Abdul Malik Baleo Nata
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada November 2022. |
Baleo Nata Syekh Haji Abdul Malik | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nama dan Gelar | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Semua Gelar | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gelar (Islam) | Syekh Haji | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gelar kehormatan | Baleo Nata | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama | Abdul Malik | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kelahirannya | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tahun lahir (M) | 1825 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama ayah | Abdullah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Agama: Islam (Muslim) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Panduan Infobox |
Syekh Haji Abdul Malik Baleo Nata berasal dari Muaramais,[1] terkenal sebagai Baleo Natal atau Baleo Natar, yaitu beliau yang datang dari Natar, atau Natal,[2] yang nantinya adalah bagian dari Kabupaten Mandailing Natal setelah kemerdekaan Indonesia. Dahulu, Natal lebih kenal dengan sebutan Natar.[2] Baleo Natal adalah seorang yang sangat disegani dan dihormati di Tapanuli Selatan pada zamannya, dan selalu dinanti pengajiannya oleh masyarakat Natal.[2]
Kelahiran dan Silsilah
[sunting | sunting sumber]Abdul Malik lahir pada tahun 1825 M.[3] Ayahnya bernama Abdullah.[1]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Pada usia muda hijrah ke Hutasiantar untuk memenuhi permintaan Yang Dipertuan Hutasiantar agar mengajar di sana.[1] Syekh Abdul Malik bin Abdullah adalah murid Syekh Abdul Fattah.[1] Syaikh Abdul Malik datang ke Natal, belajar di Surau Tambak kepada Syekh Abdul Fatah Ulama Besar pada masa itu. [butuh rujukan] Beliau ini belajar bersama-sama dengan sahabatnya yang semuanya menjadi ulama terkenal, seperti Tuan Tamang dan Tuan Benteng. [butuh rujukan] Syekh Abdul Malik naik haji tiga kali untuk sekaligus menambah ilmunya.[1]
Dakwah
[sunting | sunting sumber]Huta Siantar
[sunting | sunting sumber]Setelah kembali dari Makkah, Yang Dipertuan Huta Siantar, Panyabungan meminta Syekh Abdul Fattah untuk menjadi guru agama di kerajaannya.[3] Namun Syekh Abdul Fattah tidak dapat memenuhinya karena berbagai kesibukannya dan kemudian menunjuk Syeikh Abdul Malik yang baru kembali dari Makkah untuk mengisi jabatan tersebut.[3] Syekh Abdul Malik berusaha membangun masyakat di Huta Siantar.[3] Perlahan dan pasti usahanya akhirnya membuat beberapa keluarga raja-raja di wilayah tersebut menghidupkan aktivitas dan kegiatan masjid.[3] Awalnya hal tersebut ditentang dan akhirnya mendapat sambutan yang baik.[3] Atas jasa-jasanya tersebut, Syekh Abdul Malik yang masih sangat belia, dinikahkan dengan puteri Huta Siantar dan menetap di sana.[3] Ulama besar ini menikah di Hutasiantar, melahirkan seorang putera bernama Abdul Syukur.[1]
Tuan Syekh Abdul Malik mengajar sampai Padangsidimpuan, Sipirok, Padang lawas dan Dalu-dalu.[1] Muridnya datang dari berbagai penjuru di sekitar Hutasiantar dan Panyabungan.[1] Untuk kedua kalinya, dia berangkat ke Makkah beserta keluarganya melalui pelabuhan Natal yang saat itu merupakan pelabuhan internasional yang sangat ramai.[3] Sekembalinya ke Tanah Air, kharismanya semakin meluas sehingga namanya semakin dikenal dan menjadi acuan dalam argumentasi agama mulai dari Padang Sidempuan, Sipirok, Padang Lawas dan Dalu-dalu.[3]
Hubungan mesra dengan penguasa atau raja-raja Huta Siantar bukan tanpa masalah.[3] Berbagai masalah terjadi antara Umara dan Ulama tersebut.[3] Namun hal itu dapat diatasinya dengan langkah-langkah yang tidak merusak kedua kelompok elit tersebut.[3] Para raja semakin kagum dan takjub terhadapnya karena Syekh juga mempunyai kemampuan dalam pengobatan.[3]
Natal
[sunting | sunting sumber]Syekh Abdul Malik puluhan tahun berdiam di Natal mengembangkan agama Islam di sana.[1] Ilmu yang diajarkannya di Natal meliputi antara lain tafsir dan tasawuf.[1] Buku-buku terkenal yang dipakainya antara lain: Tafsir Al Ghazali, Syawi, Jalalain, dan Ihya Ulumuddin karya filosof Al Ghazali.[1] Buku-buku berbahasa Melayu antara lain: Sabilul Muhtadin, Mathla’ul Badrain dan Syrus Salikin.[1] Dengan pengalaman tersebut dia kemudian digelar Baleo Natal sebagai bagian dari usahanya mengajarkan Islam secara tadrij atau berangsur-angsur.[3]
Setelah Syekh Abdul Fatah meninggal, pada hari Ahad 12 Rabiul Awal 1282 H, maka Syekh Abdul Malik menetap di Surau Tambak, untuk melanjutkan pengajaran Agama Islam.[4]
Wafat
[sunting | sunting sumber]Syekh Abdul Malik wafat pada hari Jum’at 12 Ramadhan 1320 H (12 Desember 1902 M [5]). Sebagian besar usianya dihabiskan mengajar di Natal sampai wafatnya dalam usia 75 tahun dan dimakamkan di Pemakaman Bukit Kayu Aro di bagian timur Natal.[1]
Catatan akhir
[sunting | sunting sumber]Daftar Pustaka
[sunting | sunting sumber]- Baan, Marcel Rombe (2018-05-06). "Inilah 100 Tokoh Batak dari Si Raja Batak hingga Abad 19". netralnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-07. Diakses tanggal 2018-05-06.
- Harahap, Basyral Hamidi (2017-03-08). "Seri HUT Madina : Mandailing Melahirkan Banyak Ulama Kharismatik (1)". Mandailing Online. Diakses tanggal 2018-05-06.
- Hasibuan, Zainal Efendi (2016-07-26). "PEMIMPIN SEBAGAI PEMERSATU UMAT: Menguak Perseteruan Umat Islam dari Timur Tengah sampai Tapanuli Selatan serta Menggagas 6 Pilar Manajemen Konflik Kependidikan Islam". DARUL 'ILMI: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman. 3 (2): 46–68. ISSN 2338-8692. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-11. Diakses tanggal 2018-05-06.
- "Hijri to Gregorian Converter - Hijri Date Converter". IslamicFinder. 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29.
- "Kerajaan Huristak Salah Satu Titik Sejarah Kerajaan Tertua dan Kebudayaan Usul Mulana Batak". MABES PKRI (dalam bahasa Melayu). 2018-05-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-07. Diakses tanggal 2018-05-06.
Bacaan lainnya
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Serambi Mekkah
- (Indonesia) Natal, Alam dan Tokohnya
- (Indonesia) JIRAT MALAKO
- (Indonesia) PRAKIRAAN MASO & LAMO KUASO ( PRA MALAKO )
.