Narciso Ramos
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 11 November 1900 Asingan |
Kematian | 3 Februari 1986 (85 tahun) Manila |
Penyebab kematian | Stroke |
Member of the House of Representatives of the Philippines (en) | |
Data pribadi | |
Pendidikan | Universitas Filipina Philippine Law School (en) Manila High School (en) |
Kegiatan | |
Pekerjaan | jurnalis, menteri, pemain sepak bola, diplomat, politikus |
Partai politik | Partai Liberal |
Olahraga | sepak bola |
Keluarga | |
Pasangan nikah | Angela Valdez Ramos (en) |
Anak | Fidel Ramos, Leticia Ramos-Shahani (en) |
Penghargaan | |
Narciso Rueca Ramos (11 November 1900 – 3 Februari 1986[1]) adalah seorang diplomat, mantan politikus Filipina (pernah menjadi anggota legislatif selama 5 periode),[1] mantan pengacara dan wartawan. Anaknya, Fidel Ramos, adalah juga mantan Presiden Filipina. Dari 1965 ke 1968, Narciso Ramos menjadi Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan Ferdinand Marcos.
Dalam kapasitas sebagai Menteri Luar Negeri, ia pada 8 Agustus 1967 menghadiri pertemuan di Bangkok yang juga dihadiri oleh 4 menteri luar negeri lainnya: Adam Malik (Indonesia), S. Rajaratnam (Singapura), Tun Abdul Razak (Malaysia) dan Thanat Khoman (Thailand). Pada hari itu pulalah Narciso Ramos dan keempat menteri luar negeri lainnya menandatangani deklarasi pembentukan ASEAN. Narciso Ramos menjadi orang pertama yang memberikan sambutan dalam acara deklarasi tersebut. Ia mengatakan bahwa negosiasi yang telah dilakukan benar-benar menuntut niat baik, imajinasi, kesabaran dan saling memahami di antara kelima menteri luar negeri yang hadir.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Narciso Ramos Dies at 86; Served in Philippine Cabinet New York Times. Diakses 10 Januari 2014