Anwar Putra Bayu
Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat artikel tentang orang, hewan individu, organisasi (grup musik, klub, perusahaan, dll.), konten web, atau peristiwa yang terselenggara yang tidak mengindikasikan kepentingan subjeknya. Lihat KPC A7.%5B%5BWP%3ACSD%23A7%7CA7%5D%5D%3A+Artikel+yang+tidak+dapat+memberikan+klaim+kepentingan+subjekA7
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
- Kepada nominator: Tempatkan templat:
{{subst:db-notability-notice|Anwar Putra Bayu|header=1}} ~~~~
- pada halaman pembicaraan pembuat/pengunggah.
Kepada pengurus: artikel ini memiliki isi pada halaman pembicaraannya yang harus diperiksa sebelum dihapus.
Pilih templat yang spesifik – {{db-person}}, {{db-animal}}, {{db-band}}, {{db-club}}, {{db-inc}}, {{db-web}} or {{db-event}} – jika bisa.
Pengurus: periksa pranala balik, riwayat (beda), dan catatan sebelum dihapus. Konfirmasi sebelum penghapusan bahwa halaman itu tidak terlihat sebagai halaman profil pengguna. Jika perlu, lebih baik pindahkan ke halaman pengguna yang bersangkutan. Terkadang tag ini juga dipakai untuk menandai KPC A9 (rekaman musik), karena sama-sama tidak mengindikasikan kepentingan. Periksa di Google.
Halaman ini terakhir disunting oleh FenyMufyd (kontribusi | log) pada 14:11, 13 Maret 2024 (UTC) (45 hari lalu)
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
(Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
|
Artikel atau bagian artikel ini kemungkinan telah disalin dan disisipkan bulat-bulat dari sebuah sumber, dan mungkin melanggar kebijakan hak cipta Wikipedia. Silakan perbaiki artikel ini dengan menghapus konten berhak cipta tidak bebas dan menggantinya dengan konten bebas dengan benar, atau tandai konten untuk dihapus. (periksa) (Desember 2023) |
Anwar Putra Bayu | |
---|---|
Lahir | 14 Juni 1960 (umur 63) Medan, Sumatera Utara, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Warga negara | Indonesia |
Pekerjaan | Penulis Penyair |
Organisasi | Satupena |
Partai politik | Golput |
Anwar Putra Bayu[1] adalah seorang pengarang Indonesia yang banyak menimba pengalaman kreatif dalam pengembaraannya di perantauan.
Latar Belakang[sunting | sunting sumber]
Keluarga[sunting | sunting sumber]
Anwar Putra Bayu dikenal salah seorang penulis sastra yang ikut menyemarakkan kehidupan sastra di Sumatera Selatan. Sepanjang karir kepengarangannya, dia sudah menghasilkan beragam karya sastra, seperti naskah drama, cerita pendek, puisi, serta esai sastra dan budaya. Selain aktif menulis, Anwar Putra Bayu pernah menyutradarai beberapa pertunjukan drama dan beberapa pertunjukan kelompok teater lain pernah melibatkan dirinya. Sebagai penulis, karya-karya Anwar Putra Bayu tersebar di berbagai media di Indonesia. Anwar Putra Bayu dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, pada 14 Juni 1960 dari pasangan Drs. Bahauddin dan Siti Amnah. Ayahnya adalah seorang pensiunan Bank Exim Jakarta (Sekarang Bank Mandiri).
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Pendidikan dasar dan menengah pertama di tempuhnya di kota Jakarta. Sementara itu, pendidikan menengah atas dilaluinya di dua kota, Medan dan Palembang. Dia pernah tercatat sebagai siswa jurusan bahasa SMA Negeri 6 Medan sebelum dia hijrah ke Palembang. Setelah pindah ke Palembang pada tahun 1979, Anwar Putra Bayu bersekolah di Palembang hingga selesai.Setamat dari SMA, dia pun berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke Institut Kesenian Jakarta. Sementara itu, kakak perempuannya lebih menganjurkan agar dia masuk ke fakultas hukum, sehingga pada gilirannya terjadilah perbedaan prinsip antara dia dan kakaknya.
Pekerjaan[sunting | sunting sumber]
Anwar Putra Bayu ternyata sosok yang gigih dengan pendiriannya meskipun kadangkala harus ada yang dikorbankannya. Hal itu terlihat dari perjalanan panjang hidupnya. Berbagai bidang pernah digarapnya, baik yang susah maupun yang senang. Anwar Putra Bayu pernah bekerja apa saja untuk menyambung hidupnya, baik jadi seorang buruh hingga kuli tinta. Sebelumnya dia pernah ditawari oleh kakak iparnya untuk bekerja di pemerintahan (PNS), tapi hal itu ditolaknya dengan penuh kesadaran. Semua pekerjaan yang dijalaninya itu juga didasarkan kecintaannya pada dunia seni. Uang yang dihasilkan dari pekerjaan itu tidak digunakan untuk ”mesolek” dirinya, tetapi dihabiskannya hanya untuk membeli buku-buku. Kebiasaan seperti itu dilakoninya terus.
Anwar Putra Bayu pernah menderita sakit. Soalnya, tubuhnya yang kurus memang tidak sesuai dengan beban kerja yang berat. Apa lagi dia memang mengidap penyakit asma. Pada waktu sakit pun, uang yang dimilikinya masih dihabiskan untuk membeli buku. Kakaknya sempat marah-marah karena dia tidak menggunakan uang itu untuk keperluan berobat. Bahkan Anwar Putra Bayu sempat kakaknya ”Justru buku itu membuatku sembuh, bukan obat itu membuatku jadi pandai,” kata Anwar Putra Bayu. Selain melaksanakan pekerjaan rutin, Anwar Putra Bayu ikut membidani kelahiran beberapa lembaga swadaya masyarakat di Palembang. Menurutnya, alasan mendasar mendirikan lembaga tersebut bertujuan mendorong terbangunnya masyarakat sipil yang kuat dalam kehidupan berdemokrasi di tengah kuatnya rezim otorian ketika itu. Anwar Putra Bayu memandang bahwa peranan lembaga perwakilan rakyat ketika itu lumpuh dan terkooptasi, maka ornop atau NGO perlu mengambil peran. Itu sebabnya dia dan teman-teman ikut mendirikan dan aktif di Forum Studi Kebudayaan Kali Musi (1990), Forum Studi Kebudayaan Orde (1991-1995), Yayasan Kuala Merdeka (1995). Dia pernah juga menjadi Ketua Presidium Komite Independen Pemantau Pemilu Sumatera Selatan (KIPPDA) pada tahun 1999. Juga pernah aktif di Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumatera Selatan pada tahun 1990-an, dan terakhir pendiri Yayasan Pustaka Indonesia pada tahun 2000. Selain itu, Anwar Putra Bayu juga pernah berkiprah sebagai jurnalis dan redaktur budaya pada Tabloid Media Guru (1989-1991), Pemimpin Redaksi Majalah Kebudayaan Dinamika (1990), redaktur majalah Veto (2001), Staf Redaksi Majalah Budaya ATL (1999), Pemimpin Redaksi Jurnal Hukum LBH Palembang tahun 2005, dan lain-lain. Tahun 2009-2010 dia jadi Dosen Luar Biasa di FKIP Universitas Bina Darma Palembang. Dewasa ini dia menjadi koordinator Satupena[2] Sumatera dan Satupena Sumatera Selatan[3].
Sastra[sunting | sunting sumber]
Berkesenian baginya adalah sebuah pilihan jalan hidupnya meskipun harus berhadapan dengan berbagai tantangan. Sebagai sebuah pilihan, dia mengabdikan diri sepenuhnya pada pilihannya itu. Salah satu konsekweksi pilihan yang ditetapkannya itu, Anwar Putra Bayu harus berseberangan pemikiran dengan ayahnya sendiri. Ayahnya, Drs. Bahauddin, sangat menginginkan anak bungsunya itu melanjutkan pendidikan ke jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Akan tetapi, Anwar Putra Bayu malah berkemauan untuk melanjutkan studinya ke jurusan Ilmu Pengetahuan Bahasa. Keinginannya itu dilandaskan oleh adanya pemahaman dan keakrabannya dengan dunia mengarang. Pada saat itu, Anwar Putra Bayu sudah mulai berkiprah di gelanggang seni dengan menjadi anggota Teater Propesi Medan asuhan AS. Atmadi[4], salah seorang penggiat teater di Medan.
Sikap yang dijalankan Anwar Putra Bayu malah dianggap ”membangkang” oleh ayahnya. Sang ayah memberi ultimatum kepada anaknya. Anwar Putra Bayu disuruh memilih dua alternatif, yakni memilih sekolah atau berteater. Anwar Putra Bayu menganggap keduanya penting, tetapi teater merupakan pilihan terbaiknya. Oleh karena itu, dia pun nekad untuk meninggalkan salah satu pilihan penting itu demi kesetiannya pada pilihan utamanya itu, maka sejak itu dia pun memutuskan keluar dari pendidikan formalnya, itu terjadi pada tahun 1978. Kemudian Anwar Putra Bayu meninggalkan kota kelahirannya menuju ke kota Palembang pada tahun 1979. Di kota inilah ibunya dimakamkan. Saat dia ditinggalkan ibunnya Siti Amnah saat itu dia berusia dua tahun. Tekadnya untuk bertahan dengan berkesenian tetap membara di tempatnya yang baru itu. Untuk itu, Anwar Putra Bayu tetap berkeinginan melanjutkan sekolah di jurusan Ilmu Pengetahuan Bahasa. Namun, apa boleh buat dia terpaksa memendam keinginannya itu karena tidak menemukan sekolah yang membuka jurusan Ilmu Pengetahuan Bahasa di kota Palembang. Akhirnya, Anwar Putra Bayu masuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam pada salah satu SMA Swasta di Palembang. Perbedaan pandangan antara Anwar Putra Bayu dengan keluarganya bermuara pada ketidakinginan Anwar Putra Bayu melanjutkan pendidikannya. Setamat SMA, dia pun memutuskan untuk sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kesenian. Pada tahun 1980, Anwar Putra Bayu, bersama Wahid Chantoro, mendirikan Teater SAS yang berdomisili di Kertapati, Palembang. Anggota yang dibina Anwar Putra Bayu adalah remaja-remaja putus sekolah, bahkan beberapa preman.
Pada tahun 1984, Anwar Putra Bayu kemudian mendirikan Teater Potlot[5]. Semenjak itu, namanya mulai dikenal di lingkungan kesenian, khususnya teater. Seiring dengan itu, semangat berkarya Anwar Putra Bayu menjadi semakin meningkat. Kemudian, dia pun menulis beberapa naskah drama yang dipentaskan di Palembang dan beberapa kota lain. Selain menulis naskah, Anwar Putra Bayu menggeluti dunia penyutradaraan. Ada beberapa pementasan yang pernah disutradarainya, yaitu (1) Dokter Gadungan karya Mollier pada tahun 1983, (2) Jaka Tarub karya Akhudiat pada tahun 1988, (3) Raden Fatah karya Robin Surawijaya pada tahun 1988, dan Lysistrata karya Aristhopanes pada tahun 1990 dan 1993. Sementara itu, karya sendiri yang pernah dipentaskannya antara lain Wong-wong, Patung di Taman, dan Kursi. Untuk naskah dramanya yang berjudul ”Wong-wong” pernah mendapat penghargaan sebagai naskah terbaik se-Sumatera Selatan dalam Festival Teater BKTSS tahun 1987, di Lubuk Linggau. Anwar Putra Bayu banyak menulis artikel yang dimuat di beberapa koran Indonesia.
Daftar Karya[sunting | sunting sumber]
Drama[sunting | sunting sumber]
- Buku Drama Wong-Wong, 2016. Mata Aksara, Jakarta.[6].
- Patung di Taman. (Naskah)
- Cahaya dan Ruang Kosong. (Naskah)
- Mimikri.(Naskah)
- Kursi (buku)i[7].
- Cermin Terbelah. (Naskah).
Puisi[sunting | sunting sumber]
Karya Anwar Putra Bayu yang berupa puisi terhimpun di berbagai antologi, baik mandiri maupun bersama.
Antologi Mandiri
- Catatan Bagi Orang-Orang Berzirah, 1994, Palembang: Yayasan Izma.
- Pada Akhirnya, 1999, Palembang: Yayasan Orde.
- Pada Akhirnya[8], 2007, Yogyakarta, Hilayat Publishing.
- Ritus Pisau[9], 2013, Jawa Barat, Sastra Digital.
Antologi Puisi Bersama
- Refleksi Setengah Abad Indonesia, 1995. Solo: Taman Budaya.
- 45 Penyair Indonesia dari Negeri Poci 2[10]
- 49 Penyair Indonesia Dari Negeri Poci 3[11]
- Negeri Bayang-bayang.1996. Surabaya: Yayasan Seni.
- Kumpulan Puisi se-Sumatera.1996. Jambi: Taman Budaya.
- Dari Bumi Lada. 1996. Lampung: Dewan Kesenian Lampung.
- Mimbar Penyair Abad 21[12]. 1996. Jakarta: Balai Pustaka.
- Dari Bumi Andalas. 1999. Lampung: Depdikbud.
- Empat Wajah. 2000. Palembang. Balai Bahasa.
- Purnama Kata. 2002. Bengkalis: Dewan Kesenian Bengkalis.
- Galanggang. 2003. Padang: Dewan Kesenian Padang.
- Maha Duka Aceh[13]. 2005. Jakarta: PDS H.B. Jassin.
- Semangkuk Embun. 2005. Jakarta: DKJ.
- Syair Tsunami[14]. 2006. Jakarta: Balai Pustaka.
- Poetry and Sincerity[15]. 2006. Jakarta: DKJ dan DKSS
- Rampai Melayu untuk Kepulauan Riau. 2006. Tanjung Pinang: Panitia Festival Budaya Melayu Internasional.
- Medan Makna. 2007. Medan: Laboratorium Sastra Medan.
- Medan Sastra. 2007. Medan: Dewan Kesenian Sumatera Utara.
- Tanah Pilih. 2008. Jambi: Dinas Budpar Provinsi Jambi.
- Kota Pena. 2008. Pangkal Pinang: Yayasan Lawang.
- Rumpun Kita. 2009. Kuala Lumpur: Pena (Malaysia).
- Akulah Musi[16]. 2011. Palembang: DKSS (Indonesia).
- Ibu Kota Keberaksaraan (2011, Jakarta).
- Narasi Tembuni (2012, Jakarta).
- Hari PuisiIndonesia (2012, Pekanbaru).
- Sauk Seloko (2012, Jambi).
- Perempuan Melayu yang Tak Pernah Layu (2012, Jakarta).
- Tamadun Melayu 1 (2013, Tanjung Pinang).
- Anthology of the 33rd World Congress of Poest (2013, Perak, Malaysia).
- Serumpun Kata Serumpun Cerita (2013, Pekanbaru).
- Sungai Isak Perih Menyemak (2014, Jakarta).
- Pengantin Langit (2014, Jakarta).
- Lambaian Nusantara dari Negeri Singa (2014, Singapura).
- Jaket Kuning (2014, Jakarta).
- Puisi Pangkor 4 (2014, Perak, Malaysia).
- 100 Penyair Indonesia-Malaysia[17]: Syair Persahabatan Dua Negara (2015, Bandung, Indonesia).
- Prosa-Puisi 5 Negara Serumpun, Dwigenre (2016, WOHAI-KKK, Jakarta.).
- Mencari Mimpi[18] (Antologi Puisi Bahasa Rusia, terjemahan Victor Pogadaev, 2016).
- Pasie Karam (DKAB, 2016).
- Matahari Cinta, Samudra Kata[19] (Yayasan HPI, 2016).
- Antologi Puisi Pangkor 6 (Yayasan Kampung Karyawan Malim, 2016).
- Antologi Puisi Pangkor 8 (Yayasan Kampung Karyawan Malim, 2017).
- Antologi Puisi Luka Kemanusiaan untuk Rohingya (Yayasan Pustaka Indonesia, 2017)[20]
- Puisi untuk Perdamaian Dunia (DKB, Pertemuan Penyair Nusantara X, 2017).
- Puisi-puisi Munsi (Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, 2017).
- Kumpulan Puisi Kopi 1.550 mdlp, Imaji Indonesia, 2018)
- Suara-suara yang Terbungkam (Cerah Budaya Indonesia, 2018).
- Jejak Cinta di Bumi Raflesia (2018).
- Merekat Retak Cermin Nusantara, Antologi Puisi Pertemuan Sasterawan Nusantara 19. (2018).
- Tanah BarI, Sajak-sajak Cindo Sumatera Selatan. (2018).
- Sesapa Mesra Silinting Cinta (2019).
- Segara Sakti Rantau Bertuah (Yayasan Jembia Emas, 2019).
- Peradaban Baru Corona, 99 Puisi Wartawan Penyair Indonesia (Anugrah Java Media, 2020).
- Tegal Mas Island dalam Antologi Puisi (Siger Publisher, 2020)
- 76 Penyair Membaca Indonesia. (Taman Inspirasi, 2021).
- Sebuah Kota Menyambutku dengan Secangkir Robusta. (2023)
- Luka, Cinta, Damai, antologi puisi pertemuan penyair nusantara ke-12. Kuala Lumpur. 2023.
- Perang Pecah lagi Di Gaza. CBI, 2023.
- Suara-suara Kemanusiaan dari Sumatera Selatan, CBI, 2023.
- Kesaksian Puisi Esai, CBI, 2023.
Cerpen[sunting | sunting sumber]
Antologi Mandiri
- Sang Paduka Raja. 1997. Palembang: Yayasan Orde.
Penghargaan[sunting | sunting sumber]
- Tahun 2002 Menerima Penghargaan Seni bidang sastra dari Gubernur Sumatera Selatan.
- Tahun 1986 Menerima Penghargaan Naskah Drama Terbaik pada Festival Teater Sumatera Selatan (BKTS).
- Tahun 2012 Menerima penghargaan Penulis Puisi Unggulan, KSI Awards 2012.
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ Eneste, Pamusuk. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Kompas. hlm. 29. ISBN 979-9251-78-8. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Satupena (Februari 2022). "Buku & Literatur". C&R.
- ^ 01, Mg (26 Maret 2022). "Sah...Satupena Sumsel Didirikan". Sumeks,co.
- ^ Atmadi, AS. (8 Agustus 2021). "As. Atmadi, Kesetiaan Seniman Jurnalis". Waspada.
- ^ Potlot, Teater (16 November 2018). "Awang 3445 Celcius" dari Teater Potlot di Silek Arts Festival (SAF) di Padang Panjang". Sibernas.
- ^ Eneste, Pamusuk (2000). Bibliografi Sastra Indonesia. Magelang: Indonesia Tera. hlm. 45. ISBN 979-9375-17-7. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ yd, Lina (-). "Kumpulan naskah drama". Wattpad. Periksa nilai tanggal di:
|date=
(bantuan) - ^ Google, Book (2007). "Pada Akhirnya". Google.
- ^ Reads, Good (16 Mei 2014). "Discover Readers". Good Reads.
- ^ Rahardi, F. (1994). Anwar Putra Bayu dalam 45 Penyair Indonesia dari Negeri Poci 2. Jakarta: Pustaka Sastra. hlm. 49. ISBN 979-8464-05-2. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Woko, Adri Darmaji.et.al (1996). Anwar Putra Bayu dalam 49 Penyair Indonesia Dari Negeri Poci 3. Jakarta: Tiara. hlm. 80. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Ismail, Taufik (ed) (1996). Anwar Putra Bayu dalam Mimbar Penyair Abad 21. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 50–57. ISBN 979-666-011-3. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link) - ^ Senggono, Endo (ed) (2005). Anwar Putra Bayu dalam Maha Duka Aceh. Jakarta: Pusat Dokmentasi Sastra HB Jassin, cet.1. hlm. 20. ISBN 9799923301. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link) - ^ Ara, LK (ed) (2006). Anwar Putra Bayu dalam Syair Tsunami. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 19–22. ISBN 979-690-085-7 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). Parameter|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link) - ^ Sarjono, R. Agus (et.al) (2006). Anwar Putra Bayu dalam Poetry and Sincerity (International Poetry Festival Indonesia 2006), cet.1. Jakarta: DKJ-DKSS. hlm. 99–108. ISBN - Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan). Parameter|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Yosi Herfanda, Ahmadun (et.al) (2011). Anwar Putra Bayu dalam Akulah Musi. Palembang: DKSS. hlm. 79–82. ISBN 9789799764225. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Maulana, Soni Farid. et.al (2015). Anwar Putra Bayu dalam Syair persahabatan dua negara. Yogyakarta: Pustaka Senja. hlm. 35–36. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Pogadaev, Victor (2016). поисках мечты. Современная поэзия в переводах Виктора Погадаева. Редактор Е.С. Кукушкина. Худ. оформление Харди. М.: Ключ-С, 2016, с. 54 Mencari Mimpi Periksa nilai
|url=
(bantuan). Moccow: Moscow Publishing. hlm. 54. ISBN 978-5-906751-68-3. Parameter|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)[pranala nonaktif permanen] - ^ Liamsi, Rida K (2016). Anwar Putra Bayu dalam Matahari Cinta Samudra Kata. Jakarta. hlm. 339. ISBN 978-602-9137-97-2. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ et.al, Aminulatif (2017). Luka Kemanusiaan untuk Rohingya. Palembang: Yayasan Pustaka Indonesia. hlm. vii. ISBN 978979997762 Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan). Parameter|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
- Usulan penghapusan cepat dengan halaman pembicaraan
- Artikel yang perlu diperbaiki from Desember 2023
- Semua artikel yang perlu diperbaiki
- Halaman yang tidak memiliki bagian pembuka
- Articles covered by WikiProject Wikify from Desember 2023
- All articles covered by WikiProject Wikify
- Artikel yang dipertanyakan kenetralannya from Desember 2023
- Artikel dengan kecurigaan salin tempel from Desember 2023
- Templat pemeliharaan
- Halaman dengan rujukan yang menggunakan parameter yang tidak didukung
- Galat CS1: tanggal
- Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list
- Galat CS1: ISBN
- Halaman dengan galat URL
- Artikel dengan pranala luar nonaktif
- Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
- Halaman Wikipedia yang tidak diindeks
- Usulan penghapusan cepat
- Usulan penghapusan cepat tidak mengindikasikan kepentingan
- Artikel yang membutuhkan perubahan gaya penulisan
- Articles with invalid date parameter in template
- Semua artikel yang dipertanyakan kenetralannya
- Artikel yang ditulis seperti resume
- Artikel dengan kecurigaan pelanggaran hak cipta
- Artikel tanpa butir Wikidata
- Pages to import images to Wikidata
- Articles with hCards
- Artikel yang tidak memiliki kategori Maret 2024