Defibrilasi
Defibrilasi adalah Sebuah cara yang tepat untuk mengembalikan normalitas jantung.[1] Kecepatan dalam melakukan defibrilasi/ kardioversi merupakan elemen penting untuk resusitasi yang berhasil.[1] Tindakan defribrilasi harus segera dilakukan sebelum intubasi dan pemasangan selang infuse.[1] Defibrilasi tidak akan efektif dan dapat menimbulkan luka bakar pada dada.[1] Satu electrode diletakkan pada sisi kanan dada, dibawah klavikula dan yang lain pada sisi kiri dada sebelah lateral papilla mamma.[2] Kontak yang baik antara elektrode dan kulit diperoleh dengan melakukan tekanan yang kuat dan merata.[2] Individu yang melakukan defibrilasi harus mundur dari tempat tidur penderita, dan orang lain harus berada jauh dari penderita dan tempat tidurnya.[2]
Jenis Defibrilasi
[sunting | sunting sumber]Defibrilasi ini mempunyai dua yaitu sebagai berikut:
- Defibrilasi manual
- Automated External Defibrillator (AED), adalah sebuah alat yang mudah ditaruh di berbagai tempat yang di akses oleh manusia, dari segi fasilitasnya ini maka defibrillator ini memiliki keuntungan yang lebih banyak dan berada tempat-tempat umum seperti mall, bandara, tempat wisata dan berbagai tempat fasilitas umum lainnya, AED juga disediakan pada gedung-gedung bertingkat bahkan diwajibkan memiliki satu AED di setiap lantainya.[3] Sehingga keuntungan dari AED ini yaitu semua orang yang mengetahui cara resusitasi jantung paru serta mengetahui cara mengoperasikan AED dapat melakukan segera sebelum petugas kesehatan profesional datang ditempat kejadian .[3]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Ahmad H. Adie. Harrison: Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam: (Harrison's Principles of Internal Medicine); Volume 1. Surabaya: EGC. hlm. 229. ISBN 9794484547.
- ^ a b c Behrman Klirgman Arvin. Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: EGC. hlm. 326. ISBN 9794484644.
- ^ a b "Mengenal Hidup Jantung Dasar 2". Diakses tanggal 16 Juni 2014.[pranala nonaktif permanen]