Candi Lor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Candi Lor

Candi Lor merupakan bangunan candi yang terbuat dari batu bata merah yang diyakini sebagai monumen cikal bakal berdirinya Kabupaten Nganjuk yang diperingati setiap tanggal 10 April setiap tahunnya.

Dari prasasti Anjuk Ladang, diketahui bahwa Mpu Sindok, raja Mataram Hindu yang bergelar Sri Maharaja Sri Isyana Wikrama Dharmottunggadewa memerintahkan Rakai Hinu Sahasra, Rakai Baliswara serta Rakai Kanuruhan pada tahun 937 untuk membangun sebuah bangunan suci bernama Srijayamerta sebagai pertanda penetapan kawasan Anjuk Ladang (kemudian nama ini menjadi "Nganjuk") sebagai kawasan swatantra atas jasa warga Anjuk Ladang dalam peperangan.

Pada areal Candi Lor terdapat dua makam abdi dalem kinasih Mpu Sindok yang disebut Eyang Kerto dan Eyang Kerti, sserta sebatang pohon kepuh yang telah tumbuh sejak tahun 1866, diketahui dari tulisan Hoepermans.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sir Thomas Stamford Raffles pernah mencatat Candi Lor pada tahun 1817, ia mencatat bahwa Distrik Anjoek terdapat bangunan suci yang berdiri dan berbentuk seperti Candi Jabung di Probolinggo. Hal yang sama dilakukan oleh N.W. Hoeperman (1866) dan J.Knebel (1908). Sementara itu, Krom pada tahun 1913 memberi analisis prasasti Anjuk Ladang yang ditemukan di halaman Candi Lor, yaitu bahwa Candi Lor berdiri pada tahun 859 Śaka (937 Masehi), dan memiliki hubungan dengan Śri Maharaja Pu Sindok Śri Iśanawikramatuńgadewa.[2]

Arsitektur[sunting | sunting sumber]

Candi Lor memiliki denah bujur sangkar, memiliki ketinggian 66 mdpl, terbuat dari batu bata, pintu masuk berada di sisi barat karena terdapat anak tangga dengan tinggi 3,4 m. Di depan bangunan candi terdapat sisa fondasi dua candi perwara, tengah, dan selatan. Keadaan Candi Lor saat ini mengalami kerusakan yang sangat parah, sehingga hanya tersisa bagian kaki dan tubuhnya. Bagian tenggara tubuhnya mengalami keruntuhan akibat pohon kepuh yang berumur ratusan tahun,sehingga akar pohon kepuh menelusuk dan melilit masuk ke badan dan dasar candi. Hal ini menyebabkan Candi Lor belum mendapat renovasi untuk diperlihatkan bentuk aslinya.

Galeri gambar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Legenda Nganjuk[pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Sedyawati, Edi, 1938-. Candi Indonesia. Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, (edisi ke-Cetakan pertama). [Jakarta]. ISBN 9786021766934. OCLC 886882212. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]