Platipus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Baris 22: Baris 22:
Dalam catatan David Collins tentang koloni baru tahun 1788-1801, dia menjelaskan bahwa dirinya menemukan "seekor hewan amfibi, dari spesies tikus tanah". Catatannya menyertakan gambar hewan tersebut.<ref>{{cite book|last=Collins|first=David|url=https://archive.org/details/anaccountoftheen12668gut|title=An Account of the English Colony in New South Wales, Volume 2|access-date=5 July 2017|via=Internet Archive}}</ref>
Dalam catatan David Collins tentang koloni baru tahun 1788-1801, dia menjelaskan bahwa dirinya menemukan "seekor hewan amfibi, dari spesies tikus tanah". Catatannya menyertakan gambar hewan tersebut.<ref>{{cite book|last=Collins|first=David|url=https://archive.org/details/anaccountoftheen12668gut|title=An Account of the English Colony in New South Wales, Volume 2|access-date=5 July 2017|via=Internet Archive}}</ref>


The body and the broad, flat tail of the platypus are covered with dense, brown, biofluorescent [[fur]] that traps a layer of insulating air to keep the animal warm The fur is waterproof, and the texture is akin to that of a [[Mole (animal)|mole]]. The platypus uses its tail for storage of fat reserves (an adaptation also found in animals such as the [[Tasmanian devil]]<ref name="Guiler">{{cite book|author=Guiler, E.R.|year=1983|title=The Australian Museum Complete Book of Australian Mammals|publisher=Angus & Robertson|isbn=978-0-207-14454-7|editor=R. Strahan|pages=27–28|chapter=Tasmanian Devil}}</ref>). The [[Webbed foot|webbing on the feet]] is more significant on the front feet and is folded back when walking on land. The elongated snout and lower jaw are covered in soft skin, forming the bill. The nostrils are located on the dorsal surface of the snout, while the eyes and ears are located in a groove set just back from it; this groove is closed when swimming. Platypuses have been heard to emit a low growl when disturbed and a range of other vocalisations have been reported in captive specimens.
Tubuh dan ekor platipus yang lebar dan datar ditutupi dengan rambut yang lebat, berwarna cokelat, dan biofluoresen sehingga memerangkap udara yang menyekat untuk menjaga agar hewan tetap hangat.<ref name="APC2" /><ref name="ABRS2" /><ref>{{cite journal|last1=Anich|first1=Paula Spaeth|date=15 October 2020|title=Biofluorescence in the platypus (Ornithorhynchus anatinus)|journal=[[Mammalia (journal)|Mammalia]]|volume=85|issue=2|pages=179–181|doi=10.1515/mammalia-2020-0027|doi-access=free}}</ref> Bulunya tahan air, dan teksturnya mirip dengan tikus tanah.<ref>{{cite web|date=16 November 2011|title=Platypus: Facts, Pictures: Animal Planet|url=http://animal.discovery.com/mammals/platypus/|publisher=Animal.discovery.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20110727171511/http://animal.discovery.com/mammals/platypus/|archive-date=27 July 2011|access-date=8 September 2012|url-status=live}}</ref> Platipus menggunakan ekornya untuk menyimpan cadangan lemak (adaptasi yang juga ditemukan pada hewan seperti [[setan tasmania]]<ref name="Guiler">{{cite book|author=Guiler, E.R.|year=1983|title=The Australian Museum Complete Book of Australian Mammals|publisher=Angus & Robertson|isbn=978-0-207-14454-7|editor=R. Strahan|pages=27–28|chapter=Tasmanian Devil}}</ref>). Selaput pada kakinya lebih signifikan pada kaki depan yang dilipat ke belakang ketika berjalan di darat. Moncong memanjang dan rahang bawah ditutupi kulit lembut, membentuk paruh. Lubang hidung terletak di permukaan dorsal moncong, sedangkan mata dan telinga berada di dalam ceruk yang terletak tepat di belakangnya; ceruk ini tertutup ketika berenang.<ref name="ABRS2" /> Platipus dilaporkan mengeluarkan geraman pelan ketika merasa terganggu dan berbagai vokalisasi lainnya juga pernah dilaporkan pada spesimen di penangkaran.<ref name="APC2" />

Tubuh dan ekor platipus yang lebar dan datar ditutupi dengan rambut yang lebat, berwarna cokelat, dan biofluoresen sehingga memerangkap udara yang menyekat untuk menjaga agar hewan tetap hangat.<ref name="APC2" /><ref name="ABRS2" /><ref>{{cite journal|last1=Anich|first1=Paula Spaeth|date=15 October 2020|title=Biofluorescence in the platypus (Ornithorhynchus anatinus)|journal=[[Mammalia (journal)|Mammalia]]|volume=85|issue=2|pages=179–181|doi=10.1515/mammalia-2020-0027|doi-access=free}}</ref> Bulunya tahan air, dan teksturnya mirip dengan tikus tanah.<ref>{{cite web|date=16 November 2011|title=Platypus: Facts, Pictures: Animal Planet|url=http://animal.discovery.com/mammals/platypus/|publisher=Animal.discovery.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20110727171511/http://animal.discovery.com/mammals/platypus/|archive-date=27 July 2011|access-date=8 September 2012|url-status=live}}</ref> Platipus menggunakan ekornya untuk menyimpan cadangan lemak (adaptasi yang juga ditemukan pada hewan seperti Tasmanian devil<ref name="Guiler" />). Selaput pada kakinya lebih signifikan pada kaki depan yang dilipat ke belakang ketika berjalan di darat. Moncong memanjang dan rahang bawah ditutupi kulit lembut, membentuk paruh. Lubang hidung terletak di permukaan dorsal moncong, sedangkan mata dan telinga berada di dalam ceruk yang terletak tepat di belakangnya; ceruk ini tertutup ketika berenang.<ref name="ABRS2" /> Platipus dilaporkan mengeluarkan geraman pelan ketika merasa terganggu dan berbagai vokalisasi lainnya juga pernah dilaporkan pada spesimen di penangkaran.<ref name="APC2" />
[[Berkas:Platypus-sketch.jpg|kiri|jmpl|A colour print of platypuses from 1863]]
[[Berkas:Platypus-sketch.jpg|kiri|jmpl|A colour print of platypuses from 1863]]
Beratnya bervariasi dari 07 hingga 24 kg, dengan jantan lebih besar dari betina. Panjang total jantan rata-rata 50 cm, sedangkan betina rata-rata 43 cm,<ref name="ABRS2" /> dengan variasi substansial pada ukuran rata-rata di satu daerah dengan daerah lain. Pola ini tampaknya tidak mengikuti aturan iklim tertentu dan mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan lainnya, seperti pemangsaan dan perambahan manusia.<ref name="Workshop">{{cite web|author1=Munks, Sarah|author2=Nicol, Stewart|date=May 1999|title=Current research on the platypus, ''Ornithorhynchus anatinus'' in Tasmania: Abstracts from the 1999 'Tasmanian Platypus Workshop'|url=http://www.medicine.utas.edu.au/research/mono/Taspaper.html|publisher=University of Tasmania|archive-url=https://web.archive.org/web/20060830075935/http://www.medicine.utas.edu.au/research/mono/Taspaper.html|archive-date=30 August 2006|access-date=23 October 2006|name-list-style=amp|url-status=dead}}</ref>
Beratnya bervariasi dari 07 hingga 24 kg, dengan jantan lebih besar dari betina. Panjang total jantan rata-rata 50 cm, sedangkan betina rata-rata 43 cm,<ref name="ABRS2" /> dengan variasi substansial pada ukuran rata-rata di satu daerah dengan daerah lain. Pola ini tampaknya tidak mengikuti aturan iklim tertentu dan mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan lainnya, seperti pemangsaan dan perambahan manusia.<ref name="Workshop">{{cite web|author1=Munks, Sarah|author2=Nicol, Stewart|date=May 1999|title=Current research on the platypus, ''Ornithorhynchus anatinus'' in Tasmania: Abstracts from the 1999 'Tasmanian Platypus Workshop'|url=http://www.medicine.utas.edu.au/research/mono/Taspaper.html|publisher=University of Tasmania|archive-url=https://web.archive.org/web/20060830075935/http://www.medicine.utas.edu.au/research/mono/Taspaper.html|archive-date=30 August 2006|access-date=23 October 2006|name-list-style=amp|url-status=dead}}</ref>


Platipus memiliki suhu tubuh rata-rata sekitar 32 °C (90 °F), bukan 37 °C (99 °F) tipikal mamalia ber-[[plasenta]].<ref name="DC">{{cite web|year=1999|title=Thermal Biology of the Platypus|url=http://www.bio.davidson.edu/courses/anphys/1999/White/thermal.htm|publisher=Davidson College|archive-url=https://web.archive.org/web/20120306024923/http://www.bio.davidson.edu/courses/anphys/1999/White/thermal.htm|archive-date=6 March 2012|access-date=14 September 2006|url-status=dead}}</ref> Penelitian menunjukkan bahwa hal ini merupakan adaptasi bertahap terhadap kondisi lingkungan yang keras oleh sejumlah kecil spesies monotreme yang masih hidup, ketimbang karakteristik historis yang dimiliki monotremes.<ref name="temp">{{cite journal|author=Watson, J.M.|author2=Graves, J.A.M.|year=1988|title=Monotreme Cell-Cycles and the Evolution of Homeothermy|journal=Australian Journal of Zoology|volume=36|issue=5|pages=573–584|doi=10.1071/ZO9880573}}</ref><ref name="temp2">{{cite journal|author=Dawson, T.J.|author2=Grant, T.R.|author3=Fanning, D.|year=1979|title=Standard Metabolism of Monotremes and the Evolution of Homeothermy|journal=Australian Journal of Zoology|volume=27|issue=4|pages=511–5|doi=10.1071/ZO9790511}}</ref>
The platypus has an average [[Core temperature|body temperature]] of about {{convert|32|C|F}} rather than the {{convert|37|C|F}} typical of [[Placentalia|placental mammals]]. Research suggests this has been a gradual adaptation to harsh environmental conditions on the part of the small number of surviving monotreme species rather than a historical characteristic of monotremes.

Platipus memiliki suhu tubuh rata-rata sekitar 32 °C (90 °F), bukan 37 °C (99 °F) tipikal mamalia plasenta.<ref name="DC">{{cite web|year=1999|title=Thermal Biology of the Platypus|url=http://www.bio.davidson.edu/courses/anphys/1999/White/thermal.htm|publisher=Davidson College|archive-url=https://web.archive.org/web/20120306024923/http://www.bio.davidson.edu/courses/anphys/1999/White/thermal.htm|archive-date=6 March 2012|access-date=14 September 2006|url-status=dead}}</ref> Penelitian menunjukkan bahwa hal ini merupakan adaptasi bertahap terhadap kondisi lingkungan yang keras oleh sejumlah kecil spesies monotreme yang masih hidup, ketimbang karakteristik historis yang dimiliki monotremes.<ref name="temp">{{cite journal|author=Watson, J.M.|author2=Graves, J.A.M.|year=1988|title=Monotreme Cell-Cycles and the Evolution of Homeothermy|journal=Australian Journal of Zoology|volume=36|issue=5|pages=573–584|doi=10.1071/ZO9880573}}</ref><ref name="temp2">{{cite journal|author=Dawson, T.J.|author2=Grant, T.R.|author3=Fanning, D.|year=1979|title=Standard Metabolism of Monotremes and the Evolution of Homeothermy|journal=Australian Journal of Zoology|volume=27|issue=4|pages=511–5|doi=10.1071/ZO9790511}}</ref>

Modern platypus young have three teeth in each of the [[Maxilla|maxillae]] (one premolar and two [[Molar (tooth)|molars]]) and [[Mandible|dentaries]] (three molars), which they lose before or just after leaving the breeding burrow; adults have heavily [[Keratinisation|keratinised]] pads called [[ceratodontes]] in their place, which they use to grind foodThe first upper and third lower cheek teeth of platypus nestlings are small, each having one principal cusp, while the other teeth have two main cusps. The platypus [[jaw]] is constructed differently from that of other mammals, and the jaw-opening muscle is different. As in all true mammals, the tiny bones that conduct sound in the [[middle ear]] are fully incorporated into the skull, rather than lying in the jaw as in pre mammalian [[Synapsid|synapsids]]. However, the external opening of the ear still lies at the base of the jaw. The platypus has extra bones in the shoulder girdle, including an [[interclavicle]], which is not found in other mammals. As in many other aquatic and semiaquatic [[vertebrates]], the bones show [[osteosclerosis]], increasing their density to provide ballast. It has a [[Reptile|reptilian]] gait, with the legs on the sides of the body, rather than underneath. When on land, it engages in [[knuckle-walking]] on its front feet, to protect the webbing between the toes.


Platipus yang masih muda memiliki tiga gigi di masing-masing rahang atas (satu premolar dan dua molar) dan rahang bawahnya (tiga molar), yang hilang sebelum atau sesaat setelah meninggalkan liang perkembangbiakan;<ref name="ABRS2" /> sebagai gantinya, platipus dewasa memiliki bantalan yang sangat ber-[[keratin]] yang disebut ceratodontes, yang mereka gunakan untuk menggiling makanan.<ref name="ABRS2" /><ref name=":2" /><ref name="Haeckel1895">{{cite book|last=Haeckel|year=1895|url=https://books.google.com/books?id=AOi2AAAAIAAJ&pg=PA142|title=Systematische Phylogenie der Wirbelthiere (Vertebrata)|location=Berlin|publisher=Georg Reimer|edition=1|series=Entwurf einer systematischen Stammesgeschichte|volume=3|pages=142–143|language=de|access-date=16 July 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210716071006/https://books.google.com/books?id=AOi2AAAAIAAJ&pg=PA142|archive-date=16 July 2021|url-status=live}}</ref> Gigi pipi atas dan bawah pertama dan ketiga dari anak platipus berukuran kecil, masing-masing memiliki satu tonjolan pokok, sedangkan gigi lainnya memiliki dua tonjolan pokok.<ref>{{cite book|last=Ungar|first=Peter S.|year=2010|title=Mammal Teeth: Origin, Evolution, and Diversity|publisher=The Johns Hopkins University Press|isbn=978-0-801-89668-2|page=130|chapter=Monotremata and Marsupialia}}</ref> Rahang platipus memiliki struktur yang berbeda dari mamalia lainnya, dengan otot pembuka rahang yang juga berbeda.<ref name="ABRS2" /> Seperti pada semua mamalia sejati, tulang-tulang kecil yang menghantarkan suara di telinga tengah sepenuhnya menyatu ke dalam tengkorak, bukan terletak di rahang seperti pada synapsid pra mamalia. Namun, pembukaan eksternal telinga platipus masih terletak di dasar rahang.<ref name="ABRS2" /> Platipus memiliki tulang ekstra di korset bahu, termasuk interklavikula, yang tidak ditemukan pada mamalia lain.<ref name="ABRS2" /> Seperti pada banyak vertebrata akuatik dan semi akuatik lainnya, tulang-tulangnya menunjukkan osteosklerosis, meningkatkan kepadatannya untuk menjadi pemberat.<ref>{{Cite journal|last1=Hayashi|first1=S.|last2=Houssaye|first2=A.|last3=Nakajima|first3=Y.|last4=Chiba|first4=K.|last5=Ando|first5=T.|last6=Sawamura|first6=H.|last7=Inuzuka|first7=N.|last8=Kaneko|first8=N.|last9=Osaki|first9=T.|year=2013|title=Bone Inner Structure Suggests Increasing Aquatic Adaptations in Desmostylia (Mammalia, Afrotheria)|journal=PLOS ONE|volume=8|issue=4|pages=e59146|bibcode=2013PLoSO...859146H|doi=10.1371/journal.pone.0059146|pmc=3615000|pmid=23565143|doi-access=free}}</ref> Hewan ini memiliki gaya berjalan reptil, dengan kaki di sisi tubuh, bukan di bawahnya.<ref name="ABRS2" /> Ketika di darat, ia melakukan gaya berjalan dengan buku jari di kaki depannya, untuk melindungi selaput di antara jari-jari kaki.<ref name="Fish">{{cite journal|author=Fish FE|author2=Frappell PB|author3=Baudinette RV|author4=MacFarlane PM|date=February 2001|title=Energetics of terrestrial locomotion of the platypus ''Ornithorhynchus anatinus''|url=http://jeb.biologists.org/cgi/reprint/204/4/797.pdf|journal=The Journal of Experimental Biology|volume=204|issue=Pt 4|pages=797–803|doi=10.1242/jeb.204.4.797|pmid=11171362|hdl=2440/12192|hdl-access=free}}</ref>
Platipus yang masih muda memiliki tiga gigi di masing-masing rahang atas (satu premolar dan dua molar) dan rahang bawahnya (tiga molar), yang hilang sebelum atau sesaat setelah meninggalkan liang perkembangbiakan;<ref name="ABRS2" /> sebagai gantinya, platipus dewasa memiliki bantalan yang sangat ber-[[keratin]] yang disebut ceratodontes, yang mereka gunakan untuk menggiling makanan.<ref name="ABRS2" /><ref name=":2" /><ref name="Haeckel1895">{{cite book|last=Haeckel|year=1895|url=https://books.google.com/books?id=AOi2AAAAIAAJ&pg=PA142|title=Systematische Phylogenie der Wirbelthiere (Vertebrata)|location=Berlin|publisher=Georg Reimer|edition=1|series=Entwurf einer systematischen Stammesgeschichte|volume=3|pages=142–143|language=de|access-date=16 July 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210716071006/https://books.google.com/books?id=AOi2AAAAIAAJ&pg=PA142|archive-date=16 July 2021|url-status=live}}</ref> Gigi pipi atas dan bawah pertama dan ketiga dari anak platipus berukuran kecil, masing-masing memiliki satu tonjolan pokok, sedangkan gigi lainnya memiliki dua tonjolan pokok.<ref>{{cite book|last=Ungar|first=Peter S.|year=2010|title=Mammal Teeth: Origin, Evolution, and Diversity|publisher=The Johns Hopkins University Press|isbn=978-0-801-89668-2|page=130|chapter=Monotremata and Marsupialia}}</ref> Rahang platipus memiliki struktur yang berbeda dari mamalia lainnya, dengan otot pembuka rahang yang juga berbeda.<ref name="ABRS2" /> Seperti pada semua mamalia sejati, tulang-tulang kecil yang menghantarkan suara di telinga tengah sepenuhnya menyatu ke dalam tengkorak, bukan terletak di rahang seperti pada [[synapsida]] pra mamalia. Namun, pembukaan eksternal telinga platipus masih terletak di dasar rahang.<ref name="ABRS2" /> Platipus memiliki tulang ekstra di korset bahu, termasuk interklavikula, yang tidak ditemukan pada mamalia lain.<ref name="ABRS2" /> Seperti pada banyak [[vertebrata]] akuatik dan semi akuatik lainnya, tulang-tulangnya menunjukkan [[osteosklerosis]], meningkatkan kepadatannya untuk menjadi pemberat.<ref>{{Cite journal|last1=Hayashi|first1=S.|last2=Houssaye|first2=A.|last3=Nakajima|first3=Y.|last4=Chiba|first4=K.|last5=Ando|first5=T.|last6=Sawamura|first6=H.|last7=Inuzuka|first7=N.|last8=Kaneko|first8=N.|last9=Osaki|first9=T.|year=2013|title=Bone Inner Structure Suggests Increasing Aquatic Adaptations in Desmostylia (Mammalia, Afrotheria)|journal=PLOS ONE|volume=8|issue=4|pages=e59146|bibcode=2013PLoSO...859146H|doi=10.1371/journal.pone.0059146|pmc=3615000|pmid=23565143|doi-access=free}}</ref> Hewan ini memiliki gaya berjalan reptil, dengan kaki di sisi tubuh, bukan di bawahnya.<ref name="ABRS2" /> Ketika di darat, ia melakukan gaya berjalan dengan buku jari di kaki depannya, untuk melindungi selaput di antara jari-jari kaki.<ref name="Fish">{{cite journal|author=Fish FE|author2=Frappell PB|author3=Baudinette RV|author4=MacFarlane PM|date=February 2001|title=Energetics of terrestrial locomotion of the platypus ''Ornithorhynchus anatinus''|url=http://jeb.biologists.org/cgi/reprint/204/4/797.pdf|journal=The Journal of Experimental Biology|volume=204|issue=Pt 4|pages=797–803|doi=10.1242/jeb.204.4.797|pmid=11171362|hdl=2440/12192|hdl-access=free}}</ref>


== Fisiologi ==
== Fisiologi ==

Revisi per 12 November 2022 05.04

Platipus
Periode 9–0 jtyl
Miocene hingga saat ini
Ornithorhynchus anatinus
Status konservasi
Hampir terancam
IUCN40488
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasMammalia
OrdoMonotremata
FamiliOrnithorhynchidae
GenusOrnithorhynchus
SpesiesOrnithorhynchus anatinus
(Shaw, 1799)
Tata nama
Sinonim takson
  • Ornithorhynchus agilis (de Vis, 1886)
  • Platypus anatinus (Shaw, 1799)[1]
ProtonimPlatypus anatinus
Distribusi

Sebaran platipus
(merah – habitat asli, kuning – diperkenalkan)
EndemikAustralia

Platipus (Ornithorhynchus anatinus),[3] terkadang disebut sebagai platipus berparuh bebek, adalah mamalia semi akuatik yang bertelur dan endemik di Australia timur, termasuk Tasmania. Platipus adalah satu-satunya perwakilan hidup atau takson monotipik dari famili-nya (Ornithorhynchidae) dan genus (Ornithorhynchus), meskipun sejumlah spesies terkait muncul dalam catatan fosil.

Bersama dengan empat spesies ekidna, platipus adalah salah satu dari lima spesies monotremes yang masih ada, yakni mamalia yang bertelur dan bukan melahirkan anak. Seperti monotremes lainnya, ia merasakan mangsa melalui elektrolokasi. Platipus adalah salah satu dari sedikit spesies mamalia berbisa, dimana platipus jantan memiliki taji di kaki belakang yang mampu menghantarkan bisa, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang parah pada manusia. Penampilan yang tidak biasa dari mamalia bertelur ini, yang berparuh bebek, memiliki ekor seperti biwara, dan berkaki seperti berang-berang ini membingungkan para naturalis Eropa ketika pertama kali menemukannya, dan para ilmuwan pertama yang memeriksa tubuh platipus yang diawetkan (pada tahun 1799) menilainya palsu, mengatakannya terbuat dari beberapa hewan yang dijahit menjadi satu.

Fitur unik platipus menjadikannya subjek penting dalam studi biologi evolusi, dan simbol ikonik Australia yang mudah dikenali. Platipus secara budaya bermakna signifikan bagi beberapa suku Aborigin Australia, yang juga biasa berburu hewan ini untuk dimakan. Platipus muncul sebagai maskot pada acara nasional dan ditampilkan pada bagian belakang koin dua puluh sen Australia, platipus juga merupakan lambang hewan negara bagian New South Wales. Hingga awal abad ke-20, manusia memburu platipus untuk diambil bulunya, tetapi sekarang platipus dilindungi di seluruh wilayah persebarannya. Meskipun program penangkaran hanya memiliki keberhasilan yang terbatas, dan platipus rentan terhadap efek polusi, namun ia tidak berada di bawah ancaman langsung.

Hingga tahun 2020, platipus adalah spesies yang dilindungi secara hukum di semua negara bagian di mana ia berada. Platipus terdaftar sebagai spesies yang terancam punah di Australia Selatan dan rentan di Victoria. Spesies ini diklasifikasikan sebagai spesies yang hampir terancam punah oleh IUCN, tetapi laporan pada November 2020 merekomendasikan agar spesies ini ditingkatkan statusnya menjadi spesies terancam punah di bawah Undang-Undang EPBC federal, karena perusakan habitat dan penurunan jumlah di semua negara bagian Australia.

Taksonomi dan penamaan

Ilustrasi karya Frederick Nodder dari deskripsi ilmiah pertama pada tahun 1799 mengenai "Platypus anatinus"

Ketika platipus pertama kali ditemukan oleh orang Eropa pada tahun 1798, kulit dan sketsa darinya dikirim kembali ke Inggris oleh Kapten John Hunter, Gubernur kedua New South Wales.[4] Dugaan awal para ilmuwan Inggris adalah bahwa atribut-atribut tersebut adalah bohongan.[5] George Shaw, yang membuat deskripsi pertama dari hewan ini dalam Naturalist's Miscellany pada tahun 1799, menyatakan bahwa mustahil untuk tidak meragukan keasliannya,[6] dan Robert Knox meyakini bahwa hewan ini kemungkinan dibuat oleh seorang ahli taksidermis Asia.[5] Awalnya dianggap bahwa seseorang telah menjahit paruh bebek ke tubuh hewan yang mirip biwara. Shaw bahkan mengambil gunting ke kulit keringnya untuk memeriksa adanya jahitan.[7][6]

Nama umum "platypus" secara harfiah berarti 'kaki datar', berasal dari kata Yunani platúpous (πλατύπους),[8] dari platús (πλατύς: 'luas, lebar, datar')[9] dan poús (πούς: 'kaki').[10][11] Shaw awalnya memberi nama Linnaean Platypus anatinus ketika ia mendeskripsikannya,[12] tetapi istilah genus tersebut segera diketahui telah digunakan sebagai nama genus untuk sekelompok kumbang ambrosia penggerek kayu.[13] Platypus anatinus lalu dideskripsikan secara independen sebagai Ornithorhynchus paradoxus oleh Johann Blumenbach pada tahun 1800 (dari spesimen yang diberikan kepadanya oleh Sir Joseph Banks)[14] dan mengikuti aturan prioritas nomenklatur, kemudian secara resmi diakui sebagai Ornithorhynchus anatinus.[13]

Tidak ada bentuk jamak dari kata "platypus" yang disepakati secara universal dalam bahasa Inggris. Para ilmuwan umumnya menggunakan "platypus" atau hanya "platypus". Dalam bahasa sehari-hari, istilah "platypi" juga digunakan untuk bentuk jamak, meskipun ini adalah bentuk pseudo-Latin;[7] berdasarkan akar kata Yunani, yang jamaknya adalah "platypodes". Pemukim awal dari Inggris menyebutnya dengan banyak nama, seperti "watermole", "duckbill", dan "duckmole".[7] Kadang-kadang secara khusus disebut "duck-billed platypus"

Nama ilmiah Ornithorhynchus anatinus secara harfiah berarti 'moncong burung seperti bebek',[12] yang berasal dari nama genus-nya dari akar kata Yunani ornith- (όρνιθ: ornith atau ὄρνις órnīs 'burung')[15] dan kata irhúnkhos (ῥύγχος: 'moncong', 'paruh').[16] Nama spesies-nya berasal dari bahasa Latin anatinus ('mirip bebek') dari anas 'bebek'.[12][17] Platipus adalah satu-satunya perwakilan yang masih hidup atau takson monotipik dari famili-nya (Ornithorhynchidae).[18]

Description

Platypus in Broken River, Queensland

Dalam catatan David Collins tentang koloni baru tahun 1788-1801, dia menjelaskan bahwa dirinya menemukan "seekor hewan amfibi, dari spesies tikus tanah". Catatannya menyertakan gambar hewan tersebut.[19]

Tubuh dan ekor platipus yang lebar dan datar ditutupi dengan rambut yang lebat, berwarna cokelat, dan biofluoresen sehingga memerangkap udara yang menyekat untuk menjaga agar hewan tetap hangat.[20][21][22] Bulunya tahan air, dan teksturnya mirip dengan tikus tanah.[23] Platipus menggunakan ekornya untuk menyimpan cadangan lemak (adaptasi yang juga ditemukan pada hewan seperti setan tasmania[24]). Selaput pada kakinya lebih signifikan pada kaki depan yang dilipat ke belakang ketika berjalan di darat. Moncong memanjang dan rahang bawah ditutupi kulit lembut, membentuk paruh. Lubang hidung terletak di permukaan dorsal moncong, sedangkan mata dan telinga berada di dalam ceruk yang terletak tepat di belakangnya; ceruk ini tertutup ketika berenang.[21] Platipus dilaporkan mengeluarkan geraman pelan ketika merasa terganggu dan berbagai vokalisasi lainnya juga pernah dilaporkan pada spesimen di penangkaran.[20]

A colour print of platypuses from 1863

Beratnya bervariasi dari 07 hingga 24 kg, dengan jantan lebih besar dari betina. Panjang total jantan rata-rata 50 cm, sedangkan betina rata-rata 43 cm,[21] dengan variasi substansial pada ukuran rata-rata di satu daerah dengan daerah lain. Pola ini tampaknya tidak mengikuti aturan iklim tertentu dan mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan lainnya, seperti pemangsaan dan perambahan manusia.[25]

Platipus memiliki suhu tubuh rata-rata sekitar 32 °C (90 °F), bukan 37 °C (99 °F) tipikal mamalia ber-plasenta.[26] Penelitian menunjukkan bahwa hal ini merupakan adaptasi bertahap terhadap kondisi lingkungan yang keras oleh sejumlah kecil spesies monotreme yang masih hidup, ketimbang karakteristik historis yang dimiliki monotremes.[27][28]

Platipus yang masih muda memiliki tiga gigi di masing-masing rahang atas (satu premolar dan dua molar) dan rahang bawahnya (tiga molar), yang hilang sebelum atau sesaat setelah meninggalkan liang perkembangbiakan;[21] sebagai gantinya, platipus dewasa memiliki bantalan yang sangat ber-keratin yang disebut ceratodontes, yang mereka gunakan untuk menggiling makanan.[21][29][30] Gigi pipi atas dan bawah pertama dan ketiga dari anak platipus berukuran kecil, masing-masing memiliki satu tonjolan pokok, sedangkan gigi lainnya memiliki dua tonjolan pokok.[31] Rahang platipus memiliki struktur yang berbeda dari mamalia lainnya, dengan otot pembuka rahang yang juga berbeda.[21] Seperti pada semua mamalia sejati, tulang-tulang kecil yang menghantarkan suara di telinga tengah sepenuhnya menyatu ke dalam tengkorak, bukan terletak di rahang seperti pada synapsida pra mamalia. Namun, pembukaan eksternal telinga platipus masih terletak di dasar rahang.[21] Platipus memiliki tulang ekstra di korset bahu, termasuk interklavikula, yang tidak ditemukan pada mamalia lain.[21] Seperti pada banyak vertebrata akuatik dan semi akuatik lainnya, tulang-tulangnya menunjukkan osteosklerosis, meningkatkan kepadatannya untuk menjadi pemberat.[32] Hewan ini memiliki gaya berjalan reptil, dengan kaki di sisi tubuh, bukan di bawahnya.[21] Ketika di darat, ia melakukan gaya berjalan dengan buku jari di kaki depannya, untuk melindungi selaput di antara jari-jari kaki.[33]

Fisiologi

Temperatur tubuh platipus kira-kira 32oC. Temperatur ini lebih rendah dari kebanyakan Mammalia (sekitar 38oC). Tubuh platipus ditutupi bulu berwarna coklat yang menjaga agar tubuhnya tetap hangat. Kaki platipus berselaput seperti bebek. Platipus juga memiliki paruh seperti bebek. Paruh ini digunakan sebagai organ sensor.

Berat platipus berkisar antara di bawah 1 kg sampai dengan lebih dari 2 kg. Panjang tubuhnya sekitar 30–40 cm dan panjang ekornya sekitar 10–15 cm (jantan) dan 8–13 cm (betina). Platipus jantan lebih besar hingga 3x betinanya.

Platipus juga adalah hewan berbisa. Bisa ini digunakan dalam pertarungan perebutan wilayah atau pertempuran antar teman.

Ekologi dan habitat

Platipus adalah hewan malam dan semi-akuatik. Platipus adalah perenang yang baik dan menghabiskan banyak waktunya di dalam air untuk mencari makanan. Ketika berenang, platipus menutup matanya rapat-rapat dan menyerahkan sisanya kepada indra lainnya. Keempat kaki platipus berselaput. Ketika ia berenang, ia mengayuh dengan menggunakan kedua kaki depannya. Dan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya digunakan ekornya dan kedua kaki belakangnya. Platipus memakan cacing, larva serangga, dan yabbie yang digalinya atau ia tangkap pada saat berenang. Platipus juga sering dimasukkan ke dalam games games

Reproduksi

Platipus adalah hewan ovipar .Platipus menelurkan telur yang mirip dengan telur reptil, dan sedikit lebih bundar daripada telur burung. Platipus betina biasanya menelurkan dua telur pada saat yang bersamaan. Walaupun kadang-kadang memungkinkan platipus betina menelurkan satu atau tiga telur. Periode inkubasi-nya terbagi menjadi tiga bagian.

  • Tahap pertama: embrio tidak memiliki satupun organ fungsional dan bergantung pada kantung merah telur untuk bernapas.
  • Tahap kedua: jari-jari kaki mulai muncul.
  • Tahap ketiga: gigi muncul.

Telur menetas seusai periode inkubasi yang berlangsung sekitar 10 hari. Setelah telur menetas, keluarlah bayi platipus tidak berambut yang langsung melekat pada induknya. Sang induk kemudian akan menyusui anaknya yang buta dan peka. Bayi platipus akan meninggalkan sarangnya setelah berusia 17 minggu (kurang lebih 4 bulan lewat).

Organ reproduksi platipus mirip dengan burung (aves). Platipus betina memiliki sebuah ovarium yang terdiri dari ovarium kanan dan ovarium kiri dimana ovarium kanan tidak tumbuh sempurna (sama dengan burung).

Referensi

  1. ^ Templat:GBIF
  2. ^ Woinarski, J.; Burbidge, A.A. (2016). "Ornithorhynchus anatinus". 2016: e.T40488A21964009. doi:10.2305/IUCN.UK.2016-1.RLTS.T40488A21964009.en. 
  3. ^ Templat:MSW3 Monotremata
  4. ^ Hall, Brian K. (March 1999). "The Paradoxical Platypus". BioScience. 49 (3): 211–8. doi:10.2307/1313511alt=Dapat diakses gratis. JSTOR 1313511. 
  5. ^ a b "Duck-billed Platypus". Museum of hoaxes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 July 2014. Diakses tanggal 21 July 2010. 
  6. ^ a b Shaw, George; Nodder, Frederick Polydore (1799). "The Duck-Billed Platypus, Platypus anatinus". The Naturalist's Miscellany. 10 (CXVIII): 385–386. doi:10.5962/p.304567. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 October 2020. Diakses tanggal 6 October 2020 – via Biodiversity Heritage Library. 
  7. ^ a b c "Platypus facts file". Australian Platypus Conservancy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 November 2015. Diakses tanggal 13 September 2006. 
  8. ^ πλατύπους Diarsipkan 25 February 2021 di Wayback Machine., Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon, on Perseus
  9. ^ πλατύς Diarsipkan 25 February 2021 di Wayback Machine., A Greek-English Lexicon, on Perseus
  10. ^ πούς Diarsipkan 27 February 2021 di Wayback Machine., A Greek-English Lexicon, on Perseus
  11. ^ Liddell, Henry George; Scott, Robert (1980). Greek-English Lexicon, Abridged EditionPerlu mendaftar (gratis). Oxford University Press, Oxford, UK. ISBN 978-0-19-910207-5. 
  12. ^ a b c Shaw, George; Nodder, Frederick Polydore (1799). "The Duck-Billed Platypus, Platypus anatinus". The Naturalist's Miscellany. 10 (CXVIII): 385–386. doi:10.5962/p.304567. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 October 2020. Diakses tanggal 6 October 2020. 
  13. ^ a b Grant, J.R. "16" (PDF). Fauna of Australia. 1b. Australian Biological Resources Study (ABRS). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 19 May 2005. Diakses tanggal 13 September 2006. 
  14. ^ "Platypus Paradoxes". National Library of Australia. August 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2012. Diakses tanggal 14 September 2006. 
  15. ^ Liddell, Henry George; Scott, Robert (1940). "ὄρνις". A Greek-English Lexicon. Perseus Digital Library. 
  16. ^ Liddell, Henry George; Scott, Robert (1940). "ῥύγχος". A Greek-English Lexicon. Perseus Digital Library. 
  17. ^ Lewis, Charlton T.; Short, Charles (1879). "ănăs". A Latin Dictionary. Perseus Digital Library. 
  18. ^ Bess, Anna. "ADW: Ornithorhynchidae: INFORMATION". Animaldiversity.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 January 2022. Diakses tanggal 11 February 2022. 
  19. ^ Collins, David. An Account of the English Colony in New South Wales, Volume 2. Diakses tanggal 5 July 2017 – via Internet Archive. 
  20. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama APC2
  21. ^ a b c d e f g h i Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama ABRS2
  22. ^ Anich, Paula Spaeth (15 October 2020). "Biofluorescence in the platypus (Ornithorhynchus anatinus)". Mammalia. 85 (2): 179–181. doi:10.1515/mammalia-2020-0027alt=Dapat diakses gratis. 
  23. ^ "Platypus: Facts, Pictures: Animal Planet". Animal.discovery.com. 16 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 July 2011. Diakses tanggal 8 September 2012. 
  24. ^ Guiler, E.R. (1983). "Tasmanian Devil". Dalam R. Strahan. The Australian Museum Complete Book of Australian Mammals. Angus & Robertson. hlm. 27–28. ISBN 978-0-207-14454-7. 
  25. ^ Munks, Sarah; Nicol, Stewart (May 1999). "Current research on the platypus, Ornithorhynchus anatinus in Tasmania: Abstracts from the 1999 'Tasmanian Platypus Workshop'". University of Tasmania. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 August 2006. Diakses tanggal 23 October 2006. 
  26. ^ "Thermal Biology of the Platypus". Davidson College. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 March 2012. Diakses tanggal 14 September 2006. 
  27. ^ Watson, J.M.; Graves, J.A.M. (1988). "Monotreme Cell-Cycles and the Evolution of Homeothermy". Australian Journal of Zoology. 36 (5): 573–584. doi:10.1071/ZO9880573. 
  28. ^ Dawson, T.J.; Grant, T.R.; Fanning, D. (1979). "Standard Metabolism of Monotremes and the Evolution of Homeothermy". Australian Journal of Zoology. 27 (4): 511–5. doi:10.1071/ZO9790511. 
  29. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :2
  30. ^ Haeckel (1895). Systematische Phylogenie der Wirbelthiere (Vertebrata). Entwurf einer systematischen Stammesgeschichte (dalam bahasa Jerman). 3 (edisi ke-1). Berlin: Georg Reimer. hlm. 142–143. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 July 2021. Diakses tanggal 16 July 2021. 
  31. ^ Ungar, Peter S. (2010). "Monotremata and Marsupialia". Mammal Teeth: Origin, Evolution, and Diversity. The Johns Hopkins University Press. hlm. 130. ISBN 978-0-801-89668-2. 
  32. ^ Hayashi, S.; Houssaye, A.; Nakajima, Y.; Chiba, K.; Ando, T.; Sawamura, H.; Inuzuka, N.; Kaneko, N.; Osaki, T. (2013). "Bone Inner Structure Suggests Increasing Aquatic Adaptations in Desmostylia (Mammalia, Afrotheria)". PLOS ONE. 8 (4): e59146. Bibcode:2013PLoSO...859146H. doi:10.1371/journal.pone.0059146alt=Dapat diakses gratis. PMC 3615000alt=Dapat diakses gratis. PMID 23565143. 
  33. ^ Fish FE; Frappell PB; Baudinette RV; MacFarlane PM (February 2001). "Energetics of terrestrial locomotion of the platypus Ornithorhynchus anatinus" (PDF). The Journal of Experimental Biology. 204 (Pt 4): 797–803. doi:10.1242/jeb.204.4.797. hdl:2440/12192alt=Dapat diakses gratis. PMID 11171362. 

Pranala luar