Konstans: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.8
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
 
Baris 25: Baris 25:
Konstans adalah anak ketiga dan termuda dari [[Konstantinus I|Konstantinus Agung]] dan Fausta, istri kedua ayahnya.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref> Ia dididik di pengadilan ayahnya di [[Konstantinopel]] di bawah bimbingan Aemilius Magnus Arborius.<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref>
Konstans adalah anak ketiga dan termuda dari [[Konstantinus I|Konstantinus Agung]] dan Fausta, istri kedua ayahnya.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref> Ia dididik di pengadilan ayahnya di [[Konstantinopel]] di bawah bimbingan Aemilius Magnus Arborius.<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref>


Pada [[25 Desember]] [[333]], Konstantinus I mengangkat Konstans pada tingkat ''[[Caesar (gelar)|Caesar]]'' di Konstantinopel.<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref> Konstans kemudian ditunangkan dengan Olympias, putri dari Prefektus Pretorian Ablabius, tetapi tidak pernah terjadi pernikahan.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref> Setelah kematian Konstantinus I pada 337, Konstans dan kedua saudaranya, Konstantinus II dan Konstantius I membagi kekaisaran untuk masing-masing mereka<ref name="Eutropius, 10:9">Eutropius, 10:9</ref> dan membasmi kerabat-kerabat yang berpotensi mengklaim Tahta Romawi.<ref name="Victor, 41:20">Victor, 41:20</ref> Para pasukan lalu mengakui mereka sebagai ''[[Augustus (gelar)|Augusti]]''.<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref> Hampir bersamaan, Konstans berhadapan dengan invasi kaum Sarmatia pada akhir tahun 337, yang mana ia memperoleh kemenangan gemilang.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref>
Pada [[25 Desember]] [[333]], Konstantinus I mengangkat Konstans pada tingkat ''[[Caesar (gelar)|Caesar]]'' di Konstantinopel.<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref> Konstans kemudian ditunangkan dengan Olympias, putri dari Prefektus Pretorian Ablabius, tetapi tidak pernah terjadi pernikahan.<ref name="ReferenceA"/> Setelah kematian Konstantinus I pada 337, Konstans dan kedua saudaranya, Konstantinus II dan Konstantius I membagi kekaisaran untuk masing-masing mereka<ref name="Eutropius, 10:9">Eutropius, 10:9</ref> dan membasmi kerabat-kerabat yang berpotensi mengklaim Tahta Romawi.<ref name="Victor, 41:20">Victor, 41:20</ref> Para pasukan lalu mengakui mereka sebagai ''[[Augustus (gelar)|Augusti]]''.<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref> Hampir bersamaan, Konstans berhadapan dengan invasi kaum Sarmatia pada akhir tahun 337, yang mana ia memperoleh kemenangan gemilang.<ref name="ReferenceA"/>
[[Berkas:Impero_Romano_da_maggio_a_settembre_337.png|kiri|jmpl|Pembagian Kekaisaran Romawi dari kiri ke kanan, wilayah Konstantinus II, Konstans, Dalmatius, dan Konstantius II. Setelah kematian ayah mereka (Mei 337), ini adalah tatanan resmi kekaisaran hingga Dalmatius dibunuh dan wilayahnya dibagi antara Konstans dan Konstantius.]]
[[Berkas:Impero Romano da maggio a settembre 337.png|kiri|jmpl|Pembagian Kekaisaran Romawi dari kiri ke kanan, wilayah Konstantinus II, Konstans, Dalmatius, dan Konstantius II. Setelah kematian ayah mereka (Mei 337), ini adalah tatanan resmi kekaisaran hingga Dalmatius dibunuh dan wilayahnya dibagi antara Konstans dan Konstantius.]]
Konstans sebenarnya berada di bawah perwalian dari Konstantinus II.<ref name="Canduci, pg. 130">Canduci, pg. 130</ref> Konstans lalu ditempatkan sebagai kepala prefektur Italia dan Afrika.<ref name="Canduci, pg. 130">Canduci, pg. 130</ref> Konstans tidak senang akan pembagian ini, sehingga ia mengadakan pertemuan dengan saudara-saudaranya di Viminacium pada 338 untuk menyelesaikan masalah ini.<ref name="Canduci, pg. 130">Canduci, pg. 130</ref> Konstans berhasil memperoleh Prefektur Illyricum dan Keuskupan [[Trakia|Thracia]], provinsi yang seharusnya dipimpin [[Dalmatius]] seperti wasiat Konstantinus I.<ref name="Victor, 41:20">Victor, 41:20</ref> [[Konstantinus II (kaisar)|Konstantinus II]] kemudian memprotes akan hal ini karena ia tidak menerima luas wilayah yang merupakan haknya sebagai anak tertua.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref>
Konstans sebenarnya berada di bawah perwalian dari Konstantinus II.<ref name="Canduci, pg. 130">Canduci, pg. 130</ref> Konstans lalu ditempatkan sebagai kepala prefektur Italia dan Afrika.<ref name="Canduci, pg. 130">Canduci, pg. 130</ref> Konstans tidak senang akan pembagian ini, sehingga ia mengadakan pertemuan dengan saudara-saudaranya di Viminacium pada 338 untuk menyelesaikan masalah ini.<ref name="Canduci, pg. 130">Canduci, pg. 130</ref> Konstans berhasil memperoleh Prefektur Illyricum dan Keuskupan [[Trakia|Thracia]], provinsi yang seharusnya dipimpin [[Dalmatius]] seperti wasiat Konstantinus I.<ref name="Victor, 41:20">Victor, 41:20</ref> [[Konstantinus II (kaisar)|Konstantinus II]] kemudian memprotes akan hal ini karena ia tidak menerima luas wilayah yang merupakan haknya sebagai anak tertua.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref>


Kecewa bahwa Konstans menguasai Thracia dan [[Makedonia]] setelah kematian Dalmatius, Konstantinus II meminta Konstans memberikan wilayah Afrika, yang mana ia setuju untuk memberikannya untuk menjaga perdamaian sementara.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref><ref name="Victor, 41:21">Victor, 41:21</ref> Meskipun begitu, dengan segera, mereka berdua mulai berdebat mengenai wilayah mana yang masuk [[Kartago]] (Konstantinus) dan Italia (Konstans).<ref>Zosimus, 2:41-42</ref> Hal ini menciptakan ketegangan di antara mereka, yang mana Konstans telah dewasa, tetapi Konstantinus menolak untuk melepas perwaliannya.<ref name="Victor, 41:21">Victor, 41:21</ref> Konstans, yang pada waktu itu berada di Dacia, merekrut pasukannya dari kaum Illyria untuk bergabung bersamanya.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref> Konstantinus kemudian terjebak di Aquileia, di mana ia gugur, mewariskan Konstans semua wilayah miliknya yaitu [[Hispania]] (Spanyol), [[Britania Romawi|Britania]] (Inggris), dan [[Galia|Gaul]] (Prancis).<ref name="Eutropius, 10:9">Eutropius, 10:9</ref>
Kecewa bahwa Konstans menguasai Thracia dan [[Makedonia]] setelah kematian Dalmatius, Konstantinus II meminta Konstans memberikan wilayah Afrika, yang mana ia setuju untuk memberikannya untuk menjaga perdamaian sementara.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref><ref name="Victor, 41:21">Victor, 41:21</ref> Meskipun begitu, dengan segera, mereka berdua mulai berdebat mengenai wilayah mana yang masuk [[Kartago]] (Konstantinus) dan Italia (Konstans).<ref>Zosimus, 2:41-42</ref> Hal ini menciptakan ketegangan di antara mereka, yang mana Konstans telah dewasa, tetapi Konstantinus menolak untuk melepas perwaliannya.<ref name="Victor, 41:21">Victor, 41:21</ref> Konstans, yang pada waktu itu berada di Dacia, merekrut pasukannya dari kaum Illyria untuk bergabung bersamanya.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref> Konstantinus kemudian terjebak di Aquileia, di mana ia gugur, mewariskan Konstans semua wilayah miliknya yaitu [[Hispania]] (Spanyol), [[Britania Romawi|Britania]] (Inggris), dan [[Galia|Gaul]] (Prancis).<ref name="Eutropius, 10:9">Eutropius, 10:9</ref>


Konstans memulai masa jabatannya dengan bersemangat.<ref name="Eutropius, 10:9">Eutropius, 10:9</ref> Pada tahun 341-342, ia berhasil mengalahkan kaum Frank (Prancis), dan pada awal tahun 343, ia mengunjungi Britania.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref> Juru bicara dari kunjungan ini, Julius Firmicus Maternus, tidak menunjukkan alasan, tetapi bergerak cepat dalam menghadapi bahaya melintasi Selat Inggris pada saat musim dingin, sebagai respons terhadap darurat militer menghadapi kaum Pikts dan Skots.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref>
Konstans memulai masa jabatannya dengan bersemangat.<ref name="Eutropius, 10:9">Eutropius, 10:9</ref> Pada tahun 341-342, ia berhasil mengalahkan kaum Frank (Prancis), dan pada awal tahun 343, ia mengunjungi Britania.<ref name="ReferenceA"/> Juru bicara dari kunjungan ini, Julius Firmicus Maternus, tidak menunjukkan alasan, tetapi bergerak cepat dalam menghadapi bahaya melintasi Selat Inggris pada saat musim dingin, sebagai respons terhadap darurat militer menghadapi kaum Pikts dan Skots.<ref name="ReferenceA"/>


Mengenai keagamaan, Konstans sangat toleran terhadap [[Yahudi|umat Yahudi]], mengesahkan ediktus (undang-undang) yang melarang persembahan [[Paganisme]] pada tahun 341.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref> Ia menekan Donatisme di Afrika dan mendukung kaum ortodoks Nicaea melawan [[Arianisme]], seperti yang dilakukan saudaranya, [[Konstantius II|Konstantius]],<ref>Socrates Scholasticus, ''Church History'', book 2, chapter 20.</ref> yang sebelumnya gagal,<ref>Catholic Encyclopedia, 1930, Patrick J. Healy, Sardica</ref> dan pada tahun 346, kedua kaisar berada pada titik untuk berseteru tentang masalah ini.<ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref> Konflik ini terselesaikan setelah ada persetujuan interim yang mengizinkan setiap kaisar untuk mendukung gereja yang berada dalam lingkup pengaruhnya.<ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref>
Mengenai keagamaan, Konstans sangat toleran terhadap [[Yahudi|umat Yahudi]], mengesahkan ediktus (undang-undang) yang melarang persembahan [[Paganisme]] pada tahun 341.<ref name="ReferenceA"/> Ia menekan Donatisme di Afrika dan mendukung kaum ortodoks Nicaea melawan [[Arianisme]], seperti yang dilakukan saudaranya, [[Konstantius II|Konstantius]],<ref>Socrates Scholasticus, ''Church History'', book 2, chapter 20.</ref> yang sebelumnya gagal,<ref>Catholic Encyclopedia, 1930, Patrick J. Healy, Sardica</ref> dan pada tahun 346, kedua kaisar berada pada titik untuk berseteru tentang masalah ini.<ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref> Konflik ini terselesaikan setelah ada persetujuan interim yang mengizinkan setiap kaisar untuk mendukung gereja yang berada dalam lingkup pengaruhnya.<ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref>


Penulis Sejarah, Eutropius, mengatakan bahwa ia "dalam masalah besar" karena ia homoseksual; dan Aurelius Victor mengatakan bahwa ia terjebak dalam skandal dengan "tawanan barbar yang tampan".<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref><ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref> Selain itu, Konstans juga mendukung dekret bersama Konstantius II yang mengatur bahwa pernikahan berdasarkan jenis kelamin buatan seharusnya dihukum berat.<ref>Boswell, ''Christianity, Social Tolerance and Homosexualit'', 1980</ref> Mungkin Konstans tidak mengesahkan peraturan ini atas dasar keinginannya, tetapi lebih untuk menutupi perbuatannya yang tidak senonoh dari hadapan umum.
Penulis Sejarah, Eutropius, mengatakan bahwa ia "dalam masalah besar" karena ia homoseksual; dan Aurelius Victor mengatakan bahwa ia terjebak dalam skandal dengan "tawanan barbar yang tampan".<ref name="ReferenceA"/><ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref> Selain itu, Konstans juga mendukung dekret bersama Konstantius II yang mengatur bahwa pernikahan berdasarkan jenis kelamin buatan seharusnya dihukum berat.<ref>Boswell, ''Christianity, Social Tolerance and Homosexualit'', 1980</ref> Mungkin Konstans tidak mengesahkan peraturan ini atas dasar keinginannya, tetapi lebih untuk menutupi perbuatannya yang tidak senonoh dari hadapan umum.


== Kematian ==
== Kematian ==
Baris 56: Baris 56:
* DiMaio, Michael; Frakes, Robert, [http://www.roman-emperors.org/consi.htm ''Constans I (337–350 A.D.)''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060822033831/http://www.roman-emperors.org/consi.htm |date=2006-08-22 }}, in ''De Imperatoribus Romanis'' (D.I.R.), An Online Encyclopedia of Roman Emperors
* DiMaio, Michael; Frakes, Robert, [http://www.roman-emperors.org/consi.htm ''Constans I (337–350 A.D.)''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060822033831/http://www.roman-emperors.org/consi.htm |date=2006-08-22 }}, in ''De Imperatoribus Romanis'' (D.I.R.), An Online Encyclopedia of Roman Emperors
* Jones, A.H.M., Martindale, J.R. ''The Prosopography of the Later Roman Empire, Vol. I: AD260-395'', Cambridge University Press, 1971
* Jones, A.H.M., Martindale, J.R. ''The Prosopography of the Later Roman Empire, Vol. I: AD260-395'', Cambridge University Press, 1971
* {{Templat:Citation|last = Canduci|first = Alexander|title = Triumph & Tragedy: The Rise and Fall of Rome's Immortal Emperors|publisher = Pier 9|year = 2010|isbn = 978-1-74196-598-8}}
* {{Citation|last = Canduci|first = Alexander|title = Triumph & Tragedy: The Rise and Fall of Rome's Immortal Emperors|publisher = Pier 9|year = 2010|isbn = 978-1-74196-598-8}}
* Gibbon. Edward ''Decline & Fall of the Roman Empire'' (1888)
* Gibbon. Edward ''Decline & Fall of the Roman Empire'' (1888)



Revisi terkini sejak 13 November 2022 08.15

Konstans
Kaisar ke-62 dari Kekaisaran Romawi
Patung Konstans
Berkuasa337–350, bersama Konstantinus II (hingga 340) dan Konstantius II
PendahuluKonstantinus I
PenerusKonstantius II
Kelahiranc. 323
KematianFebruari 350
Vicus Helena, barat daya Gaul
Nama lengkap
Flavius Julius Constans Augustus
AyahKonstantinus I
IbuFausta

Konstans (Latin: Flavius Iulius Constans Augustus;[1] kr.[2] 323[1][3]350) adalah kaisar Romawi mulai tahun 337 hingga 350. Ia mengalahkan kakaknya Konstantinus II pada 340. Akan tetapi, salah satu jenderalnya, Magnentius memberontak lalu membunuhnya pada 350.

Karier[sunting | sunting sumber]

Konstans adalah anak ketiga dan termuda dari Konstantinus Agung dan Fausta, istri kedua ayahnya.[4] Ia dididik di pengadilan ayahnya di Konstantinopel di bawah bimbingan Aemilius Magnus Arborius.[1]

Pada 25 Desember 333, Konstantinus I mengangkat Konstans pada tingkat Caesar di Konstantinopel.[1] Konstans kemudian ditunangkan dengan Olympias, putri dari Prefektus Pretorian Ablabius, tetapi tidak pernah terjadi pernikahan.[4] Setelah kematian Konstantinus I pada 337, Konstans dan kedua saudaranya, Konstantinus II dan Konstantius I membagi kekaisaran untuk masing-masing mereka[5] dan membasmi kerabat-kerabat yang berpotensi mengklaim Tahta Romawi.[6] Para pasukan lalu mengakui mereka sebagai Augusti.[1] Hampir bersamaan, Konstans berhadapan dengan invasi kaum Sarmatia pada akhir tahun 337, yang mana ia memperoleh kemenangan gemilang.[4]

Pembagian Kekaisaran Romawi dari kiri ke kanan, wilayah Konstantinus II, Konstans, Dalmatius, dan Konstantius II. Setelah kematian ayah mereka (Mei 337), ini adalah tatanan resmi kekaisaran hingga Dalmatius dibunuh dan wilayahnya dibagi antara Konstans dan Konstantius.

Konstans sebenarnya berada di bawah perwalian dari Konstantinus II.[7] Konstans lalu ditempatkan sebagai kepala prefektur Italia dan Afrika.[7] Konstans tidak senang akan pembagian ini, sehingga ia mengadakan pertemuan dengan saudara-saudaranya di Viminacium pada 338 untuk menyelesaikan masalah ini.[7] Konstans berhasil memperoleh Prefektur Illyricum dan Keuskupan Thracia, provinsi yang seharusnya dipimpin Dalmatius seperti wasiat Konstantinus I.[6] Konstantinus II kemudian memprotes akan hal ini karena ia tidak menerima luas wilayah yang merupakan haknya sebagai anak tertua.[8]

Kecewa bahwa Konstans menguasai Thracia dan Makedonia setelah kematian Dalmatius, Konstantinus II meminta Konstans memberikan wilayah Afrika, yang mana ia setuju untuk memberikannya untuk menjaga perdamaian sementara.[8][9] Meskipun begitu, dengan segera, mereka berdua mulai berdebat mengenai wilayah mana yang masuk Kartago (Konstantinus) dan Italia (Konstans).[10] Hal ini menciptakan ketegangan di antara mereka, yang mana Konstans telah dewasa, tetapi Konstantinus menolak untuk melepas perwaliannya.[9] Konstans, yang pada waktu itu berada di Dacia, merekrut pasukannya dari kaum Illyria untuk bergabung bersamanya.[8] Konstantinus kemudian terjebak di Aquileia, di mana ia gugur, mewariskan Konstans semua wilayah miliknya yaitu Hispania (Spanyol), Britania (Inggris), dan Gaul (Prancis).[5]

Konstans memulai masa jabatannya dengan bersemangat.[5] Pada tahun 341-342, ia berhasil mengalahkan kaum Frank (Prancis), dan pada awal tahun 343, ia mengunjungi Britania.[4] Juru bicara dari kunjungan ini, Julius Firmicus Maternus, tidak menunjukkan alasan, tetapi bergerak cepat dalam menghadapi bahaya melintasi Selat Inggris pada saat musim dingin, sebagai respons terhadap darurat militer menghadapi kaum Pikts dan Skots.[4]

Mengenai keagamaan, Konstans sangat toleran terhadap umat Yahudi, mengesahkan ediktus (undang-undang) yang melarang persembahan Paganisme pada tahun 341.[4] Ia menekan Donatisme di Afrika dan mendukung kaum ortodoks Nicaea melawan Arianisme, seperti yang dilakukan saudaranya, Konstantius,[11] yang sebelumnya gagal,[12] dan pada tahun 346, kedua kaisar berada pada titik untuk berseteru tentang masalah ini.[13] Konflik ini terselesaikan setelah ada persetujuan interim yang mengizinkan setiap kaisar untuk mendukung gereja yang berada dalam lingkup pengaruhnya.[13]

Penulis Sejarah, Eutropius, mengatakan bahwa ia "dalam masalah besar" karena ia homoseksual; dan Aurelius Victor mengatakan bahwa ia terjebak dalam skandal dengan "tawanan barbar yang tampan".[4][13] Selain itu, Konstans juga mendukung dekret bersama Konstantius II yang mengatur bahwa pernikahan berdasarkan jenis kelamin buatan seharusnya dihukum berat.[14] Mungkin Konstans tidak mengesahkan peraturan ini atas dasar keinginannya, tetapi lebih untuk menutupi perbuatannya yang tidak senonoh dari hadapan umum.

Kematian[sunting | sunting sumber]

Pada tahun-tahun akhir pemerintahannya, Konstans berkembang menjadi pemimpin yang kejam dan semena-mena.[15] Dipengaruhi oleh orang kepercayaannya, dan terlalu memihak pada pengawal-pengawal pribadinya, ia kehilangan dukungan legiun.[8] Pada tahun 350, Jenderal Magnentius mengumumkan dirinya sebagai kaisar di Augustodunum dengan dukungan pasukan di Rhine, kemudian provinsi-provinsi di barat kekaisaran.[16] Konstans sedang bersenang-senang ketika mengetahui tentang diangkatnya Magnentius.[8] Karena kehilangan dukungan kaum bangsawan,[8] ia diasingkan dari kekaisaran. Ketika ia sedang menuju Spanyol dan Italia, pendukung Magnentius mengepungnya di markas di Vicus Helena (sekarang Elne) di Pegunungan Pirenia, barat daya dari Gaul,[17] di mana ia dibunuh setelah bersemadi di kuil.[13]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

  • Itineraries of the Roman emperors, 337–361

Sumber[sunting | sunting sumber]

Sumber Utama[sunting | sunting sumber]

Sumber Lain[sunting | sunting sumber]

  • DiMaio, Michael; Frakes, Robert, Constans I (337–350 A.D.) Diarsipkan 2006-08-22 di Wayback Machine., in De Imperatoribus Romanis (D.I.R.), An Online Encyclopedia of Roman Emperors
  • Jones, A.H.M., Martindale, J.R. The Prosopography of the Later Roman Empire, Vol. I: AD260-395, Cambridge University Press, 1971
  • Canduci, Alexander (2010), Triumph & Tragedy: The Rise and Fall of Rome's Immortal Emperors, Pier 9, ISBN 978-1-74196-598-8 
  • Gibbon. Edward Decline & Fall of the Roman Empire (1888)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e Jones, p. 220
  2. ^ kira-kira
  3. ^ Victor, 41:23
  4. ^ a b c d e f g DiMaio, Constans I (337–350 A.D.
  5. ^ a b c Eutropius, 10:9
  6. ^ a b Victor, 41:20
  7. ^ a b c Canduci, pg. 130
  8. ^ a b c d e f Gibbon, Ch. 18
  9. ^ a b Victor, 41:21
  10. ^ Zosimus, 2:41-42
  11. ^ Socrates Scholasticus, Church History, book 2, chapter 20.
  12. ^ Catholic Encyclopedia, 1930, Patrick J. Healy, Sardica
  13. ^ a b c d Canduci, pg. 131
  14. ^ Boswell, Christianity, Social Tolerance and Homosexualit, 1980
  15. ^ Zosimus, 2:42
  16. ^ Eutropius, 10:9:4
  17. ^ Victor, 41:21:23