Pembicaraan:Halaman Utama: Perbedaan antara revisi

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Buol id (bicara | kontrib)
→‎Taha Tama: bagian baru
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Topik baru
Baris 23: Baris 23:
:@[[Pengguna:Ustad abu gosok|Ustad abu gosok]] Minimal berapa banyak AB yang dibutuhkan? Aku rasa 200 sudah cukup, nanti kalau disetujui untuk ditampilkan, ini tinggal dijadwalkan. Tapi kira-kira butuh diskusi untuk melakukannya. [[Pengguna:Dedhert.Jr|Dedhert.Jr]] ([[Pembicaraan Pengguna:Dedhert.Jr|bicara]]) 17 Juli 2022 07.32 (UTC)
:@[[Pengguna:Ustad abu gosok|Ustad abu gosok]] Minimal berapa banyak AB yang dibutuhkan? Aku rasa 200 sudah cukup, nanti kalau disetujui untuk ditampilkan, ini tinggal dijadwalkan. Tapi kira-kira butuh diskusi untuk melakukannya. [[Pengguna:Dedhert.Jr|Dedhert.Jr]] ([[Pembicaraan Pengguna:Dedhert.Jr|bicara]]) 17 Juli 2022 07.32 (UTC)
::Aku ngga begitu paham soal 200/360 jumlah a.b. namun, jika dirasa sudah cukup, sebagai ''starter'', yaaaaaa cukup 12, sih. maksudnya, kan, supaya, setiap bulan, ada yg ditampilkan sbg artikel bagus<br>— <small>[[Pengguna:Ustad abu gosok|ustad abu gosok]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ustad abu gosok|bicara]]) 17 Juli 2022 08.26 (UTC)</small>
::Aku ngga begitu paham soal 200/360 jumlah a.b. namun, jika dirasa sudah cukup, sebagai ''starter'', yaaaaaa cukup 12, sih. maksudnya, kan, supaya, setiap bulan, ada yg ditampilkan sbg artikel bagus<br>— <small>[[Pengguna:Ustad abu gosok|ustad abu gosok]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ustad abu gosok|bicara]]) 17 Juli 2022 08.26 (UTC)</small>

== Taha Tama ==

Taha Tama (lahir pada tahun 1929, di Kwalabesar, Kec. Paleleh, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah). Ia adalah seorang Tokoh Pendidikan Indonesia yang telah berjasa membangun Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah. Hingga saat akan dilantik sebagai Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah pada tahun 1980, ia mengalami kelumpuhan pada mata, sehingga tidak bisa lagi melihat. Ia memutuskan pension dini dan kembali ke tanah kelahirannya di Kwalabesar.


Taha Tama putra dari '''Abdul Muthalib Tama''', yang memegang jabatan sebagai ''Marsaoleh'' ''van Biaoe,'' pada zaman pemerintahan Kerajaan Buol masih dalam intervensi dan campur tangan Kerajaan Belanda. Abdul Muthalib Tama merupakan keturunan dari Tama (''Marsaoleh van'' Paleleh yang menggantikan kakaknya Ahmad Tama yang meninggal di Paleleh). Taha Tama merupakan cicit dari '''Raja Buol V''', '''Raja Takuloe'''. Taha Tama lahir dari pasangan Abdul Muthalib Tama dan Rabaja Tonggi yang merupakan keturunan putri pertama dari seorang ''Moefti'' (tokoh agama Islam) di Buol. Rabaja Tonggi sendiri merupakan cucu pertama keturunan Putra Mahkota Sulung, '''Raja Ndubu (Raja Buol IV)'''.

Biografi[[https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&veaction=edit&section=1&editintro=Template:BLP_editintro sunting] | [https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&action=edit&section=1&editintro=Template:BLP_editintro sunting sumber]]

Pendidikan formal yang pernah ditempuhnya adalah pendidikan guru di Manado, Gorontalo dan Makassar, lalu kemudian mengabdi setelah lulus ia mengabdi sebagai guru SMP di Majene (sekarang ibukota Sulawesi Barat). Tahun 1950-an kembali ke daerahnya di Kabupaten Buol karena panggilan hati untuk membangun daerahnya sendiri.


Semasa pengabdiannya menjadi seorang guru, Taha Tama kemudian bersama kawan-kawan rekan gurunya (Bapak Talib Tonggil (Alm) dan Bapak M. Tiban (Alm) merintis SMP pribumi (SMP 1 Biau) dan SMA pertama (sekarang SMA negeri 1 Buol). Selanjutnya merintis pembangunan SMP di seluruh kecamatan di Kabupaten Buol. Tidak sekadar merintis, tetapi mendirikan bangunan sekolah-sekolah itu bersama murid-muridnya sendiri. Selain beraktivitas sebagai Kepala Sekolah di SMP, SPG, SMA 1, PGR dan SMEP Buol, beliau juga memimpin organisasi publik, sebagai Ketua Organisasi Buruh, Partai PSII, juga menjadi Ketua Nasakom cabang daerah organisasi bentukan presiden RI pertama, Soekarno.


Pada masa itu, beliau melakukan survey dengan berjalan kaki selama 2 (dua) hari 2 (dua) malam mengelilingi pesisir Buol, dari Desa Paleleh sampai ke Desa Lakuan. Hasil surveynya menunjukkan bahwa rata-rata Kepala Desa di Buol pada waktu itu hanya merupakan tamatan SMP. Olehnya itu ia merintis pendirian Sekolah Menengah Atas untuk meningkatkan SDM Masyarakat Buol. Sumber: <nowiki>https://www.instagram.com/p/CEO3xTUHxlP/?igshid=NGIzOGRhOTI=</nowiki>

Sebagai sosok perintis Pendidikan di Sulawesi Tengah, Taha Tama memiliki keluhuran budi hingga saat dimana beliau diberi cobaan pada penglihatannya. Keinginan yang kuat untuk terus bermanfaat disalurkannya melalui kerajinan pukat yang diwariskan oleh ibunya Rabaja (Boiya Salem). Beliau telah merangkai pukat dengan kedalaman 19 meter dengan panjang 90 meter, yang kemudian diberikan kepada masyarakat nelayan di sekitar rumahnya yang hendak melaut untuk mencari penghidupan. Sementara beliau sendiri, sudah tidak makan ikan.


Dengan pengalamannya membanun Pendidikan di negeri Buol, harapannya ia dapat mendirikan pesantren di atas tanah warisan orangtuanya. Beliau pantang mengeluh hendak membaktikan diri kepada kehidupan, dimana di situ dia bisa memberi manfaat bagi manusia lainnya.

Riwayat Pendidikan[[https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&veaction=edit&section=2&editintro=Template:BLP_editintro sunting] | [https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&action=edit&section=2&editintro=Template:BLP_editintro sunting sumber]]

·        SR Gorontalo

·        SMP Manado

·        SMA Makassar

Penghargaan[[https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&veaction=edit&section=3&editintro=Template:BLP_editintro sunting] | [https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&action=edit&section=3&editintro=Template:BLP_editintro sunting sumber]]

-

Jabatan Terakhir [[https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&veaction=edit&section=4&editintro=Template:BLP_editintro sunting] | [https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&action=edit&section=4&editintro=Template:BLP_editintro sunting sumber]]


Riwayat Jabatan[[https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&veaction=edit&section=5&editintro=Template:BLP_editintro sunting] | [https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Nurmawati_Dewi_Bantilan&action=edit&section=5&editintro=Template:BLP_editintro sunting sumber]] [[Pengguna:Buol id|Buol id]] ([[Pembicaraan Pengguna:Buol id|bicara]]) 18 Oktober 2022 08.27 (UTC)

Revisi per 18 Oktober 2022 08.27

Halaman ini BUKANLAH bak pasir.

Jika Anda ingin mencoba menyunting, gunakanlah bak pasir, yaitu halaman yang disediakan khusus untuk uji coba menulis dan menyunting di Wikipedia.

Kode QRPedia untuk Halaman Utama WBI.

Halaman AB untuk ditampilkan ke Halaman Utama

Kalau dilihat lagi di Wikipedia Cina, mereka menampilkan artikel pilihan, daftar pilihan, Wikipedia:Gambar pilihan, dan bahkan artikel bagus. Sayangnya, di WBI tidak menampilkan artikel bagus. Apa mungkin karena faktor yang memyebabkan kesulitan untuk menjadwalkannya, sebagai contoh, kurangnya pengguna yang berniat menjadwalkannya? Mungkin hal ini dapat didiskusikan. Izin memanggil @Ustad abu gosok, @Symphonium264, @NaufalF. Salam, Dedhert.Jr (bicara) 16 Juli 2022 04.25 (UTC)[balas]

mungkin karena satu hal ini: yg serius di artikel pilihan yaaaaa sudah banyak sehingga penjadwalannya gampang. yg serius di artikel bagus masih belum banyak sehingga tidak ada yg bisa dimuat di halaman utama ustad abu gosok (bicara) 16 Juli 2022 04.32 (UTC)[balas]
@Ustad abu gosok Mungkin kalau seandainya jumlah artikel bagus sudah dikatakan cukup banyak, apakah dapat diberlakukan untuk menampilkan AB di Halaman Utama? Dedhert.Jr (bicara) 16 Juli 2022 06.01 (UTC)[balas]

Tentu saja dapat! ustad abu gosok (bicara) 16 Juli 2022 06.04 (UTC)[balas]

@Ustad abu gosok Minimal berapa banyak AB yang dibutuhkan? Aku rasa 200 sudah cukup, nanti kalau disetujui untuk ditampilkan, ini tinggal dijadwalkan. Tapi kira-kira butuh diskusi untuk melakukannya. Dedhert.Jr (bicara) 17 Juli 2022 07.32 (UTC)[balas]
Aku ngga begitu paham soal 200/360 jumlah a.b. namun, jika dirasa sudah cukup, sebagai starter, yaaaaaa cukup 12, sih. maksudnya, kan, supaya, setiap bulan, ada yg ditampilkan sbg artikel bagus
ustad abu gosok (bicara) 17 Juli 2022 08.26 (UTC)[balas]

Taha Tama

Taha Tama (lahir pada tahun 1929, di Kwalabesar, Kec. Paleleh, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah). Ia adalah seorang Tokoh Pendidikan Indonesia yang telah berjasa membangun Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah. Hingga saat akan dilantik sebagai Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah pada tahun 1980, ia mengalami kelumpuhan pada mata, sehingga tidak bisa lagi melihat. Ia memutuskan pension dini dan kembali ke tanah kelahirannya di Kwalabesar.


Taha Tama putra dari Abdul Muthalib Tama, yang memegang jabatan sebagai Marsaoleh van Biaoe, pada zaman pemerintahan Kerajaan Buol masih dalam intervensi dan campur tangan Kerajaan Belanda. Abdul Muthalib Tama merupakan keturunan dari Tama (Marsaoleh van Paleleh yang menggantikan kakaknya Ahmad Tama yang meninggal di Paleleh). Taha Tama merupakan cicit dari Raja Buol V, Raja Takuloe. Taha Tama lahir dari pasangan Abdul Muthalib Tama dan Rabaja Tonggi yang merupakan keturunan putri pertama dari seorang Moefti (tokoh agama Islam) di Buol. Rabaja Tonggi sendiri merupakan cucu pertama keturunan Putra Mahkota Sulung, Raja Ndubu (Raja Buol IV).

Biografi[sunting | sunting sumber]

Pendidikan formal yang pernah ditempuhnya adalah pendidikan guru di Manado, Gorontalo dan Makassar, lalu kemudian mengabdi setelah lulus ia mengabdi sebagai guru SMP di Majene (sekarang ibukota Sulawesi Barat). Tahun 1950-an kembali ke daerahnya di Kabupaten Buol karena panggilan hati untuk membangun daerahnya sendiri.


Semasa pengabdiannya menjadi seorang guru, Taha Tama kemudian bersama kawan-kawan rekan gurunya (Bapak Talib Tonggil (Alm) dan Bapak M. Tiban (Alm) merintis SMP pribumi (SMP 1 Biau) dan SMA pertama (sekarang SMA negeri 1 Buol). Selanjutnya merintis pembangunan SMP di seluruh kecamatan di Kabupaten Buol. Tidak sekadar merintis, tetapi mendirikan bangunan sekolah-sekolah itu bersama murid-muridnya sendiri. Selain beraktivitas sebagai Kepala Sekolah di SMP, SPG, SMA 1, PGR dan SMEP Buol, beliau juga memimpin organisasi publik, sebagai Ketua Organisasi Buruh, Partai PSII, juga menjadi Ketua Nasakom cabang daerah organisasi bentukan presiden RI pertama, Soekarno.


Pada masa itu, beliau melakukan survey dengan berjalan kaki selama 2 (dua) hari 2 (dua) malam mengelilingi pesisir Buol, dari Desa Paleleh sampai ke Desa Lakuan. Hasil surveynya menunjukkan bahwa rata-rata Kepala Desa di Buol pada waktu itu hanya merupakan tamatan SMP. Olehnya itu ia merintis pendirian Sekolah Menengah Atas untuk meningkatkan SDM Masyarakat Buol. Sumber: https://www.instagram.com/p/CEO3xTUHxlP/?igshid=NGIzOGRhOTI=

Sebagai sosok perintis Pendidikan di Sulawesi Tengah, Taha Tama memiliki keluhuran budi hingga saat dimana beliau diberi cobaan pada penglihatannya. Keinginan yang kuat untuk terus bermanfaat disalurkannya melalui kerajinan pukat yang diwariskan oleh ibunya Rabaja (Boiya Salem). Beliau telah merangkai pukat dengan kedalaman 19 meter dengan panjang 90 meter, yang kemudian diberikan kepada masyarakat nelayan di sekitar rumahnya yang hendak melaut untuk mencari penghidupan. Sementara beliau sendiri, sudah tidak makan ikan.


Dengan pengalamannya membanun Pendidikan di negeri Buol, harapannya ia dapat mendirikan pesantren di atas tanah warisan orangtuanya. Beliau pantang mengeluh hendak membaktikan diri kepada kehidupan, dimana di situ dia bisa memberi manfaat bagi manusia lainnya.

Riwayat Pendidikan[sunting | sunting sumber]

·        SR Gorontalo

·        SMP Manado

·        SMA Makassar

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

-

Jabatan Terakhir [sunting | sunting sumber]


Riwayat Jabatan[sunting | sunting sumber] Buol id (bicara) 18 Oktober 2022 08.27 (UTC)[balas]