Adriaan David Cornets de Groot
Adriaan David Cornets de Groot (1804–1829) adalah tokoh Belanda yang pada usia 15 tahun ditempatkan sebagai residen di Keraton Surakarta saat masih élève, yakni calon pegawai yang ditempatkan oleh pejabat tinggi yang berkuasa dalam pengawasan untuk menerima pendidikan bahasa pribumi dan dipercaya dalam hal adat istiadat setempat. Untuk tujuan ini, GubJend. Godert van der Capellen telah memutuskan dirinya akan menjadi pejabat pemerintahan selanjutnya.
Di sanalah, Cornets de Groot berhasil menyusun tata bahasa Jawa, didasarkan pada pengajaran bahasa praktis dasar digabungkan dengan analisis kebahasaan yang teliti. Ia meninggal dalam usia 25 tahun.
Tulisannya tentang tata bahasa yang terbit pada tahun 1833 dibuat atas perintah gubernemen oleh linguis J.F.C. Gericke, yang juga mengkompilasi buku ajar dasar pada tahun 1831.
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Javaansche spraakkunst. Diterbitkan oleh J.F.C. Gericke. Batavia: Landsdrukkerij, 1833.
- Bijdrage tot de kennis der zeden en gewoonten der Javanen. Ts. voor NI, 1853 (Tak jelas apakah memang Adriaan David Cornets de Groot, Jr. yang menyusun karya ini. Tertulis dalam prakatanya dalam Ts. voor NI, 1853, hal. 257 tentang karya ini: "Di antara bagian [...] juga berasal dari laporan itu, yang pada tahun 1822 disusun oleh mantan Residen Gresik, Tn. A.D. Cornets de Groot dari karesidenannya dan ditawarkan kepada pemerintah." Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa A.D. Cornets de Groot, Sr. menyusun buku itu saat masih menjadi Residen Gresik.
Lampiran
[sunting | sunting sumber]- Ras JJ. 1992. De beoefening van het Javaans in Indonesië en Nederland. Pidato yang disampaikan pada hari Jum'at, 8 Mei 1992 dalam rangka perpisahannya sebagai guru besar dalam bahasa dan sastra Jawa.
- Uhlenbeck EM. 1964. A critical survey of studies on the languages of Java and Madura. 's Gravenhage: Martinus Nijhoff.
- Weber A. 2010. Sprache im 'Zwischenraum': Adriaan David Cornets de Groot jun. (1804-1829) als multilingualer Grenzgänger im zentraljavanischen Surakarta. In Sprachgrenzen - Sprachkontakte - kulturelle Vermittler. Kommunikation zwischen Europäern und Außereuropäern (16.-20. Jahrhundert), ed. Mark Häberlein dan Alexander Keese. Hal. 223-243. Stuttgart: Franz Steiner Verlag.