Front dalam negeri pada Perang Dunia II

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Poster Inggris bertajuk INF3-160 Fighting Fit in the Factory karya A. R. Thomson

Front dalam negeri pada Perang Dunia II mencakup aktivitas warga sipil di suatu negara yang berperang. Perang Dunia II adalah perang total; produksi di tanah air Sekutu maupun Poros menjadi sangat berharga sekali. Kehidupan di garis depan selama Perang Dunia II adalah bagian penting dari upaya perang untuk semua peserta dan memiliki dampak besar pada hasil perang. Pemerintah menjadi terlibat dengan isu-isu baru seperti penjatahan, alokasi tenaga kerja, pertahanan lingkungan, evakuasi dalam serangan udara, dan respon terhadap pendudukan oleh kekuatan musuh. Moral dan psikologi rakyat merespons kepemimpinan dan propaganda. Biasanya kaum wanita dimobilisasi ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Banyak perumahan yang hancur atau sebagian besar rusak selama perang, terutama di Uni Soviet,[1] Jerman dan Jepang. Di Jepang, sekitar sepertiga keluarga kehilangan tempat tinggal mereka pada akhir perang.[2] Di Jerman, sekitar 25% dari total stok perumahan hancur atau rusak berat; di kota-kota utama lainnya proporsinya sekitar 45%.[3] Di negara Eropa lainnya seperti: di Polandia 22% perumahan sebelum perang hancur total; 21% di Yunani; 9% di Austria, 8% di Belanda; 8% di Prancis, 7% di Inggris, 5% Italia, dan 4% di Hungaria.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ One third of the Soviet housing stock was damaged or destroyed according to Jane R. Zavisca (2012). Housing the New Russia. Cornell UP. hlm. 29. ISBN 978-0801464775. 
  2. ^ Niall Ferguson, "The Second World War as an Economic Disaster", in: Michael J. Oliver and Derek Howard Aldcroft, eds. (2007). Economic Disasters of the Twentieth Century. Edward Elgar. hlm. 83. ISBN 9781847205490. 
  3. ^ Jeffry M. Diefendorf Professor and Chair of the History Department University of New Hampshire (1993). In the Wake of War : The Reconstruction of German Cities after World War II: The Reconstruction of German Cities after World War II. Oxford UP. hlm. 126–27. ISBN 9780195361094. 
  4. ^ W. S. Woytinsky and E. S. Woytinsky, World Population and Production: Trends and Outlook (1953) p 134, using 1949 UN estimates

Sumber[sunting | sunting sumber]