Eksistensialisme Jean-Paul Sartre
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Eksistensialisme Jean-Paul Sartre adalah aliran eksistensialisme yang dicetuskan dan dipublikasikan oleh Jean-Paul Sartre.[1] Aliran eksistesialimenya tersebut dipengaruhi oleh tiga pemikiran pokok, yaitu Marxisme, Eksistensialisme, dan fenomenologi.[2] Pada dasarnya, eksistensialisme Sartre bukanlah sebuah aliran filsafat, melainkan sebuah gerakan perlawanan terhadap filsafat tradisional.[3] Dalam eksistensialisme, Sartre banyak menggarap permasalahan mengenai manusia.[4] Sartre juga membahas tentang kebebasan menjadi seorang manusia, bahkan hasrat manusia untuk menjadi Tuhan.[5] Eksistensialisme Sartre dapat dibagi menjadi 5 bagian, yakni La Nausse, L'etre-en-soi, L'etre-pour-soi, La Liberte dan L'autrui.[1]
La Nausse
[sunting | sunting sumber]Nausee berarti rasa ingin muntah atau mual.[1] La Nausee sebenarnya merupakan sebuah judul roman karya Sartre.[1] Dalam novel ini ia menggambarkan bagaimana seseorang yang dalam hidupnya secara tiba-tiba melihat sekelilingnya terasa begitu membosankan dan menimbulkan rasa mual.[1] Ketika manusia mengalami kesadaran bahwa dirinya sendiri dan seluruh kenyataan yang ada sebagai sesuatu yang membebani, manusia akan merasa tertindas.[1] Keadaan inilah yang akan membuat manusia merasa mual.[1] Inilah yang dimaksud Sartre sebagai nausee.[1]
L'Etre-en-soi
[sunting | sunting sumber]Etre jika diterjemahkan secara lurus artinya "ada" atau "sesuatu yang ada".[1] Dalam bagian ini Sartre berbicara mengenai realitas.[1] Realitas adalah barang-barang yang ada.[1] Misalnya, manusia dapat mengerti mengenai bumi karena mereka menginjak bumi.[1] Jika diterjemahkan, istilah L'Etre-en-soi berarti pengada yang tidak sadar.[1] Pengada yang tidak sadar gelap bagi dirinya sendiri.[1] Dia tidak dapat dianalisis atau dipikirkan, bahkan tidak mungkin mencari sebab mengapa dia ada.[1] Akan tetapi, konsep pengada yang tidak sadar ini tidak bisa mengarah ke pengertian bahwa yang dimaksud di sini adalah Tuhan.[1]
L'etre-pour-soi
[sunting | sunting sumber]L'etre-pour-soi berarti pengada yang sadar.[1] Sartre menujuk manusia sebagai pengada yang sadar.[1] Sadar akan sesuatu maskudnya terhubung atau berhubungan dengan sesuatu.[1] Menurut Sartre, sadar akan sesuatu berarti meniadakan sesuatu.[1] Tindakan manusia bersifat dinamis dan berubah-ubah.[1] Ketika manusia sadar akan dirinya sendiri, maka dia sebenarnya sedang ada dalam peralihan, meniadakan dirinya sendiri.[1] Di sini manusia menjadi objek yang disadari sekaligus subjek yang sadar.[1]
La liberta
[sunting | sunting sumber]La liberta artinya kemerdekaan.[1] Dalam bagian ini Sartre membicarakan mengenai kemerdekaan manusia.[1] Manusia bergerak atas kehendaknya sendiri, tidak seperti mesin yang digerakkan.[1] Kemerdekaan menempati posisi sentral dalam diri manusia.[1] Kemerdekaan manusia menurut Sartre adalah ketika manusia dapat menguasai dirinya secara bebas.[1] Menurut Sartre hidup dan kemerdekaan pada dasarnya sia-sia belaka.[1]
L'autrui
[sunting | sunting sumber]L'autrui membicarakan mengenai hubungan manusia dengan sesama manusianya.[1] Menurut Sartre hubungan manusia dengan sesama manusianya adalah mutlak.[1] Satre menyatakan bahwa dalam berhubungan dengan manusia lain pilihannya adalah menjadi subjek atau objek.[1] Kemudian Sartre mengatakan bahwa dalam pergaulan konflik dan permusuhan akan muncul secara terus menerus.[1]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag Nicolaus Driyarkara, SJ (2006). Karya Lengkap Driyarkara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 1299-1318. ISBN 979-22-2329-0.
- ^ Iris Murdoch (1976). Sartre. Great Britain: William Collins Sons & Co. hlm. 7-10.
- ^ Walter Kaufmann (1965). Existentialism from Dostoevsky to Sartre. Ohio: The Wolrd Publishing Company. hlm. 11.
- ^ Jean Paul Sartre (1985). Existentialism dan Human Emotions. New York: Kensington. hlm. 9-15. ISBN 0-8065-0902-3.
- ^ James Collins (1952). The Existentialists. Chicago: Henry Regnery. hlm. 77.