Ekonomi Jerman Nazi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Uang kertas 20 Reichsmark

Seperti sebagian besar negara barat lainnya, ekonomi Jerman mengalami dampak dari Depresi Besar dengan peningkatan pengangguran menjelang Kejatuhan Wall Street 1929.[1] Saat Adolf Hitler menjadi Kanselir Jerman pada 1933, ia memperkenalkan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk menunjang ekonomi. Perubahannya meliputi privatisasi industri negara, autarki dan tarif impor. Meskipun pendapatan mingguan meningkat 19%[2] pada periode antara 1932-38, rata-rata jam kerja juga meningkat menjadi sekitar 60 per pekan pada 1939. Selain itu, perdagangan luar negeri menurut pada barang-barang konsumen seperti unggas, buah dan pakaian untuk sebagian besar orang Jerman.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan

  1. ^ Adam Tooze, The Wages of Destruction: The Making and Breaking of the Nazi Economy (2008)
  2. ^ Bry, Gerhard (1960). Wages in Germany 1871-1945. New Jersey: Princeton University Press. hlm. 331, 362. ISBN 0-87014-067-1. 
  3. ^ Evans, Richard J. "Business, Politics, and War." The Third Reich in Power. New York: Penguin, 2006. 392. Print

Daftar pustaka

Bacaan tambahan

  • Dean, Martin: Robbing the Jews: The Confiscation of Jewish Property in the Holocaust, 1935–1945, Cambridge University Press, 2008.
  • Kaillis, Aristotle: Fascist Ideology, Routledge London, 2000.
  • Timothy Mason & Richard Overy "Debate: Germany, 'Domestic Crisis' and War in 1939" pages 200–240 from Past and Present, Number 122, February 1989; reprinted as "Debate: Germany, 'domestic crisis’ and the War in 1939" from The Origins of The Second World War edited by Patrick Finney, Edward Arnold: London, United Kingdom, 1997, ISBN 0-340-67640-X.