Suharnoko Harbani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
MesinKetik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k clean up
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(16 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|honorific-prefix =
|name = {{PAGENAME}}
|name = Suharnoko Harbani
|image = Suharnoko_Harbani.jpg
|image = Suharnoko_Harbani.jpg
|imagesize =
|imagesize =
Baris 14: Baris 14:
|successor = [[M. Jusuf]]
|successor = [[M. Jusuf]]
|birth_date = {{Birth date|1925|3|30}}
|birth_date = {{Birth date|1925|3|30}}
|birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
|birth_place = [[Tegalsari, Banyuwangi|Tegalsari]], [[Banyuwangi]]
|death_date = {{Death date and age|2001|11|5|1925|3|30}}
|death_date = {{Death date and age|2001|11|5|1925|3|30}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|nationality = {{flag|Indonesia}}
|nationality = [[Indonesia]]
|rank = [[Berkas:Pdu_marsdyatni_staf.png|25px]] [[Marsekal Madya]] [[TNI]]
|rank = [[Berkas:Pdu_marsdyatni_staf.png|25px]] [[Marsekal Madya]] [[TNI]]
|branch = [[Berkas:Lambang TNI AU.png|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
|branch = [[Berkas:Lambang TNI AU.png|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
|unit = Korps Penerbang
|unit = Korps Penerbang (Tempur)
|party =
|party =
|spouse = Ny. Maemunah Supardi Suharnoko Harbani
|spouse = Ny. Maemunah Supardi Suharnoko Harbani (Almh)
|relations =
|relations =
|children = 1. Harry Suharnoko Harbani<br>2. Andri Suharnoko Harbani<br>3. Maya Suharnoko Harbani<br>4. Hudi Suharnoko Harbani.
|children =
|alma_mater =
|alma_mater = Sekolah Penerbang A-1 (1945-1946)
|occupation =
|occupation =
|profession =
|profession =
|religion = [[Islam]]
|signature =
|signature =
|website =
|website =
|footnotes =
|footnotes =
}}
}}
'''[[Marsekal Madya]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) Suharnoko Harbani''' ({{lahirmati|[[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]]|30|3|1925|[[Jakarta]]|5|11|2001}}), adalah [[Daftar Menteri Perindustrian Republik Indonesia|Menteri Perindustrian]] [[Indonesia]] pada [[Kabinet Dwikora II]] dan [[Kabinet Dwikora III]] pada masa pemerintahan [[Presiden]] [[Soekarno]]. Ia juga mantan anggota [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara|Angkatan Udara Republik Indonesia]] ([[AURI]]) dan pelaku sejarah dari [[TNI AU]] dalam penyerangan melalui udara diwilayah tangsi-tangsi [[Belanda]] di [[Kota Semarang]], [[Salatiga]] dan [[Ambarawa]] pada tahun 1947.<ref>[http://tokohbanyuwangi.blogspot.in/2014/01/suharnoko-harbani-pilot-dan-menteri.html "Suharnoko Harbani - Pilot dan Menteri Perindustrian era Soekarno"]</ref><ref>[http://tni-au.mil.id/berita/istri-pahlawan-nasional-suharnoko-harbani-wafat "Istri Pahlawan Nasional Suharnoko Harbani Wafat"]</ref> dengan pangkat terakhir [[Marsekal Madya]] [[TNI]]. Suharnoko Harbani juga pernah menjabat sebagai [[Duta Besar]] [[Indonesia]] untuk [[Kamboja]].<ref>[http://www.gatra.com/artikel.php?id=12387 Mantan Dubes Suharnoko Harbani Meninggal Dunia], 18 Agustus 2009</ref>
'''[[Marsekal Madya]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) Suharnoko Harbani''' ({{lahirmati|[[Tegalsari, Banyuwangi|Tegalsari]], [[Banyuwangi]]|30|3|1925|[[Jakarta]]|5|11|2001}}), adalah [[Daftar Menteri Perindustrian Republik Indonesia|Menteri Perindustrian]] [[Indonesia]] pada [[Kabinet Dwikora II]] dan [[Kabinet Dwikora III]] pada masa pemerintahan [[Presiden]] [[Soekarno]]. Ia juga mantan anggota [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara|Angkatan Udara Republik Indonesia]] ([[AURI]]) dan pelaku sejarah dari [[TNI AU]] dalam penyerangan melalui udara diwilayah tangsi-tangsi [[Belanda]] di [[Kota Semarang]], [[Salatiga]] dan [[Ambarawa]] pada tahun 1947.<ref>[http://tokohbanyuwangi.blogspot.in/2014/01/suharnoko-harbani-pilot-dan-menteri.html "Suharnoko Harbani - Pilot dan Menteri Perindustrian era Soekarno"]</ref><ref>[http://tni-au.mil.id/berita/istri-pahlawan-nasional-suharnoko-harbani-wafat "Istri Pahlawan Nasional Suharnoko Harbani Wafat"]</ref> dengan pangkat terakhir [[Marsekal Madya]] [[TNI]]. Suharnoko Harbani juga pernah menjabat sebagai [[Duta Besar]] [[Indonesia]] untuk [[Kamboja]].<ref>[http://www.gatra.com/artikel.php?id=12387 Mantan Dubes Suharnoko Harbani Meninggal Dunia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924040519/http://www.gatra.com/artikel.php?id=12387 |date=2015-09-24 }}, 18 Agustus 2009</ref>


Saat ini nama beliau oleh [[TNI Angkatan Udara]] diabadikan menjadi nama [[Pangkalan Udara TNI AU]] di daerah [[Tarakan]], [[Kalimantan Utara]], dan menjadi [[Bandar Udara Internasional Juwata|Lanud Suharmoko Harbani]].
Saat ini nama beliau oleh [[TNI Angkatan Udara]] diabadikan menjadi nama [[Pangkalan Udara TNI AU]] di daerah [[Tarakan]], [[Kalimantan Utara]], dan menjadi [[Bandar Udara Internasional Juwata|Lanud Suharnoko Harbani]].

==Riwayat Hidup ==
[[Berkas:H. Suharnoko Harbani - TMPNU Kalibata 2.jpg|180px|jmpl|ka|Makam Suharnoko Harbani di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Kalibata]]]]
=== Pelaku Penyerangan Markas Belanda Di Ambarawa ===
Marsdya TNI (Purn) Suharnoko Harbani adalah seorang Kadet yang melakukan pengeboman markas Belanda di Ambarawa menggunakan pesawat cureng pada 29 Juli 1947 silam. para Penerbang AU, Kadet Penerbang Mulyono, Sutarjo Sigit, dan Suharnoko Harbani, mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Mereka melakukan serangan udara pada pagi hari ke kubu pertahanan Belanda di [[Kota Semarang|Semarang]], [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]] dan [[Kota Salatiga|Salatiga]]. Serangan udara itu merupakan operasi udara pertama kali, dan menjadi cikal bakal operasi udara yang terus dikembangkan TNI AU. Kemudian, gugurnya perintis dan pendahulu TNI AU, Komodor Udara [[Agustinus Adisoetjipto|Agustinus Adisucipto]] dan Komodor Udara Prof. Dr. [[Abdulrachman Saleh]], serta Opsir Muda Udara I [[Adisumarmo Wiryokusumo|Adisumarmo]], yang sedang melakukan misi kemanusiaan, membawa obat-obatan bantuan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia.<ref>[https://impessa.id/read/343/feature/heroisme-maguwo-serangan-udara-tni-au-ke-markas-penjajah-belanda-patut-dicontoh..html "Heroisme Maguwo, Serangan Udara TNI AU Ke Markas Penjajah Belanda, Patut Dicontoh."]</ref>

Lapangan Terbang Maguwo menjadi saksi bisu peristiwa 71 tahun silam. Selasa subuh, 29 Juli 1947 para pemuda penerbang Indonesia sibuk mempersiapkan serangan ke tangsi militer Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa. Empat pesawat direncanakan melakukan operasi udara, namun saat akan terbang, hanya tiga pesawat yang siap dipasangi bom. Hal itu dikerjakan siang malam oleh para teknisi.

Deru mesin pesawat pagi itu memecahkan lapangan Udara Maguwo. Pesawat Guntai dan dua pesawat Cureng secara beruntun terbang meninggalkan Maguwo. Pesawat Guntai dipiloti Kadet Udara 1 Mulyono, didampingi Air-Gunner Dulrahman tinggal landas terlebih dahulu. Disusul dua pesawat Cureng yang diawaki Kadet Udara 1 Sutarjo Sigit, berpasangan dengan Air-Gunner Sutarjo. Juga Kadet Udara 1 Suharnoko Harbani dengan Air-Gunner Kaput.

Kaca Cockpit pesawat dilepaskan, badan dan sayap diberi cat warna hijau militer. Sedangkan modifikasi mengutamakan pada mekanisme untuk menjatuhkan bom, yang digantungkan di kedua sayap pesawat. Bom beratnya masing masing 50&nbsp;kg. Kadet Mulyono diperintah menyerang tangsi Belanda yang berada di Semarang. Menggunakan pesawat pembom tukik “driver Bomber” Guntai berkekuatan 850 daya kuda. Pesawat berkecepatan jelajah 265&nbsp;km/ jam dibebani 400&nbsp;kg. Dilengkapi dua senapan, disayap dan dibelakang penerbang. Berperan sebagai penembak udara, Dulrahman.

Dengan menggunakan penerangan lampu senter dibarengi kode-kode dari sesama penerbang, akhirnya pesawat berhasil diterbangkan. Ketika malam masih menyelimuti kota, bom telah dijatuhkan ke tangsi militer. Misi selesai, sesegera mungkin kembali ke pangkalan udara Maguwo dengan terbang rendah dan mendarat jam enam pagi.

==Sekolah Penerbang Angkatan ke-1==
Ia merupakan alumni Sekolah Penerbang Angkatan ke-1 tahun 1945-1946<ref>[https://www.redchevron.com/alumni-sekbang-tni-au-di-museum-jogjakarta/ "Berikut ini adalah Nama nama beserta angkatan Sekolah Penerbang TNI AU dari sejak awal berdirinya sekolah penerbang sejak Tahun 1945 yang di tampilkan pada museum dirgantara Jogjakarta."]</ref>, meluluskan 29 Penerbangan diantaranya [[Iswahjoedi|Komodor (Anumerta) Iswahjoedi]], [[Abdulrachman Saleh|Marsda TNI (Anumerta) Prof. Abdulrahman Saleh]], [[Husein Sastranegara|Opsir Udara I (Anumerta) Husein Sastranegara]], [[Muhammad Sujono|Maradya TNI H. Sujono]] dan [[Muljono|Kapten Udara (Anumerta) Muljono]].


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

== Dalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Kadet 1947]]'' (2021), Suharnoko Harbani diperankan oleh [[Omara Esteghlal]].


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.gatra.com/artikel.php?id=12387 Obituari]
* [http://www.gatra.com/artikel.php?id=12387 Obituari] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924040519/http://www.gatra.com/artikel.php?id=12387 |date=2015-09-24 }}


{{kotak mulai}}
{{kotak mulai}}
Baris 58: Baris 76:


{{DEFAULTSORT:Harbani, Suharnoko}}
{{DEFAULTSORT:Harbani, Suharnoko}}
[[Kategori:Tokoh TNI]]
{{tokoh-militer-stub}}
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Kamboja]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perindustrian Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Banyuwangi]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Tokoh Banyuwangi]]
[[Kategori: Tokoh dari Kecamatan Tegalsari]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perindustrian Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Kamboja]]

Revisi terkini sejak 5 Maret 2024 10.56

Suharnoko Harbani
Menteri Perindustrian Ringan Indonesia
Masa jabatan
24 Februari 1966 – 25 Juli 1966
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
M. Jusuf
Pengganti
M. Jusuf
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1925-03-30)30 Maret 1925
Tegalsari, Banyuwangi
Meninggal5 November 2001(2001-11-05) (umur 76)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istriNy. Maemunah Supardi Suharnoko Harbani (Almh)
Anak1. Harry Suharnoko Harbani
2. Andri Suharnoko Harbani
3. Maya Suharnoko Harbani
4. Hudi Suharnoko Harbani.
Alma materSekolah Penerbang A-1 (1945-1946)
Karier militer
Dinas/cabang TNI Angkatan Udara
Pangkat Marsekal Madya TNI
SatuanKorps Penerbang (Tempur)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Marsekal Madya TNI (Purn.) Suharnoko Harbani (30 Maret 1925 – 5 November 2001), adalah Menteri Perindustrian Indonesia pada Kabinet Dwikora II dan Kabinet Dwikora III pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Ia juga mantan anggota Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan pelaku sejarah dari TNI AU dalam penyerangan melalui udara diwilayah tangsi-tangsi Belanda di Kota Semarang, Salatiga dan Ambarawa pada tahun 1947.[1][2] dengan pangkat terakhir Marsekal Madya TNI. Suharnoko Harbani juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kamboja.[3]

Saat ini nama beliau oleh TNI Angkatan Udara diabadikan menjadi nama Pangkalan Udara TNI AU di daerah Tarakan, Kalimantan Utara, dan menjadi Lanud Suharnoko Harbani.

Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Makam Suharnoko Harbani di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Pelaku Penyerangan Markas Belanda Di Ambarawa[sunting | sunting sumber]

Marsdya TNI (Purn) Suharnoko Harbani adalah seorang Kadet yang melakukan pengeboman markas Belanda di Ambarawa menggunakan pesawat cureng pada 29 Juli 1947 silam. para Penerbang AU, Kadet Penerbang Mulyono, Sutarjo Sigit, dan Suharnoko Harbani, mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Mereka melakukan serangan udara pada pagi hari ke kubu pertahanan Belanda di Semarang, Ambarawa dan Salatiga. Serangan udara itu merupakan operasi udara pertama kali, dan menjadi cikal bakal operasi udara yang terus dikembangkan TNI AU. Kemudian, gugurnya perintis dan pendahulu TNI AU, Komodor Udara Agustinus Adisucipto dan Komodor Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo, yang sedang melakukan misi kemanusiaan, membawa obat-obatan bantuan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia.[4]

Lapangan Terbang Maguwo menjadi saksi bisu peristiwa 71 tahun silam. Selasa subuh, 29 Juli 1947 para pemuda penerbang Indonesia sibuk mempersiapkan serangan ke tangsi militer Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa. Empat pesawat direncanakan melakukan operasi udara, namun saat akan terbang, hanya tiga pesawat yang siap dipasangi bom. Hal itu dikerjakan siang malam oleh para teknisi.

Deru mesin pesawat pagi itu memecahkan lapangan Udara Maguwo. Pesawat Guntai dan dua pesawat Cureng secara beruntun terbang meninggalkan Maguwo. Pesawat Guntai dipiloti Kadet Udara 1 Mulyono, didampingi Air-Gunner Dulrahman tinggal landas terlebih dahulu. Disusul dua pesawat Cureng yang diawaki Kadet Udara 1 Sutarjo Sigit, berpasangan dengan Air-Gunner Sutarjo. Juga Kadet Udara 1 Suharnoko Harbani dengan Air-Gunner Kaput.

Kaca Cockpit pesawat dilepaskan, badan dan sayap diberi cat warna hijau militer. Sedangkan modifikasi mengutamakan pada mekanisme untuk menjatuhkan bom, yang digantungkan di kedua sayap pesawat. Bom beratnya masing masing 50 kg. Kadet Mulyono diperintah menyerang tangsi Belanda yang berada di Semarang. Menggunakan pesawat pembom tukik “driver Bomber” Guntai berkekuatan 850 daya kuda. Pesawat berkecepatan jelajah 265 km/ jam dibebani 400 kg. Dilengkapi dua senapan, disayap dan dibelakang penerbang. Berperan sebagai penembak udara, Dulrahman.

Dengan menggunakan penerangan lampu senter dibarengi kode-kode dari sesama penerbang, akhirnya pesawat berhasil diterbangkan. Ketika malam masih menyelimuti kota, bom telah dijatuhkan ke tangsi militer. Misi selesai, sesegera mungkin kembali ke pangkalan udara Maguwo dengan terbang rendah dan mendarat jam enam pagi.

Sekolah Penerbang Angkatan ke-1[sunting | sunting sumber]

Ia merupakan alumni Sekolah Penerbang Angkatan ke-1 tahun 1945-1946[5], meluluskan 29 Penerbangan diantaranya Komodor (Anumerta) Iswahjoedi, Marsda TNI (Anumerta) Prof. Abdulrahman Saleh, Opsir Udara I (Anumerta) Husein Sastranegara, Maradya TNI H. Sujono dan Kapten Udara (Anumerta) Muljono.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Dalam budaya populer[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Jabatan politik
Didahului oleh:
M. Jusuf
Menteri Perindustrian Ringan
1966
Diteruskan oleh:
M. Jusuf
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Boediardjo
Duta Besar Indonesia untuk Kamboja
1968–1971
Diteruskan oleh:
Hartono Rekso Dharsono