Yayat Rochadiat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 35: Baris 35:
[[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Yayat Rochadiat''' ({{lahirmati||23|9|1947}}) merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Darat dari Indonesia. Yayat menjabat sebagai Direktur Keuangan Angkatan Darat dari 1996 hingga 2000.
[[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Yayat Rochadiat''' ({{lahirmati||23|9|1947}}) merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Darat dari Indonesia. Yayat menjabat sebagai Direktur Keuangan Angkatan Darat dari 1996 hingga 2000.


== Masa kecil ==
== Masa kecil dan keluarga ==
Yayat dilahirkan pada tanggal 23 September 1947 di Kampung Cikekes, sebuah kampung yang terletak di Garut, Jawa Barat. Nama belakangnya, Rochadiat, berasal dari kata Roch ''Al-Adiyaat,'' yang berarti kuda dalam bahasa Arab.

Ayat Yayat, Apa Alis, meninggalkan kampung Cikekes pada saat Yayat berusia 40 hari untuk bergerilya menghadapi pasukan Belanda selama [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Pada masa ini, ibunya, yang bernama Siti Kalsum, bekerja sebagai penjual makanan dan pembuat kue. Setelah revolusi berakhir, Apa Alis bekerja sebagai pegawai di kantor Jawatan Kereta Api Indonesia. Ayah Yayat wafat pada tahun 1976.

Yayat memiliki tiga orang saudara kandung. Kakak perempuannya, E. Zaenab dan Cicoh Tasrifin, menikah dengan anggota TNI. Kakak laki-lakinya, Makmun Marzuki, merupakan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Garut dan purnawirawan TNI dengan pangkat letnan kolonel.

Semasa kecil, Yayat dibesarkan oleh keluarga besarnya, termasuk neneknya. Pada saat Yayat berusia tujuh tahun, pemberontakan [[Negara Islam Indonesia|DI/TII]] terjadi di wilayah Jawa Barat. Sekelompok pasukan DI/TII menendang Yayat setelah berupaya untuk memaksa Yayat untuk mengangkut beras ke puncak gunung. Tiga tahun setelah peristiwa tersebut terjadi, keluarga besar Yayat mengungsi dari Garut ke Bandung karena ancaman dari pemberontak DI/TII terhadap kedua kakak perempuan Yayat.

Revisi per 26 Juni 2023 17.14

Yayat Rochadiat
Direktur Keuangan Angkatan Darat
Masa jabatan
18 Oktober 1996 – 29 Juni 2000
Informasi pribadi
Lahir23 September 1947 (umur 76)
Garut, Jawa Barat, Indonesia
Alma materAkademi Militer (1972)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1972—2003
Pangkat Brigadir Jenderal TNI
SatuanKeuangan (CKU)[a]
  1. ^ Yayat sempat ditempatkan pada kecabangan Infanteri, namun ia dipindahkan ke CKU setelah mengalami kecelakaan saat menjalani pendidikan kecabangan pada tahun 1973.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Yayat Rochadiat (lahir 23 September 1947) merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Darat dari Indonesia. Yayat menjabat sebagai Direktur Keuangan Angkatan Darat dari 1996 hingga 2000.

Masa kecil dan keluarga

Yayat dilahirkan pada tanggal 23 September 1947 di Kampung Cikekes, sebuah kampung yang terletak di Garut, Jawa Barat. Nama belakangnya, Rochadiat, berasal dari kata Roch Al-Adiyaat, yang berarti kuda dalam bahasa Arab.

Ayat Yayat, Apa Alis, meninggalkan kampung Cikekes pada saat Yayat berusia 40 hari untuk bergerilya menghadapi pasukan Belanda selama Revolusi Nasional Indonesia. Pada masa ini, ibunya, yang bernama Siti Kalsum, bekerja sebagai penjual makanan dan pembuat kue. Setelah revolusi berakhir, Apa Alis bekerja sebagai pegawai di kantor Jawatan Kereta Api Indonesia. Ayah Yayat wafat pada tahun 1976.

Yayat memiliki tiga orang saudara kandung. Kakak perempuannya, E. Zaenab dan Cicoh Tasrifin, menikah dengan anggota TNI. Kakak laki-lakinya, Makmun Marzuki, merupakan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Garut dan purnawirawan TNI dengan pangkat letnan kolonel.

Semasa kecil, Yayat dibesarkan oleh keluarga besarnya, termasuk neneknya. Pada saat Yayat berusia tujuh tahun, pemberontakan DI/TII terjadi di wilayah Jawa Barat. Sekelompok pasukan DI/TII menendang Yayat setelah berupaya untuk memaksa Yayat untuk mengangkut beras ke puncak gunung. Tiga tahun setelah peristiwa tersebut terjadi, keluarga besar Yayat mengungsi dari Garut ke Bandung karena ancaman dari pemberontak DI/TII terhadap kedua kakak perempuan Yayat.