Lompat ke isi

Eksperimen gelombang ketiga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Eksperimen gelombang ketiga atau lebih dikenal dalam Bahasa Inggrisnya Third Wave Experiment adalah sebuah rangkaian percobaan yang kemudian dinamai sendiri oleh pembuatnya, seorang guru sejarah SMA di Kalifornia, Ron Jones, pada tahun 1967 dengan maksud awal mengedukasi muridnya bagaimana sebuah paham fasisme bisa berkembang. Saat mengajarkan topik Sejarah Dunia Kontemporer, ia merasa sulit sekali untuk membuat muridnya paham bagaimana warga Jerman bisa tiba-tiba menganut paham fasisme nazi. Ia lalu membuat eksperimen langsung dengan praktek. Jones melakukan eksperimen pendisiplinan dan pembangunan komunitas yang meniru apa yang terjadi di awal berkembangnya nazi.

Ia menjanjikan bahwa gerakan ini akan dikembangkan menjadi gerakan nasional dan calon presidennya akan diumumkan melalui televisi.

Percobaan ini begitu suksesnya sehingga anggotanya benar-benar terperdaya untuk menerapkan paham fasisme secara sungguh-sungguh. Ron Jones akhirnya terpaksa mengumumkan kepada semua yang terlibat bahwa eksperimen telah berakhir dan gerakan tersebut dibubarkan, karena berujung menjadi sebuah kepercayaan yang kuat di antara anggotanya bahwa mereka akan sukses membangun fasisme.

Kronologi

[sunting | sunting sumber]

Hari pertama

[sunting | sunting sumber]

Ron Jones mencatat bahwa ia memulai hari pertama eksperimen dengan pendisiplinan sederhana, seperti cara duduk ang benar dan latihan disiplin yang diperbanyak. Ia kemudian menerapkan aturan ketat dengan dirinya sendiri sebagai tokoh otoritatif di kelas dan meningkatkan efisiensi kegiatan belajar.

Hari pertama sebenarnya hanya diterapkan aturan-aturan sederhana dalam jumlah kecil, yang sebenarnya memang hanya dirancang untuk satu hari saja. Murid-murid harus sangat disiplin mendengarkan sampai bel berbunyi, harus berdiri saat menjawab, hanya boleh menjawab dalam tiga kata atau kurang, dan harus menutup semua jawaban dengan, "Pak Jones."

Hari kedua

[sunting | sunting sumber]

Pada hari kedua, ia mengubah kelasnya mmenjadi group yang penuh disiplin. Jones menamai gerakan ini sebagai "Gelombang Ketiga", dengan anggapan bahwa setiap gerakan harusnya menjadi paling kuat dalam gelombang ketiga. Ia menciptakan salam khusus dengan tangan kanan diletakkan di dada, mirip salam Hitler. Salam ini dipraktikkan bahkan di luar kelas. Semuanya setuju untuk mematuhi aturan ini.

Hari ketiga

[sunting | sunting sumber]

Secara mengejutkan, eksperimen ini akhirnya hidup dengan sendirinya, dengan bergabungnya murid-murid lain di luar kelas yang dibimbing Ron Jones. Pada hari ketiga, bahkan murid-murid dari kelas lain diperbolehkan bergabung. Akibatnya kelas berkembang dari 30 menjadi 43 orang. Semuanya memperlihatkan tanda perbaikan dalam keahlian akademis dan motivasi yang tinggi.

Semua murid dibuatkan kartu anggota khusus, dengan masing-masingnya mendapat tugasnya sendiri, seperti membuat bendera Third Wave, menghalangi murid yang bukan anggota untuk masuk kelas, atau sejenisnya. Jones bahkan mengajarkan perekrutan anggota baru. Di akhir hari tersebut, anggotanya membludak menjadi 200 orang. Jones terkesan oleh bagaimana murid-muridnya melaporkan bila ada anggota lain yang tidak mematuhi aturan.

Hari keempat

[sunting | sunting sumber]

Pada hari keempat, Jones memutuskan gerakan ini harus dihentikan karena mulai lepas kendali. Pada murid menjadi terlalu kuat terlibat dalam proyek ini dan kesetiaan dan kepatauhan mereka menjadi terlalu hebat. Ia lalu mengumumkan bahwa pada hari berikutnya gerakan ini akan menjadi sebuah gerakan nasional dan mereka kan mengumumkan kandidat presiden dari Gerakan Gelombang Ketiga.

Jones memerintahkan semua orang untuk berkumpul Jumat malam untuk menyaksikan pengumumannya.


Hari kelima

[sunting | sunting sumber]

Ketimbang mengumumkan pengumuman di televisi yang dijanjikan, para murid diperlihatkan sebuah chanel kosong. Setelah beberapa waktu menunggu, Jones kemudian mengumumkan kalau semua yang sudah dijalani hanyalah sebuah eksperimen untuk menjelasan munculnya fasisme dan rasa superior yang dimiliki oleh warga Jerman saat gerakan Nazi muncul. Ia memutar film tentang rezim Nazi untuk menyimpulkan eksperimen tersebut.

Setelahnya

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 10 Oktober 2010, film dokumenter mengenai eksperimen ini, Lesson Plan, dengan wawancara terhadap guru dan murid-murid pesertanya, ikut serta dalam The Mill Valley Film Festival. Film ini diproduksi oleh Philip Neel, salah satu murid Jones.

Dramatisasi

[sunting | sunting sumber]
  • Eksperimen ini diadaptasi menjadi acara TV pada tahun 1981 berjudul The Wave
  • Eksperimen ini menjadi dasar kisah novel dengan judul yang sama oleh Todd Strasser, yang memproyeksikan cerita ini ke masa modern, dengan nama pena Morton Rhue di Eropa
  • It Can't Happen Here, Buku ke 86 dari seri Sweet Valley Twins, menceritakan kisah serupa mengenai guru pengganti yang mengajarkan eksperimen yang mirip.
  • Tahun 2001, adaptasi musikan oleh Olaf Pyttlik ditayangkan secara premierdi Royal Manitoba Theatre Center di Canada
  • Film Jerman Die Welle, mentransfer cerita eksperimen ini ke dalam kelas modern di Jerman. Film ini mendapat sambutan kritik yang meriah.
  • "The Pride of Lakewood", sebuah episode tahun 2010 dari seri animasi Arthur, juga mendasarkan ceritanya kepada Third Wave Experiment secara lepas. Di dalam ceritanya, murid-murid yang bergerak membuat grup kebanggaan berubah pandangannya ke arah fasistis
  • Tahun 2010, Jones membuat pertunjukan musik The Wave, dengan peran beberapa murid yang ikut menggambarkan suasana kelas
  • Event ini juga diadaptasi menjadi cerita langsung pada tahun 2011 oleh Joseh Robinette dan Ron Jones.