Lompat ke isi

Tiworo Utara, Muna Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tiworo Utara
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tenggara
KabupatenMuna Barat
Populasi
 • Total5,460 jiwa (2.018) jiwa
Kode Kemendagri74.13.08 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7413050 Edit nilai pada Wikidata
Luas62,05 km²
Kepadatan88 jiwa/km²
Desa/kelurahan7
Peta
PetaKoordinat: 4°45′24.47536″S 122°22′16.81320″E / 4.7567987111°S 122.3713370000°E / -4.7567987111; 122.3713370000

Tiworo Utara adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Geografis

[sunting | sunting sumber]

Secara astronomis, Kecamatan Tiworo Utara terletak di bagian Selatan Pulau Muna. Secara geografis, Tiworo Utara terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 4.490 – 4.500 Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur diantara 122.370072° - 122.40363° Bujur Timur.

Batas wilayah administrasi Kecamatan Tiworo Utara sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Selat Tiworo.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Tiworo Kepulauan.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tiworo Tengah.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Tiworo.

Secara administratif, Kecamatan Tiworo Utara terdiri dari 7 Desa. Dari jumlah Desa yang ada, yang memiliki wilayah terluas adalah Desa Santiri dengan luas 17,88 Km2 (28,82 %), sedangkan desa yang memiliki Wilayah terkecil adalah desa Santigi dengan luas 2,24 Km2 (3,61 %) dari luas Kecamatan Tiworo Utara.

Kabupaten Muna Barat mempunyai iklim tropis seperti sebagian besar daerah di Indonesia, dengan suhu rata-rata sekitar 23 °C–30 °C. Demikian juga dengan musim, Kabupaten Muna Barat mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Pada umumnya musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai Juni dimana angin yang mengandung banyak uap air bertiup dari Benua Asia dan Samudra Pasifik sehingga menyebabkan hujan. Sedangkan musim kemarau terjadi antara Juli sampai November, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan mengandung uap air.

Secara rata-rata, banyaknya hari hujan tiap bulan pada tahun 2018 adalah 14 hari dengan rata-rata curah hujan 214,8 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 477,0 mm dengan jumlah hari hujan sebesar 16 hari hujan.

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Tiworo Utara merupakan kecamatan yang berada di bawah administrasi pemerintahan Kabupaten Muna Barat. Ibukota Kecamatan Tiworo Utara adalah Desa Santiri yang merupakan pusat pemerintahan kecamatan Tiworo Utara

Kecamatan Tiworo Utara terdiri dari 7 desa. Desa di kecamatan Tiworo Utara yaitu Desa Tondasi, Desa Santiri, Desa Tasipi, Desa Bero, Desa Mandike, Desa Santigi dan Desa Tiga.

Dalam membantu menjalankan pemerintahan, aparat desa dibantu oleh kepala dusun dan kepala RT. Rata-rata 1 dusun terdiri dari 4 RT. Jumlah dusun di kecamatan Tiworo Utara sebanyak 16 dusun. Sedangkan jumlah RT mencapai 38 RT.

Kependudukan

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kecamatan Tiworo Utara berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018 sebanyak 5.460 jiwa yang terdiri atas 2.712 jiwa penduduk laki-laki dan 2.748 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.076 rumah tangga. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2018 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 98,69.

Dengan luas sebesar 62,05 km2, kepadatan penduduk di Kecamatan Tiworo Utara tahun 2018 mencapai 88 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga adalah 5 orang. Kepadatan Penduduk di kecamatan Tiworo Utara cukup beragam. Kepadatan penduduk tertinggi adalah desa Tasipi dengan kepadatan sebesar 179 jiwa/km2 dan terendah di desa Tondasi sebesar 44 jiwa/km2.

Berikut Jumlah Penduduk tiap desa di kecamatan Tiworo Utara ;

  1. Desa Tondasi, luas 17,65 km2, penduduk 779 jiwa, kepadatan 44 jiwa/km2.
  2. Desa Santiri, luas 17,88 km2, penduduk 1.787 jiwa, kepadatan 100 jiwa/km2.
  3. Desa Tasipi, luas 4,28 km2, penduduk 768 jiwa, kepadatan 179 jiwa/km2.
  4. Desa Bero, luas 3 km2, penduduk 466 jiwa, kepadatan 155 jiwa/km2.
  5. Desa Mandike, luas 5 km2, penduduk 443 jiwa, kepadatan 89 jiwa/km2.
  6. Desa Santigi, luas 2,24 km2, penduduk 283 jiwa, kepadatan 126 jiwa/km2.
  7. Desa Tiga, luas 12 km2, penduduk 934 jiwa, kepadatan 78 jiwa/km2.

Pelaksanaan pembangunan pendidikan di kecamatan Tiworo Utara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan pembangunan pendidikan di kecamatan Tiworo Utara adalah banyaknya sekolah, guru dan murid.

Jumlah fasilitas pendidikan di kecamatan Tiworo Utara sebanyak 18 unit yang terdiri dari 2 unit TK sederajat, 8 unit SD sederajat, 7 unit SMP sederajat, dan 1 unit SMA sederajat.

Salah satu indicator untuk mengukur perkembangan kesehatan di kecamatan Tiworo Utara adalah ketersediaan infrastruktur kesehatan hingga ke desa-desa.

Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Tiworo Utara hingga tahun 2018 yaitu 10 unit, yang terdiri dari 1 unit puskesmas dan 9 unit posyandu.

Tenaga medis yang ada di Kecamatan Tiworo Utara yaitu 1 orang Dokter umum, 9 orang bidan, 13 orang perawat, 1 orang tenaga farmasi, dan 8 tenaga kesehatan lainnya.

Perkembangan keagamaan di kecamatan Tiworo Utara juga dapat dilihat dari ketersediaan saranan peribadatan. Pada tahun 2018 jumlah tempat peribadatan di kecamatan Tiworo Utara berjumlah 9 unit, terdiri dari 9 unit mesjid.

Pertanian

[sunting | sunting sumber]

Penggunaan lahan di kecamatan Tiworo Utara digunakan untuk perumahan dan pekarangan. Tanaman pangan yang diusahakan di kecamatan Tiworo Utara yang utama yaitu; jagung, ubi kayu, dan ubi jalar.

Ragam tanaman hortikultura yang diusahakan di di kecamatan Tiworo Utara cukup bervariasi. Untuk tanaman sayuran terdapat cabai, kacang panjang, kangkung, tomat, dan lainnya.

Tanaman menghasilkan produksi yang paling besar adalah kacang panjang, dan cabai. Tanaman buah-buahan seperti, jeruk siam, pisang, mangga, pepaya, dan rambutan menjadi komoditas utama di kecamatan Tiworo Utara.

Jambu mete menjadi komoditi perkebunan yang paling banyak diusahakan di kecamatan Tiworo Utara. Tahun 2018 luas tanam jambu mete mencapai 25 hektar. Selain itu, terdapat tanaman kelapa dengan luas tanam sebesar 3,8 hektar.

Produksi perikanan di kecamatan Tiworo Utara terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pada tahun 2018 produksi perikanan tangkap mencapai 1.029 ton. Produksi perikanan di kecamatan Tiworo Utara sebagian besar didominasi oleh perikanan laut.

Jenis ternak dibudidayakan di Kecamatan Tiworo Utara terdiri dari Ayam Buras, Sapi, itik dan kambing.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]