Nama Allah (Ibrani): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Sab'atun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(45 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Disambig-Allah-Kekristenan}}
Dalam bahasa Ibrani, kata [[Allah]] disebut dengan berbagai kawta:
Dalam bahasa Ibrani, kata [[Allah]] disebut dengan berbagai kata:

* ''Adonai'', ''Tuan'' atau ''Tuanku'' atau ''Allah yang Perkasa''
* ''Adonai'', ''Tuan'' atau ''Tuanku'' atau ''Allah yang Perkasa''
* ''El'', ''Allah yang Kuat''
* ''El'', ''Allah yang Kuat''
Baris 10: Baris 12:
* ''Immanuel'', ''Allah bersama kita''
* ''Immanuel'', ''Allah bersama kita''


Nama pribadi Allah dalam Bahasa Ibrani terdiri dari 4 huruf: [[YHWH]], seperti yang diberikan kepada [[Musa]] sewaktu Musa menanyakan siapa nama-Nya di dalam [[Kitab Keluaran]]. Nama ini yang sangat takut diucapkan oleh orang Ibrani (Israel) sehingga mereka hanya menggunakan kata [[#Adonai|Adonai]] (=tuan, tuanku) saat membaca tulisan [[#YHWH (Yahweh)|YHWH (Yahweh)]] di kitab suci. Dalam [[Alkitab]] [[bahasa Indonesia]], kata YHWH ditulis {{smallcaps|Tuhan}} (semua huruf besar atau small cap), sedangkan kata "Allah" dipakai untuk kata Ibrani "''El''" atau "''Elohim''". Untuk kata sebutan "Allah" banyak istilah dalam [[bahasa Ibrani]]. Kata ''Adonai'' atau ''El'' dan sebagainya untuk diucapkan tidaklah ditakuti oleh orang Ibrani.
Nama pribadi Allah dalam Bahasa Ibrani terdiri dari 4 huruf: [[YHWH]], seperti yang diberikan kepada [[Musa]] sewaktu Musa menanyakan siapa nama-Nya di dalam [[Kitab Keluaran]]. Nama ini yang sangat disegani untuk diucapkan oleh orang Ibrani (Israel) sehingga mereka hanya menggunakan kata [[#Adonai|Adonai]] (=tuan, tuanku) saat membaca tulisan [[YHWH]] di kitab suci. Dalam [[Alkitab]] [[bahasa Indonesia]], kata YHWH ditulis {{smallcaps|Tuhan}} (semua huruf besar atau small cap), sedangkan kata "Allah" dipakai untuk kata Ibrani "''El''" atau "''Elohim''". Untuk kata sebutan "Allah" banyak istilah dalam [[bahasa Ibrani]]. Kata ''Adonai'' atau ''El'' dan sebagainya untuk diucapkan tidaklah diseganii oleh orang Ibrani.

== Nama Pribadi Allah dalam Alkitab ==


== Nama Pribadi Allah ==
* ''[[Tetragrammaton|YHWH]]'' ditulis lebih dari 6800 kali diulang dalam kitab-kitab [[Perjanjian Lama]] dan diterjemahkan dengan tulisan TUHAN.
[[Berkas:Tetragrammaton a.jpg|jmpl|Tetragrammaton dalam hiasan kaca di gereja Episkopal tahun 1868 di Iowa]]
* ''Ayeh Asher Ayeh'', ''AKU adalah AKU''
* ''[[Tetragrammaton|YHWH]]'' (sebagian besar melafalkan: [[Yahweh]])
* ''Yahweh Jireh'', ''TUHAN akan mencukupi''
* ''Yahweh Mekaddishkem'', ''TUHAN yang menyucikan''
* ''Eyeh Asher Eyeh'', ''AKU adalah AKU''
* ''Yahweh Nissi'', ''TUHAN adalah Panjiku''
* ''YHWH Jireh'', ''TUHAN akan mencukupi''
* ''Yahweh Rapha'', ''TUHAN yang menyembuhkan''
* ''YHWH Mekaddishkem'', ''TUHAN yang menyucikan''
* ''Yahweh Sebaoth'', ''TUHAN Bala Tentara''
* ''YHWH Nissi'', ''TUHAN adalah Panjiku''
* ''Yahweh Shalom'', ''TUHAN sumber damai''
* ''YHWH Rapha'', ''TUHAN yang menyembuhkan''
* ''Yahweh Shammah'', ''TUHAN hadir''
* ''YHWH Sebaoth'', ''TUHAN Bala Tentara''
* ''Yahweh Tsidkenu'', ''TUHAN keselamatan kita''
* ''YHWH Shalom'', ''TUHAN sumber damai''
* ''YHWH Shammah'', ''TUHAN hadir''
* ''YHWH Tsidkenu'', ''TUHAN keselamatan kita''
* ''Yah''/''YHWH'', ''AKU'', ''TUHAN yang tidak pernah berubah'', ''TUHAN yang swa-ada''
* ''Yah''/''YHWH'', ''AKU'', ''TUHAN yang tidak pernah berubah'', ''TUHAN yang swa-ada''


Baris 43: Baris 45:
<u>Adonai</u> dapat berarti ''Allah yang Perkasa'' dalam bahasa Indonesia
<u>Adonai</u> dapat berarti ''Allah yang Perkasa'' dalam bahasa Indonesia


Kata "Adonai" adalah bentuk jamak dari kata "adon" yang berarti tuan, pemilik, penguasa dan junjungan.<ref name="Mawene">{{id}} Martinus T. Mawene.2008. Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual. Jakarta:BPK Gunung Mulia. Hlm.27.</ref> Dalam hubungannya dengan nama Allah, kata ini digunakan dalam bentuk jamak dengan diberi akhiran pemilik orang pertama tunggal dan secara harfiah berarti tuanku-tuanku. Selain itu, dalam teks kata Yahwe tertulis [[YHWH]], tetapi orang harus mengucapkannya [[adonai]] yang berarti [[TUHAN]]. Komunitas Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat dan takzim yang mendalam secara sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.
Kata "Adonai" adalah bentuk jamak dari kata "adon" yang berarti tuan, pemilik, penguasa dan junjungan.<ref name="Mawene">{{id}} Martinus T. Mawene.2008. Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual. Jakarta:BPK Gunung Mulia. Hlm.27.</ref> Dalam hubungannya dengan nama Allah, kata ini digunakan dalam bentuk jamak dengan diberi akhiran pemilik orang pertama tunggal dan secara harfiah berarti tuanku-tuanku. [[YHWH]] diucapkan [[adonai]], yang berarti [[TUHAN]]. Komunitas Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat dan takzim yang mendalam secara sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.
<!--Jews also call God Adonai, Hebrew for "Lord" (Hebrew: אֲדֹנָי). Formally, this is plural ("my Lords"), but the plural is usually construed as a respectful, and not a [[syntax|syntactic]] plural. (The singular form is ''Adoni'', "my lord". This was used by the Phoenicians for the god [[Tammuz]] and is the origin of the Greek name [[Adonis]]. Jews only use the singular to refer to a distinguished person: in the plural, "rabotai", lit. "my masters", is used in both Mishnaic and modern Hebrew.)
<!--Jews also call God Adonai, Hebrew for "Lord" (Hebrew: אֲדֹנָי). Formally, this is plural ("my Lords"), but the plural is usually construed as a respectful, and not a [[syntax|syntactic]] plural. (The singular form is ''Adoni'', "my lord". This was used by the Phoenicians for the god [[Tammuz]] and is the origin of the Greek name [[Adonis]]. Jews only use the singular to refer to a distinguished person: in the plural, "rabotai", lit. "my masters", is used in both Mishnaic and modern Hebrew.)


Since pronouncing YHWH is considered sinful, Jews use ''Adonai'' instead in prayers, and colloquially would use ''Hashem'' ("the Name"). When the [[Masoretes]] added vowel pointings to the text of the [[Hebrew Bible]] around the [[8th century|eighth century CE]], they gave the word YHWH the vowels of ''Adonai'', to remind the reader to say ''Adonai'' instead.
Since pronouncing YHWH is considered sinful, Jews use ''Adonai'' instead in prayers, and colloquially would use ''Hashem'' ("the Name"). When the [[Masoretes]] added vowel pointings to the text of the [[Hebrew Bible]] around the [[8th century|eighth century CE]], they gave the word YHWH the vowels of ''Adonai'', to remind the reader to say ''Adonai'' instead.


The Sephardi translators of the [[Ferrara Bible]] go further and substitute ''Adonai'' with ''A.''
The Sephardi translators of the [[Ferrara Bible]] go further and substitute ''Adonai'' with ''A.''
-->
-->


== YHWH (Yahweh) ==
== YHWH ==
[[Berkas:Tetragrammaton scripts.svg|frame|left|Nama YHWH dalam bahasa [[Fenisia]] (1100 SM - 300 M), bahasa [[Aram]] (abad ke-10 SM sampai 1M) dan huruf [[bahasa Ibrani]] modern. Ditulis dari kanan ke kiri.]]
[[Berkas:Tetragrammaton scripts.svg|bingkai|kiri|Nama YHWH dalam bahasa [[Fenisia]] (1100 SM - 300 M), bahasa [[Aram]] (abad ke-10 SM sampai 1M) dan huruf [[bahasa Ibrani]] modern. Ditulis dari kanan ke kiri.]]
Nama Allah yang paling penting dan paling sering dipakai dalam [[Alkitab Ibrani]] adalah '''Yahweh''' atau dikenal dengan sebutan [[Tetragrammaton]], empat huruf nama Allah, {{lang-he|יהוה}}, atau [[YHWH]]. Dalam teks kata Yahwe tertulis [[YHWH]], tetapi orang harus mengucapkannya [[Adonai]] yang berarti "tuan" atau "[[TUHAN]]". Komunitas Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat dan takzim yang mendalam secara sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.
Nama Allah yang paling penting dan paling sering dipakai dalam [[Alkitab Ibrani]] adalah '''YHWH''' atau dikenal dengan sebutan [[Tetragrammaton]], empat huruf nama Allah, {{lang-he|יהוה}}, atau [[YHWH]]. Nama ini ditulis lebih dari 6800 kali diulang dalam kitab-kitab [[Perjanjian Lama]] dan diterjemahkan dengan kata "TUHAN" (semua huruf besar). Pembacaan nama ini tidak dapat dipastikan karena selama berabad-abad dilarang diucapkan dalam budaya Yahudi, karena takut menyalahi. Sebagai gantinya kata [[YHWH]] diucapkan [[Adonai]], yang berarti "tuan" atau "[[Tuhan]]". Komunitas Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat dan takzim yang mendalam secara sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.


Kata YHWH selalu terkait dengan peristiwa ketika Musa menanyakan nama [[Allah]] (=Elohim) ({{Alkitab|Keluaran 3:13}}). Sang Ilahi merespon pertanyaan Musa dengan berkata “Aku adalah Aku” ({{Alkitab|Keluaran 3:14}}). YHWH merupakan sebutan dalam bentuk orang ketiga tunggal, jadi seperti "Dialah yang ada, Dialah Dia". Perkataan Sang Ilahi selanjutnya, “... TUHAN (YHWH), [[Allah]] (elohei) nenek moyangmu, Allah (elohei) Abraham, Allah (elohei) Ishak dan Allah (elohei) Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun ({{Alkitab|Keluaran 3:15}})." Dalam konteks Keluaran 3 nama YHWH muncul bukan memberitakan pribadi ilah yang baru, melainkan rumusan itu memberikan kesadaran bahwa Allah yang disembah Abraham, Ishak, dan Yakub sebenarnya sama dan satu saja. Sang Ilahi tidak menyebutkan sebuah kata nama benda, melainkan sebuah rumusan yang menunjuk kepada keberadaan-Nya yang dinamis. Melalui rumusan ini, Sang Ilahi hendak menyatakan dua hal. Pertama, Sang Ilahi menghendaki agar manusia mau mengindahkan dan menaati apa pun yang diperintahkan-Nya sebaik-baiknya, tanpa manusia mengetahui lebih dalam siapa Sang Ilahi. Manusia hanya boleh mengimani apa pun yang dikehendaki-Nya dengan sikap takzim. Kedua, Sang Ilahi menghendaki agar manusia tidak memperlakukan nama-Nya seperti para penyembah berhala yang memperlakukan dan mengeksploitasi nama Allah yang sudah mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan mereka. Mengetahui nama Allah berarti menguasai si empunya nama, dan hal ini tidak dikehendaki oleh TUHAN. Akibatnya, manusia akan mudah menggunakan nama Allah yang mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan tertentu.<ref>Santoso, Samuel. 2007. ''Yahwe, El, dan Nama Tuhan'' dalam buku ''Berteologi di Tengah Perubahan''. Jakarta: Komisi Pengkajian Teologi GKI Sinode Wilayah JABAR.</ref>
Kata YHWH selalu terkait dengan peristiwa ketika Musa menanyakan nama [[Allah]] (=Elohim) ({{Alkitab|Keluaran 3:13}}). Sang Ilahi merespon pertanyaan Musa dengan berkata “Aku adalah Aku” ({{Alkitab|Keluaran 3:14}}). YHWH merupakan sebutan dalam bentuk orang ketiga tunggal, jadi seperti "Dialah yang ada, Dialah Dia". Perkataan Sang Ilahi selanjutnya, “... TUHAN (YHWH), [[Allah]] (elohei) nenek moyangmu, Allah (elohei) Abraham, Allah (elohei) Ishak dan Allah (elohei) Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun ({{Alkitab|Keluaran 3:15}})." Dalam konteks Keluaran 3 nama YHWH muncul bukan memberitakan pribadi ilah yang baru, melainkan rumusan itu memberikan kesadaran bahwa Allah yang disembah Abraham, Ishak, dan Yakub sebenarnya sama dan satu saja. Sang Ilahi tidak menyebutkan sebuah kata nama benda, melainkan sebuah rumusan yang menunjuk kepada keberadaan-Nya yang dinamis. Melalui rumusan ini, Sang Ilahi hendak menyatakan dua hal. Pertama, Sang Ilahi menghendaki agar manusia mau mengindahkan dan menaati apa pun yang diperintahkan-Nya sebaik-baiknya, tanpa manusia mengetahui lebih dalam siapa Sang Ilahi. Manusia hanya boleh mengimani apa pun yang dikehendaki-Nya dengan sikap takzim. Kedua, Sang Ilahi menghendaki agar manusia tidak memperlakukan nama-Nya seperti para penyembah berhala yang memperlakukan dan mengeksploitasi nama Allah yang sudah mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan mereka. Mengetahui nama Allah berarti menguasai si empunya nama, dan hal ini tidak dikehendaki oleh TUHAN. Akibatnya, manusia akan mudah menggunakan nama Allah yang mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan tertentu.<ref name="Santoso, Samuel 2007">Santoso, Samuel. 2007. ''Yahwe, El, dan Nama Tuhan'' dalam buku ''Berteologi di Tengah Perubahan''. Jakarta: Komisi Pengkajian Teologi GKI Sinode Wilayah JABAR.</ref>


=== Ehyeh-Asher-Ehyeh ===
=== Ehyeh-Asher-Ehyeh ===
Di dalam bahasa Indonesia, frasa yang terdapat pada {{Ayat|buku=Keluaran|pasal=3|ayat=14}} ini diterjemahkan menjadi <u>AKU ADALAH AKU</u> atau <u>AKULAH AKU</u>. <!--Frasa ini adalah frasa yang paling terkenal dalam Alkitab. -->
Di dalam bahasa Indonesia, frasa yang terdapat pada {{Ayat|buku=Keluaran|pasal=3|ayat=14}} ini diterjemahkan menjadi <u>AKU ADALAH AKU</u> atau <u>AKULAH AKU</u>.<!--Frasa ini adalah frasa yang paling terkenal dalam Alkitab. -->
<!--
<!--
The name ''Ehyeh'' (Hebrew: אֶהְיֶה) denotes God's potency in the immediate future, and is part of YHWH. The phrase ''"ehyeh-asher-ehyeh"'' ([[Exodus]] 3:14) is interpreted by some authorities as "I will be because I will be", using the second part as a gloss and referring to God's promise, "Certainly I will be [ehyeh] with thee" (Exodus 3:12). Other authorities claim that the whole phrase forms one name. The [[Targum Onkelos]] leaves the phrase untranslated and is so quoted in the [[Talmud]] (B. B. 73a). The "I am that I am" of the [[Authorized Version]] is based on this view.
The name ''Ehyeh'' (Hebrew: אֶהְיֶה) denotes God's potency in the immediate future, and is part of YHWH. The phrase ''"ehyeh-asher-ehyeh"'' ([[Exodus]] 3:14) is interpreted by some authorities as "I will be because I will be", using the second part as a gloss and referring to God's promise, "Certainly I will be [ehyeh] with thee" (Exodus 3:12). Other authorities claim that the whole phrase forms one name. The [[Targum Onkelos]] leaves the phrase untranslated and is so quoted in the [[Talmud]] (B. B. 73a). The "I am that I am" of the [[Authorized Version]] is based on this view.
Baris 77: Baris 79:
<u>Elohim</u> dapat berarti ''Sang Pencipta yang Mahakuasa'' dalam bahasa Indonesia.
<u>Elohim</u> dapat berarti ''Sang Pencipta yang Mahakuasa'' dalam bahasa Indonesia.


‘El’ tidak selalu harus dikaitkan dengan para kelompok penyembah tertentu. ‘El’ mengandung makna yang sifatnya netral. ‘El’ bukanlah sebuah nama, tetapi ‘el’ menunjuk pada kuasa supranatural yang impersonal yakni suatu kekuasaan yang ilahi. Oleh karena itu, kata ‘el’ dalam bahasa Ibrani tidak menggunakan kata sandang (seperti, ‘ha’ dalam bahasa Ibrani atau ‘the’ dalam bahasa Inggris) yang konkrit. Namun, ada kata sifat atau kata benda yang diimbuhkan ke dalam kata ‘el’. Hal itu diperuntukkan dalam rangka memperlihatkan hubungan antara kuasa tertentu yang disembah dan penyebut nama itu sendiri. Misalnya, ‘el-elyion’ (Allah Maha Tinggi) dalam {{Alkitab|Kejadian 14:22}} dan ‘el-elohei-yisrael’ (Allah, Allahnya Israel) dalam {{Alkitab|Kejadian 33: 20}}.
‘El’ tidak selalu harus dikaitkan dengan para kelompok penyembah tertentu. ‘El’ mengandung makna yang sifatnya netral. ‘El’ bukanlah sebuah nama, tetapi ‘el’ menunjuk pada kuasa supranatural yang impersonal yakni suatu kekuasaan yang ilahi. Oleh karena itu, kata ‘el’ dalam bahasa Ibrani tidak menggunakan kata sandang (seperti, ‘ha’ dalam bahasa Ibrani atau ‘the’ dalam bahasa Inggris) yang konkret. Namun, ada kata sifat atau kata benda yang diimbuhkan ke dalam kata ‘el’. Hal itu diperuntukkan dalam rangka memperlihatkan hubungan antara kuasa tertentu yang disembah dan penyebut nama itu sendiri. Misalnya, ‘el-elyion’ (Allah Maha Tinggi) dalam {{Alkitab|Kejadian 14:22}} dan ‘el-elohei-yisrael’ (Allah, Allahnya Israel) dalam {{Alkitab|Kejadian 33: 20}}.


Bentuk jamak dari ‘el’ adalah kata ‘elohim’. Pada teks-teks kuno Perjanjian Lama, Yahwe, Allahnya Israel diakui sebagai Allah tertinggi meskipun dalam nats tertentu memakai kata ‘elohim’ (jamak), seperti dalam {{Alkitab|Keluaran 18:11,12:12,20:3}}, dst. Kata ‘elohim’ dipergunakan oleh bangsa Israel bukan dalam pengertian matematis. ‘Elohim’ digunakan oleh bangsa Israel untuk menyatakan seluruh keagungan dan seluruh kepenuhan keilahian ada pada pribadi-Nya. Dengan demikian, meskipun kata ‘elohim’ berbentuk jamak, tetapi pengertiannya tunggal.<ref>Santoso, Samuel. 2007. ''Yahwe, El, dan Nama Tuhan'' dalam buku ''Berteologi di Tengah Perubahan''. Jakarta: Komisi Pengkajian Teologi GKI Sinode Wilayah JABAR.</ref>
Bentuk jamak dari ‘el’ adalah kata ‘elohim’. Pada teks-teks kuno Perjanjian Lama, Allah Israel diakui sebagai Allah tertinggi meskipun dalam nats tertentu memakai kata ‘elohim’ (jamak), seperti dalam {{Alkitab|Keluaran 18:11,12:12,20:3}}, dst. Kata ‘elohim’ dipergunakan oleh bangsa Israel bukan dalam pengertian matematis. ‘Elohim’ digunakan oleh bangsa Israel untuk menyatakan seluruh keagungan dan seluruh kepenuhan keilahian ada pada pribadi-Nya. Dengan demikian, meskipun kata ‘elohim’ berbentuk jamak, tetapi pengertiannya tunggal.<ref name="Santoso, Samuel 2007"/>
<!--{{main|Elohim}}
<!--{{main|Elohim}}
A common name of God in the [[Hebrew Bible]] is ''[[Elohim]]'' (Hebrew: אלהים); as opposed to other names mentioned in this article, this name also describes gods of other religions.
A common name of God in the [[Hebrew Bible]] is ''[[Elohim]]'' (Hebrew: אלהים); as opposed to other names mentioned in this article, this name also describes gods of other religions.
Baris 103: Baris 105:
In the vision of [[Balaam]] recorded in the [[Book of Numbers]] 24:4 and 16, the vision comes from Shaddai along with El. In the fragmentary inscriptions at [[Deir Alla]], though Shaddai is not, or not fully present,<ref>The inscription offers only a fragmentary ''Sh...'' (Harriet Lutzky, "Ambivalence toward Balaam" ''Vetus Testamentum'' '''49'''.3 [July 1999, pp. 421-425] pp 421f.</ref> ''shaddayin'' appear, less figurations of Shaddai.<ref>Lutzky 1999:421.</ref> These have been tentatively identified with the ''ŝedim'' of [[Deuteronomy]] 34:17 and Psalm 106:37-38,<ref>J.A. Hackett, "Some observations on the Balaam tradition at Deir 'Alla'" ''Biblical Archaeology'' '''49''' (1986), p. 220.</ref> who are [[Canaanite religion|Canaanite]] deities.
In the vision of [[Balaam]] recorded in the [[Book of Numbers]] 24:4 and 16, the vision comes from Shaddai along with El. In the fragmentary inscriptions at [[Deir Alla]], though Shaddai is not, or not fully present,<ref>The inscription offers only a fragmentary ''Sh...'' (Harriet Lutzky, "Ambivalence toward Balaam" ''Vetus Testamentum'' '''49'''.3 [July 1999, pp. 421-425] pp 421f.</ref> ''shaddayin'' appear, less figurations of Shaddai.<ref>Lutzky 1999:421.</ref> These have been tentatively identified with the ''ŝedim'' of [[Deuteronomy]] 34:17 and Psalm 106:37-38,<ref>J.A. Hackett, "Some observations on the Balaam tradition at Deir 'Alla'" ''Biblical Archaeology'' '''49''' (1986), p. 220.</ref> who are [[Canaanite religion|Canaanite]] deities.


According to Exodus 6:2, 3, ''Shaddai'' is the name by which God was known to [[Abraham]], [[Isaac]], and [[Jacob]]. The name ''Shaddai'' (Hebrew: שַׁדַּי) is used as a name of God later in the [[Book of Job]].
According to Exodus 6:2, 3, ''Shaddai'' is the name by which God was known to [[Abraham]], [[Isaac]], and [[Jacob]]. The name ''Shaddai'' (Hebrew: שַׁדַּי) is used as a name of God later in the [[Book of Job]].


In the [[Septuagint]] and other early translations ''Shaddai'' was translated with words meaning "Almighty". The root word "shadad" (שדד) means "to overpower" or "to destroy". This would give ''Shaddai'' the meaning of "destroyer" as one of the aspects of God. Thus it is essentially an [[epithet]]. Harriet Lutzky has presented evidence that ''Shaddai'' was an attribute of a Semitic goddess, linking the epithet with Hebrew ''šad'' "breast" as "the one of the Breast", as [[Asherah]] at [[Ugarit]] is "the one of the Womb".<ref>Harriet Lutzky, "Shadday as a goddess epithet" ''Vetus Testamentum'' '''48''' (1998) pp 15-36.</ref> -->
In the [[Septuagint]] and other early translations ''Shaddai'' was translated with words meaning "Almighty". The root word "shadad" (שדד) means "to overpower" or "to destroy". This would give ''Shaddai'' the meaning of "destroyer" as one of the aspects of God. Thus it is essentially an [[epithet]]. Harriet Lutzky has presented evidence that ''Shaddai'' was an attribute of a Semitic goddess, linking the epithet with Hebrew ''šad'' "breast" as "the one of the Breast", as [[Asherah]] at [[Ugarit]] is "the one of the Womb".<ref>Harriet Lutzky, "Shadday as a goddess epithet" ''Vetus Testamentum'' '''48''' (1998) pp 15-36.</ref> -->


=== Yah ===
=== YAH ===
<u>Yah</u> ─ ''AKU'', ''Allah yang tidak pernah berubah'', ''Allah yang swa-ada''. Nama <u>Yah</u> tersusun dari dua huruf pertama pada [[tetragrammaton]] <u>YHWH</u>. Nama ini sering muncul dalam nama orang, seperti nama [[Elia]]. Istilah [[haleluya]] juga mengandung unsur ini.
<u>YAH</u> ─ ''AKU'', ''Allah yang tidak pernah berubah'', ''Allah yang swa-ada''. Nama <u>YAH</u> tersusun dari dua huruf pertama pada [[tetragrammaton]] <u>YHWH</u>. Nama ini sering muncul dalam nama orang, seperti nama [[Elia]] (aslinya: ''eli-yah''). Istilah [[haleluya]] (aslinya: ''halelu-yah''; "(kita) pujilah YAH") juga mengandung unsur nama YAH. Nama ini digunakan ketika mendiskusikan hubungan Tuhan dengan manusia, Dan ketika menekankan kualitasnya cinta kasih
Dan belas kasihan. Hal ini sering disingkat menjadi YAH (Yod-Heh), Yahu atau Yeho (Yod-Heh-Vav), terutama bila digunakan dalam kombinasi dengan nama atau frasa, seperti dalam ''Yeho-shua''("Yosua", dalam bahasa Yunani "Yesus", berarti TUHAN adalah keselamatan).


=== YHWH Tzevaot/Sebaoth ===
=== YHWH Tzevaot/Sabaoth ===
<u>Yahweh Sebaoth</u> dapat berarti ''Allah Bala Tentara'' dalam bahasa Indonesia
<u>YHWH Sabaoth</u> dapat berarti ''Allah Bala Tentara'' dalam bahasa Indonesia
<!--The name ''YHWH'' and the title ''Elohim'' frequently occur with the word ''tzevaot'' or ''sabaoth'' ("hosts" or "armies", Hebrew: צבאות) as ''YHWH Elohe Tzevaot'' ("YHWH God of Hosts"), ''Elohe Tzevaot'' ("God of Hosts"), ''Adonai YHWH Tzevaot'' ("Lord YHWH of Hosts") or, most frequently, ''YHWH Tzevaot'' ("YHWH of Hosts"). This name is traditionally transliterated in Latin as ''Sabaoth'', a form that will be more familiar to many English readers, as it was used in the [[King James Version]] of the Bible.
<!--The name ''YHWH'' and the title ''Elohim'' frequently occur with the word ''tzevaot'' or ''sabaoth'' ("hosts" or "armies", Hebrew: צבאות) as ''YHWH Elohe Tzevaot'' ("YHWH God of Hosts"), ''Elohe Tzevaot'' ("God of Hosts"), ''Adonai YHWH Tzevaot'' ("Lord YHWH of Hosts") or, most frequently, ''YHWH Tzevaot'' ("YHWH of Hosts"). This name is traditionally transliterated in Latin as ''Sabaoth'', a form that will be more familiar to many English readers, as it was used in the [[King James Version]] of the Bible.


Baris 117: Baris 120:


=== Shalom ===
=== Shalom ===
<u>Yahweh Shalom</u> dapat berarti ''Allah sumber damai'' dalam bahasa Indonesia
<u>YHWH Shalom</u> dapat berarti ''Allah sumber damai'' dalam bahasa Indonesia
<!--''Shalom'' ("Peace"; Hebrew: שלום)
<!--''Shalom'' ("Peace"; Hebrew: שלום)


Baris 123: Baris 126:


=== Nama-nama lainnya ===
=== Nama-nama lainnya ===
* ''Adir'' — "Yang Kuat".
* ''Adir'' — "Yang Kuat".
{{listen|filename=He-Abir.ogg|title=Adir|description=|format=[[Ogg]]}}
{{listen|filename=He-Abir.ogg|title=Adir|description=|format=[[Ogg]]}}
* ''Adon Olam'' — "Penguasa Semesta".
* ''Adon Olam'' — "Penguasa Semesta".
Baris 141: Baris 144:
* ''Magen Avraham'' — "Perisai dari Abraham".
* ''Magen Avraham'' — "Perisai dari Abraham".
* ''Ribbono shel `Olam'' — "Penguasa Semesta".
* ''Ribbono shel `Olam'' — "Penguasa Semesta".
* ''YHWH-Yireh ([[Jehovah-jireh]])'' — "TUHAN akan menyediakan" ({{Alkitab|Kejadian 22:13-14}}).
* ''YHWH-Yireh (Yehuwah-yireh)'' — "TUHAN akan menyediakan" ({{Alkitab|Kejadian 22:13-14}}).
* ''YHWH-Rafa'' — "TUHAN menyembuhkan" ({{Alkitab|Keluaran 15:26}}).
* ''YHWH-Rafa'' — "TUHAN menyembuhkan" ({{Alkitab|Keluaran 15:26}}).
* ''YHWH-Niss"i (Yahweh-[[Nissi]])'' — "TUHAN panji-panji kita" ({{Alkitab|Keluaran 17:8-15}}).
* ''YHWH-Niss"i (Yehuwah-Nissi)'' — "TUHAN panji-panji kita" ({{Alkitab|Keluaran 17:8-15}}).
* ''YHWH-Syalom'' — "TUHAN kedamaian kita" ({{Alkitab|Hakim-hakim 6:24}}).
* ''YHWH-Syalom'' — "TUHAN kedamaian kita" ({{Alkitab|Hakim-hakim 6:24}}).
* ''YHWH-Ra-ah'' — "TUHAN gembalaku" ({{Alkitab|Mazmur 23:1}}).
* ''YHWH-Ra-ah'' — "TUHAN gembalaku" ({{Alkitab|Mazmur 23:1}}).
*'' YHWH-Tsidkenu'' — "TUHAN kebajikan kita" ({{Alkitab|Yeremia 23:6}}).
* '' YHWH-Tsidkenu'' — "TUHAN kebajikan kita" ({{Alkitab|Yeremia 23:6}}).
* ''YHWH-Syamah ([[Jehovah-shammah]])'' — "TUHAN hadir" ({{Alkitab|Yehezkiel 48:35}}).
* ''YHWH-Syamah (Yehuwah-shammah)'' — "TUHAN hadir" ({{Alkitab|Yehezkiel 48:35}}).
* ''Tzur Israel'' — "Batu karang dari Israel".
* ''Tzur Israel'' — "Batu karang dari Israel".


Baris 158: Baris 161:
{{quotation|And (further) their Prophet said to them: "A Sign of his authority is that there shall come to you the Ark of the Covenant, with (an assurance) therein of security from your Lord, and the relics left by the family of Moses and the family of Aaron, carried by angels. In this is a Symbol for you if ye indeed have faith."}}
{{quotation|And (further) their Prophet said to them: "A Sign of his authority is that there shall come to you the Ark of the Covenant, with (an assurance) therein of security from your Lord, and the relics left by the family of Moses and the family of Aaron, carried by angels. In this is a Symbol for you if ye indeed have faith."}}
-->
-->
== Penggunaan dalam aliran mistis [[Islam]] ==

Dalam aliran mistik Islam, dijumpai pula beberapa kata yang mirip dengan nama-nama tuhan Yahudi,antara lain:
=== Ashbaut ===
Ashbaut(اصباؤت), ashbaut sering sekali terdengar diucapkan oleh aliran mistisme Islam saat sedang berdoa atau sering tertulis dalam [[Rajah]] dan [[Jimat]] mereka, kata ini mirip dengan Tzevaot(צבאות).

=== Adunai ===
Adunai(ادوناي) juga sering digunakan dalam tradisi mistik Islam, kata ini mirip dengan Adonai(אדני).

=== Ahyan Syar Ahyan ===
Ahyan Syarohyan(اهياشراهيا) artinya adalah Ya-Hayyu Ya-Qoyyum menurut pendapat beberapa ulama, kata ini mirip dengan Ehyeh Asher Ehyeh(אהיה אשר אהיה).

=== Alu Syaday ===
Alu Syaday(ال شداي) juga sering diucapkan oleh mereka ketika berdoa, Alu Syaday mirip dengan El Shaddai (אל שדי).


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 170: Baris 187:
[[Kategori:Allah]]
[[Kategori:Allah]]
[[Kategori:Bahasa Ibrani]]
[[Kategori:Bahasa Ibrani]]
[[Kategori:Yahudi]]
[[Kategori:Perjanjian Lama]]
[[Kategori:Perjanjian Lama]]
[[Kategori:Daftar bertopik Kristen]]
[[Kategori:Daftar bertopik Kristen]]

Revisi terkini sejak 1 Februari 2024 01.18

Dalam bahasa Ibrani, kata Allah disebut dengan berbagai kata:

  • Adonai, Tuan atau Tuanku atau Allah yang Perkasa
  • El, Allah yang Kuat
  • Elohim, Sang Pencipta yang Maha Kuasa
  • Elyon, Allah yang Maha Tinggi
  • Elohe Yisrael, Allah Israel
  • El Olam, Allah yang Kekal
  • El Roi, Allah yang Melihat
  • El Shaddai, Allah yang Maha Perkasa
  • Immanuel, Allah bersama kita

Nama pribadi Allah dalam Bahasa Ibrani terdiri dari 4 huruf: YHWH, seperti yang diberikan kepada Musa sewaktu Musa menanyakan siapa nama-Nya di dalam Kitab Keluaran. Nama ini yang sangat disegani untuk diucapkan oleh orang Ibrani (Israel) sehingga mereka hanya menggunakan kata Adonai (=tuan, tuanku) saat membaca tulisan YHWH di kitab suci. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata YHWH ditulis Tuhan (semua huruf besar atau small cap), sedangkan kata "Allah" dipakai untuk kata Ibrani "El" atau "Elohim". Untuk kata sebutan "Allah" banyak istilah dalam bahasa Ibrani. Kata Adonai atau El dan sebagainya untuk diucapkan tidaklah diseganii oleh orang Ibrani.

Nama Pribadi Allah

Tetragrammaton dalam hiasan kaca di gereja Episkopal tahun 1868 di Iowa
  • YHWH (sebagian besar melafalkan: Yahweh)
  • Eyeh Asher Eyeh, AKU adalah AKU
  • YHWH Jireh, TUHAN akan mencukupi
  • YHWH Mekaddishkem, TUHAN yang menyucikan
  • YHWH Nissi, TUHAN adalah Panjiku
  • YHWH Rapha, TUHAN yang menyembuhkan
  • YHWH Sebaoth, TUHAN Bala Tentara
  • YHWH Shalom, TUHAN sumber damai
  • YHWH Shammah, TUHAN hadir
  • YHWH Tsidkenu, TUHAN keselamatan kita
  • Yah/YHWH, AKU, TUHAN yang tidak pernah berubah, TUHAN yang swa-ada

Kata sebutan/gelar Allah

Di antara sebutan Allah dalam bahasa Ibrani, tujuh nama digunakan secara sangat hati-hati, terutama oleh para penulis:

  1. Eloah
  2. Elohim
  3. Adonai
  4. Ehyeh-Asher-Ehyeh
  5. YHWH
  6. El Shaddai
  7. Tzevaot


Adonai

Adonai dapat berarti Allah yang Perkasa dalam bahasa Indonesia

Kata "Adonai" adalah bentuk jamak dari kata "adon" yang berarti tuan, pemilik, penguasa dan junjungan.[1] Dalam hubungannya dengan nama Allah, kata ini digunakan dalam bentuk jamak dengan diberi akhiran pemilik orang pertama tunggal dan secara harfiah berarti tuanku-tuanku. YHWH diucapkan adonai, yang berarti TUHAN. Komunitas Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat dan takzim yang mendalam secara sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.

YHWH

Nama YHWH dalam bahasa Fenisia (1100 SM - 300 M), bahasa Aram (abad ke-10 SM sampai 1M) dan huruf bahasa Ibrani modern. Ditulis dari kanan ke kiri.

Nama Allah yang paling penting dan paling sering dipakai dalam Alkitab Ibrani adalah YHWH atau dikenal dengan sebutan Tetragrammaton, empat huruf nama Allah, Ibrani: יהוה, atau YHWH. Nama ini ditulis lebih dari 6800 kali diulang dalam kitab-kitab Perjanjian Lama dan diterjemahkan dengan kata "TUHAN" (semua huruf besar). Pembacaan nama ini tidak dapat dipastikan karena selama berabad-abad dilarang diucapkan dalam budaya Yahudi, karena takut menyalahi. Sebagai gantinya kata YHWH diucapkan Adonai, yang berarti "tuan" atau "Tuhan". Komunitas Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat dan takzim yang mendalam secara sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.

Kata YHWH selalu terkait dengan peristiwa ketika Musa menanyakan nama Allah (=Elohim) (Keluaran 3:13). Sang Ilahi merespon pertanyaan Musa dengan berkata “Aku adalah Aku” (Keluaran 3:14). YHWH merupakan sebutan dalam bentuk orang ketiga tunggal, jadi seperti "Dialah yang ada, Dialah Dia". Perkataan Sang Ilahi selanjutnya, “... TUHAN (YHWH), Allah (elohei) nenek moyangmu, Allah (elohei) Abraham, Allah (elohei) Ishak dan Allah (elohei) Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun (Keluaran 3:15)." Dalam konteks Keluaran 3 nama YHWH muncul bukan memberitakan pribadi ilah yang baru, melainkan rumusan itu memberikan kesadaran bahwa Allah yang disembah Abraham, Ishak, dan Yakub sebenarnya sama dan satu saja. Sang Ilahi tidak menyebutkan sebuah kata nama benda, melainkan sebuah rumusan yang menunjuk kepada keberadaan-Nya yang dinamis. Melalui rumusan ini, Sang Ilahi hendak menyatakan dua hal. Pertama, Sang Ilahi menghendaki agar manusia mau mengindahkan dan menaati apa pun yang diperintahkan-Nya sebaik-baiknya, tanpa manusia mengetahui lebih dalam siapa Sang Ilahi. Manusia hanya boleh mengimani apa pun yang dikehendaki-Nya dengan sikap takzim. Kedua, Sang Ilahi menghendaki agar manusia tidak memperlakukan nama-Nya seperti para penyembah berhala yang memperlakukan dan mengeksploitasi nama Allah yang sudah mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan mereka. Mengetahui nama Allah berarti menguasai si empunya nama, dan hal ini tidak dikehendaki oleh TUHAN. Akibatnya, manusia akan mudah menggunakan nama Allah yang mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan tertentu.[2]

Ehyeh-Asher-Ehyeh

Di dalam bahasa Indonesia, frasa yang terdapat pada Keluaran 3:14 ini diterjemahkan menjadi AKU ADALAH AKU atau AKULAH AKU.

El

El dapat berarti Allah yang kuat dalam bahasa Indonesia

Elohim

Elohim dapat berarti Sang Pencipta yang Mahakuasa dalam bahasa Indonesia.

‘El’ tidak selalu harus dikaitkan dengan para kelompok penyembah tertentu. ‘El’ mengandung makna yang sifatnya netral. ‘El’ bukanlah sebuah nama, tetapi ‘el’ menunjuk pada kuasa supranatural yang impersonal yakni suatu kekuasaan yang ilahi. Oleh karena itu, kata ‘el’ dalam bahasa Ibrani tidak menggunakan kata sandang (seperti, ‘ha’ dalam bahasa Ibrani atau ‘the’ dalam bahasa Inggris) yang konkret. Namun, ada kata sifat atau kata benda yang diimbuhkan ke dalam kata ‘el’. Hal itu diperuntukkan dalam rangka memperlihatkan hubungan antara kuasa tertentu yang disembah dan penyebut nama itu sendiri. Misalnya, ‘el-elyion’ (Allah Maha Tinggi) dalam Kejadian 14:22 dan ‘el-elohei-yisrael’ (Allah, Allahnya Israel) dalam Kejadian 33: 20.

Bentuk jamak dari ‘el’ adalah kata ‘elohim’. Pada teks-teks kuno Perjanjian Lama, Allah Israel diakui sebagai Allah tertinggi meskipun dalam nats tertentu memakai kata ‘elohim’ (jamak), seperti dalam Keluaran 18:11,12:12,20:3, dst. Kata ‘elohim’ dipergunakan oleh bangsa Israel bukan dalam pengertian matematis. ‘Elohim’ digunakan oleh bangsa Israel untuk menyatakan seluruh keagungan dan seluruh kepenuhan keilahian ada pada pribadi-Nya. Dengan demikian, meskipun kata ‘elohim’ berbentuk jamak, tetapi pengertiannya tunggal.[2]

Shaddai

El Shaddai dapat berarti Allah yang Maha Perkasa dalam bahasa Indonesia

YAH

YAHAKU, Allah yang tidak pernah berubah, Allah yang swa-ada. Nama YAH tersusun dari dua huruf pertama pada tetragrammaton YHWH. Nama ini sering muncul dalam nama orang, seperti nama Elia (aslinya: eli-yah). Istilah haleluya (aslinya: halelu-yah; "(kita) pujilah YAH") juga mengandung unsur nama YAH. Nama ini digunakan ketika mendiskusikan hubungan Tuhan dengan manusia, Dan ketika menekankan kualitasnya cinta kasih Dan belas kasihan. Hal ini sering disingkat menjadi YAH (Yod-Heh), Yahu atau Yeho (Yod-Heh-Vav), terutama bila digunakan dalam kombinasi dengan nama atau frasa, seperti dalam Yeho-shua("Yosua", dalam bahasa Yunani "Yesus", berarti TUHAN adalah keselamatan).

YHWH Tzevaot/Sabaoth

YHWH Sabaoth dapat berarti Allah Bala Tentara dalam bahasa Indonesia

Shalom

YHWH Shalom dapat berarti Allah sumber damai dalam bahasa Indonesia

Nama-nama lainnya

  • Adir — "Yang Kuat".
  • Adon Olam — "Penguasa Semesta".
  • Boreh — "Pencipta" atau "Khalik".
  • Ehiyeh sh'Ehiyeh — "Aku Adalah Aku": versi Ibrani modern untuk "Ehyeh asher Ehyeh".
  • Elohei Avraham, Elohei Yitzchak we Elohei Ya`aqov — "Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub".
  • El ha-Gibbor — "Allah sang pahlawan" atau "Allah yang kuat".
  • Emet — "Kebenaran".
  • E'in Sof — "tak berakhir, tak terhingga", nama "Kabbalistik" untuk Allah.
  • Ro'eh Yisra'el — "Gembala Israel".
  • Ha-Kaddosh, Baruch Hu — "Yang Kudus, Diberkatilah Dia".
  • Kaddosh Israel — "Yang Kudus dari Israel".
  • Melekh ha-Melakhim — "Raja segala raja" atau Melech Malchei ha-Melachim "Raja segala raja diraja", untuk menyatakan keutamaan terharap semua gelar penguasa di dunia.
  • Makom atau Hamakom — harafiah: "tempat itu", artinya "Maha-ada" ("Omnipresent"); lihat Tzimtzum.
  • Magen Avraham — "Perisai dari Abraham".
  • Ribbono shel `Olam — "Penguasa Semesta".
  • YHWH-Yireh (Yehuwah-yireh) — "TUHAN akan menyediakan" (Kejadian 22:13–14).
  • YHWH-Rafa — "TUHAN menyembuhkan" (Keluaran 15:26).
  • YHWH-Niss"i (Yehuwah-Nissi) — "TUHAN panji-panji kita" (Keluaran 17:8–15).
  • YHWH-Syalom — "TUHAN kedamaian kita" (Hakim–hakim 6:24).
  • YHWH-Ra-ah — "TUHAN gembalaku" (Mazmur 23:1).
  • YHWH-Tsidkenu — "TUHAN kebajikan kita" (Yeremia 23:6).
  • YHWH-Syamah (Yehuwah-shammah) — "TUHAN hadir" (Yehezkiel 48:35).
  • Tzur Israel — "Batu karang dari Israel".

Penggunaan dalam aliran mistis Islam

Dalam aliran mistik Islam, dijumpai pula beberapa kata yang mirip dengan nama-nama tuhan Yahudi,antara lain:

Ashbaut

Ashbaut(اصباؤت), ashbaut sering sekali terdengar diucapkan oleh aliran mistisme Islam saat sedang berdoa atau sering tertulis dalam Rajah dan Jimat mereka, kata ini mirip dengan Tzevaot(צבאות).

Adunai

Adunai(ادوناي) juga sering digunakan dalam tradisi mistik Islam, kata ini mirip dengan Adonai(אדני).

Ahyan Syar Ahyan

Ahyan Syarohyan(اهياشراهيا) artinya adalah Ya-Hayyu Ya-Qoyyum menurut pendapat beberapa ulama, kata ini mirip dengan Ehyeh Asher Ehyeh(אהיה אשר אהיה).

Alu Syaday

Alu Syaday(ال شداي) juga sering diucapkan oleh mereka ketika berdoa, Alu Syaday mirip dengan El Shaddai (אל שדי).

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Martinus T. Mawene.2008. Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual. Jakarta:BPK Gunung Mulia. Hlm.27.
  2. ^ a b Santoso, Samuel. 2007. Yahwe, El, dan Nama Tuhan dalam buku Berteologi di Tengah Perubahan. Jakarta: Komisi Pengkajian Teologi GKI Sinode Wilayah JABAR.