Mohammad Nasikin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
HaEr48 (bicara | kontrib)
Baris 26: Baris 26:
Nasikin termasuk akademisi yang produktif dalam karirnya di dunia [[penelitian ilmiah]]. Ia telah mendapat lebih dari 25 hibah riset dalam dan luar negeri dengan nilai milyaran rupiah selama menjadi dosen UI, diantaranya hibah dari [[Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi|Ditjen Pendidikan Tinggi]] (Dikti), [[Kementrian Riset dan Teknologi]], UI, [[Direktorat Jenderal Minyak dan Gas|Ditjen Migas]], [[Osaka Gas]], [[Pertamina]], dan [[Association of International Exchange, Japan]] (AIEJ).{{cn}} Karena banyak risetnya yang mendapat hibah dan penghargaan, ia sering diminta untuk menjadi ''reviewer'' hibah riset dan berbagai penghargaan penelitian di Indonesia, diataranya hibah PUSNAS - Dikti, hibah [[Lembaga Pengelola Dana Pendidikan]] (LPDP) [[Kementerian Keuangan Indonesia|Departemen Keuangan]], [[Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa]], dan [[TNI]] Innovative Award.<ref>http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/09/03/nbbnx4-panglima-tni-mencari-prajurit-inovatif</ref>
Nasikin termasuk akademisi yang produktif dalam karirnya di dunia [[penelitian ilmiah]]. Ia telah mendapat lebih dari 25 hibah riset dalam dan luar negeri dengan nilai milyaran rupiah selama menjadi dosen UI, diantaranya hibah dari [[Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi|Ditjen Pendidikan Tinggi]] (Dikti), [[Kementrian Riset dan Teknologi]], UI, [[Direktorat Jenderal Minyak dan Gas|Ditjen Migas]], [[Osaka Gas]], [[Pertamina]], dan [[Association of International Exchange, Japan]] (AIEJ).{{cn}} Karena banyak risetnya yang mendapat hibah dan penghargaan, ia sering diminta untuk menjadi ''reviewer'' hibah riset dan berbagai penghargaan penelitian di Indonesia, diataranya hibah PUSNAS - Dikti, hibah [[Lembaga Pengelola Dana Pendidikan]] (LPDP) [[Kementerian Keuangan Indonesia|Departemen Keuangan]], [[Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa]], dan [[TNI]] Innovative Award.<ref>http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/09/03/nbbnx4-panglima-tni-mencari-prajurit-inovatif</ref>


Karir struktural Nasikin di UI antara lain sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia UI periode 2003-2007 dan Ketua Senat Akademik Universitas Indonesia periode 2007-2011. Saat ini beliau juga aktif sebagai anggota Litbang BBN Kementrian ESDM, Dewan Pertimbangan Industri Bersih Kemenperin, dan Komisi Bandin Paten, Ditjen HKI, Kemenhumham. Pada pemilihan [[Rektor Universitas Indonesia|rektor UI]] 2014, ia menjadi calon rektor, dan pada putaran akhir berada di posisi kedua setelah rektor terpilih [[Muhammad Anis]].
Karir struktural Nasikin di UI antara lain sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia UI periode 2003-2007 dan Ketua Senat Akademik Universitas Indonesia periode 2007-2011. Saat ini beliau juga aktif sebagai anggota Litbang BBN Kementrian ESDM, Dewan Pertimbangan Industri Bersih Kemenperin, dan Komisi Bandin Paten, Ditjen HKI, Kemenhumham. Pada pemilihan [[Rektor Universitas Indonesia|rektor UI]] 2014, ia menjadi salah satu calon, dan pada putaran akhir berada di posisi kedua setelah rektor terpilih [[Muhammad Anis]].


== Riset ==
== Riset ==

Revisi per 25 November 2014 08.38

Mohammad Nasikin
LahirDesa Pilang, Sidoarjo, Jawa Timur[1]
Tempat tinggalDepok, Jawa Barat[2]
KebangsaanIndonesia Indonesia
AlmamaterInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Institut Teknologi Tokyo
Universitas Indonesia[3]
PekerjaanProfesor teknik kimia
Dikenal atasBioPower
PenghargaanHabibie Award 2013[4]

Mohammad Nasikin adalah seorang profesor teknik kimia di Universitas Indonesia. Nasikin menghasilkan karya-karya ilmiah yang dikenal di kalangan internasional, dan meraih berbagai penghargaan, termasuk Habibie Award 2013. Penemuannya yang paling dikenal adalah BioPower, cairan penghemat bahan bakar diesel yang bisa mengurangi konsumsi hingga 10%.[1][4]

Biografi

Mohammad Nasikin dilahirkan di Pilang, Wonoayu, sebuah desa kecil yang berjarak 10km dari kota Sidoarjo, Jawa Timur dari keluarga petani. Ia adalah anak laki-laki pertama dari 4 bersaudara. Kakak perempuannya merupakan seorang Doktor-Dokter bidang neurologi dari Universitas Brawijaya, sementara dua orang adiknya berturut-turut adalah Direktur Jaringan Telkomsel dan Rektor Universitas Telkom, Bandung. Istrinya, Agustin Susilaningtyas, merupakan lulusan Teknik Kimia ITS. Ia memiliki 2 orang anak yang diberikan nama sesuai dengan nomor atom di tahun kelahiran mereka masing-masing, yaitu Radon Dhelika dan Radyum Ikono (sesuai unsur Radon - nomor atom 86, dan Radium - 88).

Nasikin adalah alumni S1 Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), S2 Institut Teknologi Tokyo (Tokodai), dan S3 Universitas Indonesia (UI). Setelah lulus S1, ia menjadi salah satu dosen pionir di Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia UI (saat ini Teknik Kimia UI). Hingga saat ini, Nasikin telah mengabdi sebagai dosen di Universitas Indonesia selama hampir 30 tahun. Kontribusi dan prestasinya di UI antara lain adalah, menjadi satu-satunya dosen Universitas Indonesia yang menjadi Juara 1 Dosen Berprestasi tingkat Nasional, memenangkan puluhan hibah penelitian, dan mendapatkan penghargaan Habibie Award di tahun 2013.[5]

Karir

Nasikin memulai karirnya sebagai salah satu dosen pionir di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia UI pada tahun 1985. Ia pernah menjadi Asisten Ketua Jurusan Teknik Kimia UI di bidang pendidikan, Kepala Lab Operasi Teknik, Kepala Lab Rekayasa Reaksi Kimia, dan saat ini ia tetap menjabat sebagai Ketua Grup Riset Natural & Chemical Product Design. Ia juga sering didaulat menjadi Koordinator kerjasama UI dengan pihak eksternal, seperti kerjasama JSPS Jepang - Indonesia, kerjasama penelitian Pertamina - UI, dan Sakura Project yang merupakan kerjasama antara Tokyo Institute of Technology dengan Universitas Indonesia. Ia dikukuhkan sebagai profesor di Universitas Indonesia pada tahun 2004.

Nasikin termasuk akademisi yang produktif dalam karirnya di dunia penelitian ilmiah. Ia telah mendapat lebih dari 25 hibah riset dalam dan luar negeri dengan nilai milyaran rupiah selama menjadi dosen UI, diantaranya hibah dari Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti), Kementrian Riset dan Teknologi, UI, Ditjen Migas, Osaka Gas, Pertamina, dan Association of International Exchange, Japan (AIEJ).[butuh rujukan] Karena banyak risetnya yang mendapat hibah dan penghargaan, ia sering diminta untuk menjadi reviewer hibah riset dan berbagai penghargaan penelitian di Indonesia, diataranya hibah PUSNAS - Dikti, hibah Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Departemen Keuangan, Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa, dan TNI Innovative Award.[6]

Karir struktural Nasikin di UI antara lain sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia UI periode 2003-2007 dan Ketua Senat Akademik Universitas Indonesia periode 2007-2011. Saat ini beliau juga aktif sebagai anggota Litbang BBN Kementrian ESDM, Dewan Pertimbangan Industri Bersih Kemenperin, dan Komisi Bandin Paten, Ditjen HKI, Kemenhumham. Pada pemilihan rektor UI 2014, ia menjadi salah satu calon, dan pada putaran akhir berada di posisi kedua setelah rektor terpilih Muhammad Anis.

Riset

Dari hasil penelitian yang dilakukan, hingga saat ini beliau telah memiliki 4 buah paten, yaitu:

  • Paten No.ID 0019843 : Aditif untuk minyak solar
  • Paten No.ID 0018225: Alat pengkaya oksigen
  • Paten No. ID 00036251B: Bio-bensin
  • Paten No. P00201400091: Aspal dari Asbuton

Selain riset berskala laboratorium, beberapa hasil riset Prof. Nasikin sudah berhasil menjadi industri. Aditif solar yang beliau hasilkan dari risetnya, kini telah dikomersialisasikan di bawah Pt. Saltindo Nusa Pratama dengan merek "BioPower".[7] Sementara paten beliau yang terbaru, Aspal dari Asbuton, akan segera masuk industri dengan menggandeng PT. Wijaya Karya.

Penghargaan

Penghargaan yang diterima Nasikin diantaranya:

  • Habibie Award (2013) di bidang Ilmu Rekayasa[8][9]
  • Anugrah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (2012) dalam kategori Teknologi yang dilindungi Hak Paten, diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Pertanian[10]
  • Tokoh Peneliti Majalah Tempo[11]
  • Outstanding Academic Staff (2012) dari Asosiasi Pendidikan Teknik Kimia (APTEKINDO)
  • Fahmi Idris Award (2007), sebagai peneliti terbaik Universitas Indonesia
  • Satya Lencana 20 Tahun (2007)
  • Juara 1 Dosen Berprestasi Tingkat Nasional (2004) dari Mendiknas[12]
  • Juara 1 Dosen Berprestasi Tingkat Universitas Indonesia (2004)
  • Juara 1 Dosen Berprestasi Tingkat Fakultas Teknik Universitas Indonesia (2003)
  • Dosen Terfavorit Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia (2000-2007)

Karya tulis

Beberapa buku yang ditulis oleh Prof. Nasikin, yaitu:

  • Katalis Heterogen[13]
  • Chemitechnopreneurship[14]

Referensi

Pranala luar