Sidondo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 47: Baris 47:


Sidondo biasa ditemukan di dekat perairan, tanah yang baru terganggu, padang rumput, dan hutan terbuka campuran.<ref name="prosea"/>
Sidondo biasa ditemukan di dekat perairan, tanah yang baru terganggu, padang rumput, dan hutan terbuka campuran.<ref name="prosea"/>

== Kandungan ==
Kandungan utama sari daunmya adalah kastisin, isoorientin, krisofenol D, luteolin, asam p-hidroksibenzoat dan D-[[fruktosa]].{{Citation needed|date=October 2008}} Kandungan utama [[minyak atsiri]]nya adalah sabinen, [[linalool]], terpinen-4-ol, β-karyofilin, α-guain dan globulol yang membentuk 61,8% minyak.{{Citation needed|date=October 2008}}


== Kegunaan ==
== Kegunaan ==

Revisi per 28 Februari 2024 05.48

Sidondo
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Subkelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
Vitex negundo

Sinonim
  • Vitex cannabifolia Siebold & Zucc.
  • Vitex incisa Lam.
  • Vitex incisa var. heterophylla Franch.
  • Vitex negundo var. heterophylla (Franch.) Rehder

Vitex negundo atau sidondo[2] adalah perdu aromatik besar dengan cabang-cabang berbentuk segi empat, berwarna keputihan padat, dan berbentuk tomentosa. Tumbuhan ini banyak digunakan dalam pengobatan tradisional, khususnya di Asia Selatan dan Tenggara.

Deskripsi Fisik

Tumbuhan ini merupakan perdu tegak atau pohon kecil yang tumbuh setinggi 2 hingga 8 m. Kulit batangnya berwarna coklat kemerahan. Daunnya digitate, dengan lima helai daun meruncing, kadang tiga. Setiap helai daun memiliki panjang sekitar 4 hingga 10 cm, dengan helai daun bagian tengah merupakan yang terbesar dan memiliki tangkai. Tepi daun bergigi atau bergerigi dan permukaan bawahnya ditumbuhi bulu.[3] Banyaknya bunga yang tumbuh dalam malai dengan panjang 10 hingga 20 cm. Masing-masing memiliki panjang sekitar 6 hingga 7 cm dan berwarna putih hingga biru. Mahkotanya memiliki panjang yang berbeda-beda, dengan lobus tengah bawah yang paling panjang. Baik mahkota maupun kelopaknya ditutupi oleh bulu-bulu lebat.[3]

Buahnya berupa buah berbiji sukulen, berdiameter 4 mm, membulat hingga berbentuk telur. Warnanya hitam atau ungu saat matang.[3]

Persebaran dan Habitat

Sidondo berasal dari Afrika Timur dan Selatan tropis serta Asia. Tanaman ini dibudidayakan secara luas dan dinaturalisasi di tempat lain.[1]

Negara-negara habitatnya termasuk Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Jepang, Korea, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mozambik, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Taiwan, Tanzania, Thailand, dan Vietnam.[1]

Sidondo biasa ditemukan di dekat perairan, tanah yang baru terganggu, padang rumput, dan hutan terbuka campuran.[4]

Kandungan

Kandungan utama sari daunmya adalah kastisin, isoorientin, krisofenol D, luteolin, asam p-hidroksibenzoat dan D-fruktosa.[butuh rujukan] Kandungan utama minyak atsirinya adalah sabinen, linalool, terpinen-4-ol, β-karyofilin, α-guain dan globulol yang membentuk 61,8% minyak.[butuh rujukan]

Kegunaan

Referensi

  1. ^ a b c "Vitex negundo L". Germplasm Resources Information Network (GRIN) online database. 
  2. ^ Nasir, Burhanuddin; Lasmini, Sri Anjar (Desember 2008). "TOKSISITAS SENYAWA BIOAKTIF TUMBUHAN "SIDONDO" (Vitex negundo L.) PADA Spodoptera exigua Hubner dan Plutella xylostella Linnaeus". 15 (4): 288–295. ISSN 0854-641X. 
  3. ^ a b c Vitex negundo Linn. Fact Sheet (PDF). Bureau of Plant Industry, Department of Agriculture, Republic of the Philippines. 
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama prosea