Budi daya kakao
Budidaya kakao merupakan budidaya pohon kakao yang kelak menghasilkan benih cokelat.[1] Tanaman cokelat (Theobrama cacao L) termasuk familia sterculiaceae, tanaman ini berasal dari hutan-hutan Amerika.[2] Banyak jenis dari tanaman cokelat, akan tetapi jenis yang paling banyak ditanam hanya 3 jenis yaitu jenis Criollo, jenis Forastero,dan jenis Trinitario.[1] Botani tanaman coklat meliputi akar,batang dan cabang,daun,dan buah.[2] Syarat-syarat tumbuh tanaman cokelat secara terperinci adalah faktor tanah dan faktor iklim.[2][1] Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman cokelat memiliki sifat tebal lapisan, banyak mengandung humus, memiliki kadar hara yang tinggi, dan memiliki pH tanah optimum.[2][1] Iklim untuk tumbuh tanaman cokelat adalah di hutan tropik,sebab pertumbuhannya dipengaruhi kelembababan dan suhu.[2][1]
Pengadaan Bibit
[sunting | sunting sumber]Pengadaan bibit dimulai dari pembuatan benih sampai seleksi bibit cokelat.[2]Pemilihan bibit cokelat dimulai dari induk tanaman cokelat yang kondisinya sehat.[2]Kemudian langkah pembuatan benih cokelat adalah memilih kriteria cokelat yang baik,biji diambil dengan mengunakan alat pemukul sampai terbelah,kemudian benih cokelat diseleksi diambil 20-25 biji,selanjutnya biji dikemas dan disimpan.[2]Setelah biji dipilih kemudian masuk ke tahap pembuatan persemaian,yaitu memilih lokasi persemaian,mempersiapkan tanah,pembuatan bendungan,pelaksanaan persemaian,dan pemeliharaan persemaian.[2]Langkah selanjutnya adalah membuat media pembibitan dengan memindah kecambah benih atau biji yang ada.[2].Benih harus terus dipelihara supaya dapat diseleksi atau dipilih yang baik untuk kebutuhan bibit,dan tahap terakhir adalah pengangkutan bibit.[2] Pengangkutan atau pemindahan bibit harus dilakukan secara hati-hati.[2]
Penanaman
[sunting | sunting sumber]Dalam tahap penanaman dimulai dari penyiapan lahan, melakukan pencegahan erosi, pohon pelindung,menganjir dan melubangi, serta penanaman.[2][1]Penyiapan lahan tanaman cokelat dapat berasal dari hutan asli atau sekunder,tegalan,bekas tanaman perkebunan,atau dapat berasal dari pekarangan.[2][1]Lahan mempunyai sifat yang berbeda-beda dan terkadang mudah terjadi erosi, untuk mencegah erosi dapat dilakukan dengan pembuatan teras dan pembuatan saluran drainase.[2][1] Selain itu untuk lahan kebun yang akan ditanami pohon pelindung diperlukan kegiatan pengadaan bahan tanaman pelindung yang meliputi pohon pelindung sementara dan yang tetap, cara dan waktu tanam pohon pelindung paling lambat satu tahun sebelum tanaman cokelat ditanam.[2][1]Setelah lahan dipersiapkan,tindakan selanjutnya adalah penganjiran dan melubangi untuk menentukan jarak tanam secara tepat.[2]Setelah semua siap masuk ke tahap penanaman,penanaman cokelat dapat dilakukan secara monokultur atau ditanam di sela-sela tanaman utama yang lain.[2]
Pemeliharaan
[sunting | sunting sumber]Tahap pemeliharaan meliputi penyulaman,penyiangan atau pengedalian gulma,pemupukan dan pemangkasan.[2][3] Pada prinsipnya penyulaman tanaman cokelat dapat dilakukan sampai tanaman tersebut berusia 10 tahun,sebab umur bongkar tanaman cokelat adalah 25 tahun .[2][3]
Kemudian dilakukan penyiangan atau pengendalian gulma untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara,hama dan penyakit yang ada,gangguan terhadap tanaman cokelat,dan terjadinya kesulitan dalam pemeliharaan dan panen.[2]Pemupukan cokelat sendiri berdasarkan dari analisis tanah dan analisis daun,pemupukan dapat dilakukan pada tanaman sebelum produksi dan sesudah produksi dengan pupuk organik maupun pupuk .[2]Terakhir yaitu pemangkasan,pemangkasa baik dilakukan pada tanaman cokelat itu sendiri maupun pada tanaman atau pohon pelindungnya.[2][1]
Pengendalian Hama dan Penyakit
[sunting | sunting sumber]Jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cokelat diantaranya Penggerek Cabang, Kepik Penghisap, Penggerek Buah Cokelat, Kutu Putih, Ulat Kantong, dan Topoxera Aurenteli Bayer.[2] Hama-hama tanaman cokelat tersebut dapat dibasmi dengan menyemprotkan obat insect di sekitar tanaman cokelat.[2]Selain itu penyakit yang menyerang tanaman cokelat antara lain penyakit busuk buah hitam dan kanker batang,penyakit buah busuk buah diplodia,penyakit vascular steak dieback,penyakit bercak daun,mati ranting dan busuk buah.[2]Namun jika dirawat dan dipelihara secara teratur hama dan penyakit akan jarang timbul. .[2]
Pemungutan Buah dan Pengolahan Buah
[sunting | sunting sumber]Cara pemungutan buah,pengolahan buah dan potensi produksi dari tanaman cokelat adalah memetik buah cokelat yang matang atau masak dari pohon,kemudian memecah buah tersebut dan mengambil biji-bijinya yang basah.[2] Pemungutan dilakukan setiap 7 hari atau 14 hari sekali dengan menggunakan pisau atau benda yang tajam.Setelah biji-biji cokelat yang basah sudah terkumpul dilakukan pemeraman 9(fermentasi) dalam kotak atau tempat yang besar.[2]Setelah selesai pemeraman kemudian dilakukukan pencucian biji cokelat untuk memperoleh biji yang berkualitas baik.[2]Langkah selanjutnya adalah pengeringan,model pengeringan dapat dilakukan degan sinar matahari maupun pengeringan buatan.[2]Selesai pengeringan biji cokelat dibersihkan dari kotoran kemudian dimasukkan ke dalam karung goni untuk dikemas untuk diproduksi dalam bentuk makanan atau lain sebagainya.[2]
Catatan Kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i j Chairani Harum (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 452. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”rujukan2”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af Ir. Hatta Sunanto, B.Sc, Ms (2010). Cokelat:Pengelolaan Hasil dan Aspek Ekonominya. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 13. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”rujukan1”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b T. Wahyudi, dkk (2008). Panduan Lengkap Kakao. Jakarta: Niaga Swadaya. hlm. 171. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”rujukan3”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda