Penyelundupan telur ulat sutra ke Kekaisaran Romawi Timur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16: Baris 16:
== Ekspedisi ==
== Ekspedisi ==
[[Berkas:Mosaic of Justinian I - Sant'Apoilinare Nuovo - Ravenna 2016.png|jmpl|ka|picture_width=50px|Mosaik Yustinianus I]]
[[Berkas:Mosaic of Justinian I - Sant'Apoilinare Nuovo - Ravenna 2016.png|jmpl|ka|picture_width=50px|Mosaik Yustinianus I]]
Dua orang rahib yang tidak diketahui namanya (kemungkinan besar rahib [[Gereja Nestorian|Nestorian]]<ref name="Washington">{{cite web | url = http://depts.washington.edu/silkroad/exhibit/trade/silkae.html | title = Silk | publisher = University of Washington | accessdate =20 April 2013}}</ref>{{sfn|Norwich|1988|p=266}}) yang pernah [[Kekristenan di India|berdakwah di India]] ([[Nestorianisme dan Gereja di India|Gereja Persia di India]]), berhasil [[Gereja dari Timur di Tiongkok|masuk ke Tiongkok]] pada tahun 551 M.{{sfn|Clare|1906|p=1589}} Selama berada di Tiongkok, mereka mengamati cara-cara budidaya ulat sutra dan pembuatan sutra yang rumit.{{sfn|Clare|1906|p=1589}} Hal ini merupakan suatu kemajuan penting, karena sebelumnya bangsa Romawi Timur menyangka bahwa sutra diproduksi di India.{{sfn|Clare|1906|p=1587}} Pada tahun 552 M, kedua rahib tersebut menghadap Yustinianus I.{{sfn|Norwich|1988|p=266}} Sebagai balasan atas janji-janji anugerah berlimpah dari kaisar yang tidak diketahui bentuknya, keduanya menyatakan kesediaan untuk mendatangkan ulat sutra dari Tiongkok.{{sfn|Clare|1906|p=1590}} Mungin sekali keduanya menempuh jalur utara di pesisir [[Laut Hitam]], melewati [[Transkaukasus]] dan [[Laut Kaspia]].<ref name="Stanford">{{cite web | url = http://traumwerk.stanford.edu/philolog/2011/08/byzantine_silk_smuggling_and_e.html | title = Late Roman Silk: Smuggling and Espionage in the 6th Century CE | publisher = Stanford University | author = Patrick Hunt | accessdate =20 April 2013}}</ref>
Dua orang rahib yang tidak diketahui namanya (kemungkinan besar rahib [[Gereja Nestorian|Nestorian]]<ref name="Washington">{{cite web | url = http://depts.washington.edu/silkroad/exhibit/trade/silkae.html | title = Silk | publisher = University of Washington | accessdate =20 April 2013}}</ref>{{sfn|Norwich|1988|p=266}}) yang pernah [[Kekristenan di India|berdakwah di India]] ([[Nestorianisme dan Gereja di India|Gereja Persia di India]]), berhasil [[Gereja dari Timur di Tiongkok|masuk ke Tiongkok]] pada tahun 551 M.{{sfn|Clare|1906|p=1589}} Selama berada di Tiongkok, mereka mengamati cara-cara budidaya ulat sutra dan pembuatan sutra yang rumit.{{sfn|Clare|1906|p=1589}} Hal ini merupakan suatu kemajuan penting, karena sebelumnya bangsa Romawi Timur menyangka bahwa sutra diproduksi di India.{{sfn|Clare|1906|p=1587}} Pada tahun 552 M, kedua rahib tersebut menghadap Yustinianus I.{{sfn|Norwich|1988|p=266}} Sebagai balasan atas janji-janji anugerah berlimpah dari kaisar yang tidak diketahui bentuknya, keduanya menyatakan kesediaan untuk mendatangkan ulat sutra dari Tiongkok.{{sfn|Clare|1906|p=1590}} Mungin sekali keduanya menempuh jalur utara di pesisir [[Laut Hitam]], melewati [[Transkaukasus]] dan [[Laut Kaspia]].<ref name="Stanford"/>

Karena ulat sutra dewasa membutuhkan suhu yang ideal untuk bertahan hidup,<ref>{{cite web | url = https://www.smithsonianmag.com/arts-culture/spin-cycle-23671/ | title = Spin Cycle | publisher = The Smithsonian | author = Peter Ross Range | date=Juli 2008| accessdate =12 September 2019}}</ref> kedua rahib tersebut meminta bantuan kenalan-kenalan mereka di Sogdiana untuk menyelundupkan telur atau larva ulat sutra saja, disembunyikan di dalam tabung bambu.<ref name="Stanford"/>{{sfn|Norwich|1988|p=266}} Tumbuhan perdu [[bebesaran]], yang merupakan pakan ulat sutra, mungkin diberikan kepada kedua rahib tersebut atau mungkin pula sudah diimpor ke Romawi Timur.<ref name="Stanford"/> Diperkirakan keseluruhan ekspedisi ini memakan waktu dua tahun.<ref>[http://archive.is/v5szf Museum Sutra Libanon]</ref>
Karena ulat sutra dewasa membutuhkan suhu yang ideal untuk bertahan hidup,<ref>{{cite web | url = https://www.smithsonianmag.com/arts-culture/spin-cycle-23671/ | title = Spin Cycle | publisher = The Smithsonian | author = Peter Ross Range | date=Juli 2008| accessdate =12 September 2019}}</ref> kedua rahib tersebut meminta bantuan kenalan-kenalan mereka di Sogdiana untuk menyelundupkan telur atau larva ulat sutra saja, disembunyikan di dalam tabung bambu.<ref name="Stanford"/>{{sfn|Norwich|1988|p=266}} Tumbuhan perdu [[bebesaran]], yang merupakan pakan ulat sutra, mungkin diberikan kepada kedua rahib tersebut atau mungkin pula sudah diimpor ke Romawi Timur.<ref name="Stanford"/> Diperkirakan keseluruhan ekspedisi ini memakan waktu dua tahun.<ref>[http://archive.is/v5szf Museum Sutra Libanon]</ref>



Revisi per 11 April 2022 06.13

Penyelundupan telur-telur ulat sutra ke Kekaisaran Bizantium
Jalur sutra
TanggalPertengahan abad ke-6 (552/563 Masehi)
LokasiAsia Tengah
PartisipanDua biarawan
HasilPendirian industri sutra Bizantium

Pada pertengahan abad ke-6 Masehi, dua orang rahib Persia (atau dua orang Persia yang menyamar sebagai rahib), dengan dukungan Kaisar Romawi Timur Yustinianus I, berhasil menyelundupkan telur ulat sutra ke wilayah Kekaisaran Romawi Timur, sehingga Romawi Timur dapat menumbuhkan industri sutra dalam negeri. Bermodalkan ulat sutra selundupan dari Tiongkok ini, Romawi Timur mampu memonopoli usaha sutra di Eropa.[1]

Latar belakang

Ulat sutra

Sutra, yang mula-mula diproduksi orang Tionghoa pada milenium ke-4 SM, adalah salah satu barang dagangan bernilai tinggi di sepanjang Jalur Sutra.[2] Pada abad pertama tarikh Masehi, sutra sudah masuk secara teratur ke wilayah wilayah Kekaisaran Romawi.[2] Bangkitnya kemaharajaan wangsa Sasan yang disusul perang-perang Romawi-Persia membuat usaha impor sutra ke Eropa kian sulit dan makan biaya. Bangsa Persia mengendalikan perdagangan di wilayahnya secara ketat, dan akan membekukan kegiatan perdagangan pada masa perang.[3] Akibatnya, Kaisar Romawi Timur Yustinianus I berusaha menciptakan jalur-jalur dagang alternatif ke Sogdiana, salah satu pusat industri sutra yang besar pada masa itu.[4] Satu jalur melalui Krimea, dan yang satu jalur lagi di selatan melalui Etiopia.[5] Karena usaha ini gagal, Yustinianus I berusaha mencari cara lain untuk mendapatkan sutra.

Ekspedisi

Mosaik Yustinianus I

Dua orang rahib yang tidak diketahui namanya (kemungkinan besar rahib Nestorian[2][6]) yang pernah berdakwah di India (Gereja Persia di India), berhasil masuk ke Tiongkok pada tahun 551 M.[7] Selama berada di Tiongkok, mereka mengamati cara-cara budidaya ulat sutra dan pembuatan sutra yang rumit.[7] Hal ini merupakan suatu kemajuan penting, karena sebelumnya bangsa Romawi Timur menyangka bahwa sutra diproduksi di India.[8] Pada tahun 552 M, kedua rahib tersebut menghadap Yustinianus I.[6] Sebagai balasan atas janji-janji anugerah berlimpah dari kaisar yang tidak diketahui bentuknya, keduanya menyatakan kesediaan untuk mendatangkan ulat sutra dari Tiongkok.[9] Mungin sekali keduanya menempuh jalur utara di pesisir Laut Hitam, melewati Transkaukasus dan Laut Kaspia.[1] Karena ulat sutra dewasa membutuhkan suhu yang ideal untuk bertahan hidup,[10] kedua rahib tersebut meminta bantuan kenalan-kenalan mereka di Sogdiana untuk menyelundupkan telur atau larva ulat sutra saja, disembunyikan di dalam tabung bambu.[1][6] Tumbuhan perdu bebesaran, yang merupakan pakan ulat sutra, mungkin diberikan kepada kedua rahib tersebut atau mungkin pula sudah diimpor ke Romawi Timur.[1] Diperkirakan keseluruhan ekspedisi ini memakan waktu dua tahun.[11]

Dampak

Sutra Romawi Timur

Tidak lama seusai ekspedisi tersebut, muncul pabrik-pabrik sutra di Konstantinopel, Beirut, Antiokhia, Tirus, dan Tebai.[5] Bermodalkan ulat sutra selundupan dari Tiongkok, Kekaisaran Romawi Timur mampu memonopoli bidang usaha sutra di Eropa, sekaligus mematahkan monopoli Tiongkok dan Persia di bidang yang sama.[1] Monopoli usaha sutra menjadi menopang ekonomi Romawi Timur selama 650 tahun kemudian, sampai ambruk pada tahun 1204.[12] Di Romawi Timur, pakaian-pakaian sutra, teristimewa yang berwarna ungu-kaisar, hampir selalu dikhususkan bagi kalangan elit, dan pengenaan pakaian sutra diatur di dalam undang-undang belanja.[2] Produksi sutra di kawasan sekitar Konstantinopel, terutama di Trakia, Yunani Utara, masih berjalan sampai sekarang (baca artikel Museum Sutra Soufli.

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e Patrick Hunt. "Late Roman Silk: Smuggling and Espionage in the 6th Century CE". Stanford University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-26. Diakses tanggal 20 April 2013. 
  2. ^ a b c d "Silk". University of Washington. Diakses tanggal 20 April 2013. 
  3. ^ Norwich, John (1988), Byzantium: The Early Centuries hlm. 265
  4. ^ Clare, Israel (1906), Library of Universal History: Mediaeval History hlm. 1590
  5. ^ a b Norwich, hlm. 266
  6. ^ a b c Norwich 1988, hlm. 266.
  7. ^ a b Clare 1906, hlm. 1589.
  8. ^ Clare 1906, hlm. 1587.
  9. ^ Clare 1906, hlm. 1590.
  10. ^ Peter Ross Range (Juli 2008). "Spin Cycle". The Smithsonian. Diakses tanggal 12 September 2019. 
  11. ^ Museum Sutra Libanon
  12. ^ Muthesius, Anna (2003), Silk in the Medieval World hlm. 326