Vaginismus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Dian (WMID) (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(9 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:1116 Muscle of the Female Perineum.png|jmpl|Anatomi otot pada organ seksual perempuan.]]
'''Vaginismus''' adalah salah satu jenis gangguan nyeri seksual. Ciri utamanya adalah [[kontraksi otot]] pada bagian [[vagina]] ketika sedang [[Persetubuhan|bersenggama]]. Menurut [[Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental]] Edisi ke-4 (DSM-IV), [[Diagnosis (medis)|diagnosis medis]] atas vaginismus dapat ditetapkan tanpa perlu adanya pengalaman [[nyeri]].
'''Vaginismus''' adalah salah satu jenis gangguan nyeri seksual. Ciri utamanya adalah [[kontraksi otot]] pada bagian [[vagina]] ketika bersenggaman atau ketika vagina mengalami aktivitas penetrasi lain, seperti misalnya penggunaan tampon, atau spekulum saat pemeriksaan medis.<ref name="Fer2016">{{cite book|last1=Ferri|first1=Fred F.|date=2016|url=https://books.google.com/books?id=rRhCDAAAQBAJ&pg=PA1330|title=Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1|publisher=Elsevier Health Sciences|isbn=9780323448383|page=1330}}</ref><ref name="Fer20162">{{cite book|last1=Ferri|first1=Fred F.|date=2016|url=https://books.google.com/books?id=rRhCDAAAQBAJ&pg=PA1330|title=Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1|publisher=Elsevier Health Sciences|isbn=9780323448383|page=1330}}</ref><ref name="NHS2018">{{cite web|date=2018-01-11|title=Vaginismus|url=https://www.nhs.uk/conditions/vaginismus/|website=NHS|access-date=15 October 2018}}</ref><ref name="Mer2013">{{cite web|date=April 2013|title=Vaginismus|url=https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/sexual-dysfunction-in-women/vaginismus|website=Merck Manuals Professional Edition|archive-url=https://web.archive.org/web/20210118064127/https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/sexual-dysfunction-in-women/vaginismus|archive-date=18 January 2021|access-date=15 October 2018|url-status=dead}}</ref> Di banyak kasus, vaginismus terasa di saat melakukan hubungan seksual untuk pertama kali.<ref name="WebMD">{{cite web|last=Nazario|first=Brunilda, MD.|date=2012|title=Women's Health: Vaginismus|url=http://www.webmd.com/women/guide/vaginismus-causes-symptoms-treatments|website=WebMD|access-date=December 22, 2016}}</ref>


Penyebab vaginismus yang banyak ditemukan adalah ketakutan atau kekhawatiran terhadap munculnya rasa sakit saat berhubungan seksual.<ref name="Mer20132">{{cite web|date=April 2013|title=Vaginismus|url=https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/sexual-dysfunction-in-women/vaginismus|website=Merck Manuals Professional Edition|archive-url=https://web.archive.org/web/20210118064127/https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/sexual-dysfunction-in-women/vaginismus|archive-date=18 January 2021|access-date=15 October 2018|url-status=dead}}</ref> Penyebab lain yang dapat menjadi penyebab timbulnya gangguan ini di antaranya adalah adanya pengalaman [[Serangan seksual|kekerasan seksual]], [[endometriosis]], [[vaginitis]], or a prior [[episiotomi]].<ref name="Fer20163">{{cite book|last1=Ferri|first1=Fred F.|date=2016|url=https://books.google.com/books?id=rRhCDAAAQBAJ&pg=PA1330|title=Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1|publisher=Elsevier Health Sciences|isbn=9780323448383|page=1330}}</ref> Diagnosa akan ditegakkan berdasarkan gejala yang ada dan juga pemeriksaan pelvis.<ref name="Fer20163" />
== Ciri utama ==

Vaginismus ditandai dengan adanya ciri utama yaitu kejang atau [[kontraksi otot]] pada bagian [[vagina]]. Tingkat kekejangan atau kontraksi ototnya sangat kuat hingga menimbulkan gangguan saat [[Persetubuhan|senggama]].<ref>{{Cite book|last=Lesmana|first=Cokorda Bagus Jaya|date=2017|url=https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/90e58bdb1609ff9f42d2f7f794397ab4.pdf|title=Buku Panduan Belajar Koas: Ilmu Kedokteran Jiwa|location=Denpasar|publisher=Udayana University Press|isbn=978-602-294-182-8|editor-last=Sudira, P. G., dan Saraswati, M. R.|pages=42|url-status=live}}</ref>
Penanganan gangguan ini dapat dilakukan dengan [[terapi perilaku]],<ref name="Mer20133">{{cite web|date=April 2013|title=Vaginismus|url=https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/sexual-dysfunction-in-women/vaginismus|website=Merck Manuals Professional Edition|archive-url=https://web.archive.org/web/20210118064127/https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/sexual-dysfunction-in-women/vaginismus|archive-date=18 January 2021|access-date=15 October 2018|url-status=dead}}</ref><ref name="Fer20164">{{cite book|last1=Ferri|first1=Fred F.|date=2016|url=https://books.google.com/books?id=rRhCDAAAQBAJ&pg=PA1330|title=Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1|publisher=Elsevier Health Sciences|isbn=9780323448383|page=1330}}</ref> dan tindakan bedah atau operasi biasanya tidak diperlukan.<ref name="NHS20182">{{cite web|date=2018-01-11|title=Vaginismus|url=https://www.nhs.uk/conditions/vaginismus/|website=NHS|access-date=15 October 2018}}</ref> Penelitian lebih jauh mengenai penggunaan [[Racun botulinum|botox]] sebagai terapi kontraksi otot masih dilakukan.<ref name="Fer20164" /> Saat ini perkiraan mengenai seberapa sering gangguan ini terjadi pada perempuan masih beragam.<ref name="Lah2010">{{cite journal|last=Lahaie|first=MA|author2=Boyer, SC|author3=Amsel, R|author4=Khalifé, S|author5=Binik, YM|date=Sep 2010|title=Vaginismus: a review of the literature on the classification/diagnosis, etiology and treatment.|journal=Women's Health|volume=6|issue=5|pages=705–19|doi=10.2217/whe.10.46|pmid=20887170|doi-access=free}}</ref> Salah satu sumber menyatakan bahwa diperkirakan sekitar 0,5% perempuan mengalami gangguan ini.<ref name="Fer20164" /> Namun, perkiraan di dunia medis menyatakan bahwa 5-17% perempuan mengalami vaginismus.<ref name=":3">Lahaie M-A, Boyer SC, Amsel R, Khalifé S, Binik YM. Vaginismus: A Review of the Literature on the Classification/Diagnosis, Etiology and Treatment. Women’s Health. 2010;6(5):705-719. doi:10.2217/WHE.10.46</ref>

== Jenis ==
Vaginismus diklasifikasikan menjadi dua jenis:

=== Vaginismus primer ===
Vaginismus jenis primer terjadi ketika hubungan seksual atau aktivitas penetrasi lain pada vagina menimbulkan rasa sakit. Hal ini biasanya terjadi pada remaja perempuan dan perempuan di usia 20-an, karena pada usia ini perempuan biasanya mulai menggunakan tampon, berhubungan seksual, atau menjalani pemeriksaan seksual secara medis. Pengidap gangguan ini biasanya tidak sadar hingga aktivitas penetrasi pada vagina dilakukan.<ref name="Pacik09">{{cite journal|author=Pacik PT|date=December 2009|title=Botox treatment for vaginismus|journal=Plast. Reconstr. Surg.|volume=124|issue=6|pages=455e–6e|doi=10.1097/PRS.0b013e3181bf7f11|pmid=19952618|doi-access=free}}</ref>

=== Vaginismus sekunder ===
Vaginismus sekunder terjadi ketika seseorang yang sebelumnya tidak memiliki masalah dengan aktivitas penetrasi pada vagina mulai merasakan gejala gangguan vaginismus. Hal ini dapat disebabkan karena adanya [[Infeksi jamur vagina|infeksi jamur]] pada vagina atau trauma saat [[melahirkan]]. Tetapi faktor psikologi atau hal lain juga dapat menjadi penyebab timbulnya gangguan ini. Penanganan vaginismus sekunder sama dengan penanganan vaginismus primer. Vaginismus peri-menopaus dan menopaus, dapat terjadi karena mengeringnya bagian vulva dan jaringan tisu di sekitar vagina akibat menurunnya hormon esterogen. Hal ini menyebabkan robekan kecil di dinding vagina yang menyebabkan rasa sakit dan dapat menjadi pemicu vaginismus saat aktivitas penetrasi terjadi.<ref>{{cite book|last=Pacik|first=Peter|year=2010|url=http://www.vaginismusmd.com/book/|title=When Sex Seems Impossible. Stories of Vaginismus & How You Can Achieve Intimacy|location=Manchester, NH|publisher=Odyne|isbn=978-0-9830134-0-2|pages=8–16|access-date=2011-12-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20120219234447/http://www.vaginismusmd.com/book/|archive-date=2012-02-19|url-status=dead}}</ref>


== Kategori diagnosis ==
== Kategori diagnosis ==
Baris 9: Baris 20:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}

[[Kategori:Gangguan dan penyakit pada manusia]]
[[Kategori:Gangguan dan penyakit pada manusia]]
[[Kategori:Kesehatan perempuan]]

Revisi terkini sejak 28 Maret 2024 03.37

Anatomi otot pada organ seksual perempuan.

Vaginismus adalah salah satu jenis gangguan nyeri seksual. Ciri utamanya adalah kontraksi otot pada bagian vagina ketika bersenggaman atau ketika vagina mengalami aktivitas penetrasi lain, seperti misalnya penggunaan tampon, atau spekulum saat pemeriksaan medis.[1][2][3][4] Di banyak kasus, vaginismus terasa di saat melakukan hubungan seksual untuk pertama kali.[5]

Penyebab vaginismus yang banyak ditemukan adalah ketakutan atau kekhawatiran terhadap munculnya rasa sakit saat berhubungan seksual.[6] Penyebab lain yang dapat menjadi penyebab timbulnya gangguan ini di antaranya adalah adanya pengalaman kekerasan seksual, endometriosis, vaginitis, or a prior episiotomi.[7] Diagnosa akan ditegakkan berdasarkan gejala yang ada dan juga pemeriksaan pelvis.[7]

Penanganan gangguan ini dapat dilakukan dengan terapi perilaku,[8][9] dan tindakan bedah atau operasi biasanya tidak diperlukan.[10] Penelitian lebih jauh mengenai penggunaan botox sebagai terapi kontraksi otot masih dilakukan.[9] Saat ini perkiraan mengenai seberapa sering gangguan ini terjadi pada perempuan masih beragam.[11] Salah satu sumber menyatakan bahwa diperkirakan sekitar 0,5% perempuan mengalami gangguan ini.[9] Namun, perkiraan di dunia medis menyatakan bahwa 5-17% perempuan mengalami vaginismus.[12]

Jenis[sunting | sunting sumber]

Vaginismus diklasifikasikan menjadi dua jenis:

Vaginismus primer[sunting | sunting sumber]

Vaginismus jenis primer terjadi ketika hubungan seksual atau aktivitas penetrasi lain pada vagina menimbulkan rasa sakit. Hal ini biasanya terjadi pada remaja perempuan dan perempuan di usia 20-an, karena pada usia ini perempuan biasanya mulai menggunakan tampon, berhubungan seksual, atau menjalani pemeriksaan seksual secara medis. Pengidap gangguan ini biasanya tidak sadar hingga aktivitas penetrasi pada vagina dilakukan.[13]

Vaginismus sekunder[sunting | sunting sumber]

Vaginismus sekunder terjadi ketika seseorang yang sebelumnya tidak memiliki masalah dengan aktivitas penetrasi pada vagina mulai merasakan gejala gangguan vaginismus. Hal ini dapat disebabkan karena adanya infeksi jamur pada vagina atau trauma saat melahirkan. Tetapi faktor psikologi atau hal lain juga dapat menjadi penyebab timbulnya gangguan ini. Penanganan vaginismus sekunder sama dengan penanganan vaginismus primer. Vaginismus peri-menopaus dan menopaus, dapat terjadi karena mengeringnya bagian vulva dan jaringan tisu di sekitar vagina akibat menurunnya hormon esterogen. Hal ini menyebabkan robekan kecil di dinding vagina yang menyebabkan rasa sakit dan dapat menjadi pemicu vaginismus saat aktivitas penetrasi terjadi.[14]

Kategori diagnosis[sunting | sunting sumber]

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental Edisi ke-4 (DSM-IV) menetapkan vaginismus dalam kategori gangguan nyeri seksual. Kondisi yang ditetapkan dalam kategori ini bagi vaginismus adalah terjadinya kejang-kejang pada bagian luar vagina. Tingkat kekejangannya minimal sepertiga bagian luar vagina. Pada kategori diagnosis DSM-IV, diagnosis vaginismus tidak memerlukan adanya pengalaman nyeri.[15] Ini karena kondisi nyeri di bagian luar vagina sering terjadi namun tidak selalu menyakitkan.[16]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ferri, Fred F. (2016). Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1. Elsevier Health Sciences. hlm. 1330. ISBN 9780323448383. 
  2. ^ Ferri, Fred F. (2016). Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1. Elsevier Health Sciences. hlm. 1330. ISBN 9780323448383. 
  3. ^ "Vaginismus". NHS. 2018-01-11. Diakses tanggal 15 October 2018. 
  4. ^ "Vaginismus". Merck Manuals Professional Edition. April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 January 2021. Diakses tanggal 15 October 2018. 
  5. ^ Nazario, Brunilda, MD. (2012). "Women's Health: Vaginismus". WebMD. Diakses tanggal December 22, 2016. 
  6. ^ "Vaginismus". Merck Manuals Professional Edition. April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 January 2021. Diakses tanggal 15 October 2018. 
  7. ^ a b Ferri, Fred F. (2016). Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1. Elsevier Health Sciences. hlm. 1330. ISBN 9780323448383. 
  8. ^ "Vaginismus". Merck Manuals Professional Edition. April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 January 2021. Diakses tanggal 15 October 2018. 
  9. ^ a b c Ferri, Fred F. (2016). Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1. Elsevier Health Sciences. hlm. 1330. ISBN 9780323448383. 
  10. ^ "Vaginismus". NHS. 2018-01-11. Diakses tanggal 15 October 2018. 
  11. ^ Lahaie, MA; Boyer, SC; Amsel, R; Khalifé, S; Binik, YM (Sep 2010). "Vaginismus: a review of the literature on the classification/diagnosis, etiology and treatment". Women's Health. 6 (5): 705–19. doi:10.2217/whe.10.46alt=Dapat diakses gratis. PMID 20887170. 
  12. ^ Lahaie M-A, Boyer SC, Amsel R, Khalifé S, Binik YM. Vaginismus: A Review of the Literature on the Classification/Diagnosis, Etiology and Treatment. Women’s Health. 2010;6(5):705-719. doi:10.2217/WHE.10.46
  13. ^ Pacik PT (December 2009). "Botox treatment for vaginismus". Plast. Reconstr. Surg. 124 (6): 455e–6e. doi:10.1097/PRS.0b013e3181bf7f11alt=Dapat diakses gratis. PMID 19952618. 
  14. ^ Pacik, Peter (2010). When Sex Seems Impossible. Stories of Vaginismus & How You Can Achieve Intimacy. Manchester, NH: Odyne. hlm. 8–16. ISBN 978-0-9830134-0-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-19. Diakses tanggal 2011-12-29. 
  15. ^ Crowley, T., Goldmeier, D., dan Hiller, J. (2009). "Diagnosing and Managing Vaginismus" (PDF). BMJ. 339: 225. doi:10.1136/bmj.b2284. The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, fourth edition (DSM-IV) categorises vaginis- mus as a sexual pain disorder along with dyspareunia. It describes vaginismus as occurring when “recurrent or persistent involuntary spasm of the musculature of the outer third of the vagina” interferes with intercourse.2 According to this definition, the experience of pain is not necessary for the diagnosis. 
  16. ^ Astari, R., dan Triana, W. Fatmawati, Fatimah, ed. Kamus Kesehatan Indonesia-Arab (PDF). Sleman: Trussmedia Grafika. hlm. 440. ISBN 978-602-5747-22-9.