Negara adikuasa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bryant7728 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Vedolique (bicara | kontrib)
 
(38 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{noref|date=Desember 2010}}
[[Berkas:Cold War Map 1980.svg|jmpl|250px|Peta ini menunjukkan dua kekuatan penting selama berlangsungnya [[Perang Dingin]] pada tahun 1980. Klik pada peta untuk penjelasan lebih rinci.]]
[[Berkas:Cold War Map 1980.svg|jmpl|250px|Peta ini menunjukkan dua kekuatan penting selama berlangsungnya [[Perang Dingin]] pada tahun 1980. Klik pada peta untuk penjelasan lebih rinci.]]
'''Negara adikuasa''' atau '''negara adidaya''', adalah negara yang mempunyai kekuasaan lebih di percaturan [[politik internasional]] baik dalam mempengaruhi peristiwa-peristiwa global maupun lebih jauh mengambil keputusan dalam proyek-proyek internasional. Negara seperti ini biasanya dianggap sebagai pemimpin oleh negara-negara lainnya.
'''Negara adikuasa''' atau '''negara adidaya''' adalah [[negara]] dengan posisi dominan yang ditandai dengan kemampuannya yang luas untuk memberikan pengaruh atau memproyeksikan kekuasaan dalam skala global. Hal ini dilakukan melalui gabungan kekuatan ekonomi, militer, teknologi dan budaya serta pengaruh diplomatik dan [[kekuasaan lunak]]. Secara tradisional, negara adidaya lebih unggul di antara [[kekuatan besar]].


Istilah ini pertama kali diterapkan pada tahun 1944 selama [[Perang Dunia II]] untuk mengidentifikasi kategori kekuatan baru yang mampu menduduki status tertinggi di dunia di mana negara dapat menantang dan bertarung satu sama lain dalam skala global. Menurutnya, pada saat itu terdapat tiga negara yang merupakan negara adikuasa yaitu, [[Amerika Serikat]], [[Uni Soviet]], dan [[Imperium Britania]].<ref name="The Super-Powers; The United States, Britain, and the Soviet Union—Their Responsibility for Peace. By William T. R. Fox.">{{cite web|title=The Super-Powers; The United States, Britain, and the Soviet Union—Their Responsibility for Peace. By William T. R. Fox. (New York: Harcourt, Brace and Company. 1944. Pp. 162. $2.00.)|url=https://www.cambridge.org/core/journals/american-political-science-review/article/superpowers-the-united-states-britain-and-the-soviet-uniontheir-responsibility-for-peace-by-william-t-r-fox-new-york-harcourt-brace-and-company-1944-pp-162-200-the-great-decision-by-james-t-shotwell-new-york-the-macmillan-company-1944-pp-234-300/62275F7F5673D641D4FCAAAC069A5BCA|access-date=2013-09-02|publisher=cambridge.org}}</ref> Selama [[Perang Dingin]], kekuasaan dan pengaruh Imperium Britania mulai berkurang dan berakhir, meninggalkan Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk mendominasi urusan dunia. Berakhirnya Perang Dingin dan [[Pembubaran Uni Soviet|bubarnya Uni Soviet]] pada tahun 1991, meninggalkan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adidaya dunia.<ref name="Time-May-28-2015">{{Cite journal|author=Bremer, Ian|title=These Are the 5 Reasons Why the U.S. Remains the World's Only Superpower|url=http://time.com/3899972/us-superpower-status-military/|journal=[[Time (magazine)|Time]]|date=May 28, 2015}}</ref><ref name="Nossal">{{cite conference|author=Kim Richard Nossal|title=Lonely Superpower or Unapologetic Hyperpower? Analyzing American Power in the post–Cold War Era|url=http://post.queensu.ca/~nossalk/papers/hyperpower.htm|conference=Biennial meeting, South African Political Studies Association, 29 June-2 July 1999|access-date=2007-02-28|archive-date=2019-05-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20190526100449/http://post.queensu.ca/~nossalk/papers/hyperpower.htm|dead-url=yes}}<!-- subtitle: "Paper for presentation at the biennial meetings of the South African Political Studies Association Saldanha, Western Cape 29 June-2 July 1999 --></ref><ref>[https://archive.org/details/fromcolonytosupe00herr <!-- quote=From Colony to Superpower: U.S. Foreign Relations since 1776. --> From Colony to Superpower: U.S. Foreign Relations since 1776] (Published 2008), by Professor George C. Herring (Professor of History at Kentucky University)</ref> [[Tiongkok]] saat ini dianggap sebagai [[Negara adikuasa potensial|negara adidaya global yang baru muncul]] dalam bidang ekonomi, militer, teknologi, diplomasi, dan pengaruh kekuasaan lunak.<ref>{{Cite web|title=Is China a Superpower Now? - Belt & Road News|url=https://www.beltandroad.news/2019/08/04/is-china-a-superpower-now/|last=Asia|first=Current Affairs Correspondent East|date=2019-08-04|language=en-US|access-date=2020-05-06|archive-date=2020-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20200808080239/https://www.beltandroad.news/2019/08/04/is-china-a-superpower-now/|dead-url=yes}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|title=Does China Outspend US on Defense?|url=https://www.unz.com/article/does-china-outspend-us-on-defense/|website=The Unz Review|access-date=2020-05-06}}</ref><ref>{{Cite journal|last=John|first=Emmanuel|date=2019-06-13|title=China: Emerging superpower|url=https://www.researchgate.net/publication/333759875}}</ref><ref>{{Cite web|date=2019-10-22|title=China will overtake US in tech race|url=https://www.omfif.org/2019/10/china-will-overtake-us-in-tech-race/|access-date=2020-09-23|website=OMFIF|language=en-GB}}</ref><ref name=":2">{{Cite news|date=2019-11-27|title=China now has more diplomatic posts than any other country|language=en-GB|work=BBC News|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-china-50569237|access-date=2020-10-21}}</ref>
Negara yang dianggap sebagai adikuasa sebelum [[Perang Dunia II]] adalah [[Uni Soviet]],[[Amerika Serikat]] , dan [[Britania Raya]]. Namun setelah Perang Dunia II, mayoritas koloni Inggris memerdekakan diri sehingga Inggris kehilangan statusnya sebagai negara adikuasa. Setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, hanya Amerika Serikat yang memenuhi kriteria sebagai negara adikuasa. Beberapa negara memiliki potensi sebagai negara adidaya, Republik Rakyat Tiongkok (China) saat ini dianggap negara "superpower ekonomi" tetapi saat ini tidak memiliki beberapa faktor termasuk kekuatan militer dan "soft power" untuk diakui secara luas sebagai negara adikuasa global.


== Asal usul ==
{{politik-stub}}
Tidak ada definisi yang disepakati tentang apakah negara adikuasa itu ada dan mungkin berbeda di antara berbagai sumber. Namun, karakteristik mendasar yang konsisten dengan semua definisi negara adikuasa adalah bangsa atau negara yang telah menguasai tujuh dimensi kekuatan negara, yaitu [[geografi]], [[populasi]], [[ekonomi]], [[sumber daya]], [[militer]], [[diplomasi]] dan [[Identitas nasional Inggris|identitas nasional]].<ref>{{Cite journal|last=Sotomayor|first=Margot|date=2012-02-14|title=The Rise and Fall of the Great Powers. Kennedy Paul|url=http://dx.doi.org/10.22201/iiec.20078951e.1994.97.29978|journal=Problemas del Desarrollo. Revista Latinoamericana de Economía|volume=25|issue=97|doi=10.22201/iiec.20078951e.1994.97.29978|issn=2007-8951}}</ref>
{{Uncategorized stub|date=September 2016}}

Istilah ini pertama kali digunakan untuk menggambarkan negara-negara dengan status kekuatan yang lebih besar dari besar pada awal 1944, tetapi hanya memperoleh makna spesifik berkaitan dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet setelah Perang Dunia II. Ini karena Amerika Serikat dan Uni Soviet telah membuktikan diri mampu memberikan pengaruh besar dalam politik global dan dominasi militer. Istilah dalam makna politiknya saat ini diciptakan oleh ahli geostrategis Belanda-Amerika Nicholas Spykman dalam serangkaian ceramah pada tahun 1943 tentang bentuk potensial dari tatanan dunia baru pasca-perang. Ini membentuk fondasi untuk buku ''The Geography of the Peace'', yang merujuk pada supremasi global maritim yang tak tertandingi dari Imperium Britania dan Amerika Serikat sebagai hal yang penting untuk perdamaian dan kemakmuran di dunia.

Setahun kemudian pada tahun 1944, William TR Fox , seorang profesor kebijakan luar negeri Amerika, menguraikan konsep adikuasa untuk mengidentifikasi kategori kekuatan baru yang mampu menduduki status tertinggi di dunia di mana negara dapat menantang dan bertarung satu sama lain dalam skala global. Menurutnya, pada saat itu ada tiga negara yang merupakan negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet dan Imperium Britania. Imperium Britania adalah kekaisaran yang paling besar dalam sejarah dunia dan dianggap sebagai kekuatan besar yang paling utama, menguasai 25% populasi dunia dan mengendalikan sekitar 25% dari total luas daratan Bumi, sementara Amerika Serikat dan Uni Soviet tumbuh berkuasa sebelum dan selama Perang Dunia II Imperium Britania akan menghadapi masalah politik, keuangan dan kolonial yang serius setelah Perang Dunia II yang membuatnya tidak dapat menandingi kekuatan Amerika atau Soviet. Pada akhirnya, kerajaan Inggris secara bertahap akan bubar selama abad ke-20, dengan tajam mengurangi proyeksi kekuatan globalnya.

Terlepas dari denotasinya yang umum tentang negara-negara pasca-Perang Dunia II yang paling terkenal, istilah ''negara adikuasa'' telah secara tak langsung diterapkan oleh beberapa penulis secara retrospektif untuk menggambarkan kekuatan geopolitik yang lebih masif diatas kelompok [[Kekuatan besar|Kekuatan Besar]] seperti [[Daftar Kekuatan Besar kuno|kekuatan besar kuno]] atau [[Daftar Kekuatan Besar abad pertengahan|kekuatan besar abad pertengahan]].<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/29184676|title=The New Cambridge medieval history.|date=1995-2005|publisher=Cambridge University Press|others=McKitterick, Rosamond.|isbn=0-521-36291-1|location=Cambridge [England]|oclc=29184676}}</ref>

== Runtuhnya status Negara Adikuasa ==
[[Berkas:Superpower map 1945.png|jmpl|260x260px|Lingkup teritorial dan pengaruh negara adikuasa saat Perang Dunia II]]

=== Krisis Suez ===
Pasca Perang Dunia II, gelombang [[dekolonisasi]] yang cepat di seluruh dunia. Kehilangan wilayah [[Kemaharajaan Britania|Kemaharajaan di India]], [[Malaya Britania|Semenanjung Malaya]], Krisis Suez tahun 1956 umumnya dianggap sebagai awal dari akhir periode Inggris sebagai negara Adikuasa.

[[Krisis Suez]] adalah puncak [[Britania Raya|Inggris]] dalam melemahnya finansial oleh dua perang dunia, tidak bisa kemudian mengejar kebijakan luar negeri pada pijakan yang sama dengan negara adidaya baru tanpa mengorbankan konvertibilitasnya mata uang cadangan sebagai kebijakan utama .

=== Pembubaran Uni Soviet ===
Upaya kudeta Uni Soviet 1991, merupakan percobaan [[kudeta]] yang dilakukan untuk mengambil alih kekuasaan [[Uni Soviet]] dari tangan [[Mikhail Gorbachev]], [[Presiden Uni Soviet]] kala itu. Para pemimpin kudeta ini adalah anggota garis keras [[Partai Komunis Uni Soviet]] yang menolak program reformasi ([[Glasnost]] dan [[Perestroika]]) Gorbachev. Percobaan kudeta ini juga dianggap sebagai penyebab utama [[pembubaran Uni Soviet]].

Dengan berakhirnya kekuasaan komunis di [[Uni Soviet]], banyak simbol [[Komunisme]], misalnya patung dari mantan pemimpin seperti [[Vladimir Lenin]], dibongkar.

=== Perjanjian Pirenia ===
Perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 7 Juli 1659 untuk mengakhiri [[Perang Prancis–Spanyol (1635–59)|perang antara tahun 1635-1659]] antara [[Prancis]] dan [[Spanyol]], suatu perang yang awalnya bagian dari [[Perang Tiga Puluh Tahun]], mengakibatkan Spanyol kehilangan status negara Adikuasa. Namun tetap menjadi kekuatan besar hingga [[Kolonisasi Spanyol di Amerika|Jajahan Spanyol di Amerika]] menginginkan kemerdekaan melalui konflik yang panjang. Konflik antara koloni-koloni dengan Spanyol pada akhirnya memicu pendirian beberapa negara merdeka dari [[Argentina]] dan [[Chile]] di selatan hingga [[Meksiko]] di utara. Sehingga melemahkan status Spanyol sebagai [[kekuatan besar]], meski Kuba dan Puerto Riko masih dijajah oleh Spanyol hingga meletusnya [[Perang Spanyol-Amerika]] pada tahun 1898.

== Daftar negara Adikuasa historis ==

* [[Kekaisaran Akhemeniyah|Akhemeniyah]] 550 SM– 330 SM
* [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] 359 SM–275 M
* [[Kekaisaran Maurya|Maurya]] 322 SM–185 SM
* [[Kekaisaran Partia|Parthia]] 247 SM–224 M
* [[Dinasti Han|Han]] 202 SM-220
* [[Kekaisaran Sasaniyah|Sasaniyah]] 205-651
* [[Gupta]] 320-550
* [[Kekaisaran Romawi|Romawi]] 27 SM-395
** [[Kekaisaran Romawi Barat|Barat]] 395-480
** [[Kekaisaran Romawi Timur|Timur]] 395-1206
* [[Dinasti Tang|Tang]] 618-907
* [[Kekhalifahan]] 633-1258
** [[Kekhalifahan Rasyidin|Rasyidin]] 633-661
** [[Kekhalifahan Umayyah|Umayyah]] 661–750
** [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]] 750–1258
* [[Kekaisaran Mongol|Mongol]] 1206-1368
** [[Dinasti Yuan|Yuan]] 1271-1368
* [[Dinasti Ming|Ming]] 1368-1572
* ''[[Kekaisaran Timuriyah|Timuriyah]] 1370-1449''

* [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]] 1453-1566 / 1683

* [[Uni Iberia]] 1580-1640
** [[Imperium Spanyol|Spanyol]] 1659
* [[Kerajaan Prancis|Prancis]] 1648-1763
* [[Imperium kolonial Belanda|Belanda]] 1588-1688
* ''[[Dinasti Qing|Qing]] 1662-1799''
* [[Kerajaan Inggris|Inggris]] 1688-1783
** [[Imperium Britania|Britania Raya]] 1783-1957
* [[Uni Soviet]] 1945-1990
* [[Amerika Serikat]] 1945-2023
* ''[[Tiongkok]] 2020''

== Lihat pula ==

* [[Negara adikuasa potensial|Adikuasa potensial]]
* [[Kekuatan besar|Kekuatan Besar]]

== Referensi ==
<references />{{Kekuasaan internasional}}

[[Kategori:Politik]]
[[Kategori:Ekonomi]]
[[Kategori:Negara menurut status kekuatan]]

Revisi terkini sejak 30 Januari 2024 07.17

Peta ini menunjukkan dua kekuatan penting selama berlangsungnya Perang Dingin pada tahun 1980. Klik pada peta untuk penjelasan lebih rinci.

Negara adikuasa atau negara adidaya adalah negara dengan posisi dominan yang ditandai dengan kemampuannya yang luas untuk memberikan pengaruh atau memproyeksikan kekuasaan dalam skala global. Hal ini dilakukan melalui gabungan kekuatan ekonomi, militer, teknologi dan budaya serta pengaruh diplomatik dan kekuasaan lunak. Secara tradisional, negara adidaya lebih unggul di antara kekuatan besar.

Istilah ini pertama kali diterapkan pada tahun 1944 selama Perang Dunia II untuk mengidentifikasi kategori kekuatan baru yang mampu menduduki status tertinggi di dunia di mana negara dapat menantang dan bertarung satu sama lain dalam skala global. Menurutnya, pada saat itu terdapat tiga negara yang merupakan negara adikuasa yaitu, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Imperium Britania.[1] Selama Perang Dingin, kekuasaan dan pengaruh Imperium Britania mulai berkurang dan berakhir, meninggalkan Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk mendominasi urusan dunia. Berakhirnya Perang Dingin dan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, meninggalkan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adidaya dunia.[2][3][4] Tiongkok saat ini dianggap sebagai negara adidaya global yang baru muncul dalam bidang ekonomi, militer, teknologi, diplomasi, dan pengaruh kekuasaan lunak.[5][6][7][8][9]

Asal usul[sunting | sunting sumber]

Tidak ada definisi yang disepakati tentang apakah negara adikuasa itu ada dan mungkin berbeda di antara berbagai sumber. Namun, karakteristik mendasar yang konsisten dengan semua definisi negara adikuasa adalah bangsa atau negara yang telah menguasai tujuh dimensi kekuatan negara, yaitu geografi, populasi, ekonomi, sumber daya, militer, diplomasi dan identitas nasional.[10]

Istilah ini pertama kali digunakan untuk menggambarkan negara-negara dengan status kekuatan yang lebih besar dari besar pada awal 1944, tetapi hanya memperoleh makna spesifik berkaitan dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet setelah Perang Dunia II. Ini karena Amerika Serikat dan Uni Soviet telah membuktikan diri mampu memberikan pengaruh besar dalam politik global dan dominasi militer. Istilah dalam makna politiknya saat ini diciptakan oleh ahli geostrategis Belanda-Amerika Nicholas Spykman dalam serangkaian ceramah pada tahun 1943 tentang bentuk potensial dari tatanan dunia baru pasca-perang. Ini membentuk fondasi untuk buku The Geography of the Peace, yang merujuk pada supremasi global maritim yang tak tertandingi dari Imperium Britania dan Amerika Serikat sebagai hal yang penting untuk perdamaian dan kemakmuran di dunia.

Setahun kemudian pada tahun 1944, William TR Fox , seorang profesor kebijakan luar negeri Amerika, menguraikan konsep adikuasa untuk mengidentifikasi kategori kekuatan baru yang mampu menduduki status tertinggi di dunia di mana negara dapat menantang dan bertarung satu sama lain dalam skala global. Menurutnya, pada saat itu ada tiga negara yang merupakan negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet dan Imperium Britania. Imperium Britania adalah kekaisaran yang paling besar dalam sejarah dunia dan dianggap sebagai kekuatan besar yang paling utama, menguasai 25% populasi dunia dan mengendalikan sekitar 25% dari total luas daratan Bumi, sementara Amerika Serikat dan Uni Soviet tumbuh berkuasa sebelum dan selama Perang Dunia II Imperium Britania akan menghadapi masalah politik, keuangan dan kolonial yang serius setelah Perang Dunia II yang membuatnya tidak dapat menandingi kekuatan Amerika atau Soviet. Pada akhirnya, kerajaan Inggris secara bertahap akan bubar selama abad ke-20, dengan tajam mengurangi proyeksi kekuatan globalnya.

Terlepas dari denotasinya yang umum tentang negara-negara pasca-Perang Dunia II yang paling terkenal, istilah negara adikuasa telah secara tak langsung diterapkan oleh beberapa penulis secara retrospektif untuk menggambarkan kekuatan geopolitik yang lebih masif diatas kelompok Kekuatan Besar seperti kekuatan besar kuno atau kekuatan besar abad pertengahan.[11]

Runtuhnya status Negara Adikuasa[sunting | sunting sumber]

Lingkup teritorial dan pengaruh negara adikuasa saat Perang Dunia II

Krisis Suez[sunting | sunting sumber]

Pasca Perang Dunia II, gelombang dekolonisasi yang cepat di seluruh dunia. Kehilangan wilayah Kemaharajaan di India, Semenanjung Malaya, Krisis Suez tahun 1956 umumnya dianggap sebagai awal dari akhir periode Inggris sebagai negara Adikuasa.

Krisis Suez adalah puncak Inggris dalam melemahnya finansial oleh dua perang dunia, tidak bisa kemudian mengejar kebijakan luar negeri pada pijakan yang sama dengan negara adidaya baru tanpa mengorbankan konvertibilitasnya mata uang cadangan sebagai kebijakan utama .

Pembubaran Uni Soviet[sunting | sunting sumber]

Upaya kudeta Uni Soviet 1991, merupakan percobaan kudeta yang dilakukan untuk mengambil alih kekuasaan Uni Soviet dari tangan Mikhail Gorbachev, Presiden Uni Soviet kala itu. Para pemimpin kudeta ini adalah anggota garis keras Partai Komunis Uni Soviet yang menolak program reformasi (Glasnost dan Perestroika) Gorbachev. Percobaan kudeta ini juga dianggap sebagai penyebab utama pembubaran Uni Soviet.

Dengan berakhirnya kekuasaan komunis di Uni Soviet, banyak simbol Komunisme, misalnya patung dari mantan pemimpin seperti Vladimir Lenin, dibongkar.

Perjanjian Pirenia[sunting | sunting sumber]

Perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 7 Juli 1659 untuk mengakhiri perang antara tahun 1635-1659 antara Prancis dan Spanyol, suatu perang yang awalnya bagian dari Perang Tiga Puluh Tahun, mengakibatkan Spanyol kehilangan status negara Adikuasa. Namun tetap menjadi kekuatan besar hingga Jajahan Spanyol di Amerika menginginkan kemerdekaan melalui konflik yang panjang. Konflik antara koloni-koloni dengan Spanyol pada akhirnya memicu pendirian beberapa negara merdeka dari Argentina dan Chile di selatan hingga Meksiko di utara. Sehingga melemahkan status Spanyol sebagai kekuatan besar, meski Kuba dan Puerto Riko masih dijajah oleh Spanyol hingga meletusnya Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898.

Daftar negara Adikuasa historis[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "The Super-Powers; The United States, Britain, and the Soviet Union—Their Responsibility for Peace. By William T. R. Fox. (New York: Harcourt, Brace and Company. 1944. Pp. 162. $2.00.)". cambridge.org. Diakses tanggal 2013-09-02. 
  2. ^ Bremer, Ian (May 28, 2015). "These Are the 5 Reasons Why the U.S. Remains the World's Only Superpower". Time. 
  3. ^ Kim Richard Nossal. Lonely Superpower or Unapologetic Hyperpower? Analyzing American Power in the post–Cold War Era. Biennial meeting, South African Political Studies Association, 29 June-2 July 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-26. Diakses tanggal 2007-02-28. 
  4. ^ From Colony to Superpower: U.S. Foreign Relations since 1776 (Published 2008), by Professor George C. Herring (Professor of History at Kentucky University)
  5. ^ Asia, Current Affairs Correspondent East (2019-08-04). "Is China a Superpower Now? - Belt & Road News" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-08. Diakses tanggal 2020-05-06. 
  6. ^ "Does China Outspend US on Defense?". The Unz Review. Diakses tanggal 2020-05-06. 
  7. ^ John, Emmanuel (2019-06-13). "China: Emerging superpower". 
  8. ^ "China will overtake US in tech race". OMFIF (dalam bahasa Inggris). 2019-10-22. Diakses tanggal 2020-09-23. 
  9. ^ "China now has more diplomatic posts than any other country". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2019-11-27. Diakses tanggal 2020-10-21. 
  10. ^ Sotomayor, Margot (2012-02-14). "The Rise and Fall of the Great Powers. Kennedy Paul". Problemas del Desarrollo. Revista Latinoamericana de Economía. 25 (97). doi:10.22201/iiec.20078951e.1994.97.29978. ISSN 2007-8951. 
  11. ^ The New Cambridge medieval history. McKitterick, Rosamond. Cambridge [England]: Cambridge University Press. 1995–2005. ISBN 0-521-36291-1. OCLC 29184676.