Pelabuhan Belawan
| Pelabuhan Belawan | |
|---|---|
 Terminal penumpang pelabuhan Belawan, Medan | |
 Lokasi di Sumatera Utara dan Pulau Sumatra | |
| Lokasi | |
| Negara |  Indonesia |
| Lokasi | Medan, Sumatera Utara |
| Koordinat | 03°47′N 98°42′E / 3.783°N 98.700°E |
| UN/LOCODE | ID BLW |
| Detail | |
| Operator | Direktorat Jenderal Perhubungan Laut |
| Pemilik | PT Pelindo (Dulu Pelabuhan Indonesia I). |
| Jenis | Pelabuhan penumpang & kargo |
| Otoritas pelabuhan | KSOP kelas utama Belawan |
| Statistik | |
| Situs web pelindo.co.id | |
Pelabuhan Belawan adalah pelabuhan yang terletak di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia dan merupakan pelabuhan terpenting di pulau Sumatra.
Pelabuhan Belawan adalah sebuah pelabuhan dengan tingkat kelas utama yang bernaung di bawah PT Pelindo (Dulu Pelabuhan Indonesia I). Koordinat geografisnya adalah 03°47′N 98°42′E / 3.783°N 98.700°E (03º 47’ 00” LU dan 98” 42” BT). Pelabuhan ini berjarak sekitar 24 km dari pusat kota Medan dan berperan sebagai pusat perdagangan utama, baik ekspor-impor maupun perdagangan barang antar pulau menuju Sumatra bagian utara.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan adalah Labuhan Deli. Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang kesohor di kawasan Sumatra Timur. Bandar Labuhan Deli terletak di tepi Sungai Deli.
Pada tahun 1915, pelabuhan Labuhan Deli dipindahkan ke Belawan yang terletak di tepi Sungai Belawan. Hal ini disebabkan Sungai Deli kian dangkal, sehingga menghambat kapal masuk alur Sungai Deli menuju Labuhan Deli. Lokasi pelabuhan adalah Belawan lama (saat ini masih berfungsi sebagai terminal kargo umum dan sebagian menjadi pangkalan TNI Angkatan Laut). Belanda membangun dermaga Belawan lama hingga mencapai panjang 602 meter dan lebar 9-20 meter. Oleh Belanda, dermaga Belawan lama dipergunakan untuk sandar berbagai jenis kapal, baik kapal kargo maupun kapal panumpang. Pada tahun 1938, Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan terbesar di wilayah Hindia Belanda.
Karena aktivitas Pelabuhan Belawan semakin meningkat, pada awal tahun 1980, pemerintah mulai menyusun rencana pembangunan terminal peti kemas di Gabion, Belawan. Pembangunan tersebut didanai oleh Bank Dunia. Hasilnya, terminal peti kemas Belawan mulai beroperasi pada tanggal 10 Februari 1985.
Awal tahun 2013, Pelabuhan Belawan mampu melayani arus bongkar muat peti kemas hingga 1,2 juta twenty-foot equivalent units (TEUs) per tahun dan akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 2 juta TEUs per tahun.[1]
Antarmoda Pendukung[sunting | sunting sumber]
-
Trans Metro Deli dengan rute Terminal Amplas - Lapangan Merdeka
| Jenis angkutan umum | Koridor/trayek | Tujuan |
|---|---|---|
| Trans Metro Deli[2] | K3M | Belawan–Lapangan Merdeka |
| No | Operator | Nama Kapal Motor | Rute Pelayaran (PP) |
| 1 | Pelni | KM Kelud | Jakarta (Tanjung Priok) » Batam » Bintan (Kijang) » Karimun » Belawan |
| 2 | Pelni | KM Dorolonda* | Bitung » Ternate » Ambon » Namlea » Bau-bau » Makassar » Surabaya (Tanjung Perak) » Jakarta (Tanjung Priok) sambung Jakarta (Tanjung Priok) » Batam » Bintan (Kijang) » Karimun » Belawan |
Catatan:
- Tanda (*) berarti Bantuan Kapal untuk Rute Belawan-Tanjung Priok yang digunakan untuk mengangkut hari-hari besar keagamaan (Lebaran dan Natal & Tahun Baru) dalam tiap tahun.
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ "Pelindo I menggarap proyek Belawan dan Batu Ampar". Kontan.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-24. Diakses tanggal April 23, 2013.
- ^ "Medan | Teman Bus". Diakses tanggal 2021-11-30.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- (Indonesia) Situs web resmi
- Airriess, Christopher A (1991). Global economy and port morphology in Belawan, Indonesia. Geographical Review 81(2):183-196.
 | Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |