Polisi wanita: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 60: Baris 60:
* [[Korps Wanita Angkatan Laut]]
* [[Korps Wanita Angkatan Laut]]
* [[Wanita Angkatan Udara]]
* [[Wanita Angkatan Udara]]
* [[Sekolah Polisi Wanita]]


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 24 Desember 2021 05.39

Lambang Polwan.
Seragam Polisi Wanita
Polisi Wanita
Seragam Polisi Wanita
Polwan sedang bertugas
Seragam Polisi Wanita
Polwan dan Polisi

Polisi wanita (disingkat polwan) adalah satuan polisi khusus yang berjenis kelamin wanita.

Sejarah

Monumen Polisi Wanita Indonesia dibangun di Bukittinggi, tempat pertama kali terbentuknya polwan Indonesia pada 1948.

Sejarah kelahiran Polisi Wanita (Polwan) di Indonesia tak jauh berbeda dengan proses kelahiran Polisi Wanita di negara lain, yang bertugas dalam penanganan dan penyidikan terhadap kasus kejahatan yang melibatkan kaum wanita baik korban maupun pelaku kejahatan.

Polwan di Indonesia lahir pada 1 September 1948, berawal dari kota Bukittinggi, Sumatra Barat, tatkala Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menghadapi Agresi Militer Belanda II, dimana terjadinya pengungsian besar-besaran pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan. Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun para pengungsi wanita tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria.[1]

Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Indonesia menunjuk SPN (Sekolah Polisi Negara) Bukittinggi untuk membuka "Pendidikan Inspektur Polisi" bagi kaum wanita. Setelah melalui seleksi terpilihlah 6 (enam) orang gadis remaja yang kesemuanya berdarah Minangkabau dan juga berasal dari Ranah Minang,[2] yaitu:

Ke enam gadis remaja tersebut secara resmi tanggal 1 September 1948 mulai mengikuti Pendidikan Inspektur Polisi di SPN Bukittinggi. Sejak saat itu dinyatakan lahirlah Polisi Wanita yang akrab dipanggil Polwan. Keenam Polwan angkatan pertama tersebut juga tercatat sebagai wanita ABRI pertama di tanah air yang kini kesemuanya sudah pensiun dengan rata-rata berpangkat Kolonel Polisi (Kombes).

Tugas Polwan di Indonesia terus berkembang tidak hanya menyangkut masalah kejahatan wanita, anak-anak dan remaja, narkotika dan masalah administrasi bahkan berkembang jauh hampir menyamai berbagai tugas polisi prianya. Bahkan di penghujung tahun 1998, sudah lima orang Polwan dipromosikan menduduki jabatan komando (sebagai Kapolsek). Hingga tahun 1998 sudah 4 orang Polwan dinaikkan pangkatnya menjadi Perwira Tinggi berbintang satu.

Kenakalan anak-anak dan remaja, kasus perkelahian antar pelajar yang terus meningkat dan kasus kejahatan wanita yang memprihatinkan dewasa ini adalah tantangan amat serius Korps Polisi Wanita untuk lebih berperan dan membuktikan eksistensinya di tubuh Polri. Hingga saat ini juga sudah ada Polwan yang memegang jabatan sebagai Kapolres.

Perwira Tinggi

  1. Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Basaria Panjaitan, SH, MH (Jabatan terakhir: Sahlisospol Kapolri Mabes Polri)
  2. Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Dra. Sri Handayani (Lemdiklat Polri)
  3. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Jeanne Mandagi, SH (Jabatan terakhir : Kadivhumas Mabes Polri)
  4. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Dra. Roekmini Koesoema Astoeti (Jabatan terakhir : - )
  5. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Paula Maria Renyaan Bataona (Jabatan terakhir : Wakil Gubernur Provinsi Maluku 1998-2003)
  6. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Dra. Sri Kusmaryati (Jabatan terakhir : Lemdiklat Polri)
  7. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Dra. Noldy Rata (Jabatan terakhir : Konsultan Ahli Tim Asistensi Bidang Pencegahan BNN (sekarang) )
  8. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Hj. Rumiah Kartoredjo, S.Pd (Jabatan terakhir : Kapolda Banten 2008-2010)
  9. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Soepartiwi, M.Pd (Jabatan terakhir : Kadiklatsus Jatrans Lemdik Polri)
  10. Brigadir Jenderal Polisi Dra. Ida Oetari Poernamasasi Poernamasasi, S.AP, M.A. (Wakapolda Kalteng)
  11. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Dra. Hj. Nur Afiah, MH (Jabatan terakhir : Widyaiswara Madya Sespim Polri)
  12. Brigadir Jenderal Polisi Dr. Juansih, SH, M.Hum (Analis Kebijakan Utama bidang Bindiklat Lemdiklat Polri)
  13. Brigadir Jenderal Polisi Apriastini Bakti Bugiansri, S.IK (Kapusjarah Polri)
  14. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Dra. Agnes Supraptiningsih (Irbidjemen SDM II Itwil II Itwasum Polri (2018-2020)

Seragam

Berbeda dengan seragam Polisi Laki-Laki (ataupun dipanggil sebagai Polki) yang memakai kemeja lengan panjang dan celana panjang, Polwan akan menggunakan blaus seragam lengan pendek dan rok di atas paras lutut. Mereka juga akan memakai sepatu setinggi sekitar 4 sampai 5 cm dan topi seragam Polisi. Seragam polwan juga dibagi dua jenis, satu untuk dinas lalu lintas dan satu lagi selain lalu lintas. Bedanya, Polwan lalu lintas akan memakai sabuk dan topi berwarna putih sedangkan Polwan dari bagian lain akan memakai sabuk dan topi berwarna coklat gelap.

Seragam Polisi Wanita
Seragam Polwan
Seragam Polisi Wanita
Seragam Polwan
Seragam Polisi Wanita
Seragam Polwan
Seragam Polisi Wanita
Seragam Polwan
Seragam Polisi Wanita
Polwan sedang bertugas
Seragam Polisi Wanita
Polwan dan masyarakat
Seragam Polisi Wanita
Polwan dan Polki
Seragam Polisi Wanita
Polwan sedang bertugas
Seragam Polisi Wanita
Polwan sedang bertugas
Seragam Polisi Wanita
Seragam Polwan

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Begini Sejarah Polwan di Indonesia TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 8 September 2013.
  2. ^ 6 Polwan Pertama Indonesia Berdarah Minang TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 8 September 2013.