Lompat ke isi

Usus halus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Diagram usus halus
Usus halus dalam sistem pencernaan.

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Histologi

[sunting | sunting sumber]
Histologi[pranala nonaktif permanen] usus

Lapisan-lapisan penyusun dinding usus halus mulai dari dalam ke luar lumen usus terdiri atas tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa.[1][2]

Tunika mukosa terdiri atas epitel, berbagai kelenjar dan jaringan penunjang.[2] Epitel usus halus berbentuk epitel kolumnar selapis yang terdiri atas sel absortif, sel goblet, sel endokrin dan sel Paneth.[3] Lamina propria terdiri atas jaringan ikat retikular dan fibroplastik yang longgar dan kaya pembuluh darah, buluh khil (lacteal), saraf, maupun otot licin.[1]

Pencernaan di usus halus ditunjang oleh bentuk khusus pada tunika mukosa, yakni vili.[4] Vili merupakan penjuluran mukosa yang berbentuk jari dan merupakan ciri khas usus halus. Tinggi vili ini bervariasi tergantung pada daerah dan spesies. Pada karnivora, vili langsing dan panjang, sedangkan pada sapi vili pendek dan lebar.[4] Akhirnya, permukaan penyebaran ditingkatkan oleh mikrovili. Mikrovili merupakan penjuluran sitoplasma pada permukaan bebas epitel vili.[4] Vili dan mikrovili berfungsi memperluas permukaan usus halus sehingga penyerapan lebih efisien [4]

Di antara dasar-dasar vili terdapat kelenjar-kelenjar yang meluas ke dalam bagian bawah mukosa yang disebut kripta. Sel-sel kripta menyediakan sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel permukaan vili yang terbuang ke dalam lumen usus [5]

Tunika muskularis terdiri atas lapisan luar yang mempunyai serabut otot longitudinal dan lapisan dalam yang mempunyai serabut otot halus berbentuk sirkuler.[1] Kedua lapisan ini dipisahkan oleh suatu jaringan ikat berisi pleksus saraf parasimpatis yang disebut plexus Mienterikus atau Auerbach’s.[3] Suplai darah untuk usus halus diberikan melalui cabang-cabang dari arteri mesenterica celiaca dan cranialis yang menembus tunika muskularis kemudian tunika submukosa.[2] Lapisan terluar usus halus atau tunika serosa terdiri atas lapis mesotel dengan jaringan ikat subserosa di bawahnya.[2][3]

Di dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut diperlukan untuk mencerna makanan secara kimiawi:

  1. Maltose mengubah maltosa menjadi glukosa + glukosa
  2. Sukrose mengubah sukrosa menjadi fruktosa + glukosa
  3. Laktose mengubah laktosa menjadi galaktosa + glukosa

Di dalam usus penyerapan (ileum) terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut jonjot-jonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas permukaan penyerapan, sehingga makanan dapat terserap sempurna.

Pencernaan

[sunting | sunting sumber]

Makanan yang berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, air akan diserap pembuluh darah kapiler di vili, dan diangkut ke hati ke vena porta. Di dalam hati, beberapa zat akan diubah ke bentuk lain dan beberapa lainnya akan diedarkan ke seluruh tubuh.

Sedangkan asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh limfa.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c (Inggris) Shackelford CC, Elwell MR. 1999. Small and Large Intestine, and Mesentary. Di dalam: RR Maronpot, GA Boorman, BW Gaul, Editor. Pathology of the Mouse Reference and Atlas. Vienna: Cache River Press. Hlm 81-115.
  2. ^ a b c d (Inggris) Frappier BL. 2006. Digestive System. Di dalam: JA Eurell dan BL Frappier, Editor. Dellmann’s Textbook of Veterinary Histology. Ed ke-6. Oxford: Blackwell Publishing. Hlm 170-211.
  3. ^ a b c (Indonesia) Geneser F. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Gunawijaya AF, penerjemah. Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Textbook of Histology.
  4. ^ a b c d (Indonesia) Dellmann HD, Brown EM. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner Jilid 2. Ed ke-3. Hartono R, penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari Textbook of Veterinary Histology. Hlm 375-390.
  5. ^ Bevelender G, Ramaley JA. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Ed ke-8. Gunarso I, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Essentials of Histology, 8th Ed. Hlm 252-267, 422-423.