Saleh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Added {{refimprove}} tag to article (Twinkle ⛔)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(47 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
{{refimprove|date=Maret 2018}}
| honorific_prefix = Nabi
{{Islam}}
| name = {{large|Ṣāliḥ}}<br />{{lang|ar|{{nobold|صالح}}}}<br/>Saleh
{{Untuk|Nabi yang sama dari sudut pandang Agama [[Yahudi]] & [[Kristen]]|Selah}}
| honorific_suffix = 'alaihissalam
| image = Saleh, prophet (calligraphic, transparent background).png
| image_size = 150px
| caption = Kaligrafi Shaleh '''alaihis-salam'' (keselamatan atasnya)
| birth_name =
| birth_date =
| birth_place =
| death_date =
| death_place =
| resting_place =
| residence = Al-Hijr, [[Jazirah Arab|Arab Utara]]
| other_names =
| years_active =
| notable_works =
| predecessor = [[Hud]]
| successor = [[Ibrahim]]
| spouse =
| children =
| parents =
| father = Ubaid
| relatives = * Junda' bin Syihab (sepupu)
* [[Kaum Tsamūd]] (suku)
}}
{{Nabi Islam}}


'''Saleh''' ({{lang-ar|صالح|Ṣāliḥ}}) adalah seorang tokoh dalam [[Al-Qur'an]], yakni seorang rasul yang diutus pada [[kaum Tsamūd]].{{sfn|Hamka|1982|p=176}} Shaleh dikaruniai mukjizat berupa unta betina yang keluar dari batu sebagai bekal dalam berdakwah<ref>https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200428063340-289-497885/kisah-nabi-saleh-as-dan-mukjizat-seekor-unta-betina</ref>. Sebagaimana para nabi lain dalam Al-Qur'an, kisah Shaleh juga sangat menekankan pesan keesaan Allah.
'''Shālih''' ([[bahasa Arab]]: <font size=4> صالح</font>, [[Al Kitab]]: '''Shelah''') (sekitar [[2150]]-[[2080]] SM) adalah salah seorang [[nabi|nabi dan rasul]] dalam agama [[Islam]] yang diutus kepada [[Kaum Tsamūd]]. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun [[2100]] SM. Dia telah diberikan mukjizat yaitu seekor [[unta]] betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin [[Allah]] yakni bagi menunjukkan kebesaran Allah kepada kaum Tsamud. Malangnya kaum Tsamud masih mengingkari ajaran Shaleh, mereka membunuh unta betina tersebut. Akhirnya kaum Tsamud dibalas dengan [[azab]] yang amat dahsyat yaitu dengan satu tempikan dari [[Malaikat Jibril]] yang menyebabkan tubuh mereka hancur berai.


== Etimologi ==
== Ayat ==
{{quote|Dan kepada kaum Ṡamūd (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) Unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.|{{cite quran|7|73|style=inline}}}}
Nama Shaleh kemungkinan besar berasal dari sejarah Petra Se'lah yang berarti "batu" dalam [[bahasa Ibrani]], yang lain meyakini bahwa namanya berasal dari bahasa Arab, ''sali'h'' yang berarti "orang baik".


== Genealogi ==
== Kisah ==
Nama Shaleh [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebutkan]] sembilan kali dalam Al-Qur'an.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Shaleh disebutkan sembilan kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan --->
Salleh bin Ubaid bin 'Ashif bin Masih bin 'Abid bin Hazir bin Samud bin Amir bin Irim bin Syam bin [[Nuh]]. Saleh merupakan anak tertua dan memiliki dua orang adik yang bernama Aanar dan Ashkol.
# Al-A'raf (7): 73, 75, 77
# Hud (11): 61, 62, 66, 89
# Asy-Syu'ara' (26): 142
# An-Naml (27): 45}} Kisahnya dan/atau kaum Tsamud disebutkan dalam surah Al-A'raf (7): 73-79, Hud (11): 61-68, Al-Hijr (15): 80-84, Al-Isra' (17): 59, Asy-Syu'ara' (26): 141-159, An-Naml (27): 45-53, Fushshilat (41): 17-18, Al-Qamar (54): 23-32, dan Asy-Syams (91): 11-15.


== Kisah Shaleh ==
=== Latar belakang ===
Sebagian ulama menyebutkan bahwa silsilah Shaleh adalah Shaleh bin Ubaid bin Masih bin Ubaid bin Hadir bin Tsamud bin Atsir bin [[Aram|Aram/Iram]] bin [[Sem|Sem/Sam]] bin [[Nuh]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=163}} Menurut pendapat yang masyhur, Shaleh diutus sebelum masa [[Ibrahim]], meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=387}}
[[Tsamud]] adalah suku yang merupakan bagian dari [[bangsa Arab]] oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam kaum [[Yahudi]]. Kaum ini tinggal di dataran bernama "[[Madain Shaleh|Al Hijr]]" terletak antara [[Hijaz]] dan [[Syam]] yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai oleh suku [[Aad]] yang telah binasa karena dilanda [[angin topan]] yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah [[Hud]].


=== Dakwah ===
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh suku Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. [[Tanah]]-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, [[binatang]]-binatang perahan dan ternak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.
Shaleh diutus pada saudara sekaumnya sesama keturunan Tsamud yang berkuasa setelah kehancuran [[kaum 'Ad]] awal.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=169}} Disebutkan bahwa di tanah-tanah yang datar, kaum Tsamud membangun istana-istana, sedangkan bukit-bukit dan gunung-gunung mereka pahat untuk dijadikan rumah.<ref>Al-A'raf (7): 74</ref><ref>Al-Hijr (15): 82</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 149</ref> Di negeri kaum Tsamud juga terdapat kebun-kebun dan mata air.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 147</ref>


Shaleh menyeru kaum Tsamud agar menyembah Allah semata<ref name="Al-A'raf 7: 73">Al-A'raf (7): 73</ref><ref>Hud (11): 61</ref> dan bertakwa kepada-Nya.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 144</ref> Dia juga menegaskan tidak meminta imbalan pada mereka atas dakwahnya.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 145</ref>
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.


Shaleh sebenarnya merupakan salah satu orang yang dihormati di kalangan kaum Tsamud dan diharapkan menjadi penerus tradisi mereka. Namun para pemuka kaum Tsamud kecewa setelah Shaleh menyeru agar mengesakan Allah dan mengharuskan untuk meninggalkan sesembahan yang sudah menjadi bagian adat mereka secara turun-temurun.<ref>Hud (11): 62</ref> Sebagian dari kaum Tsamud beriman kepada Shaleh, sedangkan sebagian yang lain tidak menaatinya, bahkan menentangnya, sehingga kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan.<ref>An-Naml (27): 45</ref> Pemimpin dari pengikut Shaleh adalah Junda' bin Amru bin Mahlah bin Lubaid bin Jawwas dan dia merupakan salah satu pemuka kaum Tsamud. Beberapa tokoh lain juga berkeinginan untuk mengikuti Shaleh, tetapi Dzu'ab bin Amru bin Lubaid Al-Habbab dan Rabbab bin Sha'r bin Julmas yang merupakan pemuka kaum Tsamud penentang Shaleh menghalang-halangi niatan mereka. Shaleh juga mengajak sepupunya, Junda' bin Syihab, agar mengikuti ajarannya, tetapi Dzu'ab dan Rabbab mencegahnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=172-173}}
=== Dakwah kepada kaum Tsamud ===
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya pesuruh di sisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.


Oleh para penentangnya, Shaleh kemudian dituduh sebagai orang yang terkena sihir.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 153</ref> Mereka juga tidak menerima bila utusan Allah hanyalah manusia biasa seperti mereka, sehingga Shaleh dianggap pendusta dan orang yang sombong.<ref>Al-Qamar (54): 24-25</ref> Para penentangnya juga menuntut agar Shaleh menunjukkan mukjizat sebagai bukti kerasulannya.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 154</ref>
Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.


=== Unta betina ===
Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa dia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Dia berharap yang kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan bersungguh-sungguh apa yang dia serukan dan anjurkan agar mereka segera meninggalkan penyembahan kepada patung berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon keampunan kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah maha dekat kepada mereka dengan mendengarkan doa mereka dan memberi keampunan kepada yang bersalah apabila dimintanya.
[[Berkas:Salih and the she camel.jpg|jmpl|kiri|"Shaleh mengajak kaumnya melihat unta betina". Salah satu koleksi [[Naskah beriluminasi|iluminasi]] dari Kisah Para Nabi.]]
Para mufassir menyebutkan bahwa saat kaum Tsamud berkumpul di suatu lembah, Shaleh mendatangi mereka dan menyampaikan ajakannya untuk kembali ke jalan Allah. Para penentangnya kemudian menantang agar Shaleh bisa mengeluarkan seekor unta betina dari batu besar yang mereka tunjuk sebagai bukti kerasulannya, juga agar mereka mau mengimani ajarannya. Shaleh kemudian berdoa kepada Allah, kemudian keluarlah unta betina sesuai ciri-ciri yang dituntut kaumnya dari batu besar yang mereka tunjuk. Setelah melihat mukjizat tersebut, banyak yang beriman kepada Shaleh, tapi masih banyak pula yang tetap menentangnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=172}}


Setelahnya, penggunaan sumber air kaum Tsamud digilir setiap harinya antara penduduk dengan unta tersebut.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 155</ref><ref>Al-Qamar (54): 27-28</ref> Saat para penduduk mendapat giliran mengambil air, unta tersebut tidak bisa meminum air. Saat hari giliran unta tersebut menggunakan sumber air, para penduduk tidak diperkenankan menggunakan sumber air. Sebagian pendapat menyatakan bahwa penduduk sudah mengambil air untuk persediaan mereka pada hari sebelumnya. Pendapat lain menyatakan bahwa saat penduduk tidak boleh menggunakan sumber air, mereka memeras susu unta tersebut sebagai gantinya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=173}} Shaleh juga mengingatkan kaumnya untuk tidak mengganggu unta tersebut karena jika dilakukan, dapat mendatangkan siksa yang pedih.<ref name="Al-A'raf 7: 73"/><ref>Hud (11): 64</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 156</ref>
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya. Kami sesekali tidak akan meninggalkannya kerana seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu."


=== Pembunuhan ===
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksaan dan azab dari Allah kerana menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi ke atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allah-lah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Keadaan tersebut berlangsung sangat lama dan para penentang Shaleh pada akhirnya bertekad membunuh unta tersebut. Di antara mereka terdapat dua orang perempuan yang mendorong rencana tersebut. Wanita pertama bernama Shaduq binti Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar. Dia bersedia menyerahkan dirinya bagi sepupunya, Mishra' bin Mahraj bin Mahya, jika dia berhasil membunuh unta tersebut. Wanita kedua adalah istri Dzu'ab, 'Unaizah binti Ghunaim bin Mijlaz, sebutannya Ummu Ghunmah. 'Unaizah dan Dzu'ab memiliki empat anak perempuan dan menawarkan pada Qudar bin Salif agar dia memilih dari keempat anaknya jika berhasil membunuh unta Shaleh. Qudar dan Mishra' kemudian mengajak tujuh orang lainnya dan akhirnya membunuh unta betina tersebut. Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai keberadaan anak dari unta tersebut, tapi beberapa ulama menjelaskan bahwa saat induknya dibunuh, anak unta tersebut lari ke bukit dan melenguh dengan kencang sebanyak tiga kali.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=174-175}}


Ada yang mengatakan bahwa unta Shaleh sudah berada di antara kaum Tsamud sebelum Qudar bin Salif lahir. Qudar tumbuh dengan pesat dan saat bayi, rambutnya beruban pada hari Jum'at, demikian dengan rambut para pembunuh unta yang lain pada hari yang berbeda pada bulan yang sama. Qudar kemudian tumbuh menjadi sosok yang dihormati, bahkan oleh para pemuka kaum Tsamud.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=184}}
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahawa engkau telah dirasuk syaitan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau tidak sedar yang engkau telah mengeluarkan kata-kata yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu. Jika engkau merasa bahwa engkau cerdas dan cergas dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca penyembahan kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.


=== Azab ===
Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai balasan atas usahaku memberi penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku. Janganlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan penyembahan nenek moyang kami yang jahil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu."
Setelah berhasil membunuh unta betina tersebut, para penentang Shaleh menantangnya untuk mendatangkan azab yang dia ancamkan.<ref>Al-A'raf (7): 77</ref> Shaleh kemudian memberikan peringatan pada mereka untuk bersuka ria selama tiga hari.<ref>Hud (11): 65</ref>


Meski telah mendapat peringatan, para penentangnya kemudian berusaha lebih jauh dengan berencana membunuh Shaleh dan keluarganya. Mereka berencana membunuhnya secara tiba-tiba pada malam hari, kemudian akan mengelak dan mengaku tidak mengetahui apapun bila ahli waris dan kerabat Shaleh berusaha menuntut balas.<ref>An-Naml (27): 49</ref> Allah kemudian mengirimkan batu-batu untuk membunuh mereka.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=178}}
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutnya dan berpihak kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.


Pada hari Kamis, hari pertama masa penangguhan, wajah para penentang Shaleh menjadi berwarna kuning. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu satu hari dari hari yang dijanjikan?" Hari kedua, wajah mereka menjadi merah. Sorenya mereka mengatakan, "Bukankah telah berlalu dua hari dari hari yang dijanjikan?" Pada hari ketiga, wajah mereka menjadi hitam. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu waktu yang ditentukan?"{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=178}}
=== Mukjizat Saleh ===
Nabi Saleh sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadaNya.


Azab yang diterima kaum Tsamud penentang Shaleh sebagaimana yang termaktub dalam beberapa ayat Al-Qur'an adalah:
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
* Gempa<ref>Al-A'raf (7): 78</ref>
* Suara keras yang mengguntur<ref>Hud (11): 67</ref><ref>Al-Hijr (15): 83</ref><ref>Al-Qamar (54): 31</ref>
* Sambaran petir<ref>Fushshilat (41): 17</ref>


Ada beberapa pendapat mengenai tepatnya waktu kedatangan azab yang menghancurkan kaum Tsamud penentang Shaleh. Hamka menjelaskan pada petang hari ketiga. Pada saat itu terdengarlah suara pekik yang amat hebat, pecahlahlah telinga dan perut yang mendengarnya.{{sfn|Hamka|1982|p=177}} Ibnu Katsir berpendapat bahwa azab datang pada hari keempat setelah matahari terbit. Wajah mereka menjadi gosong pada saat itu, kemudian datang suara keras dari langit dan goncangan dahsyat dari bumi. Para penentang Shaleh dari kaum Tsamud kemudian mati bergelimpangan dan menjadi mayat di rumah-rumah mereka sendiri.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=178-179}}
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.


Disebutkan bahwa tidak ada penentang Shaleh yang selamat, kecuali seorang budak perempuan bernama Kalbah binti As-Salq. Tatkala melihat azab, dia kemudian lari sekencang-kencangnya hingga sampai ke salah satu perkampungan Arab dan menceritakan mengenai hal yang terjadi pada kaumnya. Namun setelah diberi minum salah seorang warga perkampungan tersebut, dia tewas seketika. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada seorang dari kaum Tsamud yang tidak terkena azab pada saat kejadian, yakni seorang laki-laki bernama Abu Righal yang sedang berada di Al-Haram Makkah. Namun saat keluar dari wilayah Al-Haram, dia juga ditimpa azab seperti kaumnya.<ref>HR. Ahmad (3/296)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=179}}
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka:
" Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya apabila kamu mengganggu binatang ini."
Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.


Shaleh dan kaum Tsamud yang beriman selamat dari kejadian tersebut.<ref>Hud (11): 66</ref><ref>An-Naml (27): 53</ref><ref>Fushshilat (41): 18</ref> Al-Qur'an sendiri tidak menjelaskan kehidupan Shaleh setelahnya. Ada yang mengatakan bahwa dia dan pengikutnya pindah ke daerah [[Ramlah]] di kawasan [[Palestina]]. Pendapat lain menyatakan bahwa mereka pindah ke Al-Haram Makkah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=182}}
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.


== Kedudukan ==
=== Unta Nabi Saleh dibunuh ===
Shaleh termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Shaleh menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan meninggalkan berbagai sesembahan yang lain. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.<ref>Shahih Ibnu Hibban no. 361</ref>
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.


Dalam agama [[Baha'i]], Shaleh dipandang sebagai orang suci.<ref name="Kitab-i-Iqan-Saleh">{{cite web|title=Kitáb-i-Íqán (The Book of Certitude)|url=https://www.bahai.org/library/authoritative-texts/bahaullah/kitab-i-iqan/2#617392659|website=Baha'i Reference Library |accessdate=24 December 2018}}</ref> Keberadaan Shaleh tidak terdapat dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) maupun [[Alkitab]] (kitab suci Kristen).
Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.


== Kaum Tsamud ==
Dengan bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat [[dimana]] biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
{{artikel|Kaum Tsamūd}}
[[Berkas:Qasr al Farid.JPG|jmpl|ka|''Qaṣr Al-Farīd'' ({{lang-ar|قَصْر ٱلْفَرِيْد}}), makam terbesar pada situs Madain Shaleh]]
Kaum Tsamud adalah salah satu peradaban kuno atau sebuah konfederasi suku di wilayah barat laut jazirah Arab yang disebutkan dalam sumber-sumber Asyur pada masa Sargon II. Nama suku tersebut terus muncul dalam dokumen-dokumen tertulis hingga abad keempat M, tetapi pada abad keenam mereka dianggap sebagai kelompok yang telah lama menghilang.<ref name="Hoyland 2001">{{Cite book|last=Hoyland|first=Robert G.|date=2001|url=https://www.worldcat.org/oclc/50899717|title=Arabia and the Arabs : from the Bronze Age to the coming of Islam|location=London|publisher=Routledge|isbn=0-203-45568-1|oclc=50899717}}</ref> Mereka adalah keturunan Tsamud, yang dikatakan merupakan cicit [[Sem|Sam/Sem]], salah satu putra [[Nuh]] yang selamat dari banjir besar. Mereka tinggal di Al-Hijr (ٱلْحِجْر) atau Hegra (Ἔγρα) dalam sumber Yunani kuno.<ref>[https://topostext.org/work/241#E260.11 Stephanus of Byzantium, Ethnica, §E260.11]</ref><ref>[http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=urn:cts:greekLit:tlg0099.tlg001.perseus-grc1:16.4.24 Strabo, Geography, § 16.4.24]</ref> Tempat tersebut terletak di kawasan pegunungan di semenanjung Arab bagian utara, antara [[Hijaz]] dan [[Tabuk]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=163}} Tempat tersebut kemudian dinamai [[Madain Shaleh]] ({{lang-ar|مدائن صالح}}) yang bermakna "Kota Shaleh."


Ada beberapa bukti bahwa, sebagaimana [[kaum 'Ad]], kaum Tsamud juga berasal dari semenanjung Arab selatan, tetapi kemudian mereka berpindah ke utara.<ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/topic/Thamud|title=Encyclopædia Britannica, Thamūd|last=|first=|date=|website=|url-status=live|archive-url=|archive-date=|access-date=|quote=Thamūd probably originated in southern Arabia}}</ref><ref>{{Cite book|title=Works of Ibn Wāḍiḥ al-Yaʿqūbī (Volume 2): An English Translation|last=Matthew S. Gordon, Chase F. Robinson, Everett K. Rowson, Michael Fishbein|first=|publisher=|year=|isbn=|location=|pages=277 ff.}}</ref> Setelah lenyapnya kaum Tsamud yang asli, Robert Hoyland berpendapat bahwa nama mereka kemudian digunakan oleh kelompok-kelompok baru lainnya yang mendiami wilayah tersebut.<ref>{{cite book |last=Hoyland |first=Robert G. |title=Arabia and the Arabs: From the Bronze Age to the Coming of Islam |year=2001 |publisher=[[Routledge]] |isbn=0415195349 |page=69 |url={{Google books|lZ8LydOFoScC|Arabia and the Arabs: From the Bronze Age to the Coming of Islam|page=69|plainurl=yes}}}}</ref> Sisa-sisa arkeologis Madain Shaleh sering dibandingkan dengan [[Petra]], ibukota [[Nabath]] yang terletak 500&nbsp;km (310 mil) barat laut Madain Shaleh.<ref name=whs>{{cite web | title = ICOMOS Evaluation of Al-Hijr Archaeological Site (Madâin Sâlih) World Heritage Nomination | publisher = World Heritage Center | url = https://whc.unesco.org/archive/advisory_body_evaluation/1293.pdf | accessdate=2009-09-16}}</ref>
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang- gemilang. Berkata mereka kepada Nabi Saleh, " Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."


Menurut Al-Quran, kota tempat Saleh dikirim disebut bernama [[Al-Hijr]]<ref>{{Cite web|title=The Quran, sura 15, verse 80|url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus:text:2002.02.0006:sura=15:verse=80|website=www.perseus.tufts.edu|access-date=2022-10-16}}</ref>, yang sesuai dengan kota Hegra di [[Nabatea]].<ref>{{Cite book|date=2017|url=https://www.worldcat.org/oclc/1001474183|title=The making of Islamic heritage : Muslim pasts and heritage presents|location=Singapore, Singapore|isbn=978-981-10-4070-2|others=Trinidad Rico|oclc=1001474183}}</ref> Kota ini menjadi terkenal sekitar abad pertama Masehi sebagai situs penting dalam perdagangan kafilah regional.<ref>{{Cite journal|last=Kleinjung|first=Christine|date=2013-06|title=Verena Türck, Christliche Pilgerfahrten nach Jerusalem im früheren Mittelalter im Spiegel der Pilgerberichte. (Abhandlungen des Deutschen Palästina-Vereins, Bd. 40.) Wiesbaden, Harrassowitz 2011 Türck Verena Christliche Pilgerfahrten nach Jerusalem im früheren Mittelalter im Spiegel der Pilgerberichte. (Abhandlungen des Deutschen Palästina-Vereins, Bd. 40.) 2011 Harrassowitz Wiesbaden € 44,–|url=http://dx.doi.org/10.1524/hzhz.2013.0230|journal=Historische Zeitschrift|volume=296|issue=3|pages=754|doi=10.1524/hzhz.2013.0230|issn=0018-2613}}</ref> Berdekatan dengan kota, ada makam batu besar berhias yang digunakan oleh anggota berbagai kelompok agama.<ref name="Hoyland 2001"/> Pada titik yang tidak diketahui di zaman kuno, situs itu ditinggalkan dan mungkin secara fungsional digantikan oleh Al-'Ula.<ref>{{Cite journal|last=MATHE|first=C.|last2=ARCHIER|first2=P.|last3=NEHME|first3=L.|last4=VIEILLESCAZES|first4=C.|date=2009-08|title=THE STUDY OF NABATAEAN ORGANIC RESIDUES FROM MADÂ’IN SÂLIH, ANCIENT''HEGRA'', BY GAS CHROMATOGRAPHY - MASS SPECTROMETRY|url=http://dx.doi.org/10.1111/j.1475-4754.2008.00417.x|journal=Archaeometry|volume=51|issue=4|pages=626–636|doi=10.1111/j.1475-4754.2008.00417.x|issn=0003-813X}}</ref> Situs ini telah disebut sebagai ''Mada'in Salih'' sejak era nabi Muhammad; dinamai menurut nama pendahulunya ''Salih''.<ref>{{Cite web|date=2008-07-24|title=Madain Saleh: Arabia's Hidden Treasure - Madain Saleh, Saudi Arabia, Al Ula Oasis, Danny V. Hizon, Madain Saleh, Middle East, Petra {{!}} BootsnAll Articles|url=http://www.bootsnall.com/articles/06-11/madain-saleh-arabias-hidden-treasure-madain-saleh-saudi-arabia.html|website=web.archive.org|access-date=2022-10-16|archive-date=2008-07-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20080724111644/http://www.bootsnall.com/articles/06-11/madain-saleh-arabias-hidden-treasure-madain-saleh-saudi-arabia.html|dead-url=unfit}}</ref>
Nabi Saleh menjawab, "Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."

Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.

Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.

=== Turunnya azab Allah yang dijanjikan ===
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.

Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum kelompok sembilan orang yaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identitas mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.

Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang datang dari [[langit]] dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.

Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di [[Palestina]], meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa [[bumi]] yang mengerikan.

== Kisah Saleh dalam al-Quran ==
Kisah Nabi Saleh telah diceritakan dengan [[72]] [[ayat]] dalam [[11]] surah seperti pada [[surah Al-A'raf]], ayat [[73]] hingga [[79]]:
{{quotation|"...dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih", dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka, "''Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?''" Mereka menjawab, "''Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya.''" Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, "''Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.''" Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan, dan mereka berkata, "''Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah).''" Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata, "''Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.''"|{{quran-s|Al-A'raf|7|73-79}}}}

Selain itu, dikisahkan juga pada [[surah Hud]] ayat [[61]] hingga ayat [[68]], dan [[surah Al-Qamar]] ayat [[23]] hingga [[ayat]] [[32]].

== Pengajaran dari kisah Nabi Saleh ==
Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.

Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur, bahkan tersapu bersih di atas bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa orang pembunuh unta Nabi Saleh. Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf, nahi mungkar. Ini kerana dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan perlindungan kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu.

Bersikap acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.

== Kesamaan dengan kisah Injil ==
{{Utama|Selah}}
Ketidak jelasan dalam hipotesa periode waktu dan kesamaan dari nama, telah membuat orang memiliki opini bahwa Shaleh adalah seorang nabi yang bernama Shelah dalam Injil; Sedangkan kontroversinya adalah sejak tidak adanya kesamaan kisah di antara kisah Shaleh di Al Qur'an dan kisah Shelah di Injil.

Banyak [[cendekiawan muslim]] menyamakan kisah kaum [[Tsamud]] dengan sejarah [[Petra]], sesuai dengan kisah mereka yang hidup di dalam batu-batuan cadas untuk dijadikan tempat tinggal.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Nabi dan Rasul|25 Nabi]], di antaranya:
** [[Nuh]]
** [[Hud]]
** [[Ibrahim]]
* [[Kaum Tsamūd]]
* [[Daftar topik agama Islam]]
* [[Daftar topik agama Islam]]
* [[Islam]]
* [[Islam]]
* [[Nabi]]
* [[Nabi]]

* [[Nabi Islam]]
== Catatan ==
{{notelist}}

== Rujukan ==
{{reflist|2}}

=== Daftar pustaka ===
* {{cite book |last1=Hamka |first1=Prof. Dr. |authorlink=Hamka |translator= |title=Tafsir Al Azhar Juz XXX |year=1982 |publisher=Penerbit Pustaka Panjimas |location=[[Jakarta]] |isbn= |url= |ref=harv}}
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.dzikir.org/b_ceri05.htm Dzikir: Kisah Nabi Shaleh]
* {{id}} [https://kisahmuslim.com/2654-kisah-nabi-shalih-alaihissalam.html Kisahmuslim: Kisah Nabi Shaleh]


{{Nabi Islam}}
{{Nabi Islam dalam Al-Qur'an}}


[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Alquran]]
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]
[[Kategori:Rasul|Shaleh]]

Revisi terkini sejak 20 Januari 2024 08.30

Nabi
Ṣāliḥ
صالح
Saleh

'alaihissalam
Kaligrafi Shaleh 'alaihis-salam (keselamatan atasnya)
Tempat tinggalAl-Hijr, Arab Utara
PendahuluHud
PenggantiIbrahim
Orang tua
  • Ubaid (bapak)
Kerabat

Saleh (Arab: صالح, translit. Ṣāliḥ) adalah seorang tokoh dalam Al-Qur'an, yakni seorang rasul yang diutus pada kaum Tsamūd.[1] Shaleh dikaruniai mukjizat berupa unta betina yang keluar dari batu sebagai bekal dalam berdakwah[2]. Sebagaimana para nabi lain dalam Al-Qur'an, kisah Shaleh juga sangat menekankan pesan keesaan Allah.

Ayat[sunting | sunting sumber]

Dan kepada kaum Ṡamūd (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) Unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.

Kisah[sunting | sunting sumber]

Nama Shaleh disebutkan sembilan kali dalam Al-Qur'an.[a] Kisahnya dan/atau kaum Tsamud disebutkan dalam surah Al-A'raf (7): 73-79, Hud (11): 61-68, Al-Hijr (15): 80-84, Al-Isra' (17): 59, Asy-Syu'ara' (26): 141-159, An-Naml (27): 45-53, Fushshilat (41): 17-18, Al-Qamar (54): 23-32, dan Asy-Syams (91): 11-15.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Sebagian ulama menyebutkan bahwa silsilah Shaleh adalah Shaleh bin Ubaid bin Masih bin Ubaid bin Hadir bin Tsamud bin Atsir bin Aram/Iram bin Sem/Sam bin Nuh.[3] Menurut pendapat yang masyhur, Shaleh diutus sebelum masa Ibrahim, meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.[4]

Dakwah[sunting | sunting sumber]

Shaleh diutus pada saudara sekaumnya sesama keturunan Tsamud yang berkuasa setelah kehancuran kaum 'Ad awal.[5] Disebutkan bahwa di tanah-tanah yang datar, kaum Tsamud membangun istana-istana, sedangkan bukit-bukit dan gunung-gunung mereka pahat untuk dijadikan rumah.[6][7][8] Di negeri kaum Tsamud juga terdapat kebun-kebun dan mata air.[9]

Shaleh menyeru kaum Tsamud agar menyembah Allah semata[10][11] dan bertakwa kepada-Nya.[12] Dia juga menegaskan tidak meminta imbalan pada mereka atas dakwahnya.[13]

Shaleh sebenarnya merupakan salah satu orang yang dihormati di kalangan kaum Tsamud dan diharapkan menjadi penerus tradisi mereka. Namun para pemuka kaum Tsamud kecewa setelah Shaleh menyeru agar mengesakan Allah dan mengharuskan untuk meninggalkan sesembahan yang sudah menjadi bagian adat mereka secara turun-temurun.[14] Sebagian dari kaum Tsamud beriman kepada Shaleh, sedangkan sebagian yang lain tidak menaatinya, bahkan menentangnya, sehingga kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan.[15] Pemimpin dari pengikut Shaleh adalah Junda' bin Amru bin Mahlah bin Lubaid bin Jawwas dan dia merupakan salah satu pemuka kaum Tsamud. Beberapa tokoh lain juga berkeinginan untuk mengikuti Shaleh, tetapi Dzu'ab bin Amru bin Lubaid Al-Habbab dan Rabbab bin Sha'r bin Julmas yang merupakan pemuka kaum Tsamud penentang Shaleh menghalang-halangi niatan mereka. Shaleh juga mengajak sepupunya, Junda' bin Syihab, agar mengikuti ajarannya, tetapi Dzu'ab dan Rabbab mencegahnya.[16]

Oleh para penentangnya, Shaleh kemudian dituduh sebagai orang yang terkena sihir.[17] Mereka juga tidak menerima bila utusan Allah hanyalah manusia biasa seperti mereka, sehingga Shaleh dianggap pendusta dan orang yang sombong.[18] Para penentangnya juga menuntut agar Shaleh menunjukkan mukjizat sebagai bukti kerasulannya.[19]

Unta betina[sunting | sunting sumber]

"Shaleh mengajak kaumnya melihat unta betina". Salah satu koleksi iluminasi dari Kisah Para Nabi.

Para mufassir menyebutkan bahwa saat kaum Tsamud berkumpul di suatu lembah, Shaleh mendatangi mereka dan menyampaikan ajakannya untuk kembali ke jalan Allah. Para penentangnya kemudian menantang agar Shaleh bisa mengeluarkan seekor unta betina dari batu besar yang mereka tunjuk sebagai bukti kerasulannya, juga agar mereka mau mengimani ajarannya. Shaleh kemudian berdoa kepada Allah, kemudian keluarlah unta betina sesuai ciri-ciri yang dituntut kaumnya dari batu besar yang mereka tunjuk. Setelah melihat mukjizat tersebut, banyak yang beriman kepada Shaleh, tapi masih banyak pula yang tetap menentangnya.[20]

Setelahnya, penggunaan sumber air kaum Tsamud digilir setiap harinya antara penduduk dengan unta tersebut.[21][22] Saat para penduduk mendapat giliran mengambil air, unta tersebut tidak bisa meminum air. Saat hari giliran unta tersebut menggunakan sumber air, para penduduk tidak diperkenankan menggunakan sumber air. Sebagian pendapat menyatakan bahwa penduduk sudah mengambil air untuk persediaan mereka pada hari sebelumnya. Pendapat lain menyatakan bahwa saat penduduk tidak boleh menggunakan sumber air, mereka memeras susu unta tersebut sebagai gantinya.[23] Shaleh juga mengingatkan kaumnya untuk tidak mengganggu unta tersebut karena jika dilakukan, dapat mendatangkan siksa yang pedih.[10][24][25]

Pembunuhan[sunting | sunting sumber]

Keadaan tersebut berlangsung sangat lama dan para penentang Shaleh pada akhirnya bertekad membunuh unta tersebut. Di antara mereka terdapat dua orang perempuan yang mendorong rencana tersebut. Wanita pertama bernama Shaduq binti Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar. Dia bersedia menyerahkan dirinya bagi sepupunya, Mishra' bin Mahraj bin Mahya, jika dia berhasil membunuh unta tersebut. Wanita kedua adalah istri Dzu'ab, 'Unaizah binti Ghunaim bin Mijlaz, sebutannya Ummu Ghunmah. 'Unaizah dan Dzu'ab memiliki empat anak perempuan dan menawarkan pada Qudar bin Salif agar dia memilih dari keempat anaknya jika berhasil membunuh unta Shaleh. Qudar dan Mishra' kemudian mengajak tujuh orang lainnya dan akhirnya membunuh unta betina tersebut. Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai keberadaan anak dari unta tersebut, tapi beberapa ulama menjelaskan bahwa saat induknya dibunuh, anak unta tersebut lari ke bukit dan melenguh dengan kencang sebanyak tiga kali.[26]

Ada yang mengatakan bahwa unta Shaleh sudah berada di antara kaum Tsamud sebelum Qudar bin Salif lahir. Qudar tumbuh dengan pesat dan saat bayi, rambutnya beruban pada hari Jum'at, demikian dengan rambut para pembunuh unta yang lain pada hari yang berbeda pada bulan yang sama. Qudar kemudian tumbuh menjadi sosok yang dihormati, bahkan oleh para pemuka kaum Tsamud.[27]

Azab[sunting | sunting sumber]

Setelah berhasil membunuh unta betina tersebut, para penentang Shaleh menantangnya untuk mendatangkan azab yang dia ancamkan.[28] Shaleh kemudian memberikan peringatan pada mereka untuk bersuka ria selama tiga hari.[29]

Meski telah mendapat peringatan, para penentangnya kemudian berusaha lebih jauh dengan berencana membunuh Shaleh dan keluarganya. Mereka berencana membunuhnya secara tiba-tiba pada malam hari, kemudian akan mengelak dan mengaku tidak mengetahui apapun bila ahli waris dan kerabat Shaleh berusaha menuntut balas.[30] Allah kemudian mengirimkan batu-batu untuk membunuh mereka.[31]

Pada hari Kamis, hari pertama masa penangguhan, wajah para penentang Shaleh menjadi berwarna kuning. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu satu hari dari hari yang dijanjikan?" Hari kedua, wajah mereka menjadi merah. Sorenya mereka mengatakan, "Bukankah telah berlalu dua hari dari hari yang dijanjikan?" Pada hari ketiga, wajah mereka menjadi hitam. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu waktu yang ditentukan?"[31]

Azab yang diterima kaum Tsamud penentang Shaleh sebagaimana yang termaktub dalam beberapa ayat Al-Qur'an adalah:

Ada beberapa pendapat mengenai tepatnya waktu kedatangan azab yang menghancurkan kaum Tsamud penentang Shaleh. Hamka menjelaskan pada petang hari ketiga. Pada saat itu terdengarlah suara pekik yang amat hebat, pecahlahlah telinga dan perut yang mendengarnya.[37] Ibnu Katsir berpendapat bahwa azab datang pada hari keempat setelah matahari terbit. Wajah mereka menjadi gosong pada saat itu, kemudian datang suara keras dari langit dan goncangan dahsyat dari bumi. Para penentang Shaleh dari kaum Tsamud kemudian mati bergelimpangan dan menjadi mayat di rumah-rumah mereka sendiri.[38]

Disebutkan bahwa tidak ada penentang Shaleh yang selamat, kecuali seorang budak perempuan bernama Kalbah binti As-Salq. Tatkala melihat azab, dia kemudian lari sekencang-kencangnya hingga sampai ke salah satu perkampungan Arab dan menceritakan mengenai hal yang terjadi pada kaumnya. Namun setelah diberi minum salah seorang warga perkampungan tersebut, dia tewas seketika. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada seorang dari kaum Tsamud yang tidak terkena azab pada saat kejadian, yakni seorang laki-laki bernama Abu Righal yang sedang berada di Al-Haram Makkah. Namun saat keluar dari wilayah Al-Haram, dia juga ditimpa azab seperti kaumnya.[39][40]

Shaleh dan kaum Tsamud yang beriman selamat dari kejadian tersebut.[41][42][43] Al-Qur'an sendiri tidak menjelaskan kehidupan Shaleh setelahnya. Ada yang mengatakan bahwa dia dan pengikutnya pindah ke daerah Ramlah di kawasan Palestina. Pendapat lain menyatakan bahwa mereka pindah ke Al-Haram Makkah.[44]

Kedudukan[sunting | sunting sumber]

Shaleh termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Shaleh menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan meninggalkan berbagai sesembahan yang lain. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.[45]

Dalam agama Baha'i, Shaleh dipandang sebagai orang suci.[46] Keberadaan Shaleh tidak terdapat dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) maupun Alkitab (kitab suci Kristen).

Kaum Tsamud[sunting | sunting sumber]

Qaṣr Al-Farīd (Arab: قَصْر ٱلْفَرِيْد), makam terbesar pada situs Madain Shaleh

Kaum Tsamud adalah salah satu peradaban kuno atau sebuah konfederasi suku di wilayah barat laut jazirah Arab yang disebutkan dalam sumber-sumber Asyur pada masa Sargon II. Nama suku tersebut terus muncul dalam dokumen-dokumen tertulis hingga abad keempat M, tetapi pada abad keenam mereka dianggap sebagai kelompok yang telah lama menghilang.[47] Mereka adalah keturunan Tsamud, yang dikatakan merupakan cicit Sam/Sem, salah satu putra Nuh yang selamat dari banjir besar. Mereka tinggal di Al-Hijr (ٱلْحِجْر) atau Hegra (Ἔγρα) dalam sumber Yunani kuno.[48][49] Tempat tersebut terletak di kawasan pegunungan di semenanjung Arab bagian utara, antara Hijaz dan Tabuk.[3] Tempat tersebut kemudian dinamai Madain Shaleh (Arab: مدائن صالح) yang bermakna "Kota Shaleh."

Ada beberapa bukti bahwa, sebagaimana kaum 'Ad, kaum Tsamud juga berasal dari semenanjung Arab selatan, tetapi kemudian mereka berpindah ke utara.[50][51] Setelah lenyapnya kaum Tsamud yang asli, Robert Hoyland berpendapat bahwa nama mereka kemudian digunakan oleh kelompok-kelompok baru lainnya yang mendiami wilayah tersebut.[52] Sisa-sisa arkeologis Madain Shaleh sering dibandingkan dengan Petra, ibukota Nabath yang terletak 500 km (310 mil) barat laut Madain Shaleh.[53]

Menurut Al-Quran, kota tempat Saleh dikirim disebut bernama Al-Hijr[54], yang sesuai dengan kota Hegra di Nabatea.[55] Kota ini menjadi terkenal sekitar abad pertama Masehi sebagai situs penting dalam perdagangan kafilah regional.[56] Berdekatan dengan kota, ada makam batu besar berhias yang digunakan oleh anggota berbagai kelompok agama.[47] Pada titik yang tidak diketahui di zaman kuno, situs itu ditinggalkan dan mungkin secara fungsional digantikan oleh Al-'Ula.[57] Situs ini telah disebut sebagai Mada'in Salih sejak era nabi Muhammad; dinamai menurut nama pendahulunya Salih.[58]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Dalam Al-Qur'an, nama Shaleh disebutkan sembilan kali, yakni pada surah:
    1. Al-A'raf (7): 73, 75, 77
    2. Hud (11): 61, 62, 66, 89
    3. Asy-Syu'ara' (26): 142
    4. An-Naml (27): 45

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hamka 1982, hlm. 176.
  2. ^ https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200428063340-289-497885/kisah-nabi-saleh-as-dan-mukjizat-seekor-unta-betina
  3. ^ a b Ibnu Katsir 2014, hlm. 163.
  4. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 387.
  5. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 169.
  6. ^ Al-A'raf (7): 74
  7. ^ Al-Hijr (15): 82
  8. ^ Asy-Syu'ara' (26): 149
  9. ^ Asy-Syu'ara' (26): 147
  10. ^ a b Al-A'raf (7): 73
  11. ^ Hud (11): 61
  12. ^ Asy-Syu'ara' (26): 144
  13. ^ Asy-Syu'ara' (26): 145
  14. ^ Hud (11): 62
  15. ^ An-Naml (27): 45
  16. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 172-173.
  17. ^ Asy-Syu'ara' (26): 153
  18. ^ Al-Qamar (54): 24-25
  19. ^ Asy-Syu'ara' (26): 154
  20. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 172.
  21. ^ Asy-Syu'ara' (26): 155
  22. ^ Al-Qamar (54): 27-28
  23. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 173.
  24. ^ Hud (11): 64
  25. ^ Asy-Syu'ara' (26): 156
  26. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 174-175.
  27. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 184.
  28. ^ Al-A'raf (7): 77
  29. ^ Hud (11): 65
  30. ^ An-Naml (27): 49
  31. ^ a b Ibnu Katsir 2014, hlm. 178.
  32. ^ Al-A'raf (7): 78
  33. ^ Hud (11): 67
  34. ^ Al-Hijr (15): 83
  35. ^ Al-Qamar (54): 31
  36. ^ Fushshilat (41): 17
  37. ^ Hamka 1982, hlm. 177.
  38. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 178-179.
  39. ^ HR. Ahmad (3/296)
  40. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 179.
  41. ^ Hud (11): 66
  42. ^ An-Naml (27): 53
  43. ^ Fushshilat (41): 18
  44. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 182.
  45. ^ Shahih Ibnu Hibban no. 361
  46. ^ "Kitáb-i-Íqán (The Book of Certitude)". Baha'i Reference Library. Diakses tanggal 24 December 2018. 
  47. ^ a b Hoyland, Robert G. (2001). Arabia and the Arabs : from the Bronze Age to the coming of Islam. London: Routledge. ISBN 0-203-45568-1. OCLC 50899717. 
  48. ^ Stephanus of Byzantium, Ethnica, §E260.11
  49. ^ Strabo, Geography, § 16.4.24
  50. ^ "Encyclopædia Britannica, Thamūd". Thamūd probably originated in southern Arabia 
  51. ^ Matthew S. Gordon, Chase F. Robinson, Everett K. Rowson, Michael Fishbein. Works of Ibn Wāḍiḥ al-Yaʿqūbī (Volume 2): An English Translation. hlm. 277 ff. 
  52. ^ Hoyland, Robert G. (2001). Arabia and the Arabs: From the Bronze Age to the Coming of Islam. Routledge. hlm. 69. ISBN 0415195349. 
  53. ^ "ICOMOS Evaluation of Al-Hijr Archaeological Site (Madâin Sâlih) World Heritage Nomination" (PDF). World Heritage Center. Diakses tanggal 2009-09-16. 
  54. ^ "The Quran, sura 15, verse 80". www.perseus.tufts.edu. Diakses tanggal 2022-10-16. 
  55. ^ The making of Islamic heritage : Muslim pasts and heritage presents. Trinidad Rico. Singapore, Singapore. 2017. ISBN 978-981-10-4070-2. OCLC 1001474183. 
  56. ^ Kleinjung, Christine (2013-06). "Verena Türck, Christliche Pilgerfahrten nach Jerusalem im früheren Mittelalter im Spiegel der Pilgerberichte. (Abhandlungen des Deutschen Palästina-Vereins, Bd. 40.) Wiesbaden, Harrassowitz 2011 Türck Verena Christliche Pilgerfahrten nach Jerusalem im früheren Mittelalter im Spiegel der Pilgerberichte. (Abhandlungen des Deutschen Palästina-Vereins, Bd. 40.) 2011 Harrassowitz Wiesbaden € 44,–". Historische Zeitschrift. 296 (3): 754. doi:10.1524/hzhz.2013.0230. ISSN 0018-2613. 
  57. ^ MATHE, C.; ARCHIER, P.; NEHME, L.; VIEILLESCAZES, C. (2009-08). "THE STUDY OF NABATAEAN ORGANIC RESIDUES FROM MADÂ'IN SÂLIH, ANCIENTHEGRA, BY GAS CHROMATOGRAPHY - MASS SPECTROMETRY". Archaeometry. 51 (4): 626–636. doi:10.1111/j.1475-4754.2008.00417.x. ISSN 0003-813X. 
  58. ^ "Madain Saleh: Arabia's Hidden Treasure - Madain Saleh, Saudi Arabia, Al Ula Oasis, Danny V. Hizon, Madain Saleh, Middle East, Petra | BootsnAll Articles". web.archive.org. 2008-07-24. Archived from the original on 2008-07-24. Diakses tanggal 2022-10-16. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]