Lompat ke isi

Berkas:Wacana Nasionalisme Dalam Pers Kalimantan Barat Pada Masa Pergerakan Kebangsaan.pdf

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pergi ke halaman
halaman selanjutnya →
halaman selanjutnya →
halaman selanjutnya →

Ukuran asli (1.110 × 1.756 piksel, ukuran berkas: 1,71 MB, tipe MIME: application/pdf, 142 halaman)

Berkas ini berasal dari Wikimedia Commons dan mungkin digunakan oleh proyek-proyek lain. Deskripsi dari halaman deskripsinya ditunjukkan di bawah ini.

Ringkasan

Deskripsi
Bahasa Indonesia: Gejala nasionalisme di kalimantan Barat terdeteksi melalui belasan pers cetak yang terbit pada tahun 1920-an hingga 1940-an. Perkembangan media massa cetak kala itu telah menjadi kunci dan pembuahan gagasan-gagasan yang membangun kedaran nasional. kemaandirian ekonomi merupakan ciri dari masyarakat telah mengubah cara pandangnya untuk mewujudkan kesadaran dan cita-cita tatanan masyarakat yang baru yang mana ditampilkan dalam bentuk bahasa modern, salah satunya adalah media cetak. Beberapa diantaranya surat kabar Warta Borneo, surat kabar Sinar Borneo, surat kabar Oetesan Borneo. Dengan pemahaman historis media cetak maka kita tidak akan mudah terjerumus dalam kepentingan yang tidak menguntungkan dan merusak makna perssatuan yang sejati di negeri ini. Haji rais, merupakan salah satu contoh yang pemikiran-pemikiran tentang kemandirian dalam segala bidang disampaikan kepada masyarakat melalui pers, beliau adalah salah satu pelopor kemajuan pers dan dunia jurnalistik di Kalimantan Barat. Pergerakan kebangsaan maupun Persatoean Anak Borneo menyuguhkan ide dengan porsi yang lebih besar untuk Bangsa Indonesia. PAD resmi dibentuk untuk menciptakan nasionalisme Borneo, sayangnya tugas tersebut dikerjakan setengah hati karena lebih dimanfaatkan untuk menyebarluaskan ideologi para pengurusnya. Wacana umum pada majalah right to self-determinism mengunggah kesadaran politik yang dalam skop organisasi pergerakan nasionalisme di Jawa (GAPI, organisasi afiliasi tokok utama PAB) diwujudkan melalui tuntutan Indonesia berparlemen (self-rule), ide yang mengarah pada tujuan kemerdekaan.
English: The symptoms of nationalism in West Kalimantan were detected through dozens of print press published in the 1920s to 1940s. The development of the printed mass media at that time had become the key and conception of ideas that built national awareness. Economic independence was a hallmark of the community had changed its perspective to realize awareness and ideals of the new social order which was displayed in the form of modern languages, one of which was print media. Some of them were Warta Borneo newspapers, Sinar Borneo newspapers, Oetesan Borneo newspapers. With the historical understanding of print media, we would not be easily caught up in unfavourable interests and destroy the true meaning of unity in this country. Mr. Hajj Rais, was one example of thoughts about independence in all fields conveyed to the public through the press, he was one of the pioneers of the progress of the press and journalism in West Kalimantan. The nationalist movement and the Persatoean Anak Borneo (Persatoean Children of Borneo) presented ideas with a larger portion for the Nation of Indonesian. The PAD was officially formed to create Borneo nationalism, unfortunately the task was done half-heartedly because it was more utilized to disseminate the ideology of its administrators. general discourse in the right to self-determinism magazine uploaded political awareness in the scope of the nationalism movement organization in Java (GAPI, the main PAB affiliation organization) realized through the demands of Indonesia parliamentary (self-rule), ideas that lead to the goal of independence.
Tanggal
Sumber
institution QS:P195,Q126392608
Pembuat Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII

Lisensi

Public domain Berkas ini berada pada domain publik di Indonesia karena dipublikasikan dan/atau didistribusikan oleh Pemerintah Republik Indonesia, berdasarkan Pasal 43 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Perbuatan yang tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta meliputi:

  1. Pengumuman, Pendistribusian, Komunikasi, dan/atau Penggandaan lambang negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli;
  2. Pengumuman, Pendistribusian, Komunikasi, dan/atau Penggandaan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh atau atas nama pemerintah, kecuali dinyatakan dilindungi oleh peraturan perundang-undangan, pernyataan pada Ciptaan tersebut, atau ketika terhadap Ciptaan tersebut dilakukan Pengumuman, Pendistribusian, Komunikasi, dan/atau Penggandaan;
  3. ...
  4. Penggandaan, Pengumuman, dan/atau Pendistribusian Potret Presiden, Wakil Presiden, mantan Presiden, mantan Wakil Presiden, Pahlawan Nasional, pimpinan lembaga negara, pimpinan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian, dan/atau kepala daerah dengan memperhatikan martabat dan kewajaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

العربية  Basa Bali  English  Bahasa Indonesia  日本語  Jawa  Minangkabau  Bahaso Melayu Jambi  македонски  Bahasa Melayu  português  русский  Sunda  简体中文  繁體中文  +/−

Captions

Wacana Nasionalisme Dalam Pers Kalimantan Barat Pada Masa Pergerakan Kebangsaan

Items portrayed in this file

menggambarkan

2019

application/pdf

Riwayat berkas

Klik pada tanggal/waktu untuk melihat berkas ini pada saat tersebut.

Tanggal/WaktuMiniaturDimensiPenggunaKomentar
terkini4 Juli 2024 10.24Miniatur versi sejak 4 Juli 2024 10.241.110 × 1.756, 142 halaman (1,71 MB)RahmazizUploaded a work by Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII from {{Institution:Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII}} with UploadWizard

Tidak ada halaman yang menggunakan berkas ini.

Metadata