Lompat ke isi

Ban Chiang

Koordinat: 17°32′55″N 103°21′30″E / 17.54861°N 103.35833°E / 17.54861; 103.35833
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Situs Arkeologi Ban Chiang
Situs Warisan Dunia UNESCO
KriteriaBudaya: iii
Nomor identifikasi575
Pengukuhan1992 (ke-16)

Ban Chiang (bahasa Thai: แหล่งโบราณคดี บ้านเชียง) adalah sebuah situs arkeologi yang terletak di Distrik Nong Han, Provinsi Udon Thani, Thailand. Situs ini dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1992. Ditemukan pada 1966, situs ini dikenal karena tembikar berwarna merahnya.

Penduduk desa Ban Chiang telah menemukan beberapa tembikar pada tahun-tahun sebelumnya tanpa mengetahui usia atau kepentingan historisnya. Pada bulan Agustus 1966, Steve Young, seorang ahli antropologi dan mahasiswa di Universitas Harvard, tinggal di desa tersebut untuk melakukan wawancara untuk tesis, menemukan beberapa pot tembikar berukuran kecil dan menengah. Dia mengambil sampel pecahan dari pot tersebut untuk dibawa ke Princess Phanthip Chumbote yang memiliki museum pribadi Suan Pakkad di Bangkok dan Chin Yu Di dari Departemen Seni Rupa Pemerintah Thailand.[1] Kemudian, Elisabeth Lyons, seorang sejarawan seni di Ford Foundation, mengirim pecahan tersebut dari Ban Chiang ke Universitas Pennsylvania untuk penanggalan.

Arkeologi

[sunting | sunting sumber]

Selama penggalian ilmiah resmi yang pertama pada tahun 1967, beberapa kerangka, bersama dengan perhiasan perunggu, telah ditemukan. Fragmen padi juga telah ditemukan, mengarah ke keyakinan bahwa para penduduk di Zaman Perunggu memiliki mata pencaharian sebagai petani. Kuburan tertua di situs ini tidak memiliki artefak perunggu karena berasal dari budaya Neolitikum. Pot dan pecahan yang ditemukan di situs ini sekarang ditemukan pada museum-museum di seluruh dunia, termasuk Museum für Indische Kunst di Berlin dan British Museum di London.[2]

Penentuan waktu artefak

[sunting | sunting sumber]

Penentuan waktu pertama artefak menggunakan teknik termoluminensi menghasilkan rentang waktu dari 4420 SM hingga 3400 SM, yang akan membuat situs budaya Zaman Perunggu paling awal di dunia. Namun, pada penggalian pada tahun 1974-1975, bahan yang tersedia cukup untuk penentuan waktu dengan radiokarbon, mengakibatkan waktu yang didapat menjadi lebih baru. Pembuatan perunggu dimulai sekitar tahun 2000 SM, sebagaimana dibuktikan oleh cawan lebur dan potongan perunggu.[3]

Kasus hukum

[sunting | sunting sumber]

Situs ini menjadi berita utama pada bulan Januari 2008 ketika ribuan artefak dari Ban Chiang dan peninggalan prasejarah lainnya dari Thailand ditemukan secara ilegal pada beberapa museum di California dan beberapa lokasi lainnya. Kasus ini terungkap setelah dilakukan penggerebekan dilakukan oleh kepolisian.[4] Pada tahun 2014, kasus itu dimenangkan dan artefak harus dikembalikan ke Thailand.[5]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Southeast Asia: A Past Regained, Time-Life Books, Alexandria, Virginia 1995, pages 25–32
  2. ^ British Museum Collection
  3. ^ "White, J.C. 2008 Dating Early Bronze at Ban Chiang, Thailand. In From Homo erectus to the Living Traditions. Pautreau, J.-P.; Coupey, A.-S.; Zeitoun, V.; Rambault, E., editors. European Association of Southeast Asian Archaeologists, Chiang Mai, pp. 91-104." (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-08-08. Diakses tanggal 2015-11-14. 
  4. ^ Vitale, Katherine D. (April 1, 2009). "The war on antiquities: United States law and foreign cultural property". Notre Dame Law Review. The Free Library. Diakses tanggal April 18, 2011. 
  5. ^ Felch, Jason (June 10, 2014). "Victory for Thailand in US". The Art Newspaper. Allemandi Publishing. Diakses tanggal March 8, 2015. 

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Higham, Charles, Prehistoric Thailand, ISBN 974-8225-30-5, pp 84–88
  • Higham C.F.W. and T.F.G. Higham 2009. A new chronological framework for prehistoric Southeast Asia, based on a Bayesian model from Ban Non Wat. Antiquity 82:1-20.
  • Higham C.F.W. 2011. The Bronze Age of Southeast Asia: new insight on social change from Ban Non Wat. Cambridge Archaeological Journal 21(3): 365-89
  • Higham C.F.W., R. Ciarla, T.F.G. Higham, A. Kijngam and F. Rispoli 2011. The establishment of the Bronze Age in Southeast Asia. Journal of World Prehistory, 24 (4),227-274:
  • Higham C.F.W., T.F.G. Higham and A. Kijngam 2011. Cutting a Gordian Knot: The Bronze Age of Southeast Asia, timing, origins and impact. Antiquity 85:583-98.
  • White, J.C. and Hamilton, E. G. 2009. The Transmission of Early Bronze Technology to Thailand: New Perspectives World Prehistory (2009) Vol. 22. Pp 357–397
  • White, J. C. (1995). Incorporating Heterarchy into Theory on Socio‐political Development: The Case from Southeast Asia. Archeological Papers of the American Anthropological Association, 6(1), 101-123.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

17°32′55″N 103°21′30″E / 17.54861°N 103.35833°E / 17.54861; 103.35833