Nrima ing pandum: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{Italictitle}}
'''''Nrima ing pandum''''' ([[aksara Jawa]]: ꦤꦿꦶꦩꦲꦶꦁꦥꦤ꧀ꦢꦸꦩ꧀; ejaan tidak baku: ''nrimo ing pandum''; [[bahasa Indonesia]]: ''menerima yang diberikan'') adalah salah satu [[Moral|filosofi hidup]] [[Suku Jawa|Jawa]] yang mengajarkan [[manusia]] untuk senantiasa menerima apa saja yang diberikan oleh [[Tuhan]] atau manusia lain kepada dirinya. Pemberian ini dapat berupa sesuatu yang baik atau buruk, dalam ukuran yang banyak maupun sedikit. Ajaran ini ditujukan agar manusia dapat memperoleh ketentraman batin dan kebahagiaan hidup.<ref>{{Cite book|date=1993|url=https://books.google.com/books?id=hqgSucmueVYC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=RA7-PA38&dq=nrimo+ing+pandum&hl=id|title=Parlementaria|publisher=Bagian Hubungan Masjarakat DPRGR|language=id}}</ref><ref name=":0">{{Cite book|last=Academy|first=Indonesia Writers|date=2019-05-01|url=https://books.google.com/books?id=z_vrDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA99&dq=nrimo+ing+pandum&hl=id|title=Hari-Hari di Sukamiskin|publisher=Era Adicitra Intermedia|isbn=978-623-7493-63-1|language=id}}</ref>
'''''Nrima ing pandum''''' ([[aksara Jawa]]: ꦤꦿꦶꦩꦲꦶꦁꦥꦤ꧀ꦢꦸꦩ꧀; ejaan tidak baku: ''nrimo ing pandum''; [[bahasa Indonesia]]: ''menerima yang diberikan'') adalah salah satu [[Moral|filosofi hidup]] [[Suku Jawa|Jawa]] yang mengajarkan [[manusia]] untuk senantiasa menerima apa saja yang diberikan oleh [[Tuhan]] atau manusia lain kepada dirinya. Pemberian ini dapat berupa sesuatu yang baik atau buruk, dalam ukuran yang banyak maupun sedikit. Ajaran ini ditujukan agar manusia dapat memperoleh ketentraman batin dan kebahagiaan hidup.<ref>{{Cite book|date=1993|url=https://books.google.com/books?id=hqgSucmueVYC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=RA7-PA38&dq=nrimo+ing+pandum&hl=id|title=Parlementaria|publisher=Bagian Hubungan Masjarakat DPRGR|language=id}}</ref><ref name=":0">{{Cite book|last=Academy|first=Indonesia Writers|date=2019-05-01|url=https://books.google.com/books?id=z_vrDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA99&dq=nrimo+ing+pandum&hl=id|title=Hari-Hari di Sukamiskin|publisher=Era Adicitra Intermedia|isbn=978-623-7493-63-1|language=id}}</ref>



Revisi per 1 Februari 2023 12.58

Nrima ing pandum (aksara Jawa: ꦤꦿꦶꦩꦲꦶꦁꦥꦤ꧀ꦢꦸꦩ꧀; ejaan tidak baku: nrimo ing pandum; bahasa Indonesia: menerima yang diberikan) adalah salah satu filosofi hidup Jawa yang mengajarkan manusia untuk senantiasa menerima apa saja yang diberikan oleh Tuhan atau manusia lain kepada dirinya. Pemberian ini dapat berupa sesuatu yang baik atau buruk, dalam ukuran yang banyak maupun sedikit. Ajaran ini ditujukan agar manusia dapat memperoleh ketentraman batin dan kebahagiaan hidup.[1][2]

Selayang pandang

Sikap nrima ing pandum dapat dimengerti sebagai sebuah sikap yang menerima nasib apa adanya atau pasrah menerima keadaan hidup. Hal ini masih bertalian dengan ungkapan Jawa lainnya, seperti pasrah lan sumarah (pasrah dan tunduk patuh) atau sumeleh lan sumarah dumateng kersaning Gusti (berserah dan pasrah pada kehendak Tuhan) dan sikap hidup samadya. Ungkapan ini biasanya ditujukan ketika menghadapi kesengsaraan hidup sehingga orang tersebut mampu menjalaninya dengan tabah dan pasrah.[3] Sikap nrima ing pandum dapat berwujud mensyukuri dan merasa berkecukupan dengan kekayaan yang dimiliki.[2]

Dalam masyarakat Tengger, sikap nrimo ing pandum memiliki konotasi yang lebih positif. Sikap ini berwujud ajaran untuk tidak tamak atau berlebihan, tidak menginginkan apa yang dimiliki oleh orang lain, dan selalu bersyukur atas pemberian Tuhan.[3]

Pandangan

Islam

Pandangan nrima ing pandum sejalan dengan ajaran Islam untuk berserah dan menerima apa yang diberikan Allah. Hal ini dapat membuat batin dan jiwa menjadi tenteram. Akan tetapi, hal ini bukan berarti seseorang tidak perlu bekerja atau berusaha untuk mendapatkan rezeki.[4] Sebagian orang membandingkan nrima ing pandum dengan konsep tawakal dalam ajaran Islam yang menerima dengan lapang dada segala ketetapan Allah yang diberikan kepada manusia.[5]

Sosiologi

Dalam sudut pandang fungsionalisme struktural, ajaran nrima ing pandum memiliki sejumlah tujuan dan fungsi, di antaranya adalah agar hidup manusia mampu mencapai rasa nyaman dan tenteram, mengendalikan dan menyatukan bagian-bagian dari suatu sistem sosial masyarakat, serta dan pemeliharaan pola dalam kehidupan masyarakat.[3]

Catatan kaki

  1. ^ Parlementaria. Bagian Hubungan Masjarakat DPRGR. 1993. 
  2. ^ a b Academy, Indonesia Writers (2019-05-01). Hari-Hari di Sukamiskin. Era Adicitra Intermedia. ISBN 978-623-7493-63-1. 
  3. ^ a b c Yuliati, Yayuk (2011-04-12). Perubahan Ekologis dan Strategi Adaptasi Masyarakat di Wilayah Pegunungan Tengger. Universitas Brawijaya Press. ISBN 978-602-8960-69-4. 
  4. ^ Suwiknyo, Dwi (2020-07-24). Ubah Lelah Jadi Lillah. Genta Hidayah. ISBN 978-623-235-130-1. 
  5. ^ Amimah, Tuslikhatun. Merajut Asa. Guepedia. ISBN 978-623-309-248-7.