Revolusi Rusia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 76 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q8729
(48 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Military Conflict|conflict=Revolusi Rusia|partof=[[Pasca Perang Dunia I]] dan [[Revolusi 1917–23]]|image=Feb 1917.jpg|caption=|date=8 Maret 1917 – 16 Juni 1923|place=[[Kekaisaran Rusia]]|casus=|territory=|result=* Kejatuhan monarki Rusia
'''Revolusi Rusia 1917''' adalah sebuah [[gerakan politik]] di [[Rusia]] yang memuncak pada [[1917]] dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem [[Tsar]] Rusia, dan menuju ke pendirian [[Uni Soviet]], yang berakhir sampai keruntuhannya pada [[1991]].
* Kemerdekaan [[Keharyapatihan Finlandia|Finlandia]], [[Republik Polandia Kedua|Polandia]]
* [[Revolusi Februari]], berdirinya [[Pemerintahan Sementara Rusia]] dan sistem [[Kekuasaan ganda]]
* [[Perjanjian Brest-Litovsk]] mengakhiri Rusia dari Perang Dunia I
* [[Revolusi Oktober]], berdirinya [[RSFS Rusia]], dimulainya [[Perang Saudara Rusia]]
* Berdirinya [[Uni Soviet]] pada tahun 1922|combatant1={{nowrap|{{flagicon image|Flag of Russian Empire (1914-1917).svg}} '''[[Kekaisaran Rusia|Monarki Rusia]]''':}}
* [[File:Lesser Coat of Arms of Russian Empire.svg|15px]] Polisi [[Sankt-Peterburg|Petrograd]]
* [[File:Lesser Coat of Arms of Russian Empire.svg|15px]] Gendarmes
* [[File:Lesser Coat of Arms of Russian Empire.svg|15px]] [[Kementerian Urusan Dalam Negeri (Rusia)|Kementerian Dalam Negeri]]
* [[File:Lesser Coat of Arms of Russian Empire.svg|15px]] [[Angkatan Darat Kekaisaran Rusia|Militer Kekaisaran Rusia]]
----
'''{{flagicon image|Flag of Russia (1858–1883).svg}} [[Ratusan Hitam|Monarkis]]''':
* Majelis Rusia
* Partai Monarkis Rusia
* Persatuan Rakyat Rusia|combatant2={{flagicon|Rusia}} '''[[Pemerintah Sementara Rusia|Republikan]]'''
* [[File:Svoboda, Kadet symbol.svg|15px]] Partai Demokrat Konstitusional
* Persatuan 17 Oktober
* Partai Progresif
* {{flagicon image|Eser flag (Въ борьбѣ обрѣтешь ты право свое!).svg}} [[Partai Revolusioner Sosialis|Revolusioner-Sosialis]]|combatant3='''{{flagicon image|Socialist red flag.svg}} [[Sosialisme|Sosialis]]''':
* {{flagicon image|Socialist red flag.svg}} [[Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia|Buruh Demokrat-Sosial]]
** [[Menshevik]]
** [[Bolshevik]]
|commander1=*{{flagicon image|Imperial Standard of the Emperor of Russia (1858–1917).svg}} '''[[Nikolai II dari Russia|Nikolai II]]'''<br>{{small|([[Daftar Kepala Monarki Rusia|Kaisar Rusia]])}}<br />
{{flagicon image|Flag of Russian Empire (1914-1917).svg}} [[Nikolai Golitsyn]]<br />
{{flagicon image|Flag of Russian Empire (1914-1917).svg}} [[Sergey Semyonovich Khabalov|Sergey Khabalov]]<br />
{{flagicon image|Flag of Russian Empire (1914-1917).svg}} [[Mikhail Belyaev]]<br />
{{flagicon image|Flag of Russian Empire (1914-1917).svg}} [[Nikolai Iudovich Ivanov|Nikolai Ivanov]]<br />
{{flagicon image|Flag of Russian Empire (1914-1917).svg}} [[Alexander Protopopov]]<br />
{{nowrap|{{flagicon image|Flag of Russia (1858–1883).svg}} [[Vladimir Purishkevich]]}}<br />
{{flagicon image|Flag of Russia (1858–1883).svg}} [[Alexander Dubrovin]]<br />
|commander2=
{{flagicon|Russia}} '''[[Georgy Lvov]]'''<br />
{{flagicon|Russia}} [[Pavel Miliukov]]<br />
{{flagicon|Russia}} [[Alexander Guchkov]]<br />
{{flagicon|Russia}} [[Mikhail Rodzianko]]<br />
{{nowrap|{{flagicon image|Eser flag (Въ борьбѣ обрѣтешь ты право свое!).svg}} '''[[Alexander Kerensky]]}}'''<br />
{{flagicon image|Eser flag (Въ борьбѣ обрѣтешь ты право свое!).svg}} [[Viktor Chernov]]
|commander3='''{{flagicon image|Socialist red flag.svg}} [[Vladimir Lenin]]'''<br />
{{flagicon image|Socialist red flag.svg}} [[Leon Trotsky]]<br />
{{flagicon image|Socialist red flag.svg}} [[Nikolai Podvoisky]]<br />
{{flagicon image|Socialist red flag.svg}} [[Vladimir Antonov-Ovseyenko|Vladimir Ovseyenko]]<br />
{{flagicon image|Socialist red flag.svg}} [[Pavel Dybenko]]
|strength1=
|strength2=
|strength3=
|casualties1=
|casualties2=
|casualties3=
|notes=}}
'''Revolusi Rusia''' pada 1917 adalah sebuah [[gerakan politik]] di [[Rusia]] yang memuncak pada tahun 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem [[Tsar]] Rusia, dan menuju ke pendirian [[Uni Soviet]], yang berakhir sampai keruntuhannya pada 1991.{{Sfn|Ronald Kowalski|1997|p=1|ps="The collapse of the Soviet Union at the end of 1991 was soon reflected in the ways in which the Russian Revolution has been viewed. "}}<ref>{{Cite web|title=Russian Revolution {{!}} Definition, Causes, Summary, History, & Facts|url=https://www.britannica.com/event/Russian-Revolution|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2020-08-20}}</ref>


Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
* Yang pertama adalah [[Revolusi Februari]] 1917, yang mengganti otokrasi Tsar [[Nikolai II Russia]], Tsar Russia yang efektif terakhir, dan mendirikan republik liberal.
* Yang pertama adalah [[Revolusi Februari]] 1917, yang menggulingkan pemerintahan Tsar [[Nikolai II dari Rusia|Nicholas II]], Tsar Rusia yang terakhir dan mendirikan pemerintahan sementara.<ref>{{Cite web|last=Editors|first=History com|title=Russian Revolution|url=https://www.history.com/topics/russia/russian-revolution|website=HISTORY|language=en|access-date=2020-08-21}}</ref>
* Fase kedua adalah [[Revolusi Oktober]] yang diinisiasi oleh [[Vladimir Lenin]] dari kaum [[Bolshevik]] yang berideologi komunis radikal dengan menggulingkan [[Pemerintahan Sementara Rusia|pemerintahan sementara]] yang dipimpin [[Alexander Kerensky]]. Revolusi kedua ini memiliki efek yang sangat luas, memengaruhi daerah kota dan pedesaan.{{Sfn|Ronald Kowalski|1997|p=91-92}} Meskipun banyak kejadian bersejarah terjadi di [[Moskwa]] dan [[Saint Petersburg]], ada juga gerakan di pedesaan di mana rakyat jelata merebut dan membagi tanah.

== Pengaruh Revolusi Rusia ==
Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kekuasaan [[Tsar Nicholas II]]
yang memerintah secara [[diktator]]. Rakyat [[Rusia]] yang merasakan kehidupan di
berbagai bidang akibat kediktatoran Tsar Nicholas II, akhirnya berhasil menghimpun kekuatan dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham [[komunis]] akhirnya berhasil mengubah haluan negara tersebut ke arah negara [[Komunisme|komunis]]. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa dampak baik bagi Rusia sendiri maupun bagi negara-negara di kawasan di dunia termasuk [[Indonesia]]. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan paham [[Marxis]] yang kemudian melahirkan Partai Komunis Indonesia.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Causes and Consequences of the Russian Revolution|url=http://www.csun.edu/~sr6161/world/unit%207/Standard%2010.7.1.pdf|website=www.csun.edu|access-date=20-08-2020}}</ref>

Benih-benih Marxisme dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang [[Belanda]] yang bernama Henk J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di [[Semarang]], Sneevliet bersama-sama dengan [[J.A. Brandsteder]], [[H.W.Dekker]], dan [[P. Bersgma]] berhasil mendirikan [[ISDV|Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV)]]. Sneevliet kemudian melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh [[Sarekat Islam]] dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lebih-lebih setelah berhasil mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti [[Semaun]] dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxismenya sehingga menyebabkan Sarekat islam terbelah menjadi dua pihak, pihak 1 tetap berpihak kepada H.O.S Tjokroaminoto (SI Putih) dan pihak 2 berpihak kepada Semaun dan Darsono (SI Merah) Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia belanda dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi [[Partai Komunis Indonesia]]. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia.

== Latar Belakang Revolusi Rusia ==
Pada masa pemerintahan Nikolas II, Rusia merupakan sebuah kerajaan dengan sistem yang tidak demokratis yang memerintah dengan tangan besi. Corak pemerintahan Tsar pada masa Nikolas II di antaranya melibatkan penindasan terhadap kebebasan sipil, kebebasan intelektual, dan hak asasi manusia. Banyak masyarakat mengeluhkan kesenjangan strata ekonomi dan stratifikasi kelas sosial mereka yang akhirnya membawa puncak kemuakan terhadap kaum borjuis yang selalu mempertahankan dirinya dalam kemewahan dengan semena-mena mengorbankan tenaga kerja tak terbatas dengan upah yang sangat sedikit milik kaum buruh dan petani miskin dengan populasi kaum pekerja mencapai 80% dari total penduduk. Karena alasan ini, kelas pekerja adalah kekuatan utama untuk perubahan sosial. Dalam jumlah yang terus bertambah, pekerja berusaha untuk mengorganisir serikat pekerja untuk memenangkan kondisi yang lebih baik. Rezim tsar dan kapitalis sering menekan upaya reformasi mereka.Represi ini, dikombinasikan dengan kondisi kerja dan kehidupan yang buruk, menyebabkan banyak pekerja menjadi sangat politis dan mendukung kelompok-kelompok revolusioner.

Petani, kelompok etnis dan nasional, dan agama minoritas secara berkala memberontak selama berabad-abad. Namun, pada abad ke-19 jenis baru gerakan revolusioner berkembang - dipengaruhi oleh cita-cita Pencerahan demokrasi, persamaan dan hak asasi manusia.

Pada pertengahan abad ke-19, banyak intelektual dan siswa dari kelas menengah menjadi semakin tidak puas dengan rezim represif Rusia dan masyarakat yang kaku. Mereka terlibat dalam aktivitas politik ilegal, membentuk kelompok diskusi dan membagikan pamflet.

Beberapa menganut filosofi politik idealis yang dikenal sebagai populisme, menganjurkan perubahan sosial untuk menguntungkan massa rakyat Rusia, terutama para petani. Yang lainnya menjadi anarkis, menentang semua bentuk pemerintahan.

Revolusioner sosialis lainnya diidentikkan dengan ide-ide Karl Marx. Kaum Marxis percaya bahwa kelas pekerja - dengan perjuangannya untuk mengorganisir serikat buruh dan memenangkan reformasi politik yang demokratis - akan menjadi kekuatan utama untuk perubahan revolusioner.

Kaum Marxis Rusia membentuk Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (RSDLP) pada tahun 1898. Namun, pada tahun 1903, RSDLP terpecah menjadi dua faksi.

" ''Bolshevik"'' (Rusia untuk mayoritas) dipimpin oleh Vladimir Ilich Lenin dan disukai partai yang lebih terpusat dan disiplin. Kaum "Menshevik" (bahasa Rusia untuk minoritas) lebih terorganisir secara longgar dan termasuk campuran radikal dan moderat yang kurang kohesif secara politik.

Beberapa orang non-sosialis yang menyukai perubahan revolusioner untuk menyingkirkan tsarisme membentuk partai liberal pada tahun 1905. Mereka dikenal sebagai Demokrat Konstitusional (dijuluki Kadet). Partai ini terutama mewakili kelas-kelas terpelajar dan bermilik.

Awalnya, semua kelompok politik ini percaya bahwa Rusia membutuhkan revolusi untuk menggantikan tsarisme dengan republik demokratis. Ini akan mendorong perkembangan kapitalis, yang akan "memodernisasi" Rusia.

Kaum liberal percaya bahwa perkembangan demokrasi dan kapitalis itu sendiri adalah tujuannya, sementara Marxis percaya itu akan membuka jalan bagi sosialisme.

Letusan Perang Dunia I pada tahun 1914 menghentikan perkembangan politik Rusia. Rusia bergabung dengan Inggris, Prancis, dan negara lain dalam berperang melawan Jerman dan Austria-Hungaria. Para elit penguasa di setiap negara dimotivasi oleh keinginan untuk mempertahankan dan memperluas kekuatan ekonomi dan politik mereka.

Di Rusia, seperti di tempat lain, antusiasme untuk upaya perang di antara massa dikobarkan di bawah slogan-slogan patriotik untuk menyelamatkan negara dari penyerang asing. Lawan perang dikecam sebagai pengkhianat dan ditindas.

Patriotisme pro-perang melanda Kadet, banyak Menshevik, dan bahkan beberapa SR. Bolshevik Lenin menentang perang, dan menghadapi isolasi dan penindasan - seperti yang dilakukan oleh Menshevik yang berbicara menentang perang.

Perang itu merupakan bencana bagi rakyat Rusia dan rezim tsar. Industri Rusia kekurangan kapasitas untuk mempersenjatai, melengkapi, dan memasok 15 juta orang yang dikirim untuk berperang. Mobilisasi yang berulang-ulang mengganggu produksi industri dan pertanian yang sudah tidak mencukupi.

Persediaan makanan turun dan transportasi menjadi tidak teratur. Di parit, tentara kelaparan dan sering kekurangan peralatan. Korban Rusia lebih besar daripada yang diderita oleh tentara mana pun dalam perang sebelumnya.

Di belakang depan, barang menjadi langka dan harga meroket. Pada 1917, kelaparan mengancam kota-kota besar. Ketidakpuasan menjadi marak, dan moral tentara merosot, lebih jauh dirusak oleh serangkaian kekalahan militer.

Saat perang berlarut-larut, kesengsaraan di kota-kota Rusia tumbuh. Kota-kota besar juga dibanjiri pengungsi dari depan. Meskipun terlihat tenang, banyak yang merasa bahwa Rusia akan segera dihadapkan pada krisis revolusioner baru.

== Referensi ==
{{Reflist}}

== Daftar Pustaka ==
{{refbegin|1}}
{{cite book|title=The Russian Revolution 1917-1921|last=Kowalski|first=Ronald|publisher=Routledge|year=1997|isbn=0-203-97878-1|location=London}}


* Fase kedua adalah [[Revolusi Oktober]] yang diinspirasikan oleh [[Vladimir Lenin]] dari partai [[Bolshevik]], memegang kuasa dari Pemerintahan Provinsi. Revolusi kedua ini memiliki efek yang sangat luas, memengaruhi daerah kota dan pedesaan. Meskipun banyak kejadian bersejarah terjadi di [[Moskwa]] dan [[Saint Petersburg]], ada juga gerakan di pedesaan di mana rakyat jelata merebut dan membagi tanah
{{Perang Dunia I}}
{{Perang Dunia I}}
{{sejarah-stub}}


[[Kategori:Revolusi Rusia| ]]
[[Kategori:Revolusi Rusia| ]]
[[Kategori:Konflik tahun 1917]]
[[Kategori:Konflik dalam tahun 1917]]
[[Kategori:Pertempuran menurut negara]]
[[Kategori:Pertempuran menurut negara]]
[[Kategori:Rusia dalam tahun 1917]]
[[Kategori:Rusia dalam tahun 1917]]
[[Kategori:Perang Kemerdekaan]]
[[Kategori:Perang Kemerdekaan]]

{{Link FA|af}}
{{Link FA|pt}}

Pengaruh Revolusi Rusia
Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II
yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di
berbagai bidang akibat kediktatoran Tsar Nicholas II, akhirnya berhasil
menghimpun kekuatan dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi.
Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping
itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis akhirnya berhasil merubah haluan
negara tersebut ke arah negara komunis.
Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa dampak baik
bagi Rusia sendiri maupun bagi negara-negara di kawasan di dunia termasuk
Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan
nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan paham Marxis yang
kemudian melahirkan Partai Komunis Indonesia.
Benih-benih Marxisme dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda
yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9
Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W.
Dekker, dan P. Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische
Vereeniging (ISDV). Sneevliet kemudian melakukan infiltrasi (penyusupan)
kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV
sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV.
Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh
yang kuat di kalangan SI, lebih-lebih setelah berhasil mempengaruhi beberapa
pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang
yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxismenya
sehingga menyebabkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV
diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember
1920 menjadi Partai Komunis Indonesia.
Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia
berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika
Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya
organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis.
Sebaliknya, Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi
pergerakan yang berpaham komunis.
{{Link GA|ar}}
{{Link GA|fr}}

[[ml:റഷ്യന്‍ വിപ്ലവം]]

Revisi per 5 Agustus 2023 06.54

Revolusi Rusia
Bagian dari Pasca Perang Dunia I dan Revolusi 1917–23
Tanggal8 Maret 1917 – 16 Juni 1923
LokasiKekaisaran Rusia
Hasil
Pihak terlibat

Monarki Rusia:


Monarkis:

  • Majelis Rusia
  • Partai Monarkis Rusia
  • Persatuan Rakyat Rusia

Rusia Republikan

Sosialis:

Tokoh dan pemimpin
  • Nikolai II
    (Kaisar Rusia)
  • Nikolai Golitsyn
    Sergey Khabalov
    Mikhail Belyaev
    Nikolai Ivanov
    Alexander Protopopov
    Vladimir Purishkevich

    Alexander Dubrovin

    Rusia Georgy Lvov
    Rusia Pavel Miliukov
    Rusia Alexander Guchkov
    Rusia Mikhail Rodzianko
    Alexander Kerensky

    Viktor Chernov

    Vladimir Lenin
    Leon Trotsky
    Nikolai Podvoisky
    Vladimir Ovseyenko

    Pavel Dybenko

    Revolusi Rusia pada 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada tahun 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berakhir sampai keruntuhannya pada 1991.[1][2]

    Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:

    Pengaruh Revolusi Rusia

    Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai bidang akibat kediktatoran Tsar Nicholas II, akhirnya berhasil menghimpun kekuatan dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis akhirnya berhasil mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa dampak baik bagi Rusia sendiri maupun bagi negara-negara di kawasan di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan paham Marxis yang kemudian melahirkan Partai Komunis Indonesia.[5]

    Benih-benih Marxisme dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama Henk J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W.Dekker, dan P. Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet kemudian melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh Sarekat Islam dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lebih-lebih setelah berhasil mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxismenya sehingga menyebabkan Sarekat islam terbelah menjadi dua pihak, pihak 1 tetap berpihak kepada H.O.S Tjokroaminoto (SI Putih) dan pihak 2 berpihak kepada Semaun dan Darsono (SI Merah) Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia belanda dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia.

    Latar Belakang Revolusi Rusia

    Pada masa pemerintahan Nikolas II, Rusia merupakan sebuah kerajaan dengan sistem yang tidak demokratis yang memerintah dengan tangan besi. Corak pemerintahan Tsar pada masa Nikolas II di antaranya melibatkan penindasan terhadap kebebasan sipil, kebebasan intelektual, dan hak asasi manusia. Banyak masyarakat mengeluhkan kesenjangan strata ekonomi dan stratifikasi kelas sosial mereka yang akhirnya membawa puncak kemuakan terhadap kaum borjuis yang selalu mempertahankan dirinya dalam kemewahan dengan semena-mena mengorbankan tenaga kerja tak terbatas dengan upah yang sangat sedikit milik kaum buruh dan petani miskin dengan populasi kaum pekerja mencapai 80% dari total penduduk. Karena alasan ini, kelas pekerja adalah kekuatan utama untuk perubahan sosial. Dalam jumlah yang terus bertambah, pekerja berusaha untuk mengorganisir serikat pekerja untuk memenangkan kondisi yang lebih baik. Rezim tsar dan kapitalis sering menekan upaya reformasi mereka.Represi ini, dikombinasikan dengan kondisi kerja dan kehidupan yang buruk, menyebabkan banyak pekerja menjadi sangat politis dan mendukung kelompok-kelompok revolusioner.

    Petani, kelompok etnis dan nasional, dan agama minoritas secara berkala memberontak selama berabad-abad. Namun, pada abad ke-19 jenis baru gerakan revolusioner berkembang - dipengaruhi oleh cita-cita Pencerahan demokrasi, persamaan dan hak asasi manusia.

    Pada pertengahan abad ke-19, banyak intelektual dan siswa dari kelas menengah menjadi semakin tidak puas dengan rezim represif Rusia dan masyarakat yang kaku. Mereka terlibat dalam aktivitas politik ilegal, membentuk kelompok diskusi dan membagikan pamflet.

    Beberapa menganut filosofi politik idealis yang dikenal sebagai populisme, menganjurkan perubahan sosial untuk menguntungkan massa rakyat Rusia, terutama para petani. Yang lainnya menjadi anarkis, menentang semua bentuk pemerintahan.

    Revolusioner sosialis lainnya diidentikkan dengan ide-ide Karl Marx. Kaum Marxis percaya bahwa kelas pekerja - dengan perjuangannya untuk mengorganisir serikat buruh dan memenangkan reformasi politik yang demokratis - akan menjadi kekuatan utama untuk perubahan revolusioner.

    Kaum Marxis Rusia membentuk Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (RSDLP) pada tahun 1898. Namun, pada tahun 1903, RSDLP terpecah menjadi dua faksi.

    " Bolshevik" (Rusia untuk mayoritas) dipimpin oleh Vladimir Ilich Lenin dan disukai partai yang lebih terpusat dan disiplin. Kaum "Menshevik" (bahasa Rusia untuk minoritas) lebih terorganisir secara longgar dan termasuk campuran radikal dan moderat yang kurang kohesif secara politik.

    Beberapa orang non-sosialis yang menyukai perubahan revolusioner untuk menyingkirkan tsarisme membentuk partai liberal pada tahun 1905. Mereka dikenal sebagai Demokrat Konstitusional (dijuluki Kadet). Partai ini terutama mewakili kelas-kelas terpelajar dan bermilik.

    Awalnya, semua kelompok politik ini percaya bahwa Rusia membutuhkan revolusi untuk menggantikan tsarisme dengan republik demokratis. Ini akan mendorong perkembangan kapitalis, yang akan "memodernisasi" Rusia.

    Kaum liberal percaya bahwa perkembangan demokrasi dan kapitalis itu sendiri adalah tujuannya, sementara Marxis percaya itu akan membuka jalan bagi sosialisme.

    Letusan Perang Dunia I pada tahun 1914 menghentikan perkembangan politik Rusia. Rusia bergabung dengan Inggris, Prancis, dan negara lain dalam berperang melawan Jerman dan Austria-Hungaria. Para elit penguasa di setiap negara dimotivasi oleh keinginan untuk mempertahankan dan memperluas kekuatan ekonomi dan politik mereka.

    Di Rusia, seperti di tempat lain, antusiasme untuk upaya perang di antara massa dikobarkan di bawah slogan-slogan patriotik untuk menyelamatkan negara dari penyerang asing. Lawan perang dikecam sebagai pengkhianat dan ditindas.

    Patriotisme pro-perang melanda Kadet, banyak Menshevik, dan bahkan beberapa SR. Bolshevik Lenin menentang perang, dan menghadapi isolasi dan penindasan - seperti yang dilakukan oleh Menshevik yang berbicara menentang perang.

    Perang itu merupakan bencana bagi rakyat Rusia dan rezim tsar. Industri Rusia kekurangan kapasitas untuk mempersenjatai, melengkapi, dan memasok 15 juta orang yang dikirim untuk berperang. Mobilisasi yang berulang-ulang mengganggu produksi industri dan pertanian yang sudah tidak mencukupi.

    Persediaan makanan turun dan transportasi menjadi tidak teratur. Di parit, tentara kelaparan dan sering kekurangan peralatan. Korban Rusia lebih besar daripada yang diderita oleh tentara mana pun dalam perang sebelumnya.

    Di belakang depan, barang menjadi langka dan harga meroket. Pada 1917, kelaparan mengancam kota-kota besar. Ketidakpuasan menjadi marak, dan moral tentara merosot, lebih jauh dirusak oleh serangkaian kekalahan militer.

    Saat perang berlarut-larut, kesengsaraan di kota-kota Rusia tumbuh. Kota-kota besar juga dibanjiri pengungsi dari depan. Meskipun terlihat tenang, banyak yang merasa bahwa Rusia akan segera dihadapkan pada krisis revolusioner baru.

    Referensi

    1. ^ Ronald Kowalski 1997, hlm. 1"The collapse of the Soviet Union at the end of 1991 was soon reflected in the ways in which the Russian Revolution has been viewed. "
    2. ^ "Russian Revolution | Definition, Causes, Summary, History, & Facts". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-20. 
    3. ^ Editors, History com. "Russian Revolution". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-21. 
    4. ^ Ronald Kowalski 1997, hlm. 91-92.
    5. ^ "Causes and Consequences of the Russian Revolution" (PDF). www.csun.edu. Diakses tanggal 20-08-2020. 

    Daftar Pustaka

    Kowalski, Ronald (1997). The Russian Revolution 1917-1921. London: Routledge. ISBN 0-203-97878-1.