Pangeran Achmid: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Atlantic306 (bicara | kontrib)
infobox image format
k memperbaiki deskripsi
Baris 75: Baris 75:
}}</ref>
}}</ref>


Pangeran Achmid merupakan salah seorang anggota dari 10 orang anggota Komisi Kerajaan (pasca pembubaran Kesultanan Banjar oleh kolonialBelanda). Ia merupakan putera Raja Banjar [[Sulaiman dari Banjar|Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah/Sultan Sulaiman Saidullah 2]] dan saudara sebapak dengan Raja Banjar Sultan [[Adam dari Banjar|Adam]].<ref>https://sinarbulannews.files.wordpress.com/2011/01/silsilah-sultan-adam.jpg</ref>
Pangeran Achmid merupakan salah seorang anggota dari 10 orang anggota Komisi Kerajaan (pasca pembubaran [[Kesultanan Banjar]] oleh kolonial Belanda). Ia merupakan putera Raja Banjar [[Sulaiman dari Banjar|Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah/Sultan Sulaiman Saidullah 2]] dan saudara sebapak dengan Raja Banjar [[Sultan Adam dari Banjar|Sultan Adam]].<ref>https://sinarbulannews.files.wordpress.com/2011/01/silsilah-sultan-adam.jpg</ref>


Pangeran Achmid menikahi puteri dari [[Kerajaan Kotawaringin]] dan memiliki 6 anak diantaranya Goesti Mohamad, Goesti Tasin, Goesti Saleh (Pangeran Muda), dan Goesti Taher.<ref name="Tijdschrift 9">{{cite book
Pangeran Achmid menikahi puteri dari [[Kerajaan Kotawaringin]] dan memiliki 6 anak diantaranya Goesti Mohamad, Goesti Tasin, Goesti Saleh (Pangeran Muda), dan Goesti Taher.<ref name="Tijdschrift 9">{{cite book

Revisi per 13 Desember 2023 08.53

Pangeran Achmid
Makam Pangeran Achmid
Nama asalAchmid Bin Sultan Soleman
Tempat pemakamanAlkah Pangeran Achmid, Sungai Baru, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
KebangsaanIndonesia
PekerjaanBangsawan

Pangeran Achmit[1][2] atau Pangeran Achmid Bin Sultan Soleman[3][4][5] adalah salah seorang anggota (lid, leden) pengadilan sipil (Regtbank van Burgerlijke en Lijffstrafelijke Regtspleging) di Karesidenan Borneo (Residentie Borneo, Zuid en Oostkust - GOUVERNEMENT VAN BORNEO EN ONDERHOORIGHEDEN.[1][2][3][4][6][7][8]

Pangeran Achmid merupakan salah seorang anggota dari 10 orang anggota Komisi Kerajaan (pasca pembubaran Kesultanan Banjar oleh kolonial Belanda). Ia merupakan putera Raja Banjar Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah/Sultan Sulaiman Saidullah 2 dan saudara sebapak dengan Raja Banjar Sultan Adam.[9]

Pangeran Achmid menikahi puteri dari Kerajaan Kotawaringin dan memiliki 6 anak diantaranya Goesti Mohamad, Goesti Tasin, Goesti Saleh (Pangeran Muda), dan Goesti Taher.[5][10]

Tanah Pelungguh

Pangeran Achmid mendapatkan hasil pungutan dari Tanah Badatu (Apanage) yaitu Padang Pambatakan, Padang Salunbar (bagian Amuntai), Banua Gantang, Gumbang (bagian Labuan Amas), Banua Awasah dan Bukit Panyarangan.[11]

Zuriyat dan Keturunan

Keterangan Pangeran Achmid tentang Ratu Sari Banun isteri dari Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie dari Pontianak

Tjeritanja Pangeran Achmid, soedara dari pada toean
Sulthan Adam di Bandjarmasin, darie hhalnja
Said Abd'oel Rahhman Alkadri.

Waktoe Panembahan Sepoh Sulthan die Bandjarmasin, heidjeratnja tiada ingat, maka ada berpoetra sa'orang laki-laki dan sa'orang perampoean; jang laki laki kamoediannja menjalin karadjaän, namanja Panembahan Batoe, dan jang perampoean di seboet orang Ratoe Sjerip, ada namanja lain tapi tiada ingat; maka pada waktoe itoe die kahwinken dengan Said Abd'oel Rahhman Alkadrie, orang arab, tiada ingat dari mana datang nja dan tahoen mana; habis kahwinja itoe maka di bri nama Pangeran padanja oleh toean Sulthan atawa Panembahan Batoe itoe, sebab adat toeroen menoeroen di negri Bandjar, djikaloe soedara atawa anak perampoean dari pada Radja besaar seperti Sulthan die kahwinken, maka lakinja itoe di kasi nama Pangeran.

Maka di dalam brapa lamanja dia berlaki berbini itoe, dapat anak satoe perampoean, di kasih nama Saripah Poetri, dan jang kadoea laki-laki di kasi nama Pangeran Sjarif Mohhamad.

Maka pada waktoe itoe datang kapal Inggris masoek ka Bandjar, heidjratnja tiada ingat, tetapi waktoe itoe Pangeran Achmid 9 tahoen oemoernja dan sekarang oemoer 63, djadi sampai sekarang kira kira lamanja soedah 56 tahoen. Chabar-chabarnja itoe kapal die amoek oleh Said Abd'oelRachman Alkadri di poeloe Kaget die moeara Bandjar, habis mati orangnja dan barang-barangnja samoea di rampas oleh Said Abd'oel-Rahhman Alkadri itoe; chabarnja terlaloe banjak barang eindah-eindah di dapatnja.

Maka satelah di dengar oleh Panembahan Batoe akan perboeatannja Said Abd'oel-Rahhman Alkadri jang damikian itoe, lantas tiada di brikannja tinggal die Bandjarmasin lagi, oleh sebab takoet mendjadi bantah dengan kompani inggris, tambahan poela sopaja negrinja djangan di kasih orang nama boesoek; maka larinja Said Abd'oel-Rahhman Alkadri itoe, ka Poentianak, berboet negri di sana; maka tiada lama habis itoe, datang soeroehan kompani inggris bertanja kapada toean Sulthan (Panembahan Batoe) hhal kapal dan orang-orang jang di amoek dan barang-barang jang kena rampas itoe; maka sahoetnja Panembahan Batoe, chabarnja ada kapal Inggris kena amoek die Poeloe Kaget di moeara Bandjar, tetapi boekan orang Bandjar jang bapakerdjaän itoe, jaitoe orang arab; kamoedian maka kompani Inggris tiada bertanja lagi.

Kamoedian maka anak-anak dan bininja Said Abd'oel-Rahhman Alkadri itoe menjoesoel ka Poentianak.

Adapoen kamoedian pada waktoe Sulthan Soleiman, samoeanja orang arab di larikennja dari Bandjarmasin, sebab dari kabisaän moeloetnja; koeat koeat toean Sulthan pakai orang arab menjampaiken pessan atawa perkara perkara kapada toean kommissaris, tetapi kamoedian dapat banjak doestanja; apa jang di soeroh lain dia bitjara kapada toen Sulthan, dan apa jang toean Sulthan soeroh, lain djoega di sampaikan kapada toean kommissaris, hingga hendak memboeat perbantahan sadja antara Goebernement dengan toean Sulthan; maka namanja orang jang di larikan itoe:

Said Aloewi Al-aidroes.
Said Mohhamad.
Sjarif Hassan.
Sjarif Achmad, dan
Sjarif Akil.

Lain dari ini Pangeran Achmid tiada boleh kasi katrangan lagi, sebab tiada ingat.

— Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (1855:569).[12]

Pernikahan Pangeran Syarif Abdurrahman Nur Alam Alkadrie (Sultan Pontianak I) dengan putri Sultan Banjar pada tahun 1768.

Menurut keterangan Pangeran Achmid bahwa Ratoe Sarib Anom (Ratu Syarif-Anum) merupakan saudara perempuan Raja Banjar saat itu yaitu Sultan Akamuddin Saidullah / Sulaiman Saidullah 01 / Panembahan Batu / Sunan Nata Alam atau anak perempuan dari Panembahan Badarul Alam / Sultan Sepuh Sultan Tamjidillah 01 (wafat 1767).[10][13][14][15][16]

Referensi

  1. ^ a b Landsdrukkerij (Batavia) (1848). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 21. Lands Drukkery. hlm. 81. 
  2. ^ a b Landsdrukkerij (Batavia) (1849). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 22. Lands Drukkery. hlm. 83. 
  3. ^ a b Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1854). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 27. Lands Drukkery. hlm. 92. 
  4. ^ a b Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1854). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 28. Lands Drukkery. hlm. 95. 
  5. ^ a b Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Batavia: Lange. hlm. 125. 
  6. ^ Jaarboekje van de regterlijke magt in het Koningrijk der Nederlanden 1849 (dalam bahasa Belanda). 9. Jacobus Noorduyn. 1849. hlm. 265. 
  7. ^ Jaarboekje van de regterlijke magt in het Koningrijk der Nederlanden 1851 (dalam bahasa Belanda). 11. Jacobus Noorduyn. 1851. hlm. 268. 
  8. ^ Jaarboekje van de regterlijke magt in het Koningrijk der Nederlanden en zijne koloniën 1887 (dalam bahasa Belanda). 3. A. van der Mast. 1887. hlm. 227. 
  9. ^ https://sinarbulannews.files.wordpress.com/2011/01/silsilah-sultan-adam.jpg
  10. ^ a b Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (dalam bahasa Belanda). 3. 1855. hlm. 564. 
  11. ^ Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan. Banjarmasin: Fadjar. 
  12. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (dalam bahasa Belanda). 3. 1855. hlm. 569. 
  13. ^ Radermacher, Jacob Cornelis Matthieu (1826). Beschryving van het eiland Borneo, voor zoo verre het zelve, tot nu toe, bekend is (dalam bahasa Belanda) (edisi ke-3). Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. hlm. 118. 
  14. ^ Radermacher, Jacob Cornelis Matthieu (1780). Beschryving van het eiland Borneo, voor zoo verre het zelve, tot nu toe, bekend is (dalam bahasa Belanda). Bataviaasch Genootschap der Kunsten en Wetenschappen. hlm. 115. 
  15. ^ Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap der Kunsten en Wetenschappen (dalam bahasa Belanda). Egbert Heemen. 1780. hlm. 115. 
  16. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-23. Diakses tanggal 2010-09-23.