Bahasa alay

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Bahasa Alay)

Bahasa alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia.[1] Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup yang dianggap norak atau kampungan.[2] Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup. Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, menyingkat secara berlebihan, atau membolak balik huruf sehingga membentuk kosakata baru. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan. Di Filipina terdapat fenomena yang mirip, sering disebut sebagai Jejemon.[1]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

"Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan".[1] Disebut demikian karena alay identik dengan anak berambut merah karena banyak bermain layang-layang di luar ruang sehingga memiliki kulit yang tidak bersih dan berbau matahari. Alay juga identik dengan taraf kehidupan menengah ke bawah. Meskipun demikian, sumber lain berpendapat bahwa alay memiliki beberapa kemungkinan lakuran lain,[3][4] yakni:

  • Anak Layar, anak-anak yang tumbuh dan berkembang dari apa yang mereka lihat di layar komputer, tablet, atau ponsel.
  • Anak Lebay, masih bertautan dengan “Anak Layangan” di atas. Lebay berarti berlebihan, norak (dalam gaya berbusana, berbahasa dll.).
  • Anak Layu
  • Anak Kelayapan

Bahasa Alay utamanya digunakan secara tertulis, walau sebagian kata dalam bahasa Alay tetap memiliki keunikan ketika diucapkan, seperti ciyus, miapa.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Bahasa Alay mulai muncul sejak adanya layanan pesan singkat dalam ponsel. Layanan pesan singkat yang terbatas karakternya ini mendorong orang untuk menyingkat pesan yang hendak mereka kirim. Dalam perkembangannya, kata-kata yang disingkat semakin melenceng. Ditambah dengan hadirnya sosial media seperti Friendster, Facebook dan Twitter, bahasa Alay kian berkembang. Tidak hanya menyingkat kata sebagaimana fungsi asalnya, bahasa Alay mulai mengubah kosakata, menggunakan huruf besar dan kecil sekaligus, dan mengombinasikannya dengan angka dan tanda baca.[3][5] Belakangan, bahasa Alay tidak lagi berfungsi untuk menyingkat, tetapi malah melebih-lebihkan kata dari huruf yang seharusnya.[6]

Kata alay sendiri mulai populer pada pertengahan 2010-an,[7] sumber lain menyatakan 2008 ketika tagar alay berhasil menjadi topik populer di Twitter.[5] Kata alay telah masuk KBBI V daring.[8]

Pada 2014, buku pembelajaran bahasa Indonesia gaul Belajar Bahasa Gaul untuk penutur bahasa Inggris memuat bagian yang memperkenalkan bahasa Alay.[9]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sejarah alay sebenarnya sama dengan kemunculan anak-anak muda krosboi pada masa akhir 1960-an dan awal 1970-an, kemudian remaja, ABG, atau anak gaul pada 1990-an. Kelompok-kelompok ini lahir dari fenomena budaya populer seiring makin gencarnya ekspansi industri dan arus informasi.[10]

Fenomena alay bermula dari kebiasaan menulis pesan singkat (SMS). Karena keterbatasan karakter, yakni 160 karakter saja, orang cenderung untuk meringkas pesannya. Salah satu cara untuk meringkas pesan ini adalah dengan cara mengurangi huruf dari yang seharusnya ditulis.

Fenomena ini kemudian makin berkembang dengan kemunculan media sosial seperti Friendster. Para pengguna Friendster merancang tampilan halamannya sedemikian rupa untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari orang lain. Hal serupa juga dilakukan ketika Facebook muncul. Tulisan alay yang mencolok salah satunya berfungsi untuk mendapatkan perhatian lebih dari teman-teman Facebook mereka.[11]

Kata alay sendiri mulai populer pada pertengahan 2010-an,[10] sumber lain menyatakan 2008 ketika kata alay berhasil menjadi topik tren di Twitter.[12] Kata alay telah masuk KBBI V daring.[13]

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]

Contoh penggunaan bahasa Alay

Walaupun pada mulanya istilah alay hanya untuk merujuk penggunaan gaya tulisan yang khas pada pesan singkat atau media sosial, tetapi alay kemudian juga digunakan untuk merujuk ke banyak hal, seperti gaya berpakaian, cara bergaul, bermusik, film, iklan, sampai acara televisi. Hal ini membuat ‘alay’ menjadi semacam budaya tidak hanya bagi anak muda, tetapi juga orang dewasa.[3]

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Istilah bahasa alay merujuk pada bahasa tulis yang mencampurkan bahasa gaul cakap, bahasa Inggris, singkatan, kode, angka dan visualisasi. Bahasa ini berkembang di kalangan remaja, khususnya remaja SMP maupun SMA di Indonesia.[14]

Penampilan[sunting | sunting sumber]

Di samping gaya berbahasa, kalangan alay juga memiliki gaya penampilan yang khas. Beberapa artikel populer menerangkan tentang ciri-ciri gaya berbusana alay, seperti atasan dan bawahan dengan warna yang bertabrakan, celana pensil (skinny jeans), busana yang terlewat ketat atau kedodoran/gombor, celana melorot untuk memperlihatkan bokser, kemeja kotak-kotak berwarna mencolok, memakai kacamata gaya (bukan minus), dan memakai aksesori berlebihan.[15] Pakaian-pakaian tersebut biasanya adalah barang tiruan/palsu dari merek/distro ternama.[10] Untuk gaya rambut, alay biasanya mewarnai rambut dengan warna-warna yang mencolok dan ditata dengan gaya polem (poni lempar). Selain itu, tindik telinga, hidung atau lidah juga cukup populer di kalangan alay. Aliran emo, punk dan harajuku tampaknya memiliki pengaruh terhadap gaya yang berkembang dalam kelompok ini.[16][17]

Hiburan[sunting | sunting sumber]

Alay memiliki selera hiburan tersendiri, seperti musik, film atau tontonan televisi. Beberapa kelompok musik diidentikkan dengan selera musik alay, di antaranya ST12, Wali, D'Bagindas, Kangen Band.[18] Alay juga sering disebut sebagai penonton bayaran pada acara-acara televisi seperti Dahsyat, Inbox, Pesbukers, Rumah Kuya.[19][20]

Kebahasaan[sunting | sunting sumber]

Bahasa Alay memiliki pola-pola tertentu yang menjadikannya unik sebagai suatu ragam bahasa. Pola-pola ini berfungsi untuk mengubah kata-kata bahasa Indonesia Gaul menjadi terdengar/terbaca sebagai bahasa Alay. Sebuah penelitian membagi pola-pola dalam bahasa Alay ini ke dalam proses fonologi dan proses morfologi.[21]

Fonologi[sunting | sunting sumber]

Dari tinjauan fonologis, bahasa Alay memiliki beberapa pola proses yang berkutat pada tataran bunyi bahasa, di antaranya:

Perubahan fonem[sunting | sunting sumber]

Beberapa fonem dalam bahasa Alay ditukar dengan fonem lain yang masih memungkinkan untuk berbunyi serupa.

Contohnya:

  • Siapa → syapa (vokal i menjadi y)
  • Kece → ketje (konsonan c menjadi tj)
  • Semua → cemua (konsonan s menjadi c)
  • Pacar → pacal (konsonan r menjadi l)
  • Sungguh → cungguh
  • Serius → ciyus
  • Bingung → binun

Aferesis[sunting | sunting sumber]

Aferesis adalah proses pemenggalan huruf awal atau suku kata awal pada suatu kata.

Contohnya:

  • Temen → emen
  • Demi apa → mi-apa
  • Semangat → mangat

Sinkope[sunting | sunting sumber]

Sinkope ditandai dengan hilangnya huruf di tengah kata.

Contoh:

  • Kenapa → knapa
  • Betul → btul
  • Bener → bner

Apokope[sunting | sunting sumber]

Apokope ditandai dengan hilangnya huruf di akhir kata.

Contoh:

  • Masih → masi
  • Kakak → kaka
  • Sobat → sob

Monoftongisasi[sunting | sunting sumber]

Monoftongisasi adalah proses ketika gugus vokal berubah menjadi satu vokal tunggal.

Contoh:

  • Galau → galo (diftong au menjadi o)
  • Ramai → rame (diftong ai menjadi e)
  • Kalau → kalo (diftong au menjadi o)

Diftongisasi[sunting | sunting sumber]

Berkebalikan dengan monoftongisasi, diftongisasi mengubah vokal tunggal menjadi vokal rangkap.

Contoh:

  • Dulu → doeloe
  • Kamu → kamoe
  • Lo/lu → loe

Metatesis[sunting | sunting sumber]

Proses metatesis berupa mengubah susunan huruf pada sebuah kata.

Contohnya:

  • Aku → auk
  • Bisa → sabi

Apentesis[sunting | sunting sumber]

Apentesis berupa penambahan huruf pada kata asal.

Contoh:

  • Kece → keceh (ditambahkan huruf h)
  • Imut → Imutz (ditambahkan huruf z)
  • Cantik → Cantiks (ditambahkan huruf s)
  • Kamu → kamyu (ditambahkan huruf y)

Morfologi[sunting | sunting sumber]

Pada tataran morfologis, bahasa Alay memiliki pola-pola tertentu dalam pembentukan kata.

Perubahan awalan[sunting | sunting sumber]

Awalan di sering ditulis tanpa huruf i. Contohnya:

  • Disebut → dsebut
  • Dibaca → dbaca
  • Diblokir → dblokir

Perubahan akhiran[sunting | sunting sumber]

Akhiran -nya bisa diganti dengan huruf -x khususnya jika huruf terakhir adalah konsonan. Contohnya:

  • Temennya → temenx
  • Ceritanya → ceritax
  • Pacarnya → pacarx

Sementara itu jika kata dasar berakhiran huruf vokal, akhiran -nya dapat berubah menjadi -na. Contohnya:

  • Lucunya → lucuna
  • Katanya → katana

Pengulangan[sunting | sunting sumber]

Dalam bahasa Alay, pengulangan atau reduplikasi dapat ditulis dengan membubuhkan angka 2 atau tanda petik ". Contoh:

  • Sama-sama → sama2
  • Ajak-ajak → ajak2
  • Temen-temen → temen"

Lakuran[sunting | sunting sumber]

Dua kata atau lebih dalam bahasa Alay dapat digabung untuk membentuk pemendekan/lakuran. Contoh:

  • Makan siang → maksi
  • Sombong sekali → somse
  • Kampungan sekali udik payah → kamseupay

Sistem tulisan[sunting | sunting sumber]

Sistem tulisan bahasa Alay mungkin adalah hal paling populer dari budaya Alay itu sendiri. Sistem tulisan untuk bahasa Alay tidak memiliki bentuk baku, tetapi bisa digambarkan beberapa pola yang menjadi garis besar sistem tulisan bahasa Alay. Contoh-contoh tulisan Alay di bawah ini ditampilkan dalam bentuk kata aslinya (belum diubah, ditambah atau dikurangi dari segi kebahasaan).

Huruf besar-kecil[sunting | sunting sumber]

Sistem tulisan bahasa Alay memadukan huruf besar dan huruf kecil secara manasuka tanpa terikat kaidah bahasa Indonesia baku. Tidak ada aturan tertentu dalam penggunaan huruf besar dan huruf kecil. Adakalanya huruf hidup yang ditulis dalam huruf kecil, adakalanya huruf besar. Semuanya diacak menurut kemauan penulisnya.[10]

Contoh penggunaan (tanpa dicampur dengan pola penulisan lain):

  • Ikutan → iKuTaN
  • Internet → iNteRnEt
  • Blokir → bLoKiR

Angka[sunting | sunting sumber]

Dalam sistem tulisan Alay, angka tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa huruf dalam penulisan bahasa Alay digantikan dengan angka. Beberapa huruf tersebut seperti A menjadi 4, B menjadi 13, D menjadi 17, E menjadi 3, I menjadi 1, R menjadi 12 dll.[10]

Contoh penggunaan (tanpa dicampur dengan pola penulisan lain):

  • Tapi → t4p1
  • Masih → ma51h
  • Cantik → c4nt1k

Simbol[sunting | sunting sumber]

Tidak hanya angka, simbol-simbol dalam penulisan bahasa Alay juga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa simbol menggantikan huruf karena memiliki kemiripan bentuk dengan huruf yang dimaksud, seperti @ sebagai a, ! sebagai i, $ sebagai S, < atau [ sebagai C, |< sebagai K, + sebagai t, dll.[22]

Contoh penggunaan (tanpa dicampur dengan pola penulisan lain):

  • Santai → $@nta!
  • Apa → ap@
  • Baca → b@<a

Perkembangan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Dalam perkembangannya, sistem tulisan bahasa Alay mulai merambah ke luar aksara Latin dan simbol-simbol umum. Karakter apa saja dari aksara apa saja selama memiliki kemiripan dengan huruf Latin yang dimaksud bisa diterapkan untuk menulis bahasa Alay. Jenis ini lebih sering disebut sebagai huruf gaul dan populer di media sosial BBM.

Contoh penggunaan:[23]

  • ђคll๏ คקค кค๒คг (aksara Thai dll.)
  • ΉΛLLӨ ΛPΛ KΛBΛЯ (aksara Yunani, Latin dan Sirilik)
  • ∏Λll♡ ΛpΛ kΛÞΛ® (aksara Yunani, Latin dan karakter spesial)

Contoh[sunting | sunting sumber]

Berikut ini beberapa contoh teks alay yang dihasilkan dari beberapa generator pengalihaksaraan:

Teks asli

Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. (Pasal 1 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia)

Alay Generator[24]

5m 0rN6 d1lH1rkaN Mrdk d4n m3Mpny mrt4bT dN hk-HK y4n6 54M. merK4 d1krUN4 4kl dn hT nr4n dn HndkNy b3R6Ul s4tu 54m lN dlM 53m4n6t pr5dr4n.

Generator Teks Alay Janoko[25]

5mu 0r4N6 dlh1rkn mrdK d4n mMpNy m4rTbt Dn h4k-hK yn6 54m4. MrK dkrN akl Dn ht1 nRN dn hndakny b3R6l 5t 5m4 lN d4lm 5mngt P3r5d4R4n.

Alay Generator Dhany Nurdiansyah[26]

S3mu4 0124n9 d1l4h112k4n m312d3k4 d4n m3mpuny41 m41274847 d4n h4k-h4k y4n9 54m4. M3123k4 d1k412un141 4k4l d4n h471 nu124n1 d4n h3nd4kny4 831294ul 547u 54m4 l41n d4l4m 53m4n947 p31254ud41244n.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Kasali, Rhenald. 2011. Cracking Zone. Jakarta: Gramedia. Hal. 71.
  2. ^ The Jakarta Post
  3. ^ a b c Rania, Darin (2018-03-12). "Deddy Corbuzier Sindir Artis-Artis Alay, Ternyata Begini Lho Asal Mula Budaya Alay di Indonesia". Hipwee. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  4. ^ "Geliat 'Alay' Makin Terasa di Dunia Maya". detikcom. 2009-11-10. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  5. ^ a b Ridho, Luthfi Fazar. "FENOMENA ALAY, BUDAYA POPULER, DAN PENGHANCURAN BUDAYA" (dalam bahasa Inggris). 
  6. ^ Djumena, Erlangga, ed. (2010-12-09). "Anak Muda dan Bahasa Alay". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  7. ^ "Pemuda, Remaja, dan Alay: Dari Politik Revolusioner Menjadi Sekadar Gaya Hidup". IndoPROGRESS (dalam bahasa Inggris). 2014-12-16. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  8. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2019-06-09. 
  9. ^ "Bahasa Gaul Indonesia Diperkenalkan ke Australia Lewat Buku". Republika Online. 2014-09-18. Diakses tanggal 2021-10-24. 
  10. ^ a b c d e "Pemuda, Remaja, dan Alay: Dari Politik Revolusioner Menjadi Sekadar Gaya Hidup". IndoPROGRESS (dalam bahasa Inggris). 2014-12-16. Diakses tanggal 2019-06-07.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama ":1" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  11. ^ Puspitarini, Margaret (2012-11-28). "Asal-usul Perkembangan Bahasa Alay". Okezone.com. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  12. ^ Ridho, Luthfi Fazar. "FENOMENA ALAY, BUDAYA POPULER, DAN PENGHANCURAN BUDAYA" (dalam bahasa Inggris). 
  13. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2019-06-09. 
  14. ^ Benning, Monica Asha. 2015. Keberadaan Fenomena Budaya Alay di Kalangan Remaja Indonesia. WEB Diarsipkan 2019-06-07 di Wayback Machine.
  15. ^ Times, I. D. N.; Zakaria, Indra (2017-04-17). "7 Gaya Pakaian yang Perlu Dihindari Agar Tak Disangka Cowok Alay". IDN Times. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  16. ^ Sari, Maya Tita (2016-01-02). "21 Ciri-Ciri Anak Alay Jaman Sekarang". CintaLia.com. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  17. ^ Amalia, Hardita (2015-07-27). Anak Muda “Keren” Akhir Zaman. Bhuana Ilmu Populer. ISBN 9786022499442. 
  18. ^ Unknown, Oleh. "5 Grup Band Alay Di Indonesia". Diakses tanggal 2019-06-07. 
  19. ^ Madinah (2015-03-01). "'Alay' Ternyata Bisa Jadi Profesi". Suara.com. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  20. ^ Ungkai, Iradat (2018-01-22). "Nggak Cuma Dahsyat, 5 Acara Ini Juga Mesti Kamu Jauhkan dari Adik-Adikmu. Demi Kebaikan Bersama!". Hipwee. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  21. ^ Sari, Lisa Purnama. Ragam Bahasa Alay dalam Jejaring Sosial. SMK Karsa Mulya. PDF
  22. ^ Kompasiana.com. "Kamus dan Simbol Bahasa Alay Untuk Monitor Komunikasi Anak ABG Anda". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  23. ^ "Cara Membuat Status Dengan Huruf Gaul Alay di Medsos". Coba Caraku. Diakses tanggal 2019-06-07. 
  24. ^ "ALAY GENERATOR" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-06-09. 
  25. ^ "Generator Teks Alay". janoko.jw.lt. Diakses tanggal 2019-06-09. 
  26. ^ "Alay Generator". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-09. Diakses tanggal 2019-06-09.