Sintesis protein

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Proses translasi RNA menjadi asam amino dan protein (sintesis protein)

Sintesis protein (disebut juga biosintesis protein) adalah proses pembentukan partikel protein dalam bahasan biologi molekuler yang di dalamnya melibatkan sistesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA.[1] Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber pengkodean asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein tetapi tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya.[2] Molekul DNA pada suatu sel ditranskripsi menjadi molekul RNA.[2] Molekul RNA inilah yang ditranslasi menjadi asam amino sebagai penyusun protein.[2] Dengan demikian molekul RNA lah yang terlibat secara langsung dalam proses sintesis protein.[2] Hubungan antara molekul DNA, RNA, dan asam amino dalam proses pembentukan protein dikenal dengan istilah "Dogma sentral biologi” yang dijabarkan dengan rangkaian proses DNA membuat DNA dan RNA, RNA membuat protein, yang dinyatakan dalam persamaan DNA >> RNA >> Protein. Seperti kebanyakan dogma, terdapat pengecualian pada proses pembentukan protein berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan setelahnya, sehingga dogma ini akhirnya disebut sebagai aturan.[2]

Penemuan awal

Jauh sebelum DNA dinyatakan menjadi materi genetik sebagai unit pewarisan sifat, protein telah diyakini sebagai molekul pengatur metabolisme pada suatu sel.[3] Pada masa itu protein dikenal sebagai molekul organik yang penting yang berperan dalam proses perubahan suatu molekul kecil menjadi molekul kompleks.[3] Pada tahun 1878, teminologi enzim digunakan untuk menyebut katalis biologi yang berperan dalam mempercepat proses biokimia dalam sel.[3] Enzim kemudian disebut sebagai protein atau bagian dari protein oleh Emil Fischer seorang ahli biokimia dari Jerman pada tahun 1900.[3] Penelitian tentang molekul-molekul materi genetik menjadi mudah dengan ditemukannya struktur komponen asam nukleat sebagai materi genetik oleh Watson dan Crick.[4] Weisman dan DeVries menunjukkan konsep awal yang menunjukkan pengatur aktivitas di dalam sel terletak pada sitoplasma.[4] Pada awal 1900an Driesch, Verwon, dan Wilson menunjukkan bahwa inti sel merupakan tempat berkumpulnya enzim dan menjadi pusat aktivitas protein.[4] Mazia pada tahun 1952 menunjukkan bahwa inti sel lebih berfungsi sebagai tempat pergantian daripada sebagai tempat penghasil aktivitas seluler.[4]

Proses sintesis

Tiga aspek penting dalam mekasnisme sintesis protein adalah: (1) lokasi berlangsungnya sintesis protein pada sel; (2) mekanisme berpindahnya Informasi atau hasil transformasi dari DNA ke tempat terjadinya sintesis protein; dan (3) mekanisme asam amino penyusun protein pada suatu sel berpisah membentuk protein-protein yang spesifik.[5] Sintesis protein berlangsung di dalam ribosom (juga nukleus) dengan menghasilkan protein yang non-spesifik atau sesuai dari mRNA yang di translasi.[5]

Rujukan

  1. ^ Dolores A. Ramirez (1991). Genetics (edisi ke-7). Los Banos: University of The Philippines at Los Banos. hlm. 87. ISBN 9711100886. 
  2. ^ a b c d e Donald I. Patt & Gail R. Patt (1975). An Introduction to Modern Genetics. Philippines: Addison-Wesley. hlm. 179. ISBN 0201057433. 
  3. ^ a b c d Daniel L. Hartl (1996). Essential Genetics. London: Jones and Bartlett. hlm. 9. ISBN 0-86720-883-X. 
  4. ^ a b c d Monroe W. Strickberger (1985). Genetics. New York: Macmillan Publishing Company. hlm. 57, 549. ISBN 0029467403. 
  5. ^ a b Eldon J. Gardner (1972). Principles Of Genetics. New Delhi: Wiley Eastern Private. hlm. 269-284. ISBN 0852263031.