Ajeng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ajeng
LahirAjeng Kurnia Fajrin
11 Juli 1986 (umur 37)
Jakarta,Indonesia
KebangsaanIndonesia
Nama lainAjeng
Pekerjaan
Tahun aktif2001 - Sekarang
Karier musik
GenrePop
LabelBillboard Indonesia
Situs webhttp://www.ajengkurniamusik.com/news.html

Ajeng Kurnia Fajrin (lahir 11 Juli 1986) atau dikenal dengan nama Ajeng adalah seorang penyanyi berkebangsaan Indonesia.

Karier[sunting | sunting sumber]

Ajeng menelurkan album Pertama dengan hit ”Jangan Pernah Tinggalkan Aku”. Jika dilihat dari pengalamannya menjelajahi dunia tarik suara, ia bukan lagi penyanyi yang diorbitkan dengan instan. Berpuluh-puluh acara telah diikutinya, mulai dari festival menyanyi hingga mengisi acara Permata Nusantara di TVRI. Tak tanggung-tanggung, penyanyi-penyanyi terkenal seperti Vina Panduwinata, Iga Mawarni, Reza, dan Krisdayanti mempercayainya untuk menjadi penyanyi latar saat konser maupun membuat album.

Awal karier Ajeng bermula saat ia mengikuti Catatan AB Three yang pernah ditayangkan di TPI (MNCTV-sekarang) beberapa tahun silam. Dalam acara tersebut, ia berkenalan dengan Audensi Band. Audensi Band yang sering mengiringi Vina Panduwinata akhirnya memperkenalkan Ajeng kepada penyanyi ”Burung Camar” itu. Terpukau mendengar suara gadis yang waktu itu masih kelas 1 SMP, Ajeng pun diajak bernyanyi sebagai penyanyi latar Vina. Sebelum bersama Vina, Ajeng lebih dahulu pernah dijadikan penyanyi latar Iga Mawarni.

Perkenalannya dengan ”si pemoles” bakatnya, Krisdayanti, dimulai saat Samsara yang waktu itu menjadi penyanyi latar KD tidak dapat mengiringi KD bernyanyi di I Like Monday Hard Rock Cafe. Samsara yang mengenalnya, akhirnya meminta Ajeng menggantikannya sebagai penyanyi latar di acara tersebut. Ternyata KD menyukai karakter vokal Ajeng yang waktu itu kelas 2 SMP dan sejak itulah ia mulai sering diminta untuk mengiringi KD bernyanyi.

Berkat kedekatannya dengan KD, Ajeng banyak belajar mengenai penampilan panggung dan cara menghadapi penonton. Mengenai penampilan, Ajeng juga banyak mendapat masukan dari pemilik KD Records tersebut. Meskipun demikian, Ajeng menolak anggapan masyarakat yang menyamakannya dengan KD, terutama karakter vokalnya.

Menurutnya, ia ingin terus bernyanyi selama mungkin, tergantung respons masyarakat. Tapi, Ajeng tidak hanya ingin menyanyikan jenis lagu pop saja. ”Kalau ada yang nawarin Ajeng nyanyi dangdut untuk event tertentu, Ajeng mau. Ajeng mau nyanyiin semua lagu, bukan pop variatif aja,” ujar penggemar sambal dan tempe goreng ini.

Gadis yang baru lulus SMU ini telah melalui berbagai proses untuk menjadi seorang penyanyi profesional, menjadi pengisi acara, mengikuti festival, ditemukan penyanyi terkenal, dan akhirnya merilis album. Tapi ternyata, perjalanannya tak semulus yang dibayangkan. Ia pernah mendapatkan tawaran menyanyi di Bekasi untuk acara Tahun Baru. Ajeng yang selalu ditemani ibunya saat manggung akhirnya berangkat dari Tangerang bersama keluarganya hanya dengan ongkos yang cukup untuk pergi saja. Untuk pulang, ia mengharapkan honor yang akan didapatnya setelah bernyanyi. Ternyata yang terjadi tak sesuai harapan. Panitia acara ternyata ingkar janji dan Ajeng tidak mendapatkan honor yang diharapkannya. Karena tidak mempunyai ongkos, Ajeng sekeluarga menginap di stasiun kereta api. Masalah biaya seperti itu ternyata tak hanya terjadi sekali. Ajeng yang selalu bersusah payah naik metromini, jika akan mengikuti sebuah acara juga pernah terpaksa tak ditemani ibunya saat mengikuti Asian Song Festival di Shanghai. Tapi, ia tetap semangat dan akhirnya mendapat dua penghargaan, The Most Outstanding Potential Singer (solo) dan Best Stage Performance Award (duet dengan penyanyi muda Ika Putri).

Ajeng yang mulai menyanyi sejak SD ternyata tak sekadar iseng dijalaninya sebagai hobi. Menyadari keluarganya yang sederhana, Ajeng ingin memanfaatkan bakat menyanyinya untuk membantu ekonomi keluarga. Sewaktu SMU, setiap pulang sekolah anak pertama dari 4 bersaudara ini selalu langsung latihan vokal.

Ketekunan Ajeng untuk terus berlatih bernyanyi sepulang sekolah ternyata kini membawa hasil. Ia tak perlu iri lagi melihat teman-teman yang seusianya sedang sibuk kuliah.

Diskografi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]