COVID-19 dan tunawisma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


COVID-19 dan tunawisma merupakan satu hal yang berkaitan pada masa pandemi COVID-19. Tunawisma merupakan seseorang yang tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap dan layak.[1] Selama pandemi COVID-19, tunawisma mempunyai risiko menularnya virus corona lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mempunyai tempat tinggal. Tunawisma bertempat tinggal di berbagai tempat salah satunya berada di fasilitas umum. Pandemi COVID-19 menjadikan ruang publik dibatasi dan beberapa fasilitas umum ditutup guna untuk menghambat persebaran virus corona.

Risiko COVID-19 terhadap tunawisma[sunting | sunting sumber]

Tunawisma mempunyai risiko lebih tinggi atas terpaparnya virus corona dibandingkan dengan individu yang mempunyai tempat tinggal. Hal tersebut dikarenakan beberapa fasilitas umum ditutup sehingga mempengaruhi individu tunawisma. Tunawisma mengalami permasalahan pada kondisi kesehatannya karena kurangnya akses pada fasilitas seperti fasilitas toilet agar dapat terjaga kebersihan para individu tunawisma.[2] Selain itu, kurangnya fasilitas pendukung lainnya menyebabkan terjadi permasalahan pada kesehatan mental individu tunawisma.

Dampak pandemi COVID-19 terhadap tunawisma[sunting | sunting sumber]

Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang dapat dirasakan oleh individu tunawisma. Tunawisma semakin sulit dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Pandemi COVID-19 berpengaruh pada keadaan ekonomi masyarakat sehingga menyebabkan lebih sedikitnya sumbangan yang diberikan kepada individu tunawisma. Sumbangan tersebut seperti sumbangan makanan dan sumbangan lain yang dibutuhkan.[3] Terjadinya isolasi dan jarak sosial pada masa pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap kondisi kesehatan mental para tunawisma dikarenakan tidak adanya interaksi dan dukungan sosial.

Tindakan untuk mengurangi dampak COVID-19 terhadap tunawisma[sunting | sunting sumber]

Tindakan untuk mengurangi dampak COVID-19 yang dirasakan oleh individu tunawisma yakni dengan menyediakan tempat penampungan untuk tunawisma.[4] Tempat penampungan yang digunakan oleh individu tunawisma tersebut tetap dengan memperhatikan jarak fisik antar individu tunawisma. Badan kesehatan, sosial, dan juga pemerintah berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kepada individu tunawisma agar mengurangi terdampaknya virus corona kepada individu tunawisma.

Tindakan lainnya yaitu dalam program kesehatan dan sosial. Para badan kesehatan dan sosial membangun sebuah pendekatan khusus kepada individu tunawisma. Hal tersebut dikarenakan sebagian individu tunawisma tidak mengikuti saran untuk melakukan karantina. Sehingga dengan pendekatan tersebut, badan kesehatan maupun sosial dapat membujuk individu tunawisma untuk melakukan karantina karena risiko penularan virus corona lebih tinggi dan dapat menyebabkan kematian untuk individu tunawisma.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Apa Sebenarnya Arti Tunawisma yang Kerap Disamakan dengan Gelandangan?". kumparan. Diakses tanggal 2023-04-12. 
  2. ^ Lima, Nádia Nara Rolim; de Souza, Ricardo Inácio; Feitosa, Pedro Walisson Gomes; Moreira, Jorge Lucas de Sousa; da Silva, Claudio Gleidiston Lima; Neto, Modesto Leite Rolim (2020-06-01). "People experiencing homelessness: Their potential exposure to COVID-19". Psychiatry Research (dalam bahasa Inggris). 288: 112945. doi:10.1016/j.psychres.2020.112945. ISSN 0165-1781. 
  3. ^ Nichols, Gabrielle; Mays, Max (January/February 2021). "Supporting and Protecting Residents Experiencing Homelessness in the Nation's Largest Cities During COVID-19". Journal of Public Health Management and Practice (dalam bahasa Inggris). 27 (Supplement 1): S57. doi:10.1097/PHH.0000000000001287. ISSN 1078-4659. 
  4. ^ Imbert, Elizabeth; Kinley, Patrick M.; Scarborough, Ashley; Cawley, Caroline; Sankaran, Madeline; Cox, Sarah N.; Kushel, Margot; Stoltey, Juliet; Cohen, Stephanie (2021-07-15). "Coronavirus Disease 2019 Outbreak in a San Francisco Homeless Shelter". Clinical Infectious Diseases: An Official Publication of the Infectious Diseases Society of America. 73 (2): 324–327. doi:10.1093/cid/ciaa1071. ISSN 1537-6591. PMC 7454344alt=Dapat diakses gratis. PMID 32744615. 
  5. ^ Perri, Melissa; Dosani, Naheed; Hwang, Stephen W. (2020-06-29). "COVID-19 and people experiencing homelessness: challenges and mitigation strategies". CMAJ (dalam bahasa Inggris). 192 (26): E716–E719. doi:10.1503/cmaj.200834. ISSN 0820-3946. PMID 32601252.