Lompat ke isi

Candi Sembadra

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Candi Sembadra adalah sebuah candi yang terletak dalam Kompleks Candi Arjuna di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara. Nama Candi Sembadra diperolah dari istri Arjuna dalam wayang yang bernama Sembadra. Fungsi Candi Srikandi sebagai tempat pemujaan Dewa Syiwa oleh umat Hindu. Ukuran Candi Sembadra ialah 5,75 × 5,2 × 7,5 meter. Gaya arsitektur Candi Sembadra adalah arsitektur Jawa khas Kerajaan Mataram Hindu. Candi Sembadra telah menjadi salah satu objek cagar budaya di Kabupaten Banjarnegara.

Nama[sunting | sunting sumber]

Nama Candi Sembadra diambil dari nama seorang tokoh dalam wayang, yakni Sembadra.[1] Dalam lakon wayang Jawa, Sembadra merupakan salah istri Arjuna.[2]

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Candi Sembadra terletak di dalam Kompleks Percandian Arjuna. Lokasinya berada di Dataran Tinggi Dieng.[3] Kawasannya masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara.[4] Posisi Candi Sembadra berada di bagian barat Kompleks Candi Arjuna. Posisinya menghadap ke Candi Arjuna sehingga tidak berjejer dengan keempat candi dalam kompleks.[5]

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Candi Srikandi merupakan candi peninggalan umat Hindu.[6] Fungsi Candi Sembadra ialah untuk menyembah Dewa Syiwa.[2]

Arsitektur[sunting | sunting sumber]

Gaya arsitektur[sunting | sunting sumber]

Arsitektur Candi Sembadra sebagian besar menggunakan gaya arsitektur lokal. Ketinggian batur pada Candi Sembadra lebih rendah. Candi Sembadra juga memiliki dinding luar dengan relung arca yang menonjol.[7] Tiga sisi pada bagian pertengahan Candi Sembadra memiliki relung yang menonjol keluar dan berfungsi sebagai bilik penampil. Bilik ini terdapat pada tiga sisi, yakni sisi selatan, timur dan utara.[2]

Bentuk dan ukuran[sunting | sunting sumber]

Bentuk Candi Sembdara meneyerupai bujur sangkar.[2] Candi Sembadra mempunyai panjang 5,75 meter dengan lebar 5,2 meter. Tinggi Candi Sembadra ialah 7,5 meter.[8] Bangunan Candi Sembadra dibangun di atas batur dengan ketinggian 50 cm.[2]

Atap[sunting | sunting sumber]

Pada bagian atap Candi Sembadra terdapat relung kecil. Relung ini digunakan sebagai tempat penyimpanan arca.[2] Bentuk pada bagian puncak Candi Sembrada tidak diketahui karena telah hancur.[2]

Pembangunan[sunting | sunting sumber]

Candi Sembadra dibangun pada masa pemerintahan Rakai Garung di wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Hindu.[6] Diperkirakan bahwa Candi Sembadra dibangun setelah tahun 928 Masehi.[7]

Pelestarian[sunting | sunting sumber]

Candi Sembadra telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Kabupaten Banjarnegara.[9]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Sutopo, dkk. 2021, hlm. 39.
  2. ^ a b c d e f g Sutopo, dkk. 2021, hlm. 221.
  3. ^ Andrie, dkk. 2014, hlm. 24.
  4. ^ Setyowati dan Hardati 2009, hlm. 91.
  5. ^ Sutopo, dkk. 2021, hlm. 226.
  6. ^ a b Rambe, T., dkk. (2019). Simarmata, Janner, ed. Sejarah Politik dan Kekuasaan (PDF). Penerbit Yayasan Kita Menulis. hlm. 69. ISBN 978-623-91758-0-1. 
  7. ^ a b Sutopo, dkk. 2021, hlm. 230.
  8. ^ Andrie, dkk. 2014, hlm. 25.
  9. ^ Sutopo, dkk. 2021, hlm. 33.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Andrie P., W., dkk. (2014). "Pesona Candi di Tengah Misteri Dieng". Indonesia dalam Infografik. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-841-4. 
  • Sutopo, M., dkk. (2021). Yuliyanti, D., dkk., ed. Bawanan Winasis Dieng (PDF). Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 978-979-8250-82-8.