Echa Soemantri
Artikel ini menggunakan kata-kata yang berlebihan dan hiperbolis tanpa memberikan informasi yang jelas. |
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Kontributor utama artikel ini tampaknya memiliki hubungan dekat dengan subjek. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Yesaya Wilander Soemantri atau lebih dikenal sebagai Echa Soemantri (lahir 7 Juli 1989)[1] adalah seorang musisi, penata musik, pencipta lagu asal Indonesia. Putra tunggal dari pasangan Willy Soemantri[2] dan Febi Kariko Soemantri[3] ia bertunangan dengan Jessica Vania pada 30 Januari 2018 dan menikah pada 3 April 2019.
Riwayat Hidup
[sunting | sunting sumber]Masa Kecil
[sunting | sunting sumber]Bersaksi "diajar oleh Tuhan Yesus bermain drum", karena bakat bermusiknya sudah terlihat sejak usia dini. Adalah doa dari Kedua Orang Tuanya, supaya Echa menjadi seorang musisi. Echa mulai bermain drum pada usia 2 setengah tahun, dan sejak usia 4 tahun hingga saat ini, melayani di Gereja.
Menginjak bangku SMP, Echa mengajar di Manna Musik, sekolah musik yang didirikan Ayah dan Ibunya.
Karir Profesional
[sunting | sunting sumber]Echa tergabung dalam band rohani YES! pada awal tahun 2000, yang dibentuk oleh Ayahnya.
Pada tahun 2001, Echa menjadi juara 1 kategori drum di Indonesian Music Festival, yang diadakan di JHCC, Senayan.
Bertemu dengan Tengku Abdul pada tahun 2003, sempat membentuk sebuah band sebelum akhirnya Abdul memutuskan untuk bersolo karir. Echa menjadi pengiring Abdul, sekaligus adalah pekerjaan session drummer pertama bagi Echa. Tahun 2004, Echa mengiringi Marcello Tahitoe, saat bermusik bersama Ello di TV, Erwin Gutawa melihat dan akhirnya mengajak Echa untuk bergabung dengan Orkestra nya. Tahun 2006 Echa bergabung dengan Erwin Gutawa Orkestra. Sejak saat itu, Echa bermusik dengan banyak sekali penyanyi maupun music director di Indonesia seperti Addie MS, Andi Rianto, Dewa Budjana, Glenn Fredly, Oni Krisnerwinto, Tohpati, Tompi, Trio Lestari, Yovie Widianto dan masih banyak lagi.
Tahun 2007, Echa bermain dalam Konser 3 Diva di Kuala Lumpur, Malaysia bersama Erwin Gutawa Orchestra dan Jay Subiakto. Ditahun yang sama, Echa terlibat dalam pembuatan album Yovie & Nuno yang berjudul The Special One. Album ini menjadi salah 1 titik balik dalam karir rekaman Echa, dimana terdapat Signature Fill In dari Echa pada lagu Menjaga Hati.
Tahun 2008, Echa bermusik di sebuah kompetisi bernyanyi anak-anak, Idola Cilik, bersama Oni Krisnerwinto & Friends.
Tahun 2010, Echa bergabung dengan Trisum yang beranggotakan Balawan, Dewa Budjana, Indro Hardjodikoro dan Tohpati, dan merilis sebuah album yang diberi judul Five In One.
Tahun 2011, Echa bersama Indro Hardjodikoro and The Fingers mewakili Indonesia untuk bermusik di Rusia. Ditahun yang sama, Echa terlibat dalam konser Sari Simorangkir, 'The Creator'.
Hingga kini, Echa aktif sebagai pengajar, arranger dan session drummer.
Solo Karir
[sunting | sunting sumber]Echa merilis single Lagu Papa pada Oktober 2019, sekaligus mengenang satu tahun kepergian sang Ayah. Pada tahun 2020, berturut merilis single Kuakui Kuingin, SBNF, Hanyalah DenganMu, Isaiah 40:31 dan Perfect Joy. Pada tahun 2021, Echa merilis I Miss You dan Baca Alkitab.
November 2021, Echa merilis mini album perdana nya yang berjudul The Gratitude, dengan melibatkan Dewa Budjana dan musisi-musisi lainnya. Pada tahun 2022, Echa merilis 3 single berjudul FunJam, Miss Melodyne dan Wait For The Dawn yang adalah single NFT pertama Echa. Di akhir 2022, Echa mengaransemen ulang lagu Natal klasik berjudul Hark The Herald Angels Sing. Pada tahun 2023, Echa merilis single berjudul Jeje yang ditujukan untuk Istri tercinta, dan single terbaru berjudul Journey.
Echa memenangkan AMI Awards pertamanya juga di tahun 2021, kategori Karya Produksi Lagu Berlirik Spiritual Nasrani Terbaik untuk lagu Lebih Dari Segalanya yang Echa produseri untuk penyanyi pendatang baru Stevan Pasaribu.
Kehidupan Pribadi
[sunting | sunting sumber]Echa menikah dengan Jessica Vania Widjaja, pada tanggal 3 April 2019.
Pengaruh
[sunting | sunting sumber]Echa menuliskan Akira Jimbo, Alex Acuna, Cendy Luntungan, Dennis Chambers, Dave Weckl, Gregg Bissonette, Horacio Hernandez, Joel Rosenblatt, John JR Robinson, Simon Phillips, Vinnie Colaiuta, Chester Thompson, Will Kennedy dan masih banyak lagi sebagai drummer-drummer favorit nya. Casiopea, Spyro Gyra, Yellowjackets sebagai band favorit, hingga David Foster, Erwin Gutawa dan masih banyak lagi sebagai musisi favorit. Echa juga menggemari Kwon BoA dan Lee Jin Ah, penyanyi asal Korea Selatan.
Peralatan
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1999, Echa dikontrak oleh Tama Drums dan Sabian Cymbals.
Pada tahun 2004, Echa dikontrak oleh Pearl Drums.
Sejak 2010, Echa memainkan secara eksklusif Sonor Drums, Paiste Cymbals, Wincent Sticks, Evans Drumheads, Roland Electric Drum, Big Fat Snare Drum, Cympad dan Dr Case, dan pada tahun 2023, Echa menjadi endorsee EFNOTE dari Indonesia.
Penghargaan dan nominasi
[sunting | sunting sumber]Tahun | Penghargaan | Kategori | Karya yang dinominasikan | Hasil |
---|---|---|---|---|
2022 | Anugerah Musik Indonesia | Artis Jazz Instrumentalia Terbaik | "FunJam" | Belum diputuskan |
2021 | Anugerah Musik Indonesia | Karya Produksi Lagu Berlirik Spiritual Nasrani Terbaik | Lebih Dari Segalanya, Stevan Pasaribu Feat. Echa Soemantri | Menang |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ https://www.jawaban.com/read/article/id/2015/05/08/204/150507215110/Echa-Soemantri,-Drumer-Terbaik-Indonesia-yang-Cinta-Tuhan
- ^ http://ebahana.com/hot-news/rest-in-peace-willy-soemantri/
- ^ http://www.uph.ac.id/id/component/wmnews/new/1938-echa-soemantri-bermusik-untuk-melayani-tuhan.html[pranala nonaktif permanen]