Nestor Lakoba: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 60: Baris 60:
Sebagai pemimpin, Lakoba sangat populer di mata rakyatnya. Hal tersebut tidak seperti pemimpin etnis minoritas lain di Uni Soviet yang biasanya memiliki kecurigaan dengan warganya dan dianggap perwakilan dari Uni Soviet ketimbang etnisnya.<ref>{{harvnb|Blauvelt|2012b|pp=83–84}}</ref> Ia mengunjungi beberapa desa di Abkhazia, Bgazhba menuliskan, "Lakoba ingin agar mengetahui keadaan hidup rakyat".<ref>{{harvnb|Bgazhba|1965|p=45}}</ref> Berbeda dengan pemimpin Bolshevik lainnya, Lakoba bersikap tenang, elegan, dan menghindari berteriak ketika berpendapat.<ref name="Kotkin 137"/> Dia juga dikenal karena mudah dijangkau oleh rakyat: sebuah laporan pada tahun 1924 yang ditulis oleh wartawan Zinaida Rikhter menyatakan bahwa:
Sebagai pemimpin, Lakoba sangat populer di mata rakyatnya. Hal tersebut tidak seperti pemimpin etnis minoritas lain di Uni Soviet yang biasanya memiliki kecurigaan dengan warganya dan dianggap perwakilan dari Uni Soviet ketimbang etnisnya.<ref>{{harvnb|Blauvelt|2012b|pp=83–84}}</ref> Ia mengunjungi beberapa desa di Abkhazia, Bgazhba menuliskan, "Lakoba ingin agar mengetahui keadaan hidup rakyat".<ref>{{harvnb|Bgazhba|1965|p=45}}</ref> Berbeda dengan pemimpin Bolshevik lainnya, Lakoba bersikap tenang, elegan, dan menghindari berteriak ketika berpendapat.<ref name="Kotkin 137"/> Dia juga dikenal karena mudah dijangkau oleh rakyat: sebuah laporan pada tahun 1924 yang ditulis oleh wartawan Zinaida Rikhter menyatakan bahwa:


{{Quote|text="Di Sukhum, hanya di ruang terima tamu presidium bisa kita temukan identitas rakyat Abkhazia. Kepada Nestor, rakyat satu per satu memanggil dia, mereka datang dengan hal sekecil apapun, melangkahi seluruh jalur resmi, dengan keyakinan bahwa dia akan mendengar mereka dan membuat keputusan. Pemimpin Abkhazia, Kamerad Lakoba, dicintai rakyat dan seluruh populasi."<ref>{{harvnb|Lakoba|2004|p=99}}</ref>}}
{{Quote|text="Di Sukhum, hanya di ruang terima tamu presidium bisa kita temukan identitas rakyat Abkhazia. Kepada Nestor, rakyat satu per satu memanggil dia, mereka datang dengan hal sekecil apapun, melangkahi seluruh jalur resmi, dengan keyakinan bahwa dia akan mendengar mereka dan membuat keputusan. Pemimpin Abkhazia, Kamerad Lakoba, dicintai rakyat dan seluruh kalangan."<ref>{{harvnb|Lakoba|2004|p=99}}</ref>}}

=== Pembangunan di Abkhazia ===
[[File:Lenin stalin gorky-02 (cropped) (b).jpg|thumb|Karena kedekatannya dengan [[Joseph Stalin|Stalin]] membuat Lakoba dapat membangun Abkhazia secara independen.]]
Lakoba menerapkan kebijakan industrialisasi besar-besaran di Abkhazia, contohnya pembangunan [[pertambangan batu bara]] di dekat [[Tkvarcheli]]. Hanya saja pertambangan tersebut tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian di wilayah itu.<ref>{{harvnb|Bgazhba|1965|pp=43–44}}</ref><ref>{{harvnb|Anchabadze|Argun|2012|p=90}}</ref> Proyek pembangunan lainnya antara lain pembangunan jalan dan rel baru, sistem drainase di [[lahan basah]] sebagai pencegahan wabah [[malaria]], dan meningkatkan luas wilayah hutan.<ref>{{harvnb|Bgazhba|1965|p=44}}</ref> Sektor pertanian juga menjadi perhatian bagi Lakoba, terutama pertanian tembakau. Pada tahun 1930-an, Abkhazia memasok hingga 52 persen dari seluruh ekspor tembakau dari Uni Soviet.<ref>{{harvnb|Suny|1994|p=268}}</ref> Hasil pertanian lainnya, seperti teh, anggur, dan jeruk diproduksi dengan jumlah yang besar. Karena hal itu, Abkhazia menjadi salah satu wilayah terkaya di Uni Soviet, bahkan lebih kaya dibandingkan Georgia.<ref>{{harvnb|Zürcher|2007|pp=120–121}}</ref> Hasil ekspor tersebut membuat Abkhazia berubah menjadi "pulau makmur di antara Kaukasus yang hancur karena perang".<ref>{{harvnb|Rayfield|2012|p=95}}</ref> Pendidikan termasuk isu yang diperhatikan oleh Lakoba. Lakoba memerintahkan pembangunan sejumlah sekolah baru di Abkhazia. Pembangunan tersebut terbantu oleh kebijakan ''korenizatsiia'' yang mempromosikan kebudayaan lokal setempat. Banyak sekolah di Abkhazia menggunakan bahasa Abkhaz sebagai bahasa utama di tahun 1920-an. Kebijakan ini juga berlaku di sekolah-sekolah wilayah lain yang menggunakan [[bahasa Georgia]], [[bahasa Armenia]], dan [[bahasa Yunani]] dalam pembelajaran.<ref>{{harvnb|Blauvelt|2012a|p=250}}</ref><ref>{{harvnb|Bgazhba|1965|p=38}}</ref>


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==

Revisi per 8 Agustus 2020 07.46

Nestor Lakoba
Нестор Лакоба (Rusia)
Нестор Лакоба (Abkhazian)
Ketua Dewan Komisar Rakyat Republik Sosialis Soviet Otonom Abkhazia ke-1
Masa jabatan
Februari 1922 – 28 Desember 1936
Sebelum
Pendahulu
Jabatan dibentuk
Sebelum
Ketua Komite Eksekutif Pusat Republik Sosialis Soviet Otonom Abkhazia
Masa jabatan
17 April 1930 – 28 Desember 1936
Sebelum
Pendahulu
Jabatan dibentuk
Pengganti
Alexei Agrba
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1893-05-01)1 Mei 1893
Lykhny, Okrug Sukhum, Kegubernuran Kutais, Kekaisaran Rusia
Meninggal28 Desember 1936(1936-12-28) (umur 43)
Tbilisi, RSS Georgia, Uni Soviet
KewarganegaraanUni Soviet
KebangsaanAbkhaz
Partai politikPartai Komunis Rusia (1912–1936)
Suami/istriSariya Lakoba
Anak1
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Nestor Apollonovich Lakoba[a] (1 Mei 1893 – 28 Desember 1936) merupakan pemimpin komunis Abkhaz. Lakoba turut serta dalam membangun kekuatan Bolshevik di Abkhazia setelah Revolusi Rusia. Lakoba kemudian menjabat sebagai pemimpin Abkhazia setelah kaum Bolshevik memperoleh kemenangan pada tahun 1921. Ketika Lakoba berkuasa, Abkhazia awalnya diberikan status khusus dalam Uni Soviet sebagai Republik Sosialis Soviet Abkhazia. Walau di atas kertas merupakan bagian dari Republik Sosialis Soviet Georgia dengan status istimewa, RSS Abkhaz secara efektif merupakan republik yang terpisah dari Georgia. Hal tersebut bisa terjadi karena kedekatan Lakoba dengan Joseph Stalin. Lakoba berhasil menentang penerapan kolektivisasi di Abkhazia, walau akibatnya Lakoba terpaksa menerima dicabutnya status istimewa Abkhazia, sehingga statusnya berubah menjadi republik otonom dalam RSS Georgia.

Lakoba sangat populer di Abkhazia karena merakyat. Lakoba menjalin pertemanan yang dekat dengan Stalin yang sering berlibur ke Abkhazia selama 1920-an sampai 1930-an. Karena kedekatan ini membuat Lakoba menjadi lawan dari Lavrentiy Beria. Beria merupakan salah satu orang terdekat Stalin. Pada saat itu, Beria bertanggung jawab untuk wilayah Republik Sosialis Federasi Soviet Transkaukasia, yang termasuk bagian republik itu adalah Georgia. Ketika kunjungan ke Beria di Tbilisi pada Desember 1936, Lakoba dibunuh dengan cara diracun. Hal tersebut membuat Beria dapat mengonsolidasikan kekuatannya di Abkhazia dan Georgia. Beria kemudian menetapkan Lakoba dan keluarganya sebagai musuh negara. Nama Lakoba dapat dipulihkan setelah kematian Stalin pada 1953. Saat ini, Lakoba menjadi pahlawan nasional di Abkhazia.

Kehidupan awal

Masa muda dan pendidikan

Nestor Lakoba lahir di desa Lykhny, yang waktu itu merupakan bagian dari Okrug Sukhum, Kegubernuran Kutais, Kekaisaran Rusia (sekarang Abkhazia[b]) dari keluarga petani. Lakoba mempunyai dua saudara, Vasily dan Mikhail. Ayahnya, Apollo, meninggal sebelum Lakoba lahir. Mikhail Bgazhba, yang kemudian menjadi Sekretaris Pertama Partai Komunis Abkhaz, menyatakan bahwa Apollo Lakoba ditembak mati karena menentang para ningrat dan pemilik tanah di wilayahnya.[1] Ibu Lakoba menikah kembali sebanyak dua kali setelah itu, tetapi kedua suami tersebut juga meninggal.[2] Dari umur 10 hingga 12 tahun, Lakoba sekolah di Athos Baru, kemudian dua tahun berikutnya sekolah di Lykhny.[3] Dia kemudian mendaftar di Seminari Tbilisi di tahun 1905. Namun, ia tidak tertarik untuk belajar agama. Lakoba membaca buku-buku terlarang waktu itu dan sering ketahuan oleh pihak sekolah.[4] Lakoba merupakan penyandang tuna rungu, sehingga menggunakan alat bantu dengar selama hidupnya.[2][5] Hal ini merupakan ciri khas dari Lakoba yang membuat dia kadang dijuluki sebagai "Si Tuli" oleh Joseph Stalin.[6]

Pada tahun 1911, Lakoba dikeluarkan dari seminari karena terlibat dalam aktivitas revolusioner. Lakoba akhirnya pindah ke Batumi yang pada waktu itu merupakan pelabuhan utama untuk mengekspor minyak dari Kaukasus. Dia belajar secara otodidak untuk mengikuti ujian gimnasium.[7] Ketika di Batumi, Lakoba mulai berhubungan dengan kaum Bolshevik. Lakoba mulai bekerja bersama mereka sejak musim gugur tahun 1911 dan secara resmi bergabung pada September 1912.[8] Lakoba kemudian terlibat dalam aksi propaganda kepada buruh dan petani di Adjara dan sekitarnya. Lakoba kemudian mengembangkan kemampuannya untuk mengorganisasi massa.[9] Lakoba terpaksa meninggalkan Batumi pada tahun 1914 setelah tindakannya diketahui oleh polisi untuk kemudian pindah ke Grozny yang merupakan kota penghasil minyak di Kaukasus. Lakoba tetap melanjutkan upayanya untuk menyebarkan propaganda Bolshevik kepada rakyat sekitar.[7] Lakoba melanjutkan studinya di Grozny dan kemudian lulus ujian pada tahun 1915. Di tahun berikutnya, Lakoba mengambil kuliah hukum di Universitas Kharkov yang sekarang termasuk dalam wilayah Ukraina. Namun, akibat Perang Dunia Pertama dan dampaknya terhadap Abkhazia memaksa dia untuk berhenti melanjutkan studinya dan kembali ke kampung halaman.[10]

Mula aktivitas Bolshevik

Kembali ke Abkhazia, Lakoba mengambil jabatan di wilayah Gudauta untuk membantu pembangunan jalur kereta api ke Rusia. Sembari mengawasi pembangunan jalur kereta tersebut, dia tetap menyebarkan propaganda Bolshevik kepada buruh.[11] Revolusi Februari yang mengakhiri Kekaisaran Rusia berdampak pada status Abkhazia yang menjadi tidak jelas dan diperebutkan banyak pihak.[12] Majelis rakyat kemudian didirikan untuk memerintah wilayah tersebut. Lakoba terpilih menjadi perwakilan dari Gudauta.[7] Menurut Bgazhba, kemampuan Lakoba untuk dekat dengan keseharian rakyat dan ditambah dengan kemampuan orasinya membuat dia mnejadi pilihan ideal sebagai anggota perwakilan tersebut.[13] Lakoba semakin dikenal di Abkhazia karena mendirikan "Kiaraz" ("Киараз"; "bantuan bersama" dalam bahasa Abkhaz), sebuah brigade rakyat yang kemudian membantu Bolshevik untuk mengonsolidasikan kekuatan di Abkhazia.[14]

Lakoba merupakan pemimpin Bolshevik di Abkhazia ketika revolusi dimulai pada 1917. Bolshevik yang berbasis di Gudauta, sebelah utara dari Abkhazia menentang Menshevik yang bermarkas di Sukhumi.[15] Pada 16 Februari 1918, Lakoba and Efrem Eshba menggulingkaan Dewan Rakyat Abkhaz yang telah menguasai Abkhazia sejak November 1917. Kudeta tersebut dibantu oleh pelaut Rusia dari kapal perang yang berlabuh di Sukhumi. Kudeta tersebut hanya berlangsung selama lima hari dan berakhir setelah kapal perang tersebut kembali berlayar, sehingga Dewan Rakyat Abkhaz kembali memegang kendali.[16][17] Lakoba dan Eshba kembali menggulingkan Dewan Rakyat Abkhaz di bulan April. Mereka menguasai Abkhaz selama 42 hari,sebelum akhirnya pasukan Republik Demokratik Georgia dan kaum anti-Bolshevik Abkhaz kembali merebut kekuasaan. Lakoba dan Eshba melarikan diri ke Rusia dan tinggal di sana hingga 1921.[16] Dewan Rakyat Abkhaz memegang kendali atas Abkhazia dan bernegosiasi dengan pemerintah Georgia mengenai status resmi dari Abkhazia. Kedua pihak tidak berhasil mencapai titik temu sebelum akhirnya Bolshevik menginvasi Abkhazia pada tahun 1921.[18][19]

Pada musim gugur tahun 1918, Lakoba diperintahkan untuk kembali ke Abkhazia dengan tujuan menyerang Menshevik. Dia kemudian ditangkap dan dipenjarakan di Sukhumi. Ia dibebaskan lebih awal pada tahun 1919 setelah adanya penentangan dari masyarakat.[20] Di bulan April tersebut Lakoba ditawari jabatan sebagai komisaris polisi di Distrik Ochamchira. Ia menerima jabatan tersebut, dan menggunakan jabatannya untuk menyebarkan propaganda Bolshevik. Ketika pemerintah yang didukung oleh Menshevik mengetahui hal ini, Lakoba kembali meninggalkan Abkhazia dan tinggal di Batumi selama beberapa bulan. Selama di Batumi, Lakoba terpilih menjadi wakil ketua komite partai distrik Sukhumi.[21] Lakoba juga memimpin beberapa operasi yang menjegal Gerakan Putih (musuh Bolshevik selama Perang Saudara Rusia) di Kaukasus. Hal ini membuat Lakoba semakin dikenal oleh pemimpin Bolshevik.[22]

Pada tahun 1921, Lakoba menikahi Sariya Dzhikh-Ogly. Sariya lahir dari keluarga kaya di Batumi. Ayah Sariya beretnis Adjaria, sementara ibunya merupakan orang Abkhaz yang berasal dari Ochamchira. Lakoba dan Sariya sempat berjumpa beberapa tahun sebelum Lakoba bersembunyi dari pasukan pendudukan Britania.[23] Di tahun berikutnya, mereka memiliki anak semata wayang yang bernama Rauf.[24] Keluarga tersebut sangat dekat, Lakoba membantu istri dan anaknya untuk memperoleh pendidikan.[25] Sariya kemudian dianggap sebagai penjamu tamu yang baik. Iparnya, Adile Abbas-Ogly, menyatakan bahwa Sariya sangat dikenal di Moskwa karena hal tersebut dan menjadi alasan utama Stalin untuk berlibur di Abkhazia.[26]

Pemimpin Abkhazia

Meneguhkan kekuasaan

Lakoba kembali ke Abkhazia pada tahun 1921. Abkhazia telah dikuasai oleh Bolshevik pada waktu itu sebagai hasil dari penaklukan Georgia. Bersama dengan Eshba dan Nikolai Akirtava, Lakoba merupakan salah satu penandatangan telegram ke Vladimir Lenin yang mengumumkan pembentukan Republik Sosialis Soviet Abkhazia (RSS Abkhazia) yang awalnya diizinkan untuk berdiri sebagai negara bagian seutuhnya.[27] Komite Revolusi (Revkom) yang didirikan dan dipimpin oleh Eshba and Lakoba dalam rangka persiapan pendudukan Bolshevik kemudian berhasil menguasai Abkhazia.[28] Revkom dibubarkan pada 17 Februari 1922. Lakoba kemudian terpilih sebagai Ketua Dewan Komisar Rakyat yang dibentuk pada hari yang sama, sehingga secara resmi menjadi pemimpin Abkhazia.[29] Ia menduduki posisi tersebut hingga 17 April 1930 setelah dewan tersebut dibubarkan dan diganti oleh Presidium Komite Eksekutif Pusat, walau Lakoba tetap bertahan sebagai pemimpin.[7] Walaupun ia dihormati oleh sesama pejuang revolusi, Lakoba tidak pernah mendapat peranan penting dalam Partai Komunis dan menolak untuk menghadiri berbagai pertemuan partai. Ia lebih memilih menggunakan koneksi dengan pejabat untuk mempertahankan pengaruhnya.[2][30]

Lakoba selama berkuasa

Peta Georgia pada tahun 1922, menunjukkan wilayah otonom Abkhazia, Adjara, dan Ossetia Selatan
RSS Georgia pada tahun 1922. RSS Abkhazia ditandai dengan warna merah muda.

Sebagai pemimpin di Abkhazia, Lakoba berkuasa mutlak dengan kendali penuh sampai Abkhazia terkadang dijuluki sebagai 'Lakobistan'.[2] Lakoba berteman baik dengan beberapa tokoh Bolshevik, seperti Sergo Orjonikidze, Sergei Kirov, dan Lev Kamenev. Namun hubungan Lakoba dengan Stalin yang paling berperan dalam naiknya nama Lakoba menuju kekuasaan.[31] Stalin menyukai Lakoba karena mereka berdua memiliki banyak kesamaan. Mereka berdua berasal dari Kaukasus, hidup tanpa sosok ayah (ayah Stalin pergi untuk bekerja ketika Stalin masih muda), dan mereka bersekolah di seminari yang sama. Stalin mengagumi kemampuan menembak Lakoba dan kontribusinya selama Perang Saudara.[32] Familiar dengan Abkhazia ketika waktu revolusi, Stalin mempunyai dacha di wilayah Abkhazia dan sering berlibur di sana selama 1920-an. Terkadang Stalin melawak dengan melontarkan kalimat, "Aku Koba, dan kamu Lakoba" ("Я Коба, а ты Лакоба" dalam bahasa Rusia; Koba merupakan salah satu nama samaran Stalin selama masa revolusi).[2][5]

Karena peranan Lakoba dalam membantu Stalin berkuasa yang membuat Lakoba menjadi orang terdekat Stalin. Ketika Lenin meninggal pada Januari 1924, Leon Trotsky yang merupakan lawan berat Stalin untuk berkuasa, sedang berada di Sukhumi karena alasan kesehatan. Lakoba memastikan bahwa Trotsky tetap terisolasi dari dunia luar selama Lenin meninggal dan dimakamkan. Hal ini membantu Stalin untuk meneguhkan kekuasaannya.[30][33] Walau Lakoba dan Stalin mungkin sempat bertemu ketika Perang Saudara, keduanya baru bertemu secara resmi pada Kongres Partai ke-13 di Moskwa pada Mei 1924.[34][35]

Lakoba memanfaatkan hubungannya dengan Stalin untuk keuntungan pribadi dan Abkhazia. Khawatir bahwa Abkhaz dapat terabaikan dalam Republik Sosialis Soviet Georgia (RSS Georgia), dia berusaha untuk mempertahankan Abkhazia sebagai republik sosialis soviet seutuhnya. Dia kemudian terpaksa menerima perubahan status wilayah menjadi bagian dari Georgia.[36][37] Abkhazia yang telah menjadi bagian dari RSS Georgia kemudian bergabung bersama dengan RSS Armenia dan RSS Azerbaijan menjadi Republik Sosialis Federasi Soviet Transkaukasia pada tahun 1922.[38] Lakoba umumnya menghindari berhubungan melalui Partai Komunis karena hal tersebut berarti dia harus berhadapan dengan pejabat di Tbilisi, Georgia. Ia memilih menggunakan koneksi orang dalam untuk langsung melapor ke Moskwa.[31] Lakoba mengawasi penerapan dari korenizatsiya, kebijakan yang diterapkan di seluruh Uni Soviet untuk memajukan etnis minoritas. Penerapan kebijakan tersebut di Abkhazia hanya menguntungkan bagi orang terdekat Lakoba.[39] Sebagai bentuk penghargaan kepemimpinan Lakoba, ia dan Abkhazia dianugrahi penghargaan Ordo Lenin pada 15 Maret 1935. Acara penganugrahan tersebut diundur hingga tahun depan agar bertepatan dengan 15 tahun pendirian Bolshevik di Abkhazia. Pada Desember 1935 di Moskwa, Lakoba dianugrahi Bintang Panji Merah sebagai penghargaan atas usahanya selama Perang Saudara.[40]

Sebagai pemimpin, Lakoba sangat populer di mata rakyatnya. Hal tersebut tidak seperti pemimpin etnis minoritas lain di Uni Soviet yang biasanya memiliki kecurigaan dengan warganya dan dianggap perwakilan dari Uni Soviet ketimbang etnisnya.[41] Ia mengunjungi beberapa desa di Abkhazia, Bgazhba menuliskan, "Lakoba ingin agar mengetahui keadaan hidup rakyat".[42] Berbeda dengan pemimpin Bolshevik lainnya, Lakoba bersikap tenang, elegan, dan menghindari berteriak ketika berpendapat.[2] Dia juga dikenal karena mudah dijangkau oleh rakyat: sebuah laporan pada tahun 1924 yang ditulis oleh wartawan Zinaida Rikhter menyatakan bahwa:

"Di Sukhum, hanya di ruang terima tamu presidium bisa kita temukan identitas rakyat Abkhazia. Kepada Nestor, rakyat satu per satu memanggil dia, mereka datang dengan hal sekecil apapun, melangkahi seluruh jalur resmi, dengan keyakinan bahwa dia akan mendengar mereka dan membuat keputusan. Pemimpin Abkhazia, Kamerad Lakoba, dicintai rakyat dan seluruh kalangan."[43]

Pembangunan di Abkhazia

Karena kedekatannya dengan Stalin membuat Lakoba dapat membangun Abkhazia secara independen.

Lakoba menerapkan kebijakan industrialisasi besar-besaran di Abkhazia, contohnya pembangunan pertambangan batu bara di dekat Tkvarcheli. Hanya saja pertambangan tersebut tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian di wilayah itu.[44][45] Proyek pembangunan lainnya antara lain pembangunan jalan dan rel baru, sistem drainase di lahan basah sebagai pencegahan wabah malaria, dan meningkatkan luas wilayah hutan.[46] Sektor pertanian juga menjadi perhatian bagi Lakoba, terutama pertanian tembakau. Pada tahun 1930-an, Abkhazia memasok hingga 52 persen dari seluruh ekspor tembakau dari Uni Soviet.[47] Hasil pertanian lainnya, seperti teh, anggur, dan jeruk diproduksi dengan jumlah yang besar. Karena hal itu, Abkhazia menjadi salah satu wilayah terkaya di Uni Soviet, bahkan lebih kaya dibandingkan Georgia.[48] Hasil ekspor tersebut membuat Abkhazia berubah menjadi "pulau makmur di antara Kaukasus yang hancur karena perang".[49] Pendidikan termasuk isu yang diperhatikan oleh Lakoba. Lakoba memerintahkan pembangunan sejumlah sekolah baru di Abkhazia. Pembangunan tersebut terbantu oleh kebijakan korenizatsiia yang mempromosikan kebudayaan lokal setempat. Banyak sekolah di Abkhazia menggunakan bahasa Abkhaz sebagai bahasa utama di tahun 1920-an. Kebijakan ini juga berlaku di sekolah-sekolah wilayah lain yang menggunakan bahasa Georgia, bahasa Armenia, dan bahasa Yunani dalam pembelajaran.[50][51]

Catatan kaki

Keterangan

  1. ^ bahasa Rusia: Не́стор Аполло́нович Лако́ба; bahasa Abkhaz: Нестор Аполлон-иԥа Лакоба
  2. ^ Abkhazia merupakan wilayah sengketa antara Republik Abkhazia dan Georgia. Republik Abkhazia secara sepihak menyatakan kemerdekaan pada 23 Juli 1992. Namun, Georgia tetap menyatakan Abkhazia bagian dari wilayah Georgia. Abkhazia menerima pengakuan sebagai negara berdaulat sebanyak 7 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, Satu di antaranya menarik pengakuannya.

Rujukan

  1. ^ Bgazhba 1965, hlm. 7–8
  2. ^ a b c d e f Kotkin 2017, hlm. 137
  3. ^ Bgazhba 1965, hlm. 8
  4. ^ Bgazhba 1965, hlm. 9
  5. ^ a b Blauvelt 2007, hlm. 208
  6. ^ Kotkin 2017, hlm. 504
  7. ^ a b c d Kuprava 2015, hlm. 463
  8. ^ Bgazhba 1965, hlm. 11
  9. ^ Bgazhba 1965, hlm. 12
  10. ^ Bgazhba 1965, hlm. 13–14
  11. ^ Bgazhba 1965, hlm. 14
  12. ^ Blauvelt 2007, hlm. 206
  13. ^ Bgazhba 1965, hlm. 16
  14. ^ Bgazhba 1965, hlm. 19
  15. ^ Saparov 2015, hlm. 43
  16. ^ a b Blauvelt 2014, hlm. 24
  17. ^ Welt 2012, hlm. 207–208
  18. ^ Lakoba 1990, hlm. 63
  19. ^ Welt 2012, hlm. 216–219
  20. ^ Bgazhba 1965, hlm. 27–28
  21. ^ Bgazhba 1965, hlm. 28–29
  22. ^ Bgazhba 1965, hlm. 29–31
  23. ^ Abbas-Ogly 2005, hlm. 71
  24. ^ Zavodskaya 2014
  25. ^ Abbas-Ogly 2005, hlm. 72–74
  26. ^ Abbas-Ogly 2005, hlm. 73–74
  27. ^ Blauvelt 2012b, hlm. 82
  28. ^ Saparov 2015, hlm. 48
  29. ^ Bgazhba 1965, hlm. 39
  30. ^ a b Blauvelt 2007, hlm. 207
  31. ^ a b Blauvelt 2012a, hlm. 236
  32. ^ Lakoba 2004, hlm. 106
  33. ^ Lakoba 2004, hlm. 97–99
  34. ^ Lakoba 2004, hlm. 101
  35. ^ Blauvelt 2007, hlm. 207–208
  36. ^ Kotkin 2017, hlm. 138
  37. ^ Saparov 2015, hlm. 51–60
  38. ^ Hewitt 1993, hlm. 271
  39. ^ Blauvelt 2012a, hlm. 237
  40. ^ Lakoba 2004, hlm. 108
  41. ^ Blauvelt 2012b, hlm. 83–84
  42. ^ Bgazhba 1965, hlm. 45
  43. ^ Lakoba 2004, hlm. 99
  44. ^ Bgazhba 1965, hlm. 43–44
  45. ^ Anchabadze & Argun 2012, hlm. 90
  46. ^ Bgazhba 1965, hlm. 44
  47. ^ Suny 1994, hlm. 268
  48. ^ Zürcher 2007, hlm. 120–121
  49. ^ Rayfield 2012, hlm. 95
  50. ^ Blauvelt 2012a, hlm. 250
  51. ^ Bgazhba 1965, hlm. 38

Daftar pustaka

  • Michael Bgazhba, "Nestor Lakoba", Sabchota Sakartvelo, Tbilisi, 1965. (Rusia)
  • Timothy K. Blauvelt. "The Establishment of Soviet Power in Abkhazia: Ethnicity, Contestation and Clientalism in the Revolutionary Periphery." Revolutionary Russia Vol. 27, No. 1 (2014): 22 – 46.
  • Robert Conquest, The Great Terror: A Reassessment, Oxford University Press, Oxford, 1990, ISBN 0-19-507132-8.
  • Georgi M. Derluguian, Bourdieu's Secret Admirer in the Caucasus: A World-System Biography, University of Chicago Press, Chicago, 2005, ISBN 0-226-14282-5.
  • Amy W. Knight, Beria: Stalin's First Lieutenant, Princeton University Press, Princeton, New Jersey, 1993, ISBN 0-691-01093-5.
  • Miklós Kun (tr. Miklós Bodóczky et al.), Stalin: An Unknown Portrait, Central European University Press, Budapest, 2003, ISBN 963-9241-19-9.
  • Stanislav Lakoba, "Ya Koba, a ty Lakoba." In Moe serdtse v gorakh: ocherki o sovremennoi Abkhazii, edited by Fasil Iskander, 50 – 74. Yoshkar Ola: Izd-vo Mariskogo Poligrafkombinata, 2001. (Rusia)
  • Roy Aleksandrovich Medvedev, George Shriver, Let History Judge: The Origins and Consequences of Stalinism, Columbia University Press, New York, 1989, ISBN 0-231-06350-4.
  • Simon Sebag Montefiore, Stalin: The Court of the Red Tsar, Alfred A. Knopf, New York, 2004 (ISBN 1-4000-4230-5); Vintage, New York, 2005 (paperback, ISBN 1-4000-7678-1), p. 250.
  • Arsène Saparov, From Conflict to Autonomy in the Caucasus: The Soviet Union and the making of Abkhazia, South Ossetia and Nagorno Karabakh. New York City: Routledge, 2015.
  • Ronald Grigor Suny, The Making of the Georgian Nation, Indiana University Press, Bloomington, Indiana, 1994, ISBN 0-253-20915-3.
  • Fazil Iskander, "Sandro of Chegem", Vintage Books, New York, 1983, ISBN 0-394-71516-0.

Pranala luar