Fitoaleksin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Struktur molekul momilakton B, salah satu contoh senyawa fitoaleksin.

Fitoaleksin adalah suatu senyawa anti-mikrobial yang dibiosintesis (dibuat) dan diakumulasikan oleh tanaman setelah terjadi infeksi dari mikroorganisme patogen atau terpapar senyawa kimia tertentu dan iradiasi dengan sinar UV.[1][2] Dari sel-sel rusak dan nekrotik (sel yang mati sebelum waktunya) akan dikeluarkan suatu zat yang berdifusi ke dalam sel sehat di sekitarnya sehingga muncul respon dari sel sehat berupa pengeluaran fitoaleksin.[3] Fitoaleksin akan menjadi pertahanan tumbuhan saat terakumulasi/menumpuk dalam jumlah yang cukup untuk mencegah perkembangan patogen.[3] Beberapa contoh fitoaleksin yang dihasilkan oleh tanaman adalah:

just for widening coloum just for widening coloum

Manfaat fitoaleksin bagi manusia[sunting | sunting sumber]

Beberapa studi telah mempelajari tentang potensi senyawa fitoaleksin untuk menjadi makanan fungsional bagi manusia.[4] Hal ini dikarenakan senyawa fitoaleksin memiliki aktivitas antioksidan, aktivitas anti-inflamasi, dapat menurunkan kolesterol, dan memiliki aktivitas anti-kanker sehingga dapat meningkatkan kesehatan manusia.[4] Salah satu senyawa fitoaleksin yang dimanfaatkan sebagai suplemen adalah resveratrol. Senyawa ini dapat melindungi jantung dan mencegah kanker prostat serta kanker payudara.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (Inggris) Yiu H. Hui, Roy Smith, David G. Spoerke (2001). Foodborne Disease Handbook: Plant toxicants. CRC Press. ISBN 978-0-8247-0343-1. Page.42-43
  2. ^ a b (Inggris) M. Daniel, R. P. Purkayastha (1994). Rujukan kosong (bantuan) . CRC Press. ISBN 978-0-8247-9269-5. Page.1-14
  3. ^ a b Lisnawita (2003). "Penggunaan Tanaman Resisten: Suatu Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman" (PDF). Digitized by USU digital library: 1–6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-06-12. 
  4. ^ a b (Inggris) Boue SM, Cleveland TE, Carter-Wientjes C, Shih BY, Bhatnagar D, McLachlan JM, Burow ME (2009). "Phytoalexin-enriched functional foods". J Agric Food Chem. 2009 Apr 8;57(7):2614-22. 57 (7): 2614–22.  Teks " url http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19334749 " akan diabaikan (bantuan);
  5. ^ (Inggris) Christelle M. Rodrigue, Nicole Arous, Dora Bachir, Juliette Smith-Ravin, Paul-Henri Romeo, Frédéric Galacteros, Marie-Claude Garel (2002). "Resveratrol, a natural dietary phytoalexin, possesses similar properties to hydroxyurea towards erythroid differentiation". British Journal of Haematology. 113: 500–507. Diakses tanggal 19 Mei 2010.  [pranala nonaktif permanen]