Pertempuran Sungai Kaikos: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 20: Baris 20:
'''Pertempuran Sungai Kaikos''' adalah pertempuran antara angkatan perang [[Kerajaan Pergamon]] di bawah pimpinan [[Atalos I]], melawan [[Galatia (suku)|suku-suku Galatia]] yang bermukim di [[Anatolia]] (Asia Kecil). Pertempuran ini berlangsung di dekat mata air [[Bakırçay|Sungai Kaikos]] ({{Lang-grc|Κάϊκος|Káïkos}}), dan berakhir dengan kemenangan di pihak Kerajaan Pergamon.
'''Pertempuran Sungai Kaikos''' adalah pertempuran antara angkatan perang [[Kerajaan Pergamon]] di bawah pimpinan [[Atalos I]], melawan [[Galatia (suku)|suku-suku Galatia]] yang bermukim di [[Anatolia]] (Asia Kecil). Pertempuran ini berlangsung di dekat mata air [[Bakırçay|Sungai Kaikos]] ({{Lang-grc|Κάϊκος|Káïkos}}), dan berakhir dengan kemenangan di pihak Kerajaan Pergamon.


Tanggal pasti peristiwanya tidak diketahui, tetapi diduga berlangsung pada permulaan masa pemerintahan Atalos I. Pertempuran Sungai Kaikos dirayakan Atalos I sebagai peristiwa kemenangan yang gilang-gemilang maupun sebagai peristiwa yang mengukuhkan keabsahannya selaku kepala negara pada permulaan masa pemerintahannya, dan ia jadikan alasan yang kuat untuk menyandang julukan ''[[Soter]]'' (Juru Selamat) maupun gelar ''[[basileus]]'' (raja). Permulaan dasawarsa 230-an (tahun 238 sampai 235 Pramasehi) diajukan oleh R. E. Allen sebagai perkiraan tarikh yang paling mendekati kebenaran.<ref>{{cite book |last=Allen |first=Reginald E. |author-link= |date=1983 |title=The Attalid Kingdom: A Constitutional History |url= |location=Oxford |publisher=Clarendon Press |isbn=0-19-814845-3 |pages=28–34}}</ref>
Tanggal pasti peristiwanya tidak diketahui, tetapi diduga berlangsung pada permulaan masa pemerintahan Atalos I. Pertempuran Sungai Kaikos dirayakan Atalos I sebagai peristiwa kemenangan yang gilang-gemilang maupun sebagai peristiwa yang mengukuhkan keabsahannya selaku kepala negara pada permulaan masa pemerintahannya, dan ia jadikan alasan untuk menyandang julukan ''[[Soter]]'' (Juru Selamat) maupun gelar ''[[basileus]]'' (raja). Permulaan dasawarsa 230-an (tahun 238 sampai 235 Pramasehi) diajukan oleh R. E. Allen sebagai perkiraan tarikh yang paling mendekati kebenaran.<ref>{{cite book |last=Allen |first=Reginald E. |author-link= |date=1983 |title=The Attalid Kingdom: A Constitutional History |url= |location=Oxford |publisher=Clarendon Press |isbn=0-19-814845-3 |pages=28–34}}</ref>


== Konteks ==
== Konteks ==

Revisi per 24 April 2024 03.01

Pertempuran Sungai Kaikos

Arca Orang Galia Sekarat dari batu pualam, gambaran kekalahan suku-suku Galia di Anatolia.
TanggalTerjadi dalam rentang waktu antara tahun 241 sampai Pramasehi?
LokasiDi dekat mata air Sungai Kaikos
(di Turki sekarang ini)
Hasil Kemenangan di pihak Kerajaan Pergamon
Pihak terlibat
Kerajaan Pergamon Suku-suku Galatia
Tokoh dan pemimpin
Atalos I Tidak diketahui

Pertempuran Sungai Kaikos adalah pertempuran antara angkatan perang Kerajaan Pergamon di bawah pimpinan Atalos I, melawan suku-suku Galatia yang bermukim di Anatolia (Asia Kecil). Pertempuran ini berlangsung di dekat mata air Sungai Kaikos (bahasa Yunani Kuno: Κάϊκος, translit. Káïkos), dan berakhir dengan kemenangan di pihak Kerajaan Pergamon.

Tanggal pasti peristiwanya tidak diketahui, tetapi diduga berlangsung pada permulaan masa pemerintahan Atalos I. Pertempuran Sungai Kaikos dirayakan Atalos I sebagai peristiwa kemenangan yang gilang-gemilang maupun sebagai peristiwa yang mengukuhkan keabsahannya selaku kepala negara pada permulaan masa pemerintahannya, dan ia jadikan alasan untuk menyandang julukan Soter (Juru Selamat) maupun gelar basileus (raja). Permulaan dasawarsa 230-an (tahun 238 sampai 235 Pramasehi) diajukan oleh R. E. Allen sebagai perkiraan tarikh yang paling mendekati kebenaran.[1]

Konteks

Pada abad ke-3 Pramasehi, terjadi migrasi besar-besaran orang Galia ke Anatolia. Sesudah melewati negeri Yunani, mereka akhirnya sampai di Asia Kecil, tempat mereka bertahan hidup dengan cara menyerbu dan menjarah kota-kota di sepanjang pesisis Laut Tengah. Banyak di antara kota-kota tersebut yang bernanung di bawah lindungan atau diperintah langsung oleh Kerajaan Pergamon. Raja Pergamon saat itu, Eumenes I, bersedia menyetor upeti kepada orang Galia sebagai balas jasa perlindungan dari rongrongan orang-orang barbar.

Semuanya berubah sesudah Atalos I naik takhta (diduga sebagai saudara mindoan[2] atau anak dari kemenakan[3] Eumenes I) pada tahun 241 Pramasehi. Atalos I memutuskan untuk menghentikan pembayaran upeti kepada orang Galia. Atalos I adalah kepala negara Pergamon pertama yang berani menyimpang dari kebiasaan-kebiasaan yang diwariskan para pendahulunya.[4] Penghentian upeti mendorong pihak Pergamon maupun pihak Galatia untuk menyiagakan kekuatan tempurnya masing-masing, sehingga pada akhirnya memicu peperangan. Atalos I mulai bertakhta pada tahun 241 Pramasehi, dan oleh sebab itu tahun 241 Pramasehi dijadikan tarikh paling awal pada rentang perkiraan waktu terjadinya Pertempuran Sungai Kaikos.

Jalannya pertempuran

Hanya ada segelitir sumber rujukan yang menguraikan jalannya pertempuran ini. Yang jelas diketahui adalah hasilnya, yaitu kemenangan mutlak di pihak Pergamon yang dipanglimai Atalos I.[5]

Imbas

Sesudah memenangkan pertempuran ini, Atalos I mulai memakai julukan Soter (Juru Selamat), dan secara resmi digelari basileus (raja) atas Pergamon. Kemenangan di hulu Sungai Kaikos melambungkan ketenaran Atalos I, sehingga ia pun memerintahkan pembangunan berbagai monumen peringatan kemenangan yang ditemukan kembali oleh para arkeolog berabad-abad kemudian. Bahkan pada masa tuanya, ketika hendak mengirimkan arca-arca ke Atena, ia memerintahkan supaya arca dirinya dibuat menyerupai penampilannya di dalam pertempuran ini.[5]

Pujangga Pausanias meninggalkan sepenggal keterangan yang cukup menarik. Ia mencatat ramalan tentang Pertempuran Sungai Kaikos yang konon diucapkan oleh sibila Fainis, dan dicatat satu generasi sebelum peristiwanya benar-benar terjadi:[6][5]

Maka sesungguhnya, sesudah seberangi selat sempit Helespontos
Bala Galia pembinasa akan memekik nyaring, lalu dengan serampangan menerjang Asia
Akan payahlah bahala dari Dewata, melanda orang-orang yang mendiami tepi samudra
Namun sengsara hanya sementara, lantaran sejurus kemudian putra Kronos
akan bangkitkan seorang penolong, anak berkundang banteng ternakan Zeus
yang akan timpakan ke atas sekalian orang Galia, suatu hari mala pralaya.

Menurut Pausanias, ungkapan "anak banteng" dan "insan bertanduk banteng" merupakan kiasan puitis untuk Atalos I.[5]

Demi menggembar-gemborkan kemenangannya, Atalos I mendanai pembuatan berbagai karya seni sebagai tanda peringatan peristiwa Pertempuran Sungai Kaikos, antara lain sebuah monumen di akropolis kota Pergamon yang dihiasi arca-arca, termasuk arca Orang Galia Sekarat dan arca Orang Galia Ludovisi yang terkenal itu.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Allen, Reginald E. (1983). The Attalid Kingdom: A Constitutional History. Oxford: Clarendon Press. hlm. 28–34. ISBN 0-19-814845-3. 
  2. ^ Menurut pujangga Strabon, 13.4.2
  3. ^ Menurut pujangga Pausanias, 1.8.1
  4. ^ Menurut pujangga Titus Livius, 38.16
  5. ^ a b c d Hansen, Esther V. (1971). The Attalids of Pergamon. Cornell Studies in Classical Philology, Jilid 36 (edisi ke-2). Ithaca dan London: Cornell University Press. hlm. 30–33. ISBN 0-8014-0615-3. LCCN 71-142284. 
  6. ^ Pausanias, 10.15.3.