Abdullah bin Syeikh al-Aydarus
Abdullah bin Syeikh Al-Aydarus (bahasa Arab: عبد الله بن شيخ العيدروس, Sayyid ʿAbdullāh lbnu Syeikh Al-ʿAydarūs, meninggal 1609) adalah seorang pemimpin agama asal Hadhrami yang hidup pada abad ke-16[1] dan merupakan keturunan Abu Bakar Al-Aydarūs, orang suci terkemuka yang memulai keturunan Al-'Aydarūs dari klan Bā 'Alawiyyah.[2][3][4][5][6]
Abdullah adalah salah satu pemukim Arab Hadhrami yang paling awal di Aceh, dan, seperti banyak sanak saudaranya yang datang setelah itu, dia berperan sebagai "Naqib", pemimpin agama Aceh.[7][8] Sultan Alauddin Mansur Syah dari Kesultanan Aceh (memerintah pada 1577–1585) membujuk 'Abdullah untuk menikahi putrinya, dan anaknya Zainal-'Abidin lahir dari pernikahan ini.[9][10] Pada Tahun-tahun berikutnya, dia menghabiskan hidupnya di sebuah desa setempat, Kampung Pasir Putih, di mana dia meninggal karena usia tua.[11]
Putra 'Abdullāh, Zainal-'Abidin juga menjadi pemimpin agama dan bermigrasi ke Johor, di mana dia menikahi Tuan Kaishi, putri Tuan Jenal, Bendahara dari Sekudai[12] dan mengambil nama Melayu "Tuan Dagang" saat tinggal bersama keluarga Bendahara tersebut.[13]
Keturunan
[sunting | sunting sumber]Sayyid 'Abdallāh Al-Saqqāf (Al-'Aidarūs)[14] (bahasa Arab: سيد عبد الله السقاف) Sayyid ʿAbdullāh al-saqqāf) | |||||||||||||||||||||||
Sayyid (Syeikh) Abū Bakar Al-'Aidarūs[15](bahasa Arab: سيد أبو بكر العيدروس) Sayyid Abū Bakar Al-‘Aidarūs) | |||||||||||||||||||||||
Sayyid Abdallāh Al-'Aidarūs[15][16](bahasa Arab: سيد عبد الله العيدروس) Sayyid ʿAbdullāh Al-‘Aidarūs) | |||||||||||||||||||||||
Sayyid Syeikh Al-'Aidarūs[15][16](bahasa Arab: سيد شيج العيدروس) Sayyid Sayyid Al-‘Aidarūs) | |||||||||||||||||||||||
Sayyid Abdallāh Al-'Aidarūs[16](bahasa Arab: سيد عبد الله العيدروس) Sayyid ʿAbdullāh Al-‘Aidarūs) | |||||||||||||||||||||||
Sayyid Zainal-Abidin Al-'Aidarūs (bahasa Arab: سيد زين العابدين العيدروس) Sayyid Zainal-‘Ābidīn Al-‘Aidarūs) | |||||||||||||||||||||||
Bendahara Sri Maharaja[17] | |||||||||||||||||||||||
Dato Pasir Di'Raja (Sayyid Ja'far Al-'Aidarūs) (bahasa Arab: سيد جعفر العيدروس) Sayyid Ja'far Al-‘Aidarūs) | Tuan Habib Abdul Majid (bahasa Arab: تون حبيب عبد المجيد) Tūan Ḥabīb ʿAbdul -Majīd) | Puteri Bakal | |||||||||||||||||||||
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Institusi Bendahara: Permata Melayu yang Hilang: Dinasti Bendahara Johor-Pahang, Utsmani, hlm. 24 "...Aceh yang berasal dari keluarga Naqib (Ketua Golongan Sayyid) di Hadramaut, Yaman, iaitu Sayyid Zainal Abidin bin Sayyid Abdullah Al 'Aidrus ke dalam keluarga Tuan Jenal Bendahara Sekudai (putera Tun Seri Lanang) sebagai menantu telah membawa suatu era baru dalam sejarah pemerintahan keluarga bendahara Johor Lama yang merupakan pewaris kepada keluarga Bendahara-bendahara Melaka.". Undang-Undang Malaysia, Akta 505, hlm. 12)
- ^ Ahlul-bait (keluarga) Rasulullah SAW & Raja-Raja Melayu (2001), hlm. 192, 195
- ^ The Sufi Orders in Islam (1998), hlm. 73
- ^ John Obert Voll, Islam, Continuity and Change in the Modern World: Continuity and Change in the Modern World, hlm. 72
- ^ Azyumardi Azra, The origins of Islamic reformism in Southeast Asia: networks of Malay-Indonesian and Middle Eastern 'Ulamā' in the seventeenth and eighteenth centuries, hlm. 57
- ^ M. Hasyim Assegaf, Derita putri-putri Nabi: Studi historis Kafa'ah Syarifah, hlm. 217, 224
- ^ The Acehnese VOL. I (1906), hlm. 155
- ^ Nasihat-Nasihat Semasa Kepegawaiannya Kepada Pemerintah Hindia Belanda (1990), hlm. 1855
- ^ Ahlul-bait (keluarga) Rasulullah SAW & Raja-Raja Melayu (2001), hlm. 197, ...Tuan Habib adalah sebenarnya moyang Tuan Habib yang bernama Abdullah Al 'Aidrus yang menikah dengan puteri Sultan Alauddin Mansur Syah di Aceh.) Nama Sultan Alauddin Riayat Syah III (Raja Mansur) yang tertera pada peringatan...
- ^ Malaysia Kita (1991), hlm. 304
- ^ Bendaharas and Tumenggung (1932), hlm. 58
- ^ Ahlul-bait (keluarga) Rasulullah SAW & Raja-Raja Melayu (2001), hlm. 180-1
- ^ Ahlul-bait (keluarga) Rasulullah SAW & Raja-Raja Melayu (2001), hlm. 192 ...bernama Sayyid Abdullah Al-Aidrus dan terbukti pernah datang ke Acheh sebelum kembali ke tempat asalnya di Hadramaut. Jika dikaji pula pada sejarah kesultanan Aceh, tarikh kelahiran Sayyid Zainal Abidin cocok pada zaman pemerintahan Sultan Aceh yang bernama Sultan...
- ^ Sufis and Scholars of the Sea: Family Networks in East Africa, 1860-1925 (2003), hlm. 21 ...by the revered saint 'Abd Allah b. Abi Bakr b. 'Abd al-Rahman al-Saqqaf known as al-'Aydarus (d. 1461). ...
- ^ a b c Derita Putri-putri Nabi: Studi historis Kafa'ah Syarifah (2000), pg 217 ...naqib terkenal; Ahmad bin 'Alawi Bajahdab (w. 973 H./1564 M.), naqib; 'Abdullah bin Syeikh bin Abu Bakar Al-'Aidarus (w. 1019 H./1609 M.), naqib; Zain Al-'Abidin bin Syeikh bin Abu Bakar Al-'Aidarus (w. 1041 H./1630 M.), naqib. ...; pg 224 ...menandatanganinya, seluruhnya todak kurang dari 50 orang.113 (new para) Di antara Naqib Al-Nuqaba' (Naqib Kepala) yang terkenal adalah Al-'Aidrus Al-Akbar (w. 1460), Ahmad bin 'Alawi Bajahdab (w. 1565), 'Abdullah bin Syeikh bin Abu Bakar Al- 'Aidrus (w. 1609) kemudian putranya, Zainal-'Abidin bin 'Abdullah (w. 1631). Pada paruh kedua abad ke-19 timbul masalah pengangkatan Naqib Al-Nuqabi' secara musyawarah dan mufakat. ...
- ^ a b c Ahlul-Bait (keluarga) Rasulullah SAW & Raja-Raja Melayu (2001), hlm. 194
- ^ Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society (1932), hlm. 58 The Muar genealogy says that a Sayyid Idrus came from the Hadhramaut to Aceh, where he settled at Kampong Pasir. His son, Zainal-Abidin went to Johore and married...who bore a son Maharaja Sri...
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Ahlul-bait (keluarga) Rasulullah SAW & Raja-Raja Melayu, oleh Muzaffar Dato' Hj Mohamad, Tun Suzana Tun Haji Othman, diterbitkan oleh Al-Wasilah Enterprise, 2001, ISBN 983-40566-1-3
- Bendaharas and Temenggungs, Journal of Malayan Branch of Royal Asiatic Society, Vol X part I, 1932, Richard Olaf Winstedt
- Derita Putri-putri Nabi: Studi historis Kafa'ah Syarifah, oleh M. Hasyim Assagaf, diterbitkan oleh Remaja Rosdakarya, 2000, ISBN 979-692-004-2
- Institusi Bendahara: Permata Melayu yang Hilang: Dinasti Bendahara Johor-Pahang, oleh Suzana Tun Hj. Othman, diterbitkan oleh Pustaka BSM Enterprise, 2002, ISBN 983-40566-6-4
- Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, oleh Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland Malaysian Branch, Singapore, 1932
- Nasihat-Nasihat Semasa Kepegawaiannya Kepada Pemerintah Hindia Belanda, 1889–1936, oleh Christiaan Snouck Hurgronje, E. Gobée, C. Adriaanse, diterbitkan oleh INIS, 1990, ISBN 979-8116-05-4
- Malaysia Kita, by Institut Tadbiran Awam Negara (Malaysia), diterbitkan oleh Institut Tadbiran Awam Negara, 1991, ISBN 967-9933-12-1
- Sufis and Scholars of the Sea: Family Networks in East Africa, 1860-1925, Anne K. Bang, Routledge, 2003, ISBN 0-415-31763-0
- The Acehnese Vol. I, oleh Christiaan Snouck Hurgronje, diterbitkan oleh E.J. Brill, 1906
- The Sufi Orders in Islam, oleh J. Spencer Trimingham, John O. Voll, diterbitkan oleh Oxford University Press, 1998 ISBN 0-19-512058-2