Lompat ke isi

Wadaga, Muna Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wadaga
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tenggara
KabupatenMuna Barat
Populasi
 • Total6,426 jiwa (2.018) jiwa
Kode Kemendagri74.13.04 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7413090 Edit nilai pada Wikidata
Luas175,05 km²
Kepadatan36,71 jiwa/km²
Desa/kelurahan7
Peta
PetaKoordinat: 4°54′57.05111″S 122°31′59.87903″E / 4.9158475306°S 122.5332997306°E / -4.9158475306; 122.5332997306

Wadaga adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Geografis

[sunting | sunting sumber]

Secara astronomis, Kecamatan Wadaga terletak di bagian barat daya Pulau Muna. Secara geografis, Wadaga terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 4.49° – 4.50° Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur diantara 122.420 - 122.430 Bujur Timur.

Batas wilayah administrasi Kecamatan Wadaga sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kontukowuna.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Tongkuno.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lawa.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan sawerigadi.

Secara administratif, Kecamatan Wadaga terdiri dari 7 desa. Dari jumlah desa yang ada, yang memiliki wilayah terluas adalah Desa Lakanaha dengan luas 37,51 Km2 (21,43 %), sedangkan Desa yang memiliki Wilayah terkecil adalah desa Lindo dengan luas 10,00 Km2 (5,71 %) dari luas Kecamatan Wadaga.

Kecamatan Wadaga mempunyai iklim tropis seperti sebagian besar daerah di Indonesia, dengan suhu rata-rata sekitar 26 °C–30 °C. Demikian juga dengan musim, Kabupaten Muna Barat mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Pada umumnya musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai Juni dimana angin yang mengandung banyak uap air bertiup dari Benua Asia dan Samudra Pasifik sehingga menyebabkan hujan. Sedangkan musim kemarau terjadi antara Juli sampai November, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan mengandung uap air.

Secara rata-rata, banyaknya hari hujan tiap bulan pada tahun 2018 adalah 14 hari dengan rata-rata curah hujan 214,8 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 477,0 mm dengan jumlah hari hujan sebesar 16 hari hujan.

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Untuk menjalanakan fungsi Pemerintahan, Administrasi Pemerintahan di Kecamatan Wadaga di bagi menjadi beberapa wilayah administrasi desa dan Kelurahan. Di mana Tiap desa dan kelurahan ini masing-masing dipimpin oleh kepala desa dan kepala kelurahan. Selain itu pula, di level bawah, administrasi di tiap desa/kelurahan dibagi menjadi Rukun Tetangga dan juga Dusun Lingkungan/dusun. Tahun 2019 terdapat 14 Dusun/Lingkungan dan 26 Rukun Tentangga.

Untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan, di tiap desa/kelurahan dibangun kantor desa/kelurahan dan balai desa. Pada tahun 2019 terdapat 8 kantor desa/kelurahan dan 8 balai desa.

Kependudukan

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kecamatan Wadaga berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018 sebanyak 6.426 jiwa yang terdiri atas 3.009 jiwa penduduk laki-laki dan 3.417 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.436 rumah tangga. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2018 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 88.

Kepadatan penduduk di Kecamatan Wadaga tahun 2018 mencapai 36.71 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga adalah 4 orang. Kepadatan Penduduk di kecamatan Wadaga cukup beragam. Kepadatan penduduk tertinggi adalah desa Lindo dengan kepadatan sebesar 83.8 jiwa/ km2 dan terendah di desa Kampani sebesar 10.63 jiwa/ km2.

Berikut Jumlah Penduduk berdasarkan Desa/Kelurahan di Kecamatan Wadaga :

  1. Kampani, luas 30 km2, penduduk 319 jiwa, kepadatan 10,63 jiwa/km2.
  2. Lindo, luas 10 km2, penduduk 838 jiwa, kepadatan 83,8 jiwa/km2.
  3. Katobu, luas 26,24 km2, penduduk 1.011 jiwa, kepadatan 38,53 jiwa/km2.
  4. Lailangga, luas 32,80 km2, penduduk 1.399 jiwa, kepadatan 42,65 jiwa/km2.
  5. Lasosodo, luas 11,50 km2, penduduk 713 jiwa, kepadatan 62 jiwa/km2.
  6. Wakontu, luas 27 km2, penduduk 974 jiwa, kepadatan 36,07 jiwa/km2.
  7. Lakanaha, luas 37,51 km2, penduduk 1.172 jiwa, kepadatan 31,25 jiwa/km2.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Pelaksanaan pembangunan pendidikan di kecamatan Wadaga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan pembangunan pendidikan di kecamatan Wadaga adalah banyaknya sekolah, guru dan murid. Jumlah fasilitas pendidikan di kecamatan Wadaga sebanyak 17 unit yang terdiri dari 5 unit TK sederajat, 8 unit SD sederajat, 2 unit SMP sederajat, dan 2 unit SMA sederajat.

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Salah satu indicator untuk mengukur perkembangan kesehatan di kecamatan Wadaga adalah ketersediaan infrastruktur kesehatan hingga ke desa-desa. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Wadaga hingga tahun 2018 yaitu 8 unit, yang terdiri dari 1 unit puskesmas dan 7 unit posyandu, Tenaga medis yang ada di Kecamatan Wadaga yaitu 4 orang bidan, 2 orang perawat, 2 tenaga farmasi, dan 9 tenaga kesehatan lainnya.

Perkembangan keagamaan di kecamatan Wadaga juga dapat dilihat dari ketersediaan saranan peribadatan. Pada tahun 2018 jumlah tempat peribadatan di kecamatan Wadaga berjumlah 7 unit.

Pertanian

[sunting | sunting sumber]

Penggunaan lahan di kecamatan Wadaga digunakan untuk perumahan dan pekarangan. Tanaman pangan yang diusahakan di kecamatan Wadaga yang utama yaitu; jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar.

Ragam tanaman hortikultura yang diusahakan di di kecamatan Wadaga cukup bervariasi. Untuk tanaman sayuran terdapat cabai rawit, kacang panjang, kangkung, petsai/sawi, cabai besar, bawang daun, tomat, terung, ketimun, dan lainnya.

Tanaman menghasilkan produksi yang paling besar adalah kacang panjang, dan kangkung. Tanaman buah-buahan seperti, jeruk siam, pisang, pepaya, dan rambutan menjadi komoditas utama di kecamatan Wadaga.

Jambu mete menjadi komoditi perkebunan yang paling banyak diusahakan di kecamatan Wadaga. Selain itu, terdapat tanaman kelapa, langsat, cokelat. Tidak ada produk perikanan di kecamatan wadaga di sebabkan wilayah kecamatan Wadaga bukan di kawasan pesisir pantai.

Industri dan Energi

[sunting | sunting sumber]

Pembangunan dibidang industri ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah, serta memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Di Kecamatan Wadaga tahun 2018 tercatat ada 123 usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 123. Jumlah industri terbanyak terdapat di desa Lailangga berjumlah 36 industri .

Kebutuhan listrik rumah tangga di kecamatan Wadaga sebagian besar diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Jumlah rumah tangga pengguna listrik di Kecamatan Wadaga tahun 2018 yaitu sebanyak 1.436 rumah tangga.

Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Wadaga sebagian besar diperoleh dari air sumur.

Perdagangan

[sunting | sunting sumber]

Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang mampu menggerakkan perekonomian suatu wilayah. Kecamatan Wadaga terletak di wilayah kepulauaan sehingga transaksi yang terjadi sebagian merupakan perdagangan antar pulau.

Salah satu indicator menilai perkembangan perdagangan adalah ketersediaan sarana perdagangan mandiri. Hingga tahun 2018, di kecamatan Wadaga terdapat 1 unit pasar permanen/ tidak permanen, 8 unit kedai makan, dan 100 unit toko kelontong. [1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]