara para kaisar mencampurkan keduanya dengan teknik Legalisme realis.[3]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Konfusianisme sebagai agama dan filsafat[sunting | sunting sumber]

Konfusianisme umumnya memang tidak muncul dalam bentuk agama di dunia, bahkan di berbagai negara asia seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hongkong dan Tiongkok sekalipun. Namun di Indonesia Konghucu diakui sebagai salah satu dari 6 agama yang dianut masyarakat. Konghucu sebagai agama digagas Kang Youwei menjelang keruntuhan Dinasti Qing tahun 1900. Namun gagasan Kang Youwei tampaknya tidak diterima oleh komunitas Tionghoa perantauan di berbagai negara, apalagi di Tiongkok sendiri pemerintah merekognisi 5 agama yaitu Buddha, Tao, Kristen, Katolik, dan Islam.[4] Dalam bahasa Tionghoa, ajaran Konghucu dikenal dengan istilah Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒教). Alih-alih merekognisi sebagai agama, Tiongkok mendirikan Confusius Institutes di 146 negara untuk memperkenalkan bahasa mandarin dan kultur Tiongkok serta memfasilitasi pertukaran budaya. Hal yang dicurigai barat sebagai kuda troya pemerintah Cina dalam memperluas pengaruhnya secara global.

Konghucu sebagai institusi agama di Indonesia menerapkan hal-hal berikut.

  • Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)
  • Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) dan klenteng sebagai tempat ibadah resmi bagi umat Khonghucu. Penggunaan istilah kelenteng ini melahirkan kerancuan, karena klenteng sesungguhnya adalah istilah umum yang digunakan masyarakat awam untuk menyebut semua tempat ibadah berarsitektur Tiongkok. Di Indonesia, kelenteng-kelenteng tertua justru adalah tempat ibadah umat Buddha, dan Tao. Sedangkan untuk Konghucu baru hadir pada 1906 di Surabaya dan satu-satunya di Asia Tenggara. Sebelum 1906 tidak ada tempat ibadah Agama Konghucu di Indonesia.
  • Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) sebagai kitab suci resmi
  • Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi, meskipun menyebabkan kontroversi karena di berbagai belahan dunia Imlek bukanlah hari raya agama tertentu.
  • Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.[5]
  • Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
  • Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Kongzi (Konfusius). Nabi Kongzi mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah ditata kembali oleh Nabi Khongcu.[butuh rujukan]

Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 Februari pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi Imlek bukan perayaan musim semi. Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Februari tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.[perlu dijelaskan]

Agama Konghucu pada zaman Orde Baru[sunting | sunting sumber]

Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai ateis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Buddha, Islam, Katolik, atau Protestan. Klenteng yang merupakan tempat ibadah umat Buddha Tionghoa terpaksa mengubah nama dari Mandarin ke terjemahan Sansekertanya. Hal ini dilakukan karena penguasa Orba melarang segala hal yang terkait Tiongkok, termasuk aksara dan bahasa melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Maka Kwan Im Teng di berbagai wilayah berganti nama menjadi Wihara Avalokitesvara atau pun menggunakan bahasa Indonesia menjadi Wihara Dewi Welas Asih. Ho Tek Ceng Sin menjadi Wihara Amurwabumi dan sebagainya. Namun sebagian lainnya tetap menggunakan nama Mandarin tapi mengganti aksara Tiongkok menjadi huruf latin.

Sejak berdirinya Boen Bio di Surabaya pada 1906, lalu diikuti berdirinya organisasi Kong Kau Hwe di Surakarta 1923, Kong Tju Bio di Cirebon 1932, dan lain-lain, jumlah penganut Konghucu memang tidak berkembang sebagaimana diharapkan. Hal ini diakibatkan sejak semula, gagasan dari Kang Youwei ini di Hindia Belanda ditentang mayoritas masyarakat Tionghoa. Perdebatan di media massa pada jaman tersebut menunjukkan bahwa gagasan ini tidak menjadi arusutama. Apalagi setelah masa orde baru, kondisi sosial politik sangat tidak kondusif bagi perkembangan Agama Konghucu.

Agama Konghucu pada zaman Orde Reformasi[sunting | sunting sumber]

Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Ajaran Konfusianisme[sunting | sunting sumber]

Ajaran Konfusianisme dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教), yang berarti kepercayaan dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Konfusius memang bukanlah pencipta kepercayaan ini melainkan dia hanya menyempurnakan kepercayaan yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut." Meskipun orang-orang kadang mengira bahwa Konfusianisme adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia, sebenarnya jika seseorang ingin memahami secara benar dan utuh tentang Konfusianisme, maka ia akan mengetahui bahwa dalam Konfusianisme juga terdapat ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Konfusianisme juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Konfusius yang lahir pada tahun 551 SM dengan nama Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Ia dikenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Konfusius banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia wafat pada tahun 479 SM.

Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tetapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.

Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mengzi ke seluruh Tiongkok dengan beberapa penyempurnaan.

Intisari ajaran Konghucu[sunting | sunting sumber]

Falsafah Dasar[sunting | sunting sumber]

1. Tian

Tian adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:[6]
Yuan: yang selalu hadir.
Heng: yang selalu berhasil.
Li: yang selalu membawa berkah.
Zhen: yang selalu adil, tidak membeda-bedakan.

2. Xing

Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian Ming) dalam diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya. Manusia sulit mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka manusia harus dibimbing dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu persamaan yaitu Ren (perikemanusiaan).[6]

3. Ren

Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Zhong (setia) dan Shu (solidaritas).[6]
Zhong merupakan kependekan dari istilah zhong yi Tian (lit. setia kepada Tuhan), yaitu berserah diri,lahir dan batin kepada Tuhan.
Shu merupakan kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada sesama manusia atau "cinta kasih sejati".
Terdapat dua istilah yang menerangkan arti Shu lebih lanjut.[6]
Ji suo bu yu, wu shi yu ren, yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain". (Lunyu)
Ji yu li er li ren, ji yu da er da ren, yaitu "kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga tegak; jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju".

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)[sunting | sunting sumber]

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:

  1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
  2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
  3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
  4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
  5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
  6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
  7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
  8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)

Lima Sifat Mulia (Wu Chang)[sunting | sunting sumber]

Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):[6]

1. Ren - Cinta Kasih

yaitu sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran, tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat manusia yang paling mulia dan luhur.

2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban

yaitu sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Bila Ren sudah ditegakkan, maka Yi harus menyertai.

3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan

yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan budi pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang benar dalam upacara keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam masyarakat.

4. Zhi - Bijaksana

yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh pengertian. Kong Hu Cu merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam mengambil tindakan, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

5. Xin - Dapat dipercaya

yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menepati janji.

Lima Etika (Wu Lun)[sunting | sunting sumber]

Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang akan menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan masyarakat.[6]

  • Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
  • Hubungan antara Suami dan Isteri
  • Hubungan antara Orang tua dan anak
  • Hubungan antara Kakak dan Adik
  • Hubungan antara Kawan dan Sahabat

Delapan Kebajikan (Ba De)[sunting | sunting sumber]

Delapan Kebajikan (Ba De):[6]

  1. Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orang tua, leluhur, dan guru.
  2. Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
  3. Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
  4. Xin - Dapat Dipercaya
  5. Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
  6. Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
  7. Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
  8. Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi pekerti.

Kitab suci[sunting | sunting sumber]

Kitab suci agama Konghucu dibagi menjadi dua kelompok:

Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bakti).

Definisi agama menurut agama Konghucu[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.

Nabi[sunting | sunting sumber]

Para nabi (儒教聖人) dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti yang tercantum di bawah ini.

Masa prasejarah (sebelum 2205 SM)[sunting | sunting sumber]

  • Dalam ajaran Konghucu tidak dikenal istilah Nabi Purba, demikian pula mantra dan ritual untuk dewa. Konghucu tidak menambahkan apapun pada kosmologi dewata Tiongkok kuno yang telah diisi oleh dua agama yaitu Tao dan Buddha. Hal ini sejalan dengan penetapan gunung suci di Tiongkok dari masa klasik, untuk agama Buddha ditetapkan gunung Wutai, Putuo, Emei, dan Jiuhua.[7] Sedangkan untuk Agama Tao ditetapkan gunung Heng Shan, Tai Shan, Hua Shan, Song Shan, dan Heng Shan.[8] Sedangkan untuk Konghucu tidak ada satupun gunung yang ditetapkan sebagai gunung sucinya, karena di Tiongkok sejak masa klasik hingga saat ini Konghucu tidak ditetapkan sebagai agama.
  • Fu Xi, Shennong, Huang Di dan lain-lain yang disebutkan di bagian bawah sebagai nabi adalah bagian dari mitologi Tiongkok kuno, jauh sebelum perkembangan agama. Apalagi gagasan menjadikan ajaran Konghucu sebagai agama sebagaimana pendekatan barat (religion) baru digagas pada awal abad keduapuluh oleh Kang Youwei menjelang keruntuhan dinasti Qing.
  • Nabi Purba Fu Xi (Hanzi: 伏羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.
Dia menerima wahyu He tu (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor hewan gaib Long ma, yang keluar dari dalam Sungai Huang Ho. Lambang wahyu tersebut kini dikenal sebagai lambang Bagua. Nabi Nu Wa (Hokkien:Lie Kwa), istri Fuxi, menciptakan Hukum Pernikahan.[6]
  • Nabi Purba Shen Nong (Hanzi:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.
  • Nabi Purba Huang Di (Hanzi:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.
Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat sutra, dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).
  • Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM.
Pada zamannya dilakukan penyempurnaan perhitungan kalender dengan menambah bulan kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat ketika bulan sedang bulat penuh.
  • Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM.

Zaman Dinasti Xia[sunting | sunting sumber]

  • Nabi Purba (大 禹) Da Yu 2205 – 2197 SM.
Sewaktu berada di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air. Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi yang kemudian dinamakan Luo Shu (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal bakal houtian bagua. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari falsafah perubahan yang disebut Lian Shan Yi (Rangkaian Gunung) dan Hong Fan ditulis.[6]

Zaman Dinasti Shang[sunting | sunting sumber]

  • Nabi Purba Shang Tang (Hanzi=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646 SM.
  • Nabi Wen Wang (Hanzi=文王).
Menerima wahyu ilahi Dan Shu (Kitab Dan) sehingga ia menemukan lambang houtian bagua dan mengembangkan lebih jauh falsafah perubahan.[6]
  • Nabi Jiang Ziya.

Zaman Dinasti Zhou[sunting | sunting sumber]

Ia merupakan raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu Wang menerima persembahan kitab Hong Fan dari Jizi, bekas menteri Dinasti Shang, yang menyatakan bahwa kitab kuno tersebut merupakan warisan dari zaman Kaisar Yu yang disimpan olehnya.[6]
Putera keempat Wen Wang. Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah perubahan dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti komentar Xiang), sehingga versi ketiga ini dikenal sebagai Zhou Yi (falsafah perubahan Dinasti Zhou). Ia juga meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan dalam ajaran Ru.[6]
  • Nabi Besar (孔 子) Kong Zi 551 – 479 SM.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Fornerod M, Ohno M, Yoshida M, Mattaj IW (September 1997). "CRM1 is an export receptor for leucine-rich nuclear export signals". Cell. 90 (6): 1051–60. doi:10.1016/s0092-8674(00)80371-2alt=Dapat diakses gratis. PMID 9323133. 
  2. ^ Fung (2008), hlm. 163.
  3. ^ Lin, Justin Yifu (2012). Demystifying the Chinese Economy. Cambridge University Press. hlm. 107. ISBN 978-0-521-19180-7. 
  4. ^ "2019 Report on International Religious Freedom: China (Includes Tibet, Xinjiang, Hong Kong, and Macau". State Government. Diakses tanggal 2023-04-11. 
  5. ^ "Konghucu Indonesia:Hari Besar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-07. Diakses tanggal 2018-03-29. 
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Bidang Litbang PTITD/ Matrisia Jawa Tengah. 2007. "Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma", Edisi pertama. Semarang: Benih Bersemi.
  7. ^ Litian, Fang (2022). Chinese Buddhism and Traditional Culture. London: Routledge. hlm. 47–58. ISBN 9780367663919. 
  8. ^ Brockman, Norbert C (1999). Encylopedia of Sacred Places. Oxford: Oxford University Press. hlm. 542–544. ISBN 978-0195127393. 

Sumber[sunting | sunting sumber]

Articles

Terjemahan teks yang dikaitkan dengan Konfusius[sunting | sunting sumber]

Analek (Lun Yu)[sunting | sunting sumber]

  • Confucian Analects (1893) Diterjemahkan oleh James Legge.
  • The Analects of Confucius (1915; rpr. NY: Paragon, 1968). Diterjemahkan oleh William Edward Soothill.
  • The Analects of Confucius: A Philosophical Translation (New York: Ballantine, 1998). Diterjemahkan oleh Roger T. Ames, Henry Rosemont.
  • Konfusius: The Analects (Lun yü) (London: Penguin, 1979; rp. Hong Kong: Chinese University Press, 1992). Diterjemahkan oleh DC Lau
  • The Analects of Confucius ( Oxford: Oxford University Press, 1997). Diterjemahkan oleh Chichung Huang.
  • The Analects of Confucius (New York: WW Norton, 1997). Diterjemahkan oleh Simon Leys.
  • Analects: Dengan Pilihan dari Komentar Tradisional (Indianapolis: Hackett Publishing, 2003). Diterjemahkan oleh Edward Slingerland.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Kelembagaan